dalam ruangan, dinding, plafon

Flight Review: Etihad Airways First Class Apartment A380-800 London – Abu Dhabi

Setelah menghabiskan waktu di kota London & The Etihad Lounge at London Heathrow Airport, selanjutnya saya terbang ke Abu Dhabi dengan First Class Apartment Etihad Airways di pesawat Airbus A380-800.

Penerbangan ini merupakan bagian dari perjalanan “Round the World” pulang ke Indonesia.

Saya menukarkan 155.000 miles American Airlines + US$94.30 untuk beragam penerbangan berikut:

  • Etihad Airways First Class “Apartment” A380-800 di rute London (LHR) – Abu Dhabi (AUH)

  • Etihad Airways Business Class A320 di rute Abu Dhabi (AUH) – Doha (DOH)

  • Qatar Airways Business Class “Qsuite” Boeing 777-300ER di rute Doha (DOH) – Jakarta (CGK)

Spesifiknya, untuk sektor Dallas – London – Abu Dhabi – Doha, saya menukarkan 115.000 miles dan menambahkan 40.000 miles untuk Qatar Airways Qsuite di rute Doha – Jakarta. Jika Anda tertarik untuk mendapatkan miles American, Anda bisa menukarkan 465.000 poin Marriott Bonvoy menjadi 155.000 miles American Airlines.

Jika harus membayar dengan uang, saya harus mengeluarkan biaya sebesar US$4,425 sekali jalan untuk penerbangan first class Etihad ini.

Penerbangan ini sudah saya tunggu-tunggu sejak lama & saya sempat hilang harapan untuk terbang di First Class Apartment Etihad dikarenakan pada masa awal pandemi COVID-19, Etihad Airways memensiunkan seluruh 10 pesawat A380-800. Etihad juga menegaskan bahwa pesawat penumpang terbesar itu tidak akan kembali beroperasi.

Lalu pada akhir tahun 2022, Etihad mengumumkan bahwa A380 akan kembali diaktifkan di rute Abu Dhabi – London karena demand travel yang tiba-tiba meledak & didukung oleh feedback dari penumpang, yes!

Saat ini, Etihad hanya mengoperasikan 4 dari total 10 unit Airbus A380-800 yang mana difokuskan di rute London dan New York mulai 22 April 2024.

Boarding

Etihad menggunakan gate 11 yang kebetulan terletak berdekatan dengan loungenya. Pada penerbangan ini, terdapat total 7 penumpang termasuk saya.

Sebagai informasi, Etihad mempunyai 4 penerbangan terjadwal di rute London – Abu Dhabi. Jujur, saya sedikit menyesal memilih penerbangan ini karena kabin first class kosong melompong pada penerbangan sebelum ini.

Penumpang first class dan business class disediakan akses garbarata tersendiri ke lantai atas pesawat A380. Etihad menggunakan 2 garbarata untuk lantai bawah yang dikhususkan untuk kabin economy class.

Etihad Airways First Class Apartment London – Abu Dhabi

  • Nomor Penerbangan: EY18
  • Jenis Pesawat: Airbus A380-800
  • Registrasi Pesawat: A6-APH
  • Rute: London (LHR) – Abu Dhabi (AUH)
  • Tanggal: Selasa, 16 Januari 2024
  • Waktu: 09.18pm (London) – 07.12am (Abu Dhabi)
  • Durasi Penerbangan: 5 jam 54 menit
  • Kursi: 4K
Kursi / Apartment

Impresi saya ketika masuk ke kabin adalah “wow”, Etihad benar-benar memiliki produk first class yang luar biasa dan tetap terasa brand new meskipun pertama kali diluncurkan pada tahun 2015.

Etihad menggunakan konfigurasi 1-1 untuk kabin first class sehingga setiap unit Apartment terasa luas dan lega.

Kabin first class Etihad terletak di bagian depan di lantai atas pesawat. Etihad mendedikasikan lantai atas untuk kabin first class dan business class saja sedangkan lantai bawah digunakan sepenuhnya untuk kabin economy class. Terdapat tangga di bagian depan kabin, yang selama penerbangan ditutup dengan tali/rantai.

Total, terdapat 9 kursi Apartment dan 1 The Residence yang mempunyai kamar tidur, living room dan shower pribadi. Perlu diperhatikan bahwa terdapat Apartment dengan kursi yang menghadap depan dan belakang, berikut seat map-nya:

Saya memilih Apartment 4K dengan kursi menghadap kedepan dan dekat dengan jendela. Menurut saya pribadi, 4A dan 4K merupakan pilihan terbaik.

Alternatif jika keduanya tidak tersedia adalah suite 3A dan 3K yang menghadap ke belakang. Bagi yang bepergian dengan pasangan, Apartment 1H-2H, 3A-4A dan 3K-4K bisa “digabungkan” untuk membentuk semi double beds (semi karena masih ada pemisah).

Etihad menyediakan pilihan entertainment yang beragam, karena cukup lelah, saya hanya menggunakan fitur flight map & tail camera sepanjang penerbangan.

Meski dilengkapi dengan pintu dan pemisah antar Apartment yang cukup tinggi, bukan berarti penumpang akan mendapatkan privasi 100%.

Bagi yang penasaran apakah bisa melihat tetangga, saya mengambil foto eye level dan saya bisa melihat ke Apartment tetangga jika saya berdiri di dekat pintu. Namun, sepanjang penerbangan, saya hampir tidak pernah eye contact dengan tetangga saya.

Menunggu di kursi, terdapat bantal, selimut, kode akses WiFi dan menu. Setelah duduk, kru juga datang membawakan kantong kertas berisikan pajamas dari brand lokal; A Friend of Mine dan slippers yang berukuran pas di kaki saya.

Penumpang first class Etihad mendapatkan akses WiFi gratis yang kecepatannya cukup untuk sekedar browsing & mengakses media sosial.

Etihad menyediakan noise-cancelling headphone “premium” yang kualitas suaranya cukup baik.

Fitur Apartment

Produk First Class Apartment mempunyai fitur pengatur Apartment & jendela yang komprehensif.

Ketika dibuka, terdapat konsol tambahan:

Apartment ini juga hadir dengan berbagai fitur-fitur unik seperti kulkas minibar, kaca vanity, dan tempat penyimpanan jaket.

Kebetulan, Etihad sedang memberikan amenity kit khusus dengan produk ESPA dalam rangka merayakan ulang tahun ke-20.

Untuk material kabin first class Apartment, Etihad menggunakan leather dari Poltrona Frau.

Dari segi hard product, saya setuju dengan pendapat bahwa produk first class Apartment Etihad adalah salah satu yang terbaik di dunia.

Attention to detail sangat diperhatikan dan Etihad berhasil mengoptimalkan luas kabin pesawat yang terbatas dengan sangat brilian.

Bonus: The Residence

Diatas langit masih ada langit first class Apartment masih ada The Residence.

Bagi Anda yang belum familiar, Etihad mempunyai produk ekslusif di pesawat A380 yang dijuluki The Residence.

Dari penggunaan nama, tentunya “Residence” levelnya jauh diatas “Apartment”. Penumpang The Residence akan mendapatkan living room, lavatory/shower dan kamar tidur pribadi dengan servis yang jauh lebih personal (dengan harga yang jauh lebih tinggi juga).

Berbeda dengan masa sebelum pandemi, kini The Residence dijual sebagai “upgrade” dengan sejumlah fitur yang dihilangkan bagi penumpang first class Apartment yang rela untuk membayar.

Upgrade hanya bisa dibeli oleh penumpang yang membeli tiket melalui Etihad saja. Dalam kasus saya yang menukarkan miles American, saya tidak ditawarkan opsi untuk upgrade ke The Residence. Biasanya, biaya untuk upgrade di kisaran US$2-3k sekali jalan.

Ketika bertanya kepada kru apakah saya bisa melakukan tur ke The Residence, permintaan saya dipenuhi. Saya juga ditawari untuk berfoto di The Residence.

Servis

Setelah duduk, salah seorang kru langsung menghampiri untuk menawarkan welcome drink. Maskapai biasanya tidak menyajikan champagne premium ketika di darat untuk menghindari membayar pajak.

Uniknya, pada penerbangan ini, flight manager membeli champagne dari duty free London untuk disajikan ketika pre-boarding. Entah legal atau tidak, tapi saya baru pertama kali menemukan hal seperti ini, yang saya rasa cukup kreatif dari pihak Etihad?

Setelah menghabiskan champagne & kurma, kru kembali untuk menawarkan arabic coffee.

Dikarenakan ada keterlambatan, kru kembali dengan refill champagne dan kali ini saya dibawakan kudapan yang berbeda berupa kacang-kacangan dan zaitun.

Sebelum lepas landas, kru kembali menghampiri untuk mengambil pesanan makan malam dan breakfast.

Setelah makanan yang cukup buruk di Flagship First American Airlines, saya sangat antusias untuk makan di First Class Apartment Etihad. Kualitas makanan di penerbangan ini saya anggap sangat baik dan bahkan pesanan steak medium rare saya bisa dipenuhi dengan sempurna.

Berikut menu pada penerbangan ini:

Berikut menu minuman pada penerbangan ini:

Berikut pilihan saya:

  • Signature Caviar Service – Oscietra
  • Palate Cleanser – Mandarin Sorbet
  • Appetiser – Lobster Tail
  • Main Course – Beef Tenderloin
  • Dessert – Chocolate Marquise

Servis makan malam dimulai dengan penempatan taplak meja dan saya juga memesan segelas champagne untuk memulai.

Sebelum caviar service dimulai, saya beralih ke champagne rose dari Duval Leroy.

Salah satu perks terbang di first class yang proper adalah hidangan caviar. Presentasi caviar (beserta garnish-nya) dari Etihad sangat elegan bagi saya. Satu-satunya keluhan dari saya adalah porsi caviar yang kurang banyak!

Setelah caviar, saya dibawakan palate cleanser sorbet jeruk yang sangat refreshing.

Tidak lama kemudian, appetiser lobster tail tiba di meja saya. Sebagai orang yang sensitif dengan bau amis, untungnya lobster yang disajikan sangat fresh dan teksturnya tidak terlalu alot.

Ketika terbang di produk first class internasional, saya mempunyai preferensi untuk memesan steak & menguji apakah maskapai bisa menghidangkan steak dengan tingkat kematangan medium rare.

Well, Etihad berhasil memenuhi request saya dan bahkan rasa makanannya melebihi ekspektasi. Hands down, steak ini merupakan salah satu steak terbaik di pesawat yang pernah saya makan.

Untuk penutup, saya memesan chocolate marquise yang rasanya cukup standar bagi saya.

Secara keseluruhan, hidangan makanan di Etihad tergolong enak dan berkaliber ala restoran fine dining. Hanya saja, sangat disayangkan servis makanan tergolong agak lambat dikarenakan terdapat 7 penumpang pada penerbangan ini.

Breakfast dihidangkan 1.5 jam sebelum mendarat di Abu Dhabi. Servis dimulai dengan pastries ditemani dengan air putih dan cappuccino. Dari pilihan yang tersedia, saya memilih Cheese & Herb Omelette yang dihidangkan layaknya sarapan di hotel bintang 5.

Bed Mode

Anehnya, kru tidak bisa membentangkan bed di 4K sehingga saya ditawari untuk pindah ke 1H. Setelah hari yang melelahkan, saya tidak mempermasalahkannya dan langsung tertidur seketika menyentuh ranjang.

Bedding yang digunakan oleh Etihad tergolong cukup keras, yang mana sangat cocok bagi saya (dan orang Asia pada umumnya) yang terbiasa dengan matras keras.

Tanpa perlu lama-lama, saya langsung terlelap setelah mengambil foto diatas. Saya kemudian dibangunkan tepat 2 jam sebelum mendarat dengan kabar buruk, lanjut dibawah.

Lavatory & Shower

Di dunia ini, hanya terdapat 2 maskapai penerbangan komersial yang menawarkan pengalaman mandi di udara; Etihad dan Emirates. Fasilitas ini hanya bisa dinikmati oleh penumpang first class kedua maskapai tersebut.

Etihad total mempunyai 3 lavatory di kabin first class dengan spesifikasi berikut:

  • 1 lavatory + shower khusus untuk penumpang The Residence

  • 1 lavatory + shower untuk penumpang first class Apartment

  • 1 lavatory untuk penumpang first class Apartment

Kedua lavatory untuk first class Apartment terletak di bagian depan kabin, berdekatan dengan tangga.

Sayangnya, saya membuat sebuah keputusan yang salah, yaitu memilih untuk dibangunkan untuk shower 2 jam sebelum mendarat di London. Ketika dibangunkan, saya langsung meminta untuk mandi, namun kru kabin meminta maaf karena ternyata sistem air di pesawat mendadak rusak!

Karena penasaran, saya pun mencoba menggunakan lavatory dan ternyata benar, kran air mendadak bermasalah dan tidak mengeluarkan air.

Akhirnya, saya hanya bisa melihat bilik shower tapi tidak bisa mandi, so close yet so far away!

Uniknya, setengah jam sebelum penerbangan, tiba-tiba saya diinfokan bahwa sistem air sudah kembali normal, namun sudah tidak ada waktu untuk mandi karena pesawat sudah mulai descending, hmm.. Anyway, saya jadi mempunyai alasan untuk terbang lagi di first class Apartment Etihad.

Bar

Etihad mempunyai bar dan lounge yang terletak di antara kabin first class & business class. Fasilitas ini bisa diakses oleh penumpang first & business class.

Saya juga menyempatkan diri untuk mengintip ke kabin Business “Studio” Etihad yang terletak dibelakang bar.

Sebelum Landing

Waktu selalu berlalu dengan cepat ketika terbang di first class yang spektakuler, apalagi di rute medium haul seperti London – Abu Dhabi.

Sangat disayangkan juga penerbangan yang seharusnya berdurasi 7 jam harus dipersingkat menjadi 5 jam 54 menit karena delay sebelum keberangkatan.

Sebelum mendarat, kru datang membawakan sekotak cokelat dengan handuk basah.

Tidak terasa, pesawat sudah mendekati Abu Dhabi & saya memanfaatkan fitur tail camera untuk mengobservasi proses landing.

Setelah tiba, saya langsung bergegas untuk menuju ke Etihad First Class Lounge (ulasan menyusul) di terminal A bandara Abu Dhabi.

Penutup

First class Apartment Etihad Airways adalah produk first class yang spektakuler. Produk ini mencentang semua kriteria produk first class yang baik, mulai dari ukuran suite/Apartment yang luas, attention to details, kualitas makanan yang baik dan servis yang profesional serta atentif.

Kekurangan terbesar dari produk ini adalah terbatasnya rute yang dilayani, hanya tersedia di rute Abu Dhabi – London (& New York mulai 22 April 2024).

Saya juga berpendapat bahwa untuk bisa menikmati penerbangan first class Apartment Etihad secara maksimal, rute panjang New York – Abu Dhabi (berdurasi kurang lebih 13 jam) akan lebih ideal.

Saya pribadi sangat senang & lega pada saat yang sama karena akhirnya bisa terbang di first class Apartment Etihad. Pada lain kesempatan, saya akan mencari kesempatan untuk terbang kembali di rute New York bersama dengan Erika.

Apakah Anda tertarik untuk mencoba first class Apartment Etihad?
Share

5 comments
  1. Hai Vincent, senang sekali membaca ulasan yg begitu lengkap dan komprehensif.. Detail2 begitu dijelaskan dengan lengkap.. keep it coming.. semoga kita semua bisa kesampaian naik First Class Etihad juga ya.. best of luck..

  2. Terima kasih banyak Ko Vincent liputannya, story telling dan fotonya sangat menarik, saya jadi ikut merasakan penerbangan tersebut.
    Mudah-mudahan suatu saat saya juga dapat merasakan pengalaman yang serupa
    Ditunggu liputan lainnya yang pasti tidak kalah menarik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.