- Trip Intro: Kunjungan Singkat ke Jewel Changi Airport
- Lounge Review: Concordia Blue Sky Premium Lounge
- Flight Review: Garuda Indonesia Economy Class Boeing 737-800 Surabaya – Jakarta
- Hotel Review: Holiday Inn Express Jakarta Matraman (Updated)
- Hotel Review: Royal Kuningan Hotel
- Hostel Review: Atlantis Pods @Little India
- Impresi: Jewel Changi Airport
- Flight Review: Singapore Airlines Economy Class Boeing 777-300 Singapura – Jakarta
- Hotel Review: Holiday Inn & Suites Jakarta Gajah Mada
- Lounge Review: Garuda Indonesia Executive Lounge Terminal 3 Domestik Soekarno-Hatta
- Flight Review: Garuda Indonesia Business Class Boeing 737-800 Jakarta – Surabaya
- Penutup: Apa Yang Saya Pelajari Dari Trip Kali ini
Flight Review: Singapore Airlines Economy Class Boeing 777-300 Singapura – Jakarta
Setelah puas mengunjungi Jewel Changi Airport yang merupakan tujuan utama saya di Singapura, saya langsung mengejar penerbangan saya yang berangkat dari Terminal 2 Changi Airport. Karena ternyata saya menghabiskan waktu lebih lama dari yang saya perkirakan di Jewel Changi Airport (hampir 3 jam dari rencana semula hanya 2 jam), mau tidak mau saya harus sedikit berlari mengejar penerbangan saya agar tidak terlambat boarding. Berikut review penerbangan Singapore Airlines saya kali ini:
Nomor Penerbangan: SQ 966
Jenis Pesawat: Boeing 777-300
Rute: Singapore (SIN) – Jakarta (CGK)
Tanggal: Kamis, 11 April 2019
Waktu Berangkat: 18.30
Waktu Tiba: 19.20
Durasi Penerbangan: 1 jam 50 menit
Kursi: 47C (Aisle)
Armada Boeing 777-300 dari Singapore Airlines memiliki konfigurasi kursi 3-3-3 untuk kelas ekonomi dan pada penerbangan ini saya memilih kursi 47C, yaitu aisle seat. Saya merupakan pecinta window seat tapi kali ini saya memilih aisle seat untuk sedikit perubahan suasana dan karena saya ingin banyak minum Singapore Sling dari Singapore Airlines yang terkenal 🙂 .
Kabin ekonomi dari pesawat 777-300 Singapore Airlines memiliki formasi 3-3-3
Layaknya kursi pada penerbangan full-service pada umumnya, setiap dari kursi di kelas ekonomi dilengkapi dengan meja lipat yang bisa Anda lipat sekali atau dua kali sesuai dengan kebutuhan. Bedanya, untuk Singapore Airlines, meja lipat ini juga dilengkapi oleh vanity mirror yang bisa Anda gunakan untuk bercermin ataupun memasang kembali make-up Anda.
Setiap dari kursi juga dilengkapi dengan headphone jack, colokan USB charger, dan In-Flight-Entertainment (IFE). Khusus untuk IFE, saya merasa kualitas gambar dan suara yang ada kurang bagus. Tetapi saya tidak bisa menyalahkannya mengingat sekali lagi pesawat yang saya gunakan ini sudah cukup berumur.
Proses boarding berlangsung cukup cepat dan setelah berada di udara dan lampu tanda sabuk pengaman sudah dipadamkan, saya langsung memesan minuman favorit saya di Singapore Airlines yaitu Singapore Sling.
Perlu Anda ketahui bahwa proses pembuatan minuman ini memakan waktu yang biasanya tidak sebentar. Rasanya? segar dengan hint kecut dan sedikit manis.
Setelah menikmati gelas kedua Singapore Sling saya, meal service dimulai. Terdapat 2 pilihan makanan pada penerbangan ini yaitu chicken with rice atau pasta with sauce. Saya bukan penggemar berat pasta jadi saya memilih chicken with rice yang ternyata merupakan pilihan yang tepat.
Rasanya sangat nikmat sampai dengan titik di mana saya ingin ‘embo’ (tambah) 1 porsi lagi. Ayamnya sangat lembut, bumbu kari-nya meresap, gurih, dan sangat terasa. Jika ada satu hal yang tidak perlu diragukan pada penerbangan Singapore Airlines, hal tersebut adalah kualitas katering-nya.
Saya banyak menghabiskan waktu menikmati makanan sembari berbincang dengan seat mate saya yang kebetulan orang asli Jakarta. Sesudah makan, saya menyempatkan diri mengecek lavatory (toilet) yang terdapat di bagian belakang kabin. It was sparkling clean!
Kelihatannya Singapore Airlines benar-benar menjaga kualitas penerbangannya walaupun di kelas ekonomi sekalipun. Walaupun tidak melihatnya, saya yakin cabin crew dari Singapore Airlines konstan membersihkan lavatory ini sesaat setelah digunakan.
Tidak lama berselang setelah saya kembali ke tempat duduk saya dan menghabiskan waktu beberapa saat untuk menonton film, pihak maskapai mengumumkan bahwa mereka sudah akan landing. Proses tersebut sendiri berlangsung cukup smooth dan seluruh penumpang turun dengan teratur.
Penutup
Apabila Anda terbang menggunakan Singapore Airlines, Anda bisa mengekspetasikan pelayanan yang memuaskan walau berada di kelas ekonomi sekalipun. Penerbangan kali inipun tidak terkecuali. Dengan cabin crew yang ramah, in-flight meal yang berada di atas ekspetasi saya, dan kualitas hard product yang memadai; Saya tidak meragukan bahwa Singapore Airlines akan terus menjadi salah satu airline terbaik di dunia.
Ditambah dengan fakta bahwa Singapore Airlines akan terus memugar armada mereka, saya tidak ragu bahwa kedepannya kualitas penerbangan Singapore Airlines akan konstan sama bagusnya atau bahkan terus meningkat setiap tahunnya. Penerbangan singkat Singapura – Jakarta ini sendiri membuktikan bahwa untuk rute short-haul sekalipun, Singapore Airlines tidak separuh hati dalam memberikan layanan yang terbaik untuk para penumpangnya.
Sedikit typo Mas Edwin, di foto yang menginformasikan seat configuration tertulis “787-300” dimana seharusnya “777-300”. Mas Edwin, untuk pemilihan type pesawat di rute pendek nya SQ apakah ada triknya? Sebab sebagai customer dan pecinta aviasi saya pribadi akan prefer kepada type pesawat yang lebih baru khususnya yang belum pernah saya coba seperti 787 series atau A350series.
Terima kasih.
Harga ticketnya blm di cantumkan mas. Economy class brp…?. Buat perbandingan dgn airline yg ada di indonesia. Tks
Halo Julius,
Thanks for the notice!! Typo sudah saya benarkan. Untuk pemilihan tipe pesawat di rute pendek sebenarnya tidak ada trik khusus, hanya saja Anda mungkin akan mau mencari penerbangan yang paling pagi atau paling malam agar tidak terlalu penuh yang mana tentunya memengaruhi kenyamanan selama Anda berada di pesawat. Saya sendiri prefer tipe pesawat baru, untuk SQ kan Anda bisa mengecek jenis aircraft yang akan Anda tumpangi ketika Anda akan booking sehingga seharusnya tidak menjadi masalah.
Hi Mas Edwin,
Untuk pemilihan pesawat artinya memang hanya bisa diketahui pas kita booking atau cari tiket saja. Tidak ada patokan yang pasti ya. Artinya semoga saat memesan tiket di travel fair yang notabene jauh2 hari dipesan, bisa di swap lagi ke pesawat yang lebih baru saat mendekati keberangkatan nanti hahaha…
Terima kasih atas informasinya.
Halo Julius,
Hal tersebut memang benar. Tapi kalau hanya sekedar naik ekonomi; saya rasa perbedaan antara pesawat lama maupun pesawat baru tidak akan terlalu beda, jadi sebenarnya sih no big deal. Beda halnya apabila Anda naik kelas bisnis atau first class yang mana jenis maupun umur pesawatnya cukup berpengaruh besar terhadap kualitas hard product-nya seperti seat ataupun IFE.
Ok Mas Edwin.. This is noted.
Berhubung belum pernah naik kelas di atas Economy, maka harus belajar banyak lagi salah satunya dengan membaca dan mencoba praktekin yang diajarkan di buku “Value Travelling’ mas Edwin hahaha…
Terima kasih atas sharingnya.
Halo Julius,
Siap, akan saya tunggu kesan Anda untuk buku value travelling saya. Semoga isinya bisa banyak membantu 🙂
Fantastic, it would be nice flight
Menurut saya it’s a hit and miss with all economy class. Kadang pas “beruntung” jg ketemu pramugari yg jutek, seat yg tidak nyaman Atau lavatory yg kotor. Karena dengan begitu banyak yg memakai toilet di economy class sy gk yakin pramugari ada waktu untuk bersihin, Karena moment harus Pas. Pas Mereka selesai serving meals Dan beresin, Pas Mereka harus bersihin lavatory yg lagi kosong, Sedangkan passengers pada pakai lavatory di waktu yg berbeda2. Beda dengan business class yg dalam pengamatan saya, kalau anda lagi menuju ke lavatory, sering kali nya pramugari yg di galley akan sekilas mengecek kebersihan kamar mandi sebelom anda masuk. Awal2 saya pikir dia Mau bantu saya buka pintu nya / mengecek Apakah ada org di dalam, tapi setelah berpikir2 logika nya adalah mengecek kebersihan. Kalau terdapat kotor Mereka akan request ke lavatory sebelah 1 nya.
Kalau makanan Memang Selama ini makanan economy class nya SIA tergolong “Bisa di makan” di Banding full fledged carrier lain nya.
Kalau harus naik economy tips paling penting buat saya adalah selalu memilih pesawat yg Lebih baru di antara armada airline Itu mau airline mana pun. Kemungkinan besar IFE, seat, lavatory yg paling terbaik.
Halo Jonny,
Well sebenarnya saya tidak sependapat dengan “Kalau makanan Memang Selama ini makanan economy class nya SIA tergolong “Bisa di makan” di Banding full fledged carrier lain nya.” karena secara pribadi saya berpendapat bahwa makanan yang disajikan di SQ rata-rata sangat lezat. Dalam 5 penerbangan ekonomi SQ terakhir, saya tidak pernah sekalipun kecewa dengan kualitas makanan yang dihidangkan. Dibandingkan dengan maskapai lain seperti Garuda ataupun Cathay, saya rasa kualitas catering dari SQ berada di atas kedua maskapai tersebut. Saya akan bilang makanan sq jauh berada di atas ‘bisa di makan’ haha
Saya setuju dengan tips bahwa kita sebaiknya memilih pesawat yang baru, terakhir saya baru saja menggunakan Cathay dragon dengan armada yang 100% gres dan ternyata tidak mengecewakan sama sekali dari hard product maupun soft productnya.
Saya setuju Soal Garuda.
Tapi menurut saya di star alliance
Ana paling enak
NZ air yg baru ke2
Baru SIA
Cathay saya Hampir tidak pernah coba Jd tidak bs comment
Halo Jonny,
Sebaliknya, saya belum pernah pakai NZ air maupun ANA, jadi saya tidak bisa berkomentar tentang enak-nya dibanding maskapai star alliance lain. Namun saya akan menggunakan ANA business September ini, jadi akan saya bandingkan dengan business class dari SQ.