COVID-19 Dimusnahkan Selamanya | PinterPoin

Apakah COVID-19 Bisa Dimusnahkan Selamanya? (+VIDEO)

Tidak terasa, Novel Coronavirus atau yang dikenal sebagai COVID-19 sudah berlangsung selama lebih dari 1 tahun dan memakan nyawa lebih dari 2 juta orang di seluruh dunia. Rasio kematian akibat pandemi ini tergolong tinggi, dimana setiap 1 dari 200 orang yang terinfeksi COVID-19 dinyatakan meninggal.

Penyebarannya pun sangat mengkhawatirkan, dimana 1 orang yang terinfeksi COVID-19 bisa menyebarkan virus ke 3 orang, kemudian 3 orang akan menularkan 9 orang dan seterusnya.

Tidak bisa dipungkiri, selain memakan jutaan korban, pandemi ini juga merubah cara hidup manusia di seluruh dunia. Sebutan “new normal” yang sering digembor-gemborkan sudah meresap di masyarakat, dimana setiap orang diwajibkan untuk menggunakan APD, menjaga jarak, dan disarankan untuk sering mencuci tangan.

teks, dalam ruangan, dinding, lantai, televisi, plafon, tanda, pameran
Mesin cuci tangan otomatis di depan lounge Garuda Indonesia

 

Mengalahkan Pandemi

Kini, proses vaksinasi pun telah mulai bergulir di berbagai belahan dunia. Pertanyaan selanjutnya adalah:

  • Apakah vaksin tersebut akan efektif?
  • Apakah kita bisa memusnahkan virus mematikan ini?
  • Apakah kita bisa kembali ke kehidupan normal seperti sebelum pandemi?

Melihat ke masa lalu, terhitung umat manusia pernah 1x mengalahkan sebuah pandemi yang berlangsung beratus-ratus tahun lamanya, yaitu Smallpox atau yang dikenal sebagai cacar.

Pandemi Smallpox berlangsung selama berabad-abad lamanya dan tercatat membunuh ratusan juta orang di abad ke-20. Rasio penyebarannya pun jauh lebih mengerikan, dimana 1 orang bisa menularkan virus ke 4-6 orang dengan rasio 3 kematian per 10 kasus.

Di tahun 1700an akhir, ilmuwan bernama Edward Jenner menemukan solusi awal untuk melawan pandemi Smallpox, yang dijuluki oleh beliau sebagai Vaksinasi.

Dalam 5 tahun sejak diperkenalkan, vaksinasi mulai masuk ke benua Amerika dan baru masuk ke benua Asia 10 tahun kemudian. Akhirnya pada 8 Maret 1980, 200 tahun lebih setelah vaksin pertama diberikan, Smallpox dinyatakan sepenuhnya musnah. Hingga saat ini, Smallpox menjadi satu-satunya penyakit manusia yang berhasil dihilangkan sepenuhnya.

Keberhasilan tersebut didukung oleh 4 faktor:

  • Ring vaccination untuk menciptakan buffer immunity. Metodenya adalah mencari orang yang terinfeksi virus, kemudian memvaksinasi orang-orang yang berkontak dengan orang yang terinfeksi
  • Penularan virus tidak bisa melalui hewan, hanya manusia ke manusia
  • Kerja sama global, semua negara bersama-sama berupaya untuk melawan virus
  • Contact tracing & isolation

 

Musuh Terbesar Saat Ini: COVID-19

Jika umat manusia berhasil mengalahkan pandemi Smallpox, maka seharusnya pandemi COVID-19 juga bisa teratasi. Sayangnya, karakteristik dari kedua pandemi tersebut tidaklah sama. Masalah dari COVID-19 adalah cara penularannya:

  1. Coronavirus dipercaya ditularkan pertama kali dari kelelawar. Meskipun sudah hilang di kalangan manusia, virus tersebut bisa muncul kembali seperti awal mulanya melalui hewan
  2. Penderita COVID-19 bisa menularkan virus ke orang lain dari beberapa hari sebelum menunjukkan gejala. Bahkan seringkali penderita tidak menunjukkan gejala sama sekali sehingga sulit untuk melacak sesuatu yang tidak terlihat.

Kemudian, kerja sama global untuk mencegah pandemi tidak terjadi di awal pandemi, negara-negara memilih menempuh langkah “nasionalisme”. Contohnya ada 80 negara yang memblokir ekspor APD ketika pandemi dimulai, kemudian Perancis sempat memblokir ekspor obat-obatan vital dan Amerika Serikat menarik pendanaan ke WHO.

Bahkan ketika vaksin mulai tersedia, negara-negara kaya membeli persediaan vaksin besar-besaran. Negara yang lebih miskin akan tertinggal dan akan muncul resiko besar penyebaran virus yang tidak terdeteksi dan meningkatkan kemungkinan mutasi virus COVID-19. Varian virus baru pun sudah mulai bermunculan saat ini, menciptakan resiko baru yang mematikan.

Kegagalan manusia bukan karena tidak bisa memberantas COVID-19 sepenuhnya, namun karena gagal mencegah kenaikkan kasus hingga diklasifikasikan sebagai pandemi global. COVID-19 juga dianggap masih jauh dari penyakit lain selanjutnya yang lebih parah. Pandemi COVID-19 menunjukkan bahwa kita belum siap untuk menghadapi pandemi yang lebih mengerikan suatu saat nanti.

“The pandemic is a clear test of international cooperation – a test we have essentially failed.”

António Guterres – Sekjen UN


Baca juga: Singapore Airlines, Emirates & Etihad Terapkan ‘Travel Pass’ Digital COVID-19

Baca juga: Cerita Pembaca: Pengalaman Terbang Saat Pandemi Covid-19 & Menjalani Isolasi di Jakarta


Cara Melawan COVID-19?

Pertanyaan sejuta umat ini hingga saat ini belum bisa terjawab dengan pasti. Namun Vox membuat sebuah video informatif yang menurut saya sangat menarik dan wajib untuk ditonton:

Melihat pengalaman umat manusia melawan pandemi Smallpox, tentu saya juga percaya bahwa COVID-19 akan bisa teratasi suatu saat dengan beberapa alasan:

  • Vaksinasi kini sudah mulai bergulir secara progresif di berbagai belahan dunia, sebuah tahap awal yang sangat krusial
  • Metode penularan virus terus-terusan dipelajari secara intensif
  • WHO dan banyak negara sudah bertekad untuk bersama-sama mengakhiri pandemi ini
  • Penyebaran informasi yang sangat cepat berkat adanya internet

COVID-19 berpotensi berubah status dari pandemi menjadi endemi ketika imunitas publik terbentuk. Ketika diklasifikasikan sebagai endemi, resiko COVID-19 akan menurun, dimana gejala yang ditunjukkan akan sekedar mirip demam atau pilek.

Untuk beberapa tahun kedepan, saya pribadi merasa bahwa kita harus bersama-sama berkontribusi untuk melawan pandemi ini. Kontribusi yang kecil seperti selalu menggunakan masker, menerima vaksinasi, dan menghindari kerumunan akan berdampak besar pada pertarungan global melawan COVID-19 ini.

Semoga saja pandemi ini bisa berlalu secepat mungkin. Semoga juga pandemi ini bisa menjadi pembelajaran berharga bagi umat manusia agar siap menghadapi kemungkinan terburuk selanjutnya; pandemi mematikan di masa depan.

.

Apa pendapat Anda?

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.