Setelah cukup lama terus memberikan poin untuk transaksi di hampir semua kategori, Maybank akhirnya ikut membatasi perolehan poin untuk transaksi di beberapa kategori. Walaupun begitu, pembatasannya bisa dibilang relatif ringan, sehingga relatif tidak mengubah value proposition berbagai kartu kredit Maybank.
Anda dapat melihat syarat dan ketentuan lengkapnya di situs web Maybank, namun berikut ringkasannya:
Pembatasan Perolehan Poin Kartu Kredit Maybank (Oktober 2025)

Perubahan ini berlaku bagi semua kartu kredit Maybank, baik yang memperoleh TREATS Points (Maybank Visa Infinite, BMW/MINI, Visa Platinum, JCB Platinum, Manchester United, Mastercard Platinum) atau reward TREATS dalam bentuk lain (Celebrity Fitness/Fitness First dan White Card).
- Perubahan ini berlaku efektif 28 Oktober 2025.
- Perolehan TREATS dari transaksi berikut akan berubah:
MCC | Jenis | Contoh | Sebelum | Sesudah |
4900 | Utilitas (Tagihan listrik, gas, air, kebersihan) | Blibli (tagihan listrik) Tokopedia (tagihan listrik) Shopee (tagihan listrik) PLN Mobile | Perolehan normal | Perolehan normal (maksimal Rp10 juta/bulan/kartu) |
9311 | Pajak (Pembayaran pajak) | OnlinePajak Tokopedia (penerimaan negara) | Perolehan normal | Tidak dapat poin |
9399 | Pajak (Pemerintah lain-lain) | E-visa Indonesia Visa Australia | Perolehan normal | Tidak dapat poin |
- Transaksi yang sebelum perubahan ini sudah tidak memperoleh TREATS Points adalah:
- Maybank XBill (autodebit dari pihak bank) untuk PLN dan Telkom,
- Maybank XCash (dana tunai dari limit kartu) dan balance conversion,
- QRIS dengan sumber dana kartu kredit, termasuk melalui pihak ketiga.
Pendapat
“Sudah selesai.”
Entah kenapa saya mengingat potongan dari salah satu oratorio Bach dengan teks yang sama dalam bahasa Jerman (silakan didengarkan juga, itu salah satu musik yang saya dengarkan sambil menulis ini), tapi itu yang bisa menggambarkan pendapat saya tentang devaluasi ini.
Saya tahu ada cukup banyak pembaca yang tentu menganggap ini devaluasi besar, terlebih bagi Anda yang sudah terbiasa menggunakan kartu kredit Maybank untuk bertransaksi di kategori utilitas maupun pemerintah. Bisa dibilang Maybank merupakan salah satu bank yang paling akhir membatasi transaksi di kedua kategori tersebut, dan setelah sekian lama bertahan tentu “sudah waktunya” mengurangi kerugian dari memberikan poin kedua jenis transaksi tersebut yang saya percaya pasti mencapai miliaran Rupiah dari begitu banyak nasabah.
Di sisi lain, saya menganggap devaluasi kali ini masih relatif ringan. Ada 3 alasan utama kenapa perubahan ini harusnya tidak begitu berpengaruh untuk pemakaian pribadi:
- Anda masih bisa mendapatkan poin untuk transaksi utilitas hingga Rp10 juta/bulan pertama (seperti Mayapada Skorcard dan untuk sementara UOB – baca: tagihan rumah biasa masih aman),
- Masih ada 2 tagihan utilitas (siklus September dan Oktober 2025) yang bisa dimaksimalkan dengan kartu terbitan Maybank, dan
- Lebih penting lagi, earn rate yang membuat kartu-kartu terbitan Maybank cukup terkenal di dunia poin dan miles di Indonesia tidak ikut dipangkas.
Oh, dan sebagai perbandingan, Maybank di Singapura juga sama-sama tidak memberikan poin untuk transaksi utilitas maupun pemerintah dan bahkan membatasi perolehan poin hanya 1x limit, jadi tidak heran kalau pembatasan serupa “menular” ke Indonesia.

Alternatif Kartu
Bahkan dengan pembatasan tersebut, berbagai kartu kredit terbitan Maybank seperti Maybank Visa Infinite atau Maybank Visa Platinum masih memiliki perolehan poin yang bagus di kelasnya untuk transaksi sehari-hari. Ini artinya, pembatasan ini harusnya bukan menjadi alasan bagi Anda untuk tidak mengajukan, atau lebih parahnya lagi berbondong-bondong menutup kartu kredit Maybank.
Berikut rekomendasi kartu yang bisa digunakan untuk menyiasati pembatasan dari Maybank, khususnya untuk pengeluaran di kategori yang dibatasi:
Informasi lengkap tentang daftar pembatasan kartu kredit di Indonesia untuk berbagai kategori merchant dan juga merchant atau kartu alternatif untuk “mengakali” pembatasan tersebut kami bagikan eksklusif bagi alumni PinterPoin Masterclass di bagian akhir materi.
Listrik dan Pemerintah
Maybank masih cukup baik memberikan jatah bulanan transaksi utilitas yang masih memperoleh poin – ini artinya, bagian ini hanya relevan kalau Anda membayar listrik untuk keperluan non-personal (setahu saya, listrik rumah untuk keluarga yang cukup besar pun harusnya tidak sampai Rp10 juta/bulan 😀 ). Selain itu, sebetulnya sebagai perorangan Anda seharusnya tidak terlalu sering perlu membayar langsung ke pemerintah (misal, paspor elektronik 10 tahun pun hanya dikenakan Rp950.000 apabila diproses normal), jadi pembatasan di kategori ini.
Dengan berbagai situs e-commerce seperti Shopee ataupun Tokopedia sudah memisahkan MCC transaksi pembayaran listrik maupun pemerintah dengan transaksi lain, alternatif yang lebih masuk akal saat ini terutama untuk tagihan listrik dalam jumlah besar adalah membayar dengan kartu yang belum membatasi transaksi listrik seperti:
- Danamon World Elite (bahkan setelah devaluasi nanti),
- CIMB Niaga World Cathay, dan
- (untuk transaksi pemerintah) MNC Bank Citilink Visa.
Apabila Anda melihat serangkaian berita devaluasi 2-3 tahun ke belakang, daftar kartu yang belum membatasi transaksi listrik saat ini semakin berkurang karena banyak penerbit kartu sadar interchange (uang yang didapat penerbit kartu atas suatu transaksi) transaksi utilitas sangat kecil (dan beberapa dari mereka sudah terkena devaluasi masif seperti CIMB Niaga dan Danamon). Ini artinya, bisa dibilang “new normal” dalam membayar listrik dengan kartu kredit adalah menerima earn rate yang sedikit berkurang, walaupun pastinya jauh lebih baik daripada dapat terima kasih.

QRIS dengan Sumber Dana Kartu Kredit
QRIS dengan sumber dana kartu kredit memang sangat praktis bagi Anda yang ingin menggunakan kartu bahkan di tempat yang biasanya tidak menerima kartu. Masalahnya, kepraktisan itu juga yang membuat ini rawan disalahgunakan untuk mengumpulkan poin dengan cara yang tidak seharusnya.
Bisa dibilang ada 2 cara untuk bertransaksi menggunakan QRIS dengan sumber dana kartu kredit:
- Diproses langsung oleh bank: Scan di aplikasi bank penerbit kartu, langsung didebet dari limit kartu (hanya Mandiri yang masih memberikan poin, itu pun sedikit)
- Diproses pihak ketiga: Scan di aplikasi pihak ketiga, transaksi diproses melalui payment gateway ke masing-masing principal (Visa/Mastercard/JCB/American Express).
Walaupun baru sedikit penerbit kartu yang secara spesifik tidak memberikan poin untuk transaksi di poin kedua (DBS, Mayapada Skorcard, dan tentunya Maybank), tentu tidak ada satu pun yang berharap pembatasannya ikut menyebar. Ini artinya, sama seperti transaksi di kategori “spesial” di atas, jangan lupa untuk bijak bertransaksi supaya manfaatnya tetap awet 🙂
Penutup
Maybank akan membatasi perolehan poin untuk transaksi di beberapa kategori efektif 28 oktober 2025. Walaupun nampak sekilas seperti bank-bank lain yang ikut melakukan pembatasan serupa, Maybank masih cukup baik dengan memberikan jatah transaksi utilitas yang masih mendapatkan poin sebesar Rp10 juta/bulan, yang harusnya sudah lebih dari cukup untuk kebutuhan pribadi.
Bagi Anda yang sering bertransaksi di kategori utilitas dalam jumlah besar maupun pemerintah, jangan lupa untuk mempelajari trik menyiasati pembatasan tersebut agar transaksi Anda di kedua kategori tersebut masih tetap bisa membawa Anda terbang dengan biaya murah atau bahkan gratis.