pakaian, pria, orang, penumpang, plafon, pesawat, orang-orang, grup, dalam ruangan

Flight Review: Thai Airways Business Class Airbus A320 Bangkok (BKK) – Yangon (RGN)

Setelah mencoba Thai Airways first class dari Tokyo (NRT) ke Bangkok (BKK) di malam sebelumnya, saya kembali terbang dengan Thai Airways di kelas bisnis (business class) “terbarunya” dari Bangkok (BKK) ke Yangon (RGN) pada pesawat Airbus A320.

Ini adalah penerbangan ke-12 dari seri 14 penerbangan dalam perjalanan saya keliling dunia di bulan Agustus 2023.

peta, Bumi, Dunia, teks

Penerbangan ini dipesan 2 minggu sebelum berangkat sebagai bagian dari penerbangan saya dari Honolulu (HNL) ke Jakarta (CGK) yang membutuhkan 167.500 KrisFlyer miles.

teks, cuplikan layar, Font, dokumen, nomor, Paralel

Penerbangan ini sendiri bisa dipesan dengan 25.500 KrisFlyer miles + THB2.595 (~Rp1.160.000), atau apabila dipesan dengan tunai membutuhkan Rp3.740.000.

Apabila hanya melihat penukaran ini, value yang didapatkan hanya Rp101/mile, namun apabila melihat rangkaian penerbangan saya maka penerbangan ini bisa dibilang “gratis” (tidak memerlukan miles tambahan; dalam arti, mau saya hanya terbang ke Bangkok atau Jakarta miles yang dibutuhkan sama saja).

Anda mungkin bertanya, kenapa saya perlu pergi ke Yangon? Saya juga berpikir hal yang sama awalnya:

  • Setelah mendapatkan award Thai Airways first class dari Tokyo saya dijadwalkan akan tiba di Bangkok 1 hari lebih awal dari rencana sebelumnya

  • Saya tidak ingin membuang award Singapore Airlines First Class di penerbangan terakhir ke Jakarta (baca: harus me-ā€œresetā€ timer waktu transit), namun

  • Ketika saya memilih pergi ke Singapura lewat Kuala Lumpur (opsi yang lebih ā€œamanā€) award-nya entah kenapa tidak bisa dipesan secara manual, sehingga di situs United menyisakan opsi terbang melalui Yangon (RGN).
Sebelum Berangkat

Di hari itu saya hanya cuti setengah hari dan sedang di tengah rapat kantor. Oleh karena itu, seperti sebelum berangkat ke London (LHR) 8 hari lalu saya terpaksa ke bandara Bangkok (BKK) dengan taksi lagi.

kendaraan, Kendaraan darat, mobil, setir, Kendaraan bermotor, Komponen otomotif, transportasi, Konsol tengah, Pelindung kaca, roda, Cermin otomotif, cermin, Kaca spion tengah, Pintu kendaraan, menyetir, kursi mobil, Audio kendaraan, spidometer, Desain otomotif, Sandaran kepala, orang, dalam ruangan, panel kontrol

Saya tiba di bandara Bangkok (BKK) 1 jam 40 menit sebelum jadwal keberangkatan. Thai Airways memiliki pintu masuk khusus (pintu 1) bagi penumpang kelas utama (first class) dan kelas bisnis (business class).

Terjadi kesalahan permintaan tidak valid.

Sebagai penumpang kelas bisnis Thai Airways saya bisa check-in di konter baris A.

Thai Airways sendiri memiliki konter check-in prioritas khusus penumpang Star Alliance Gold kelas ekonomi di baris lain, jadi konter ini cenderung lebih sepi.

dalam ruangan, orang, bangunan, lobi, aula, Mall perbelanjaan, Kebersihan, lantai, plafon, Bandara, tanah

Proses check-in sendiri memakan waktu cukup lama, bukan hanya karena ada masalah sistem, namun juga karena saya belum memiliki asuransi COVID-19 sebagai syarat masuk Myanmar (dan saya kira era COVID sudah selesai; akhirnya saya membeli asuransi secara online sambil check-in, lalu mencetak polisnya di lounge).

Setelah check-in saya melalui pemeriksaan dan imigrasi di jalur prioritas tepat di belakang konter check-in A, yang langsung keluar menghadap Thai Airways Royal Orchid Prestige Lounge.

Saya sebetulnya hanya berhak mendapatkan lounge kelas bisnis di penerbangan ini, namun kali ini saya bisa mengakses lounge first class Thai Airways karena malam sebelumnya saya baru turun dari Thai Airways first class dan melanjutkan penerbangan di Thai Airways lagi (tidak berlaku kalau saya melanjutkan penerbangan dengan maskapai lain), yang akan saya ulas terpisah.

Ketika ada lounge first class, tentu lebih baik bagi saya untuk ke gerbang saat sudah panggilan terakhir untuk naik pesawat.

bangunan, dalam ruangan, lantai, Cahaya matahari, Penampung limbah, Bahan komposit, plafon, tanah, kosong

Gerbang keberangkatan yang saya kunjungi tadi merupakan gerbang bus, sehingga saya perlu naik bus terakhir menuju pesawat saya.

kendaraan, bus, jendela, transportasi, tanah, diparkir

Penerbangan ini dioperasikan oleh Airbus A320 yang berumur 9 tahun.

Sejak beberapa bulan sebelum ini, Thai Airways mulai memindahkan armada Thai Smile ke armadanya sendiri, sekaligus mengakhiri era dimana semua pesawat Thai Airways berbadan lebar.

langit, pesawat, outdoor, kendaraan, pesawat terbang sipil, Bandara, landasan, Perusahaan penerbangan, Perjalanan udara, transportasi, pesawat terbang, Pelataran pesawat, awan, Pesawat jet, Mesin jet, Mesin pesawat terbang, Pesawat lorong tunggal, Layanan, tanah, penerbangan, diparkir, tarmak, Rekayasa dirgantara, Twinjet, Terbang, Garbarata, Pabrikan dirgantara, jet, duduk, airbus, besar

Karena pesawatnya parkir di remote stand, proses naik pesawat sendiri dilakukan melalui tangga.

pesawat, outdoor, langit, tanah, Perjalanan udara, kendaraan, transportasi, pakaian, pesawat terbang sipil, Bandara, alas kaki, orang, Rekayasa dirgantara, Perusahaan penerbangan, pesawat terbang, penerbangan, Pesawat jet, Mesin pesawat terbang, tarmak, jet, berdiri, landasan, airbus
Di Dalam Penerbangan
Perkenalan Kursi

Pesawat Thai Airways A320 dilengkapi dengan 2 kelas, kelas bisnis (dulunya Royal Silk; sekarang disebut Silk Class A320) dan kelas ekonomi. Apabila Anda sempat membaca ulasan penerbangan jarak pendek Lufthansa atau Austrian, susunannya tidak berbeda jauh dengan ini.

pakaian, pria, orang, penumpang, plafon, pesawat, orang-orang, grup, dalam ruangan

Saya duduk di kursi 32A, kursi ekonomi jendela standar.

Saya ingin menyebut kursinya recliner seperti kursi kelas bisnis lain (misalnya, Garuda), namun tidak pantas mengingat susunannya yang masih terasa ekonomi. Seperti di kelas ā€œbisnisā€ intra-Eropa, kursi tengah diblok.

dalam ruangan, abin pesawat terbang, dinding, kereta

Setidaknya Thai Airways masih sedikit niat dengan melebarkan kursi, bahkan walaupun terasa tidak imbang (dalam arti, sandaran tangan di sisi jendela dan titik tengah dudukan kursi masih sama, hanya diperlebar dari kursi tengah).

Terjadi kesalahan permintaan tidak valid.

Ruang kaki kursi ini termasuk sangat longgar untuk kelas ekonomi, namun hanya relatif standar di kelas bisnis (setidaknya lebih longgar dari kelas bisnis intra-Eropa).

abin pesawat terbang, kendaraan, mobil, Sandaran kepala, penumpang, dalam ruangan

Seperti di kursi kelas ekonomi biasa, terdapat 1 meja standar.

laptop, dalam ruangan, komputer, duduk

Kartu petunjuk keselamatan menjadi satu-satunya bacaan di penerbangan ini, dan seperti biasa dilengkapi dengan kantong mabuk udara.

teks, Pencetakan, kotak, kertas, buku, Produk kertas, dalam ruangan

Seperti biasa, berikut saya di kursi tersebut – dengan posisi duduk saya yang di tengah dudukan kursi seperti biasa, lebar tambahan di kursi menjadi tidak begitu terasa.

Wajah manusia, orang, pakaian, kacamata, Selfie, Dahi, pria, Dagu, alis, rahang, pipi, dalam ruangan, Keren, perawatan penglihatan, memakai
Penerbangan

Bahkan di penerbangan sependek ini bantal dan selimut tetap disediakan.

dalam ruangan, tekstil, Lempar bantal, bantal, Linen, sofa, dinding, orang, kursi

Minuman selamat datang diberikan sesaat setelah saya naik, dan hanya tersedia air mineral.

makanan, air minum, minuman, Botol plastik, botol air, Air dalam botol, Air mineral, Air didistilasi, botol, cairan, Larut, teks, Solusi, minum, dalam ruangan

Formulir kedatangan dan kesehatan dibagikan juga sebelum berangkat; tentunya ada sedikit tekanan untuk segera mengisi sebelum tiba di Yangon nanti mengingat penerbangannya yang pendek.

teks, tulisan tangan, dalam ruangan, Tidak bisa

Bahkan walaupun pesawat ini memiliki layar, layar tersebut tidak digunakan sepanjang perjalanan dan demonstrasi petunjuk keselamatan dilakukan secara manual.

kendaraan, penumpang, pakaian, mobil, pesawat terbang, Kendaraan darat, pesawat, orang, dalam ruangan, plafon

Kami pun mulai meninggalkan gerbang, dan dari jendela sisi kursi saya nampak gedung satelit bandara Bangkok (BKK) yang dioperasikan beberapa bulan kemudian.

langit, outdoor, pesawat, kendaraan, Perjalanan udara, pesawat terbang sipil, landasan, awan, Perusahaan penerbangan, tanah, pesawat terbang, Bandara, Pesawat jet, transportasi, jalan, Pelataran pesawat, penerbangan, Mesin pesawat terbang, Terbang, Pesawat lorong tunggal, Mesin jet, Twinjet, Rekayasa dirgantara, Pabrikan dirgantara, tarmak, Layanan, diparkir, jet, besar, airbus

Tak lama kemudian kami mulai lepas landas meninggalkan Bangkok, dimana nampak berbagai pesawat Thai Airways dalam keadaan yang bervariasi.

awan, langit, outdoor, Bandara, pesawat terbang, tanah, Fotografi udara, pesawat, Pandangan mata burung, landasan, tarmak, aerial

Saya tidak sekejam itu untuk langsung merebahkan kursi, namun berikut gambaran seberapa bisa direbahkan kursinya (baca: tidak banyak).

mebel, mobil, dalam ruangan, merah, kursi

Setelah tanda kenakan sabuk pengaman dipadamkan layanan makan sore segera dimulai dengan menaruh taplak di meja.

Terjadi kesalahan permintaan tidak valid.

Makan sore kemudian disajikan dalam 1 baki beserta minuman pilihan. Setelah menikmati Krug 2004 dan Laurent-Perrier Grand Siecle di hari sebelumnya dan ditambah godaan Taittinger Comtes de Champagne 2007 di The Private Room keesokannya, saya menolak tawaran bir dan memilih Coca-Cola Zero.

Terjadi kesalahan permintaan tidak valid.

Berikut makan sorenya untuk penerbangan hari ini:

  • Pembuka: Salad kepiting dan salmon asap dengan melon dan telur ikan terbang

  • Hidangan utama: Pilih satu dari:
    • Daging sapi iris masak kare hijau dengan nasi dan telur orak-arik dengan rebung, atau
    • Ikan kakap panggang dengan lentang dan sayur panggang,

  • Roti: Roti roll

  • Penutup: Kue

  • Minuman: Bervariasi, non-alkohol atau alkohol

Makan sorenya sendiri secara keseluruhan cukup enak, dan saya tidak masalah disajikan itu untuk penerbangan 2-3 jam.

Bahkan, walaupun sama-sama katering dari Bangkok, beberapa minggu sebelum mengulas ini saya sempat terbang di Garuda Indonesia kelas bisnis dan saya bisa bilang bahwa kualitas makanan Thailand-nya masih kalah dari ini.

Walaupun begitu, ada 2 masalah yang sedikit mengganggu:

  • Saya sudah melakukan preorder makanan 2 minggu sebelum terbang, namun tidak dikonfirmasi saat saya di pesawat (email konfirmasinya di bawah; tidak masalah bagi saya karena tidak ada menu khusus preorder, tapi tetap saja diluar ekspektasi), dan

  • Ini bukan komplain biasa, tapi makanannya terlalu “mewah” untuk penerbangan sedekat itu; makanan sederhana porsi standar seperti salad atau sandwich (tapi harus yang enak) jauh lebih efisien daripada makan berat 3 course tapi sedikit terburu-buru.
teks, cuplikan layar, makanan

Lampu tanda kenakan sabuk pengaman dinyalakan 25 menit sebelum mendarat karena cuacanya berawan, jadi saya belum sempat mengulas kamar kecilnya kali ini.

Proses turun ke Yangon sendiri sedikit mengalami guncangan, tapi setidaknya tidak sampai hujan.

langit, outdoor, alam, air, kabut, Fotografi udara, Pandangan mata burung, lanskap, gunung, awan, aerial

Kami mendarat di bandara Yangon (RGN) sesuai jadwal kedatangan, dan dalam beberapa menit kemudian tiba di gerbang.

outdoor, awan, langit, rumput, biasa, jalan, tanah, bidang, berawan, trek, besar, landasan, Bandara, pergi
Kedatangan

Begitu tiba saya langsung diarahkan menuju area kedatangan, di mana polis asuransi saya diperiksa dan kartu kedatangan diambil.

Terjadi kesalahan permintaan tidak valid.

Proses pemeriksaan sendiri hanya memakan waktu 5 menit, dan setelah itu saya tiba di area pengambilan bagasi.

Kalau bukan karena tulisan bahasa Myanmar dan teks angka 3 yang ketebalannya sedikit aneh, saya bisa saja bilang ini bandara Changi (SIN) dan Anda tentu akan percaya – terminalnya sendiri dibangun oleh rekanan grup bandara Changi.

dalam ruangan, plafon, pengambilan bagasi, Bandara, lobi, Mall perbelanjaan, lantai, tanah

Di bandara Yangon (RGN) sendiri penjemput hanya bisa menunggu di luar gedung terminal.

orang-orang, tanah, Bandara, plafon, keramaian, dalam ruangan, orang, besar, lantai, menunggu, outdoor

Saya akhirnya melanjutkan perjalanan dengan taksi online menuju Novotel Yangon Max, di mana saya beristirahat sebelum besoknya terbang lagi ke Singapura (SIN).

mobil, Kendaraan darat, orang, Pelindung kaca, pakaian, kendaraan, dalam ruangan, jalanan

Kesimpulan

Kelas bisnis Thai Airways Airbus A320 ini sangat tidak layak (untuk standar Asia) karena maskapainya sampai diperiksa di Thailand.

Saya tidak masalah sama sekali terbang di kelas ekonomi, bahkan 14 jam di Boeing 737 atau 9 jam di pesawat turboprop tapi tentu dengan ekspektasi kelas ekonomi alih-alih kelas bisnis.

Kalau bukan karena saya perlu me-reset waktu transit saya, saya tidak akan mau terbang dengan pesawat ini walaupun sayangnya kedepannya Thai Airways akan semakin banyak mengembangkan jaringannya dengan pesawat jenis ini.

Semoga saja dalam beberapa waktu kedepan Thai Airways mulai meremajakan armada badan sempitnya termasuk A320 ini dan memasang kursi kelas bisnis yang wajar.

Apakah Anda tertarik untuk terbang dengan Thai Airways kelas bisnis di pesawat Airbus A320 dari Bangkok (BKK) ke Yangon (RGN)?
Share

2 comments
    1. Hi Yohanes,

      Betul, sama jarak antarkursinya lebih longgar (tapi rangkanya sendiri masih kursi ekonomi, kursi seperti itu di Asia pasti dianggap masalah šŸ˜® )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.