Usai menghabiskan 1 hari di Doha, selanjutnya saya akan terbang pulang ke Jakarta dengan produk business class terbaik dunia; Qatar Airways Qsuite.
Penerbangan ini merupakan bagian dari perjalanan “Round the World” pulang ke Indonesia. Saya menukarkan 155.000 miles American Airlines + US$94.30 untuk beragam penerbangan berikut:
- Qatar Airways Business Class “Qsuite” Boeing 777-300ER di rute Doha (DOH) – Jakarta (CGK)
Cash rate untuk penerbangan sekali jalan ini adalah US$2,508 (~Rp39,8jt). Untuk rute Doha – Jakarta sendiri bisa ditebus dengan 40.000 miles American Airlines yang bisa didapatkan dengan mentransfer 120.000 poin Marriott Bonvoy.
Check In
Di bandara Doha, Qatar Airways menyediakan area premium check in khusus untuk penumpang business & first class. Saya agak terburu-buru karena tiba telat akibat bermasalah dengan aplikasi Uber.
Untungnya, proses check in berlangsung dengan cepat dikarenakan sepinya penumpang saat itu. Penumpang business/first class juga bisa menikmati fast track security yang juga tidak ada antrian sama sekali. Tanpa harus berlama-lama, saya sudah berada di terminal bandara Doha.
Akibat hampir terlambat, saya akhirnya gagal untuk mengulas Qatar Airways Al Mourjan Garden Business Lounge. Saya menyempatkan diri untuk mampir dan mengambil beberapa foto.
Sekilas melihat, lounge ini bisa dikategorikan sebagai salah satu lounge business class terbaik di dunia. Sayangnya saya tidak mempunyai waktu untuk menjelajahi lounge ini. Pada lain kesempatan, saya pastinya akan meluangkan waktu lebih untuk bisa mengulas lounge ini.
Boarding
Qatar Airways menggunakan gate C24 untuk penerbangan ke Jakarta malam ini. Entah hanya kejanggalan 1x atau sering terjadi di bandara Doha, saya merasa proses boarding pada penerbangan ini cukup aneh dan tidak efisien.
Ketika boarding dimulai, saya dan beberapa penumpang business class mulai mengantri di barisan business class. Tidak lama kemudian, seorang staf menghampiri dan meminta kami untuk menunggu & duduk di area tempat duduk di sebelah kiri.
Uniknya, kami menyaksikan penumpang economy class sudah diizinkan untuk boarding terlebih dahulu. Karena takut misinformasi, 2-3 penumpang business class lain kembali menghampiri staf dan kembali diminta untuk menunggu.
Tidak lama kemudian, penumpang business class akhirnya dipanggil untuk boarding. Ketika memasuki garbarata, saya cukup terkejut karena adanya antrian/kerumunan penumpang economy class yang ternyata belum diizinkan untuk memasuki pesawat, malah diminta untuk menunggu sambil berdiri di garbarata.
Karena situasi sudah mulai chaotic, akhirnya staf menyuarakan agar penumpang business class untuk maju ke depan untuk memasuki pesawat. Pengalaman boarding ini bagi saya cukup janggal dan terkesan seperti ada elemen human error? CMIIW.
Qatar Airways hanya menggunakan 1 garbarata di bagian depan, artinya penumpang economy class akan berjalan melewati kabin business class.
Qatar Airways Business Class Qsuite Doha – Jakarta
- Nomor Penerbangan: QR958
- Jenis Pesawat: Boeing 777-300ER
- Registrasi Pesawat: A7-BEH
- Rute: Doha (DOH) – Jakarta (CGK)
- Tanggal: Kamis, 18 Januari 2024
- Waktu: 07.06pm (Doha) – 07.07am (Jakarta)
- Durasi Penerbangan: 8 jam 1 menit
- Kursi: 10A
Kursi / Qsuite
Di pesawat Boeing 777-300ER, Qatar Airways menyediakan 42 Qsuite yang terbagi menjadi 2 kabin di bagian depan pesawat. Kali ini, saya memilih kursi 10A yang terletak di kabin belakang.
Perlu diperhatikan bahwa ada Qsuite yang menghadap ke depan dan belakang. Qsuite yang menghadap ke belakang berdekatan dengan jendela. Sedangkan Qsuite yang menghadap ke depan berdekatan dengan aisle.
Preferensi saya adalah Qsuite yang berdekatan dengan jendela & menghadap ke belakang. Bagi yang bertanya apakah akan mengalami mabuk udara karena duduk menghadap ke belakang, saya pribadi tidak mengalami kepusingan sama sekali selama penerbangan.
Bagi yang bepergian dengan pasangan atau dengan keluarga/grup, Qsuite di bagian tengah bisa dijadikan Double Suite dengan double bed dan juga The Quad.
Alasan saya memilih 10A adalah letaknya yang bersebelahan dengan mesin pesawat (memang saya aneh). Saya bisa mendapatkan pemandangan langsung ke mesin GE90 yang sangat powerful.
Ketika pintu Qsuite tertutup, penumpang akan seketika merasakan privasi yang lebih. Meski demikian, perlu diketahui jika produk Qsuite ini tidak 100% privat. Orang yang berjalan/berdiri di aisle masih bisa melihat/mengintip kedalam Qsuite.
Berbagai pernak-pernik sudah menunggu di Qsuite, diantaranya adalah bantal, selimut, amenity kit dari Diptyque, dan sendal.
Di dalam amenity kit, terdapat kaus kaki, parfum, fresh lotion, dan essential face cream Diptyque.
Meskipun banyak yang mengatakan bahwa produk Qsuite ini kadang bisa terasa claustrophobic, saya pribadi tidak merasa demikian. Satu-satunya area yang terasa ‘sempit’ adalah bagian footrest ketika kursi dalam posisi bed mode.
Kualitas gambar IFE termasuk tajam dan didukung dengan layar sentuh IFE yang sangat responsif. Qatar Airways juga menyediakan opsi entertainment yang komprehensif.
Sandaran tangan bisa dinaik-turunkan sesuai kebutuhan. Sandaran tangan juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan tambahan. Ketika dibuka, terdapat headphone, air minum kemasan dan airsickness bag.
Tombol pengatur kursi, remot IFE dan port untuk charger, USB, HDMI terletak di sebelah kiri di bawah meja.
Di bagian bawah meja & konsol, terdapat area penyimpanan sepatu. Saya bisa bilang jika Qatar Airways benar-benar berhasil memaksimalkan setiap inci pada produk Qsuite.
Meja terletak di bawah layar IFE, yang bisa ditarik keluar dan dibentangkan.
Lampu dan gantungan terletak di bagian atas kiri. Tingkat keterangan lampu dan arah lampu bisa diatur sesuai kebutuhan.
Dari sisi hard product, pastinya Qsuite jauh lebih superior ketimbang mayoritas produk business class lainnya. Qatar Airways berhasil menerapkan desain yang elegan sembari memaksimalkan setiap ruang yang tersedia. Impresif!
Menariknya, Qatar Airways saat ini diketahui sedang mengembangkan produk Qsuite terbaru yang akan dirilis pada bulan Juli 2024.
Servis
Pada penerbangan ini, saya dilayani oleh pramugari berkebangsaan Filipina yang ramah. Setelah nyaman terduduk di 10A, pramugari datang menawarkan welcome drink dan menginfokan bahwa saya bisa menggunakan fasilitas WiFi gratis selama 1 jam. Saya memilih segelas champagne dan kemudian diantarkan bersamaan dengan refreshing towel Diptyque.
Saya pribadi lebih senang untuk disconnect dari internet selama penerbangan yang enjoyable. Untuk keperluan mengulas, saya menggunakan fasilitas WiFi gratis selama 1 jam yang bisa didapatkan dengan login ke Privilege Club (frequent flyer program milik Qatar Airways). Untuk akses penuh selama penerbangan bisa dibeli seharga US$10, yang mana cukup affordable.
Sayangnya, koneksi WiFi pada penerbangan ini sering terputus dan kecepatan internet juga cukup lambat.
Tidak lama berselang, pramugari datang membawakan piyama dari The White Company yang cukup nyaman dan stylish.
Setelah melihat menu wine, saya cukup terkejut melihat Qatar menyajikan champagne rosé level first class. Ketika saya meminta untuk melihat botol (untuk difoto), permintaan saya ditolak dengan kata “No, I am sorry”. Tidak lama berselang, beliau kembali datang membawakan botol, eh?
Diluar dari itu, pelayanan pada penerbangan ini saya anggap top notch. Ketika saya membutuhkan sesuatu, hanya dengan menoleh sedikit, akan ada pramugari yang datang menghampiri. Setiap kru yang melayani kabin business class sangat profesional dan bekerja dengan cepat. Tidak heran jika Qsuite dinobatkan sebagai produk business class terbaik di dunia berkat perpaduan hard product & pelayanan yang profesional.
Menu & Makanan
Selain hard & soft product yang fenomenal, makanan dan minuman di Qsuite juga sangat berkualitas. Makan malam dimulai 40 menit setelah lepas landas. Berikut menu makanan pada penerbangan ini:
Qatar Airways terkenal sering merotasi wine berkualitas pada setiap penerbangannya. Sejak beberapa hari sebelum, saya sudah penasaran dengan opsi yang akan saya dapatkan dan ternyata sangat impresif! Berikut menu wine pada penerbangan ini:
Saya cukup terkejut melihat Laurent-Perrier Grande Cuveé Alexandra Rosé 2007 pada penerbangan ini. Biasanya, botol tersebut bisa ditemukan di beberapa first class, salah satunya Lufthansa.
Berikut pilihan makanan & minuman saya selama penerbangan:
- Amuse-bouche: Beef Tataki (8/10)
- Soup of the day: Berbahan dasar bawang bombay & minyak zaitun (9/10)
- Appetisers: Seared Yellowfin Tuna with Lemon Vinaigrette (8/10)
- Mains: Qatari Spiced Chicken Machboos with Daqoos Sauce (9.5/10)
- Desserts: Black Sesame Cheesecake with Crème Anglaise (8.5/10)
- Light Options (Breakfast): Red Thai Curry with Jumbo Prawn & Scallop (8.5/10)
Servis makan malam dimulai dengan pemasangan taplak meja dan penataan meja. Saya juga dibawakan handuk basah panas, segelas champagne Laurent-Perrier Grande Cuveé Alexandra Rosé 2007 bersama dengan kacang-kacangan.
Pramugari kemudian menaruh gelas untuk air putih, condiments, roti dan lilin palsu. Saya juga diberikan amuse-bouche berupa beef tataki yang cukup empuk.
Kemudian, sup yang berbahan dasar bawang bombay dan minyak zaitun dihidangkan.
Lalu saya dibawakan hidangan utama, Qatari Spiced Chicken Machboos with Daqoos Sauce. Perpaduan nasi yang berbumbu & masakan ayam (mirip roulade) yang aromatik membuat saya cukup impressed dengan hidangan utama ini.
Setelah itu, hidangan penutup black sesame cheesecake saya diantarkan bersamaan dengan segelas Laurent-Perrier Grande Cuveé Alexandra Rosé 2007.
Uniknya Qatar Airways tidak menyajikan sarapan pada penerbangan ini dengan alasan agar penumpang bisa memaksimalkan tidur.
Meski demikian, penumpang yang lapar bisa memilih makanan dari opsi “Light Options”. Saya memilih Red Thai Curry with Jumbo Prawn & Scallop untuk sarapan sebelum mendarat di Jakarta. Makanan ini dihidangkan dengan kecap asin & cabai potong, yum!
Saya juga memesan segelas teh Vanilla Bourbon TWG favorit saya bersama dengan air putih.
Pengalaman makan malam di business class Qatar Airways ini menurut saya sudah high standard untuk produk business class yang kompetitif. Satu-satunya hal yang janggal adalah tidak adanya pilihan sarapan yang proper.
Bed Mode
Sesaat sebelum lampu kabin digelapkan untuk waktu istirahat, Qatar menyalakan mood lighting ungu yang menghadirkan nuansa rileks. Saya mulai tidur 2,5 jam setelah lepas landas, dengan menyisakan 5,5 jam menuju ke Jakarta.
Sebelum tidur, pramugari menanyakan apakah saya ingin dibangunkan untuk sarapan, yang mana saya iyakan. Pada posisi full bed mode, penumpang bisa menikmati kasur sepanjang 2 meter.
Saya tertidur pulas selama 4 jam atau setengah dari total durasi penerbangan sebelum dibangunkan di dekat kota Medan untuk sarapan.
Lavatory
Total, terdapat 4 lavatories di kabin business class yang 2 diantaranya terletak di dekat kokpit dan 2 lainnya terletak diantara kabin business class depan dan belakang. Qatar Airways tidak menambahkan fitur yang extraordinary untuk lavatory business class.
Sebelum Landing
Sebelum mendarat, pramugari datang membawakan sekotak cokelat dan refreshing towel Diptyque.
Karena beberapa kali saya dipergoki sedang mengambil foto (untuk review), pramugari menawarkan diri untuk memfoto saya di kabin Qsuite.
Waktu selalu berlalu dengan cepat pada penerbangan yang luar biasa, seperti halnya penerbangan ini. Tidak terasa, pesawat sudah mendekati Cengkareng dan kru sudah bersiap untuk ketibaan.
Sebelum mendarat, Qatar memutarkan video informasi imigrasi Republik Indonesia yang cukup informatif.
Penutup
Fenomenal, satu kata yang menggambarkan pengalaman saya terbang di Qsuite Qatar Airways ke Jakarta ini. Penerbangan ini adalah penerbangan business class terbaik ke/dari Jakarta yang pernah saya coba. Dengan perpaduan rute yang komprehensif serta hard & soft products yang sangat baik, tidak heran jika Qatar Airways rajin memenangkan penghargaan produk business class terbaik dunia.
Halo Pak Vincent, di website https://www.qatarairways.com/en-au/offers/qsuite.html tidak tertera Jakarta sebagai salah satu kota tujuan Qsuite 🙁 mengingat postingan ini adalah review flight di awal tahun ini, apakah berarti sekarang sudah tidak ada Qsuite yang flight ke Jakarta ya Pak?
Atau malah postingan ini yang update dan di website yang belum ditambahkan Jakarta-nya?
Thanks Pak!
Nana,
Terkadang Jakarta mendapatkan Qsuite (tidak permanen). Anda harus mengecek jadwal penerbangan dengan teliti untuk bisa mendapatkan Qsuite.