Vaksinasi COVID-19 kemungkinan besar akan menjadi syarat esensial untuk bepergian ke luar negeri dalam beberapa tahun kedepan. Bulan ini, Thailand mengumumkan akan meluncurkan program ‘paspor vaksinasi’ dan mengurangi waktu karantina dari 14 hari menjadi 7 hari untuk turis yang sudah divaksinasi.
Melihat banyaknya warga Thailand yang bergantung pada sektor pariwisata, pembukaan akses bagi turis mancanegara menjadi salah satu topik hangat di Thailand selama ini. Topik tersebut kini semakin gencar dibahas sejak vaksinasi di berbagai belahan dunia mulai bergulir.
Terkini, dua area di Thailand yang terkenal dengan resortnya; Koh Samui & Phuket, berencana untuk membuka diri secara penuh mulai 1 Oktober 2021 kepada turis yang sudah divaksinasi.
Bisnis dan perusahaan di Phuket berencana untuk membiaya kampanye vaksinasi bagi 70% populasi orang dewasa di Phuket tanpa harus menunggu pemerintahan pusat. Harapannya adalah pemerintahan Thailand akan menyetujui kebijakan bebas karantina bagi orang yang akan mengunjungi Phuket, dengan catatan orang tersebut tidak boleh bepergian ke area lain di Thailand.
Tentunya rencana tersebut masih belum disetujui dan artinya kita masih harus menunggu hingga ada keputusan resmi dari pemerintahan Thailand. Namun rencana pembukaan ini terasa seperti angin segar dan semoga bisa mengawali era baru yang positif.
Vaksin atau Tidak?
Selama ini, saya dan keluarga selalu menggunakan masker ketika keluar rumah, menghindari kerumumunan dan sangat bersyukur karena tidak pernah dites positif COVID-19.
Belakangan ini, semakin banyak negara yang mengumumkan rencana untuk membuka diri bagi turis yang sudah divaksinasi. Dalam beberapa tahun kedepan, besar kemungkinan vaksinasi akan menjadi syarat esensial agar bisa bepergian.
Sama dengan mayoritas orang lain, saya juga belum yakin dengan keefektifan vaksin yang tersedia saat ini. Namun saya sendiri sudah menerima vaksinasi Sinovac meski awalnya sempat ragu-ragu. Setelah menerima vaksin, saya tidak mendapatkan gejala signifikan selain mengantuk berat 1-2 hari setelah divaksin.
Menurut saya, resiko menerima vaksin jauh lebih rendah ketimbang tidak menerima vaksin dan (amit-amit) tertular COVID-19 suatu hari & mengalami gejala yang parah.
Jika Anda tidak mau divaksin, maka Anda akan lebih mudah tertular COVID-19 dan lebih mudah menularkannya ke orang terdekat. Kemungkinan besar Anda juga tidak akan bisa bepergian dengan mudah ke luar negeri nantinya.
Apabila Anda juga ragu untuk menerima vaksin atau tidak, saya sarankan untuk meluangkan waktu sejenak dan mempertimbangkan pro & kontra yang ada dengan serius. Sehingga ketika Anda mendapatkan giliran untuk vaksinasi, tekad Anda sudah bulat.
Sudah divaksin pun bukan berarti Anda benar-benar ‘aman’ dari COVID-19, Anda masih bisa menularkannya kepada orang lain. Oleh karena itu, penting untuk tetap mematuhi protokol kesehatan yang berlaku saat ini seperti menggunakan masker setiap saat.
Baca juga: Hotel Review: InterContinental Koh Samui Resort
Baca juga: Flight Review: SilkAir Business Class A319 Koh Samui – Singapore
Penutup
Dua area ramai turis di Thailand, Phuket dan Koh Samui, berencana untuk membuka diri sepenuhnya mulai 1 Oktober 2021 kepada pengunjung yang sudah divaksinasi. Area yang bergantung pada sektor pariwisata pastinya sangat terdampak buruk dari adanya pandemi ini.
Sebelum pandemi melanda, salah satu rencana saya adalah kembali mengunjungi Koh Samui & menginap di Conrad Koh Samui. Jika benar Koh Samui (& Phuket) akan buka pada 1 Oktober 2021, maka bisa dipastikan saya akan menjadi salah satu turis awal yang berangkat kesana.
.
Tertarik untuk mengunjungi Phuket & Koh Samui nanti?
H/T: View From the Wing
Koh sudah di vaksin? Pake antria apa ya. Kok bisa cepat?
Ndre,
Saya menerima vaksin di pasar Tanah Abang karena kebetulan keluarga mempunyai kios disana.
kalau saya melihat secara ilmu komputer, ibaratnya kayak virus komputet, sudah di pasang antivirus, kalau berbagai macam varian virus itu membawa pattern yang sama, kalau pengkodean antivirus itu benar dia pasti memblok virus komputernya. kalau varian itu sedikit merubah pattern yang dibawanya, sudah pasti antivirus nggak akan berguna. saya percaya vaksin bisa menahan virus yang sudah dikenali, tapi versi mutasi? hmm, saya sih nggak yakin, karena dalam 1 hari saja misalnya berita temuan mutasi brasil terhadap sinovac, yang 1 bilang efektif, yang 1 nggak.. sampel sama, asal virus penelitian sama.. bisa saja itโs all about business