teks, cuplikan layar, deasin

Opini: Kemana Anda Sebaiknya Menukar Poin Xtra JCB Ultimate

Sesuai dengan permintaan pembaca PinterPoin, kali ini saya akan membahas berbagai opsi dan pertimbangan menukar poin Xtra dari kartu kredit CIMB Niaga JCB Ultimate sebelum devaluasi pada 1 Juni 2020.

Berikut detailnya:


Opsi 1: Tukar dengan Asia Miles

Font, logo, teks, Grafis, simbol, deasin, tipografi

Dengan menukar poin Xtra menjadi Asia Miles sebelum 1 Juni 2020, Anda akan tetap memperoleh 100% nilai dari poin Anda dalam bentuk Asia Miles dengan skema konversi 6 banding 1.

Opsi menukar Asia Miles merupakan opsi yang baik mengingat Cathay Pacific memiliki posisi kas yang kuat dan memiliki alternatif penukaran poin yang beragam. 


Opsi 2: Tukar dengan GarudaMiles

Font, Grafis, desain grafis, tipografi, deasin

Dengan menukar poin Xtra menjadi Garuda Miles sebelum 1 Juni 2020, Anda akan tetap memperoleh 100% nilai dari poin Anda dalam bentuk GarudaMiles dengan skema konversi 6 banding 1.

Menukar dengan GarudaMiles sebenarnya juga opsi yang baik mengingat maskapai Garuda Indonesia adalah BUMN sehingga apabila terjadi hal yang tidak diinginkan, maka saya 99% yakin pemerintah akan mem-bailout maskapai pelat merah ini. 


Opsi 3: Tukar Dengan KrisFlyer Miles

teks, Font, logo, Grafis, deasin, tipografi

Dengan menukar poin Xtra menjadi KrisFlyer miles sesudah 1 Juni 2020, Anda akan memperoleh 67% nilai dari poin Anda dalam bentuk KrisFlyer Miles dengan skema konversi 9 banding 1.

Menukar dengan KrisFlyer Miles adalah super safe bet karena Singapore Airlines sudah memperoleh bailout dari pemerintah Singapura sehingga saya 99% yakin mereka akan melewati masa kritis akibat epidemi Covid-19 ini.


Pertimbangan

 

1. Kondisi Keuangan

Semakin besar posisi kas/setara kas suatu airline, maka akan semakin besar kemungkinan mereka survive dari krisis epidemi Covid-19 ini.

Mengutip dari Bloomberg, berikut adalah data ‘daya tahan’ dari beberapa maskapai di kawasan Asia.

teks, cuplikan layar, garis, diagram, deasin

Walaupun tidak ada Garuda Indonesia pada tabel diatas, berdasarkan laporan keuangan tahunan Garuda Indonesia pada tahun 2019 lalu, saya mengestimasi Garuda Indonesia akan bisa bertahan 4 bulan dengan asumsi 100% capacity cut dan zero cash inflow.

.

Secara praktis, dari sisi kondisi keuangan, saya akan mengurutkan sebagai berikut:

  1. Cathay Pacific: 8 Bulan
  2. Singapore Airlines: 5 Bulan
  3. Garuda Indonesia: 4 bulan

.

2. Struktur Kepemilikan

Maskapai yang dimiliki oleh pemerintah memiliki kesempatan lebih baik untuk survive dibandingkan dengan maskapai swasta.

Hal ini dikarenakan sebagai pemegang saham mayoritas dan seringkali flag carrier negara tersebut, maskapai yang dimiliki pemerintah akan jauh lebih mudah memperoleh bailout dibandingkan dengan maskapai swasta. Seringkali dengan term yang sangat favorable bagi maskapai tersebut seperti dalam kasus bailout Singapore Airlines.

Berikut status kepemilikan dari masing-masing maskapai:

Cathay Pacific

Cathay Pacific bisa dikatakan hybrid dikarenakan pemegang saham utama-nya adalah perusahaan konglomerasi swasta yaitu Swire Pacific Limited dan juga Air China Limited yang mana ultimate shareholder-nya adalah pemerintah Tiongkok.

teks, cuplikan layar, Font, garis, nomor
Pemegang saham Cathay Pacific

Apakah maskapai ini akan bisa mendapat bailout jika diperlukan? Kemungkinan besar iya karena sejauh ini pemerintah Hong Kong sangat suportif dan jika maskapai ini sampai dibiarkan bangkrut, maka saya rasa demo berjilid di Hong Kong akan semakin intensif karena mereka akan menganggap pemerintah Tiongkok ‘menelantarkan’ maskapai kebanggaan mereka ini.

Garuda Indonesia

Kebalikan dari Cathay Pacific, sebagian besar saham Garuda Indonesia dimiliki oleh pemerintah Indonesia namun ada perusahaan konglomerasi swasta yang memiliki stake cukup besar yaitu PT. Trans Airways (anak perusahaan dari CT Corp).

teks, cuplikan layar, nomor, garis, Font, Paralel, diagram
Pemegang saham Garuda Indonesia

Apakah maskapai ini akan bisa mendapat bailout jika diperlukan? Hampir pasti 100% karena Garuda Indonesia dimiliki oleh pemerintah Indonesia dan merupakan flag carrier dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tidak ada alasan bagi pemerintah Indonesia untuk tidak mem-bailout Garuda Indonesia karena semisal mereka mengalami krisis likuiditas, mereka tidak salah akibat bad management seperti Jiwasraya atau sebagainya melainkan karena force majeure bernama epidemi Covid-19.

Singapore Airlines

Lebih dari separuh saham Singapore Airlines dimiliki oleh Temasek Holdings yang mana merupakan perusahaan investasi milik pemerintah Singapura.

Otomatis, hal ini menjadikan Singapore Airlines sebagai maskapai yang secara langsung dimiliki oleh pemerintah Singapura.

teks, cuplikan layar, nomor, Font, software

Apakah maskapai ini akan bisa mendapat bailout jika diperlukan? Mereka sudah mendapatkannya.

Semisal Singapore Airlines membutuhkan bailout lagi sekalipun karena kondisi yang masih belum kondusif akibat Covid-19, saya sangat yakin bahwa mereka akan bisa mendapatkannya lagi.

.

Secara praktis, dari sisi struktur kepemilikan, saya akan mengurutkan sebagai berikut:

  1. Singapore Airlines (milik pemerintah, sudah mendapat bailout)
  2. Garuda Indonesia (milik pemerintah, belum mendapat bailout)
  3. Cathay Pacific (hybrid ownership, kemungkinan besar bisa mendapatkan bailout)

.

3. Kondisi saat ini & dalam jangka waktu dekat

Semakin lama suatu maskapai tidak beroperasi atau beroperasi dengan load factor yang sangat minimum, maka risiko maskapai tersebut mengalami krisis keuangan semakin besar.

Oleh karena itu, semakin cepat suatu maskapai mengembalikan jadwal penerbangan seperti semula, maka akan semakin besar kemungkinan maskapai tersebut survive

Cathay Pacific

Berdasarkan informasi terbaru dari website Cathay Pacific, maskapai asal Hong Kong ini diketahui akan terbang dengan kapasitas 3% selama bulan Mei namun akan meningkatkan kapasitas menjadi 5% pada 21-30 Juni 2020. Beberapa diantara-nya bahkan adalah daily flight ke Beijing, Shanghai, dan Kuala Lumpur.

Peningkatan kapasitas ini bisa disinyalkan sebagai mulai optimisnya Cathay Pacific terhadap prospek penerbangan kedepannya dan mengingat Hong Kong adalah salah satu negara dengan recovery rate dari Covid-19 tertinggi di dunia (80% per 30 April 2020), maka saya Cathay Pacific akan segera pulih dengan cepat.

Garuda Indonesia

Sampai 23 April 2020 lalu, Garuda Indonesia masih melayani penerbangan internasional seperti Seoul maupun Amsterdam. Hanya saja, setelah itu tidak ada informasi mengenai kepastian jadwal penerbangan Garuda Indonesia untuk rute internasional.

teks, cuplikan layar, software, Font, nomor, Ikon komputer
Garuda Indonesia masih sempat terbang ke Amsterdam pada 23 April 2020

Untuk rute domestik, seperti yang pernah saya tulis sebelumnya, Garuda Indonesia Group sekilas sudah tidak menerbangi rute domestik komersil terjadwal sama sekali hingga 1 Juni 2020.

Indonesia sendiri diprediksi akan menjadi salah satu negara dengan persistensi epidemi Covid-19 terlama di dunia sehingga prospek Garuda Indonesia pulih dengan cepat sekilas akan sulit.

Singapore Airlines

Saat ini, Singapore Airlines terbang dengan kapasitas 4% pada bulan April dan Mei. Berdasarkan informasi terbaru dari website Singapore Airlines, kapasitas 4% ini masih akan berlanjut hingga 30 Juni 2020. 

Singapura sendiri masih menjadi negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di Asia Tenggara dan dengan recovery rate yang baru mencapai 7,6% per 30 April 2020 ini, saya juga ragu akan prospek Singapore Airlines untuk pulih dengan cepat.

.

Secara praktis, dari sisi kondisi sekarang & jangka waktu dekat, saya akan mengurutkan sebagai berikut:

  1. Cathay Pacific (Pulih paling cepat & Kasus Covid-19 di Hong Kong turun drastis)
  2. Singapore Airlines (sulit bisa pulih dengan cepat namun kasus Covid-19 di Singapura mulai downtrend)
  3. Garuda Indonesia (sulit bisa pulih dengan cepat dan kasus Covid-19 di Indonesia belum menunjukan downtrend yang signifikan)

Baca juga: Panduan Lengkap Asia Miles

Baca juga: Panduan Lengkap KrisFlyer

Baca juga: Panduan Lengkap GarudaMiles


Penutup

Dari ketiga pertimbangan diatas, terlihat bahwa Asia Miles dari Cathay Pacific dan KrisFlyer Miles dari Singapore Airlines adalah pilihan yang baik untuk menukarkan poin Xtra dari kartu CIMB Niaga JCB Ultimate Anda.

Hanya saja, saya lebih menyarankan Anda untuk tukar ke Asia Miles karena skema konversi yang lebih bagus yaitu 6 banding 1.

Font, logo, teks, Grafis, simbol, deasin, tipografi
Secara pribadi, saya merekomendasikan Anda untuk menukar poin ke Asia Miles.

Jika Anda menukar poin ke Singapore Airlines KrisFlyer setelah 1 Juni 2020, maka dengan skema konversi 9 banding 1 dan biaya penukaran poin Xtra, Anda secara efektif kehilangan sekitar 33% value dari poin tersebut. Namun, opsi ini sangat aman.

teks, Font, logo, Grafis, deasin, tipografi
Jika epidemi Covid-19 masih terus berlanjut, maka Singapore Airlines KrisFlyer adalah pilihan terbaik dan teraman.

Saya sendiri menukar poin Xtra dari CIMB Niaga JCB Ultimate saya ke Asia Miles karena saya cukup yakin bahwa Cathay Pacific tidak akan bangkrut dalam jangka waktu dekat, akan recover dengancepat, dan memiliki alternatif penukaran poin yang beragam.

.

Kemanakah Anda akan menukar poin Xtra CIMB Niaga JCB Ultimate Anda?

Share

4 comments
  1. Wah terima kasih informasinya, sangat disayangkan devaluasi ini terjadi, dan juga sebagai tambahan di Bulan Juni nanti ada kebijakan baru yang mana untuk setiap penukaran poin ke mileage dikenakan pemotongan tambahan 2500 poin extra dari akun kita dan minmal harus tersedia dulu 10.000 xtra, kalau sekarang berapa pun poin xtra yang kita punya bisa langsung ditukarkan. Hal ini berlaku juga untuk kartu premium lain nya.

    1. Sayang sekali !!! JCB niaga sepertinya sudah tidak begitu layak untuk dipertahankan lagi. Mengingat dibandingkan dengan CC bank lain sudah kalah saing.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.