pakaian, orang, pria, Wajah manusia, alas kaki, wanita, Bagasi dan tas, dalam ruangan, orang-orang, berdiri, grup, pengambilan bagasi, plafon, Bandara

KRITIK: Citilink, Lion Air Group & Maskapai Penerbangan Domestik Lain Wajib Mengeluarkan Waiver!

Saya memutuskan untuk menulis artikel ini guna mewakilkan keluhan dari pembaca dan kerabat yang telah terlanjur membeli tiket pesawat maskapai seperti Citilink, Lion Air, Batik Air, dsb.

Coronavirus (COVID-19), rasanya topik tentang pandemik global tersebut tidak habis-habisnya dibahas. Wabah tersebut telah menyebabkan kerugian besar pada mayoritas sektor ekonomi dunia.

Industri penerbangan dan perhotelan yang umumnya menjadi topik utama di blog ini juga merasakan imbas terberatnya. Tidak sedikit maskapai yang mengatakan bahwa pandemik ini merupakan tantangan terberat sepanjang masa.

Awalnya saya ragu untuk menulis artikel ini karena merasa bahwa maskapai akan segera mengeluarkan waiver atau kelonggaran dalam mengubah/membatalkan penerbangan di tengah kesulitan saat ini. Namun saya tidak bisa menunda lagi ketika kembali menerima email berikut dari Citilink (mungkin Anda juga risih):

teks, Font, cuplikan layar, nomor, putih, struk, aljabar
Email-email dari Citilink yang saya anggap tidak perlu dan seolah-olah mengulur waktu.

Salah satu dari email tersebut juga menginfokan bahwa penumpang yang terbang dengan Citilink selama bulan Maret dan April 2020 akan diberikan healthy pack dan wedang jahe selama penerbangan.

Selama periode Maret sampai dengan April 2020, kami membagikan minuman herbal, berupa Wedang Jahe, pada penerbangan kami. Kami juga membagikan healthy pack yang berisi hand sanitizer, masker, serta tips hidup bersih dan sehat agar kesehatan para penumpang Citilink tetap terjaga selama melakukan perjalanan.

Melihat isi email tersebut saya merasa seakan pihak maskapai malah mendukung orang untuk terbang. Menurut saya, sudah tidak sepantasnya pihak manapun menganjurkan bepergian di situasi seperti ini. Mari hadapi realita, penumpang yang sudah membeli tiket tidak membutuhkan anjuran dari maskapai untuk tetap menjaga kesehatan.

Hal terpenting yang dibutuhkan adalah ketenangan dalam bentuk waiver atau fasilitas untuk membatalkan dan mengubah penerbangan tanpa dikenakan biaya.

Sudah tidak terhitung berapa banyak teman, kerabat, dan pembaca yang mengeluhkan kepada saya tentang masalah ini. Saya sendiri bahkan juga harus merasa tidak tenang karena sudah membeli lebih dari 20 tiket Citilink di bulan Mei 2020 nanti.

citilink
Membeli makanan sehat di pesawat tidak akan membantu melawan COVID-19. Tetap tinggal di rumah dan tidak bepergian adalah solusi terbaik. Foto: Citilink.

Resiko Tidak Mengeluarkan Waiver

Tidak ada maskapai yang berada dalam posisi menguntungkan di saat seperti ini. Kerugian sudah pasti harus siap untuk ditelan demi keselamatan orang banyak. Bagi saya, pemerintah juga wajib melakukan intervensi dengan menginstruksikan maskapai untuk berbuat semana harusnya.

Apalagi ditengah musim mudik saat ini, dimana saya yakin akan banyak orang yang tidak menghiraukan imbauan untuk tidak bepergian. Ketika maskapai tidak mengeluarkan waiver dan pemerintah seakan tidak peduli, maka muncul beberapa kemungkinan yang bisa berujung fatal.

Penumpang akan merasa rugi jika tiket tidak bisa di refund atau diganti, sehingga kemungkinan besar akan tetap terbang. Jika penumpang ternyata positif tertular COVID-19, maka Anda bisa membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Jika penumpang sehat dan ternyata ada penumpang lain yang positif di dalam pesawat, maka Anda juga bisa membayangkan kemungkinan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Hal ini juga berlaku bagi maskapai domestik besar seperti Lion Air dan Batik Air. Berikut adalah quote pernyataan dari Lion Air yang  menurut saya cukup miris:

lion air corona
Kutipan pernyataan dari Lion Air.

Jika kesehatan dan keselamatan penumpang menjadi prioritas, maka jangan “memaksa” orang untuk terbang. Resiko terekspos COVID-19 sangatlah besar dan berpotensi menjadi sesuatu yang sangat membahayakan. Suspect Corona sudah tidak seharusnya bepergian.

Beda halnya dengan Batik Air yang berada dalam 1 grup dengan Lion Air, tidak ada sedikitpun informasi COVID-19 di laman “Newsroom” Batik Air.

lion air group
Penampilan newsroom Batik Air per hari ini, Jumat, 27 Maret 2020.

Kredit Kepada Maskapai yang Sudah Mengambil Langkah Tepat

Sejumlah maskapai seperti Garuda Indonesia dan AirAsia sudah mengeluarkan kebijakan pembatalan/penggantian penerbangan. Menariknya (setidaknya bagi saya), Citilink yang merupakan anak perusahaan dari Garuda belum mengikuti langkah induknya.

Baca artikelnya: POSITIF: Garuda Indonesia Izinkan Perubahan Tanggal/Rute Untuk Seluruh Rute Penerbangan Kecuali Timur Tengah

Langkah tersebut saya rasa sudah seharusnya diikuti oleh maskapai lain. Semakin cepat pandemik ini usai, maka semakin cepat juga situasi akan kembali menjadi normal.

Dirut Baru Garuda Indonesia
Garuda Indonesia semoga bisa menjadi pionir atau panutan bagi maskapai lain dalam menghadapi COVID-19. Foto: Dirut Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra.

Penutup

Saya tidak bermaksud untuk menjatuhkan nama baik Citilink, Lion Air, atau pihak manapun. Artikel ini hanya ditulis untuk menyampaikan keluh kesah pembaca dan kerabat yang kebetulan terlanjur membeli tiket penerbangan dengan Citilink, Lion Air, dan segelintir maskapai lain yang belum mengeluarkan waiver.

Jujur saya sudah lelah dengan kondisi saat ini dan berharap agar semua orang bisa saling berpartisipasi dalam mengurangi penyebaran virus ini. Satu-satunya cara untuk menghentikan virus ini adalah dengan menghentikan atau setidaknya mengurangi penyebarannya.

Tentunya melakukan perjalanan dengan pesawat terbang hanya akan meningkatkan kemungkinan penyebaran lebih lanjut. Saya rasa maskapai dan pemerintah wajib mengambil tindakan tegas dan bijak di situasi seperti ini. Semoga email selanjutnya dari pihak maskapai berisikan kelonggaran untuk membatalkan/mengubah penerbangan tanpa dikenakan biaya.

Apa pendapat Anda tentang hal ini?

Share

9 comments
  1. Pengalaman saya cancel penerbangan Garuda saya di tgl 24 Maret 2020 masih aja kena penalty 2 jt + tax nya. Gitu kebijakan terbaru nya hanya bisa direfund dalam bentuk voucher. Dikarenakan trip saya ke Jepang hingga 30 Juli. kebijakan reroute dan reschedule masih dikenakan denda dan penalty 300.000k.

  2. Menurut saya kalau cancel Memang Sangat sulit di kasih waiver gratis. Ini mengingat airlines sudah book profit dari booking yg masuk.

    Kalau Mereka waiver rebooking fee, Itu Masih ke Tolong Karena income nya gk hilang. Sedangkan kalau refund total maka Mereka punya accounting akan kacau balau belom lagi cash flow Mereka pasti langsung mandek.

    Saya pribadi jg ada booking di SIA yg saya terpaksa meminta refund untuk redeposit miles saya kembali Dan relakan membayar refund fee 75 USD. Ini saya ikhlas, Karena saya ingat kembali segala fasilitas di waktu2 kita nikmati segala loyalty program Mereka. Ayo kita dukung airlines2 yg Selama ini sudah memberikan kita banyak kenikmatan dalam travelling.

    Jadi menurut saya Sangat wajar kalau refund Itu Kena fee / penalty. Dan Airlines cmn memberi kan free waiver kalau penumpang reschedule flights ke tangal lain.

    1. Jon,

      Benar, memang berat bagi maskapai untuk kehilangan likuiditas di saat seperti ini. Namun pada saat yang sama, resiko penularan COVID-19 juga akan meningkat. Waiver adalah hal yang wajib diberikan di saat ada force majeur.

    1. Hendra,

      Model statistik saya menghitung harusnya puncak pandemik Corona akan ada pada awal April ini.

      FYI, Swiss sudah mulai bisa men-stagnankan kurva infeksi (flatten the curve) sehingga saya rasa setelah Mei seharusnya sudah mulai aman untuk traveling lagi. #Pendapatpribadi

  3. Saya booking 2 tiket waktu dan tujuan sama dari 2 situs berbeda: situs travel dan situs yg jualan apa aja. Rencana bulan mei, waktu mau saya cancel ternyata ada perubahan jadwal dari maskapai (penerbangan langsung jadi transit).

    Situs travel: saya call CS dan mereka cek penerbangan, saya dpt kebijakan utk refund penuh. Situs apa aja : saya tanya CS apa saya dpt refund penuh mereka tdk bisa jawab hanya menginfokan proses refund 7-90hari yah bs jadi krn tidak ada CS khusus untuk hal seperti ini.

    Refund dari keduanya memang belum saya terima karena masih <90hari. Saya masih berharap (yah bolehlah berharap) keduanya bisa selesai sblm 60hari dengan refund penuh.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.