Hotel Review: The Willard InterContinental Washington D.C. | PinterPoin

Hotel Review: The Willard InterContinental Washington D.C.

Di tahun 2022 ini, saya berkesempatan untuk mengunjungi ibukota Amerika Serikat, Washington D.C. sebanyak tiga kali. Pada kunjungan pertama, saya berkesempatan menginap di The Willard InterContinental Washington D.C., salah satu points hotel milik IHG yang masuk dalam incaran saya.

Pada kunjungan lain, saya berkesempatan menginap di Conrad Washington, DC (review menyusul) dan Waldorf Astoria Washington DC (review menyusul).

Dari ketiga hotel yang kami sambangi di D.C., The Willard InterContinental Washington D.C. saya pandang sebagai hotel paling historik dengan lokasi paling strategis. Hotel ini bahkan juga memiliki julukan “Residence of Presidents” karena telah beroperasi sejak 1818 dan telah menjamu banyak kepala negara. Bahkan hotel ini sempat menjadi tempat tinggal sementara presiden Amerika Serikat seperti Abraham Lincoln dan Franklin Pierce.

Selain itu, hotel ini juga menjadi tempat syuting film Captain America: The Winter Soldier dan Minority Report. Tokoh Martin Luther King Jr. juga menyelesaikan versi final pidato “I Have a Dream” di hotel ini, beberapa jam sebelum pidatonya di Lincoln Memorial.

Saya menukarkan 40.000 poin IHG kala itu, ketika sedang ada award sale dadakan. Normalnya hotel ini dihargai mulai dari 50.000 – 80.000 poin per malam tergantung periode. Untuk cash rate, hotel ini dihargai mulai dari $400an per malam dan bisa mencapai $900+ di periode tertentu.

Check In

The Willard beralamat di 1401 Pennsylvania Ave Nw, Washington, District of Columbia, 20004. Hotel ini bertetanggaan (berseberangan) dengan White House yang beralamat di 1600 Pennsylvania Ave Nw.

teks, peta, diagram, cuplikan layar, Font, Rencana, nomor

Dari hotel, bangunan United States Capitol & Washington Monument juga terlihat jelas:

Memasuki bangunan hotel, tamu akan disambut dengan interior hotel yang sangat klasik dan terkesan aristokratik.

Pada saat kunjungan di awal tahun 2022, saya menginap dengan status Spire Elite + InterContinental Ambassador. Sayangnya, belum ada benefit free breakfast dan upgrade kamar juga sangat minim hingga terasa seperti tidak ada upgrade sama sekali. Staf yang membantu saya check in adalah orang Indonesia & kami sempat berbincang sesaat.

Voucher welcome drink diberikan pada saat check in yang mana saya tukarkan untuk Mint Julep, cocktail dengan sejarah yang menarik & sangat “American”. Cocktail ini diperkenalkan oleh Kentucky Stateman, Henry Clay, kepada bartender di Round Robin Bar dan hingga kini menjadi minuman signature The Willard.

Selesai bersantai sejenak dengan welcome drink, kami bergegas menuju ke kamar untuk beristirahat.

Kamar

Kami mendapatkan kamar 934, yang merupakan kamar tipe 1 King Premium – 450 sqft (1 level upgrade dari 1 King Classic berukuran 400 sqft).

Kamar standar di The Willard tergolong sangat standar dan tidak terkesan mewah. Setiap kali menginap di hotel di Amerika, pastikan untuk selalu menurunkan ekspektasi. Jangan samakan dengan hotel di Indonesia / Asia dengan harga yang sama, yang pastinya akan membuat Anda kecewa.

Memasuki kamar mandi seakan seperti kembali ke masa lampau dengan pilihan wallpaper yang retro.

Umumnya, hotel InterContinental menyediakan amenities dari Agraria, yang mana cukup berkualitas. Namun The Willard menggunakan amenities dari NEST dan parahnya lagi dicampur dengan brand berbeda.

Dining

Karena cuaca yang dingin, saya dan Erika memutuskan untuk makan di restoran utama hotel; Café du Parc. Ternyata restoran ini juga cukup populer di kalangan warga lokal.

Berikut menu di Café du Parc:

Saya dan Erika memesan Escargot Bourgogne dan Steak Frites, keduanya sangat kami rekomendasikan. Pada kunjungan selanjutnya ke Washington D.C., kami sudah berencana untuk kembali makan di restoran ini.

Untuk breakfast, kami memutuskan untuk tidak makan di hotel demi brunch di Old Ebbitt Grill yang berjarak 2 blok dari hotel.

Sebelum check out, kami menyempatkan diri untuk bersantai kafe bergaya Perancis milik The Willard, yakni Le Café. Kafe ini menyajikan kopi (menu) yang berkualitas dengan French pastries yang Instagrammable. Minuman beralkohol (menu) juga disediakan di kafe ini.

Fasilitas

The Willard adalah hotel historik dengan lokasi strategis, namun minim fasilitas yang mumpuni.

The Willard mempunyai cukup banyak function room yang bisa disewa untuk acara privat.

Penutup

The Willard InterContinental Washington D.C. adalah pilihan hotel yang menarik karena nilai historisnya. Hotel ini juga merupakan opsi penukaran poin IHG yang cukup solid karena cash rate yang tinggi.

Diluar dari itu, kemungkinan besar saya tidak akan kembali menginap di hotel ini lagi. Bagi saya, hotel seperti ini hanya perlu dikunjungi 1x (been there, done that). Saya pribadi lebih senang dengan Waldorf Astoria & Conrad meskipun lokasi keduanya tidak se-strategis The Willard. Stay tuned untuk review selanjutnya.

Share

2 comments
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.