Hotel Review: Park Hyatt Washington D.C.

Hotel Review: Park Hyatt Washington D.C.

Pada kunjungan tahunan ke Washington D.C. kali ini, pilihan akomodasi kami adalah Park Hyatt Washington D.C. Sebagai loyalis program World of Hyatt dengan status Globalist, sudah sejak lama saya cukup penasaran dengan hotel ini.

Park Hyatt adalah salah satu brand hotel favorit saya dan status Globalist Hyatt merupakan status elit loyalty program hotel favorit saya yang memberikan banyak manfaat menarik.

Pada kunjungan-kunjugan sebelumnya ke ibukota Amerika Serikat, saya sudah pernah mengunjungi sejumlah hotel lain, yaitu:

Jika diurutkan, Park Hyatt Washington D.C. sayangnya bertengger diurutan terakhir bagi saya. Mengapa demikian? Berikut ulasan lengkapnya.

Pemesanan

Park Hyatt Washington D.C. adalah hotel kategori 5 di program World of Hyatt. Artinya hotel ini memerlukan 17.000 / 20.000 / 23.000 poin Hyatt per malam tergantung periode. Kebetulan pada hari saya menginap, hotel ini mematok 20.000 poin (harga standar) per malamnya.

Alih-alih menggunakan poin, saya memesan kamar kategori awal; 1 King Bed, dengah rate Hyatt Privé melalui luxury travel agent Classic Travel.

Total, saya membayar US$405.83 nett atau setara dengan Rp6,2 jutaan per malam untuk pemesanan ini. Jika memesan melalui rate standar anggota Hyatt, kamar ini dipatok dikisaran US$350 nett per malam.

Memanfaatkan rate Hyatt Privé yang sedikit lebih mahal, saya mendapatkan sejumlah tambahan benefit sebagai berikut:

  • Kredit hotel sebesar US$100 (tambahan)
  • Welcome gift (tambahan)
  • Upgrade 1 kategori (dikombinasikan dengan status Globalist)
  • Gratis breakfast (sudah didapat dari Globalist)
  • Early check in & late check out (sudah didapat dari Globalist)

Benefit tersebut merupakan tambahan (atau dikombinasikan) dengan benefit dari status Globalist saya.

Mengingat saya mendapatkan kredit US$100 tambahan, maka membayar lebih US$50 melalui rate Hyatt Privé menjadi no brainer karena saya berencana untuk makan di restoran hotel; Blue Duck Tavern.

Check In

Park Hyatt Washington D.C. beralamat di 1201 24th St NW, Washington, DC 20037.

Lokasi hotel ini menurut kami tidak strategis bagi turis karena terletak cukup jauh dari atraksi-atraksi utama di ibukota Amerika Serikat. Namun, hotel ini akan cocok bagi yang senang dengan ketenangan karena terletak di area residensial prestigius dan berdekatan dengan banyak kedutaan besar.

Desain eksterior hotel cukup senada dengan bangunan disekitarannya. Hotel ini bertetanggaan dengan hotel lain seperti Fairmont Washington D.C. Georgetown dan The Ritz-Carlton, Washington D.C.

Jika menukarkan poin atau sertifikat menginap gratis, anggota Globalist bisa memanfaatkan fitur parkir gratis.

Dikarenakan saya memesan menggunakan cash rate melalui Hyatt Privé, maka saya harus membayar parkir gedung di sebelah hotel yang untungnya tidak terlalu mahal.

Kami dibantu oleh seorang staf perempuan yang cukup ramah dan ceria. Saya diberikan penjelasan tentang benefit dari status Globalist dan rate Hyatt Privé. Dari beberapa hari sebelumnya, saya sudah mendapatkan konfirmasi upgrade ke kamar Park Junior Suite City View berukuran 51 meter persegi.

Karena bepergian dengan 2 anak, saya meminta upgrade ke Park Executive Suite yang berukuran 87 meter persegi. Sayangnya, tidak ada complimentary upgrade tambahan dan saya harus membayar US$150 nett untuk upgrade tersebut.

Sesuai ekspektasi saya, pihak hotel “pura-pura” memberi batasan kredit breakfast agar tamu tidak memesan berlebihan. Pada praktiknya, seluruh tagihan breakfast kami digratiskan oleh pihak hotel, selengkapnya dibawah.

Setelah check in, kami segera bergegas menuju ke kamar dan menemukan bahwa terdapat kontras desain antara area lobi dan koridor menuju ke kamar.

Berjalan di koridor terasa seperti kembali ke masa lalu atau terasa seperti berjalan di properti Hyatt Regency tua di Amerika.

Kamar

Memasuki kamar, hal pertama yang dijumpai adalah tempat menaruh sepatu dan jaket. Setelah itu, kamar tidur terletak di sebelah kiri dan living room terletak disebelah kanan. Terdapat meja makan yang bisa mengakomodasi 4 orang di tengah-tengah suite.

Request baby crib kami diantarkan tidak lama setelah memasuki kamar. Selain itu, welcome gift dari Hyatt Privé yang terlanjur diantarkan ke kamar sebelumnya juga tiba tidak lama berselang.

Pemandangan dari suite menghadap ke hotel Fairmont di seberang dan perempatan jalan.

Area kamar tidur dipisahkan oleh pintu geser yang bisa tertutup rapat. Karena terletak di area yang lebih sepi, tidak ada suara bising yang terdengar dari luar selama beristirahat pada malam hari.

Terdapat 2 pasang bath robe yang tergantung rapi di depan kamar mandi.

Memasuki kamar mandi, area shower dan bath tub terletak di sebelah kiri dan toilet beserta walk in closet terletak di sebelah kanan.

Kamar mandi di suite ini menggunakan batu kapur yang seiring waktu akan terlihat buruk jika tidak dirawat dengan benar.

Uniknya, sabun batang di kamar mandi utama menggunakan produk dari Beekman. Padahal, sabun batang di toilet tamu menggunakan Le Labo.

Shower dan bath tub terletak di sebelah kiri setelah memasuki kamar mandi. Sama seperti properti Park Hyatt lainnya, amenities menggunakan Le Labo Bergamote 22 dalam kemasan yang bisa diisi ulang.

Lantai kamar mandi sayangnya sudah tidak lagi nyaman dipandang dan harus diganti dengan keramik baru.

Menurut saya, membayar upgrade US$150 untuk kamar Park Executive Suite cukup worth it untuk mendapatkan ruang gerak yang cukup luas. Namun secara keseluruhan, saya rasa Park Hyatt Washington D.C. sudah harus melakukan renovasi besar untuk bisa bersaing dengan hotel-hotel baru lainnya.

Breakfast & Dining

Ketika menginap di hotel Park Hyatt sebagai anggota Globalist, salah satu hal yang saya tunggu-tunggu adalah sarapannya. Total breakfast credit yang kami dapatkan kali ini adalah US$190 dengan penjabaran sebagai berikut:

  • US$60 per orang dewasa (maksimal 2 orang)

  • US$35 per anak (maksimal 2 anak)

Pada praktiknya, tagihan kami mencapai US$258.70, yang mana melebihi batas kredit US$190 dan nyatanya seluruh bill termasuk tip digratiskan oleh pihak hotel. Batasan kredit yang ditentukan hanya berfungsi supaya tamu tidak memesan berlebihan.

Breakfast diadakan setiap harinya di restoran utama hotel; Blue Duck Tavern, yang dulunya sempat mendapat penghargaan 1 Michelin Star pada tahun 2017, 2018 dan 2019.

Salah satu keunggulan dari restoran ini adalah pilihan teh yang super premium dari berbagai belahan dunia. Bahkan terdapat ruang khusus untuk menikmati teh bagi yang tertarik.

Restoran ini cukup populer dan ramai dikunjungi pada jam makan siang dan makan malam. Pada pagi hari pun, saya melihat ada banyak tamu yang datang untuk pertemuan bisnis.

Tergantung hari, anggota Globalist bisa menikmati fasilitas breakfast buffet atau à la carte. Pada kunjungan saya, à la carte menjadi satu-satunya opsi, yang mana juga lebih kami senangi ketimbang konsep buffet.

Kami memesan menu berikut:

  • Malawian Gold African Breakfast
  • Matcha Soufflé Pancakes
  • Duck Confit Hash
  • Ube Cheesecake French Toast
  • Smoked Salmon
  • Beans and Bacon
  • Sourdough Einkorn Waffle
  • BDT Benedict

Kualitas breakfast di Blue Duck Tavern tergolong sangat baik dan berkualitas restoran upscale. Apalagi ditambah dengan fakta bahwa anggota Globalist bisa memesan sepuasnya dengan gratis. Mungkin satu-satunya hal yang akan menarik saya untuk kembali menginap di hotel ini adalah breakfast-nya.

Untuk makan malam pada hari pertama, kami juga memanfaatkan kredit US$100 dari Hyatt Privé di Blue Duck Tavern. Menu di restoran ini bisa Anda akses disini jika tertarik.

Kami memesan:

  • Carolina Gold Rice Porridge
  • Wild Red Drum
  • Wood Oven-Roasted Bone Marrow
  • Pan-Seared Scallops
  • Jumbo Lump Crab Cakes
  • Potato Purée
  • Roasted Rohan Duck Breast
  • Hand-Cut BDT Triple Fries

Sama seperti sarapan , makanan yang disajikan seluruhnya berkualitas tinggi. Namun entah mengapa saya merasa pengalaman sarapan di restoran ini jauh lebih berkesan secara keseluruhan ketimbang makan malam.

Fasilitas

Salah satu keanehan dan juga kekurangan dari hotel ini adalah letak kolam renang dan gym yang tergolong sulit untuk dicari/dijangkau.

Tamu harus terlebih dahulu menuju ke lobi dan kemudian menyeberang ke gedung sebelah untuk bisa mengakses fasilitas tersebut. Alternatifnya, tamu bisa menuju ke lantai 3 dan menggunakan pintu akses yang berdekatan dengan kamar 301 untuk menyeberang ke gedung sebelah.

Hawa di kolam renang juga terlalu panas dan aroma klorin cukup menyengat sehingga membuat kami tidak betah untuk berlama-lama. Bayangkan jika kepala kepanasan & pada saat yang sama badan kedinginan karena berada di dalam air yang temperaturnya cukup dingin ditambah aroma klorin yang kuat.

Seusai berenang, saya mengalami sakit kepala yang cukup lama.

Hotel ini juga mempunyai area konferensi yang terletak 1 lantai dibawah lobi dan bisa diakses melalui tangga atau lift. Menurut staf hotel, ruangan konferensi di hotel ini cukup populer di kalangan diplomat dan anggota pemerintahan Washington.

Penutup

Sejauh ini, Park Hyatt Washington D.C. merupakan Park Hyatt paling ‘medioker’ yang pernah saya kunjungi.

Melihat usia dan standar hotel saat ini, rasanya hotel ini lebih cocok di-downgrade menjadi Grand Hyatt atau bahkan Hyatt. Nilai plus dari hotel ini adalah restorannya, Blue Duck Tavern, yang menyajikan makanan berkualitas. Anggota Globalist Hyatt akan bisa menikmati benefit sarapan gratis (baca: memesan sepuasnya) di restoran ini.

Diluar dari itu, melihat harga per malam yang cukup tinggi, kemungkinan besar saya tidak akan kembali ke hotel ini hingga hotel ini direnovasi.

Apa pendapat Anda tentang Park Hyatt Washington D.C.?
Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.