Review menginap di Alila Solo, opsi hotel termewah di kota Solo, Jawa Tengah. Sejak diakuisisi oleh Hyatt, kini Alila bernaung dibawah loyalty program World of Hyatt. Saya menginap di properti ini dengan status Globalist pada program World of Hyatt.
Dalam rangka MasterClass PinterPoin di Surabaya dan Semarang, saya bersama istri memutuskan untuk tidak terbang seperti biasanya dan memilih untuk mencoba road trip di pulau Jawa. Total, kami menginap di sejumlah properti, diantaranya:
- Alila Solo (2x)
- DoubleTree by Hilton Surabaya (review)
- The Westin Surabaya (review)
- Yogyakarta Marriott Hotel
- Hyatt Regency Yogyakarta
- Novotel Semarang
Awalnya saya mempertimbangkan untuk berhenti di Semarang, salah satu kota favorit saya di Indonesia. Namun, status Globalist Hyatt yang saya miliki membuat saya memilih kota Solo untuk menjadi pemberhentian pertama setelah menyetir ±5 jam dari Jakarta.
Saya menjadikan Alila Solo sebagai tempat singgah sebanyak dua kali, dari Jakarta menuju ke Surabaya dan sekali lagi dari Surabaya menuju ke Yogyakarta.
Dari menginap 2x di hotel ini seharga Rp803.000,- nett per malam, saya mendapatkan 2.592 poin (296 poin + 296 poin + bonus 2.000 poin) berkat promo Bonus Journeys dari Hyatt. Poin tersebut bernilai setidaknya ±Rp700.000 jika mengikuti valuasi PinterPoin.
Check In
Alila Solo beralamat di Jl. Slamet Riyadi No. 562, yang sepertinya merupakan jalan utama di Solo. Kami tiba di Alila Solo pada pukul 8 malam, setelah menyetir non-stop dari Jakarta.
Ketika memasuki lobi Alila Solo, jujur saya terkesima dengan desain interiornya yang sulit digambarkan dengan kata-kata. Menurut saya, Alila Solo berhasil mengombinasikan aspek tradisional khas Jawa dengan elemen arsitektural modern yang elegan.
Simpelnya, apabila Anda tidak bisa membayangkan bahwa karya seni tradisional Jawa bisa dibuat modern, elegan, dan kontemporer, maka Anda harus masuk ke lobi Alila Solo.
Desain Alila Solo merupakan hasil karya dari arsitek Budiman Hendropurnomo dari Denton Corker Marshall. Saya akan membiarkan foto yang berbicara:
Selesai mengagumi keindahan lobi di hotel ini, saya kemudian bersiap untuk menghadapi kemungkinan argumen dengan staf hotel. Sangat disayangkan, Alila Solo harus dimasukkan ke daftar properti yang pelit untuk urusan upgrade kamar.
Ketika saya tiba di meja resepsionis & mengonfirmasi reservasi, staf hotel langsung meminta maaf dan menyebut bahwa Executive Suite sudah sold out, dan saya hanya akan di-upgrade ke kamar Deluxe with Bathtub.
Sebagai informasi, anggota Globalist Hyatt berhak mendapatkan upgrade ke Executive Suite (kategori standard suite di Alila Solo) jika memang tersedia saat check in.
Sebelum sampai di hotel, bahkan sejak 2 hari sebelum kedatangan, saya beberapa kali mengecek aplikasi Hyatt untuk melihat ketersediaan upgrade. Hingga di meja check in pun, aplikasi Hyatt masih menjual 2 kamar Executive Suite.
Dengan ekspresi heran, saya pun menginformasikan staf bahwa jelas-jelas Executive Suite yang dibilang sold out tersebut masih dijual di aplikasi. Kemudian staf hotel yang melayani saya nampak agak terkejut, mungkin karena trik ini sebelumnya selalu berhasil dan gagal dengan saya.
Kemudian saya diminta untuk menunggu sejenak dan tidak lama kemudian, seorang manager menghampiri saya dan kemudian mengatakan bahwa tiba-tiba ada seorang VIP yang membatalkan pemesanan kamar Executive Suite & saya bisa mendapatkan kamar tersebut, hmm..
Saya kemudian diminta untuk menunggu 20 menit, yang mana saya asumsikan waktu yang diperlukan untuk memindahkan welcome amenity yang terlanjur ditaruh di kamar Deluxe with Bathtub ke Executive Suite.
Properti ini memang sudah terkenal sulit untuk memberikan upgrade, jadi jika Anda belum mencapai status Globalist, maka jangan berharap akan diberikan upgrade. Bahkan upgrade Globalist pun memerlukan sedikit perjuangan! Anyway, saya berhasil mendapatkan upgrade yang seharusnya diberikan menurut aturan program Hyatt.
Kamar
Saya memesan kamar tipe terendah Standard King Room seharga Rp803.000,- nett per malamnya. Berkat status Globalist, saya mendapatkan upgrade ke Executive Suite seharga Rp3.909.749,- nett per malam, yang menurut saya overpriced.
Namun saya mengerti posisi Alila Solo yang menjadi satu-satunya hotel mewah di Solo dan sering digunakan oleh instansi pemerintahan dan perusahaan ketika dinas ke Solo. Pada kunjungan saya ke hotel ini, ada rombongan Kemendikbud yang sepertinya memesan banyak kamar sekaligus.
Logikanya, kamar kategori atas mudah terisi penuh sehingga akan menjadi opportunity cost jika diberikan untuk anggota elit. Namun kembali lagi, Alila sudah tergabung dalam program Hyatt & wajib mengikuti aturan yang ada.
Memasuki kamar, saya cukup terkesima dengan desain Executive Suite dan aroma seperti lemongrass yang sejuk langsung berhembus dari kamar. Kondisi Executive Suite 2705 ini dalam keadaan bersih dan terawat. Terdapat juga sejumlah pajangan seni di berbagai sudut kamar ini.
Normalnya, kamar tipe Suite akan memiliki 2 TV, satu di ruang tamu dan satu di kamar tidur master. Namun Alila Suite menggunakan sistem revolving TV, yang bisa diputar sesuai kebutuhan.
Perlu diperhatikan bahwa akan terdapat jeda di sela-sela revolving TV ini:
Sekilas, saya merasa ada sentuhan Jepang di desain Executive Suite Alila Solo, seperti banyaknya penggunaan kayu berwarna cerah dan penggunaan pintu geser.
Ketika berbaring di ranjang dan melihat ke langit-langit, ada sensasi seperti melihat plunge pool yang tidak terisi air.
Alila & Hyatt menyediakan banyak disinfecting wipe di dekat benda yang sering disentuh seperti telepon dan remot tv.
Sayangnya kecepatan internet di Alila Solo sangat lambat di malam hari, lalu kemudian baru membaik di pagi & siang hari.
Memasuki area kamar mandi utama, terasa bahwa Alila Solo sengaja membuat suasana remang di kamar mandi. Di area shower & bath tub, tidak ada pencahayaan selain di dekat jendela yang menurut saya aneh dan berpotensi membahayakan bagi orang yang sulit melihat di kegelapan.
Produk bubble bath dari Alila Living & Sensatia sangat saya rekomendasikan karena bubble yang tahan lama & benar-benar aromatik.
Alila & Hyatt sebenarnya sudah beralih menggunakan amenities isi ulang. Sejujurnya saya kurang nyaman dengan amenities isi ulang karena berpotensi di kompromi.
Sebagai informasi, Alila Solo menggunakan 2 jenis amenities Alila Living, brand yang sama namun dibuat oleh 2 pabrikan berbeda:
- Alila Living yang dibuat oleh Sensatia Botanicals untuk kamar Suite
- Alila Living yang dibuat oleh Budi Jaya Amenities untuk kamar non-Suite
Entah mengapa, produk conditioner yang digunakan oleh Alila di Executive Suite berbau pesing. Akhirnya saya meminta untuk diberikan individual amenities yang ternyata juga sama berbau pesing, apakah Anda pernah menggunakan produk ini? Apa pendapat Anda?
Pada kunjungan kedua ke Alila Solo, saya kembali mendapatkan Executive Suite tanpa harus berargumen terlebih dahulu ๐ . Sayangnya, kamar satu-satunya tersebut terletak di smoking floor dan entah mengapa kamar tersebut cenderung *maaf* bau kaki (seingat saya kamar 1902).
Executive Suite yang saya dapatkan adalah suite terakhir yang tersedia malam itu. Karena tidak tahan dengan bau tersebut, akhirnya mau tidak mau kami harus downgrade ke kamar Deluxe with Bathtub, yang mana sedikit mengecewakan namun sudah lebih dari cukup untuk sekedar tidur & mandi sebelum berangkat ke Yogya keesokan harinya.
Breakfast
Breakfast di Alila Solo aslinya dihidangkan di restoran utama Epice yang terletak di lantai lobi. Saya secara spesifik meminta agar breakfast diantarkan ke kamar demi bisa menghindari keramaian. Anggota Globalist diizinkan untuk memesan menu breakfast (in-room dining) tanpa dikenakan biaya.
Menu in-room dining dan breakfast bisa diakses melalui TV:
Pemesanan breakfast & pemilihan jam pengantaran dilakukan melalui telepon. Dari 2x kunjungan ke hotel ini, saya & Erika berkesempatan untuk mencoba seluruh opsi breakfast yang tersedia: Western, Indonesian, dan Healthy.
Saya tidak mempunyai patokan Nasi Pecel yang enak, namun saya cukup menikmati Nasi Pecel fancy ala hotel dari Alila Solo ini.
Opsi Western tergolong simpel & tidak spesial, semua makanan disajikan halal.
Pada kunjungan kedua, saya dan Erika memilih Healthy Style Breakfast.
Hidangan utama dari Healthy Style Breakfast ini adalah poached egg dengan sweet potato goreng tepung didampingi dengan orange mustard dressing salad. Secara keseluruhan, in-room breakfast di Alila Solo sama sekali tidak memorable bagi kami, mungkin saja opsi buffet breakfast di restoran lebih menarik.
Executive Lounge Benefit
Dikarenakan lounge sedang tutup, benefit breakfast, all day light bites & snacks, dan evening cocktail bisa dinikmati di Epice, restoran utama di Alila Solo yang terletak selantai dengan lobi.
Breakfast bisa dinikmati dari pukul 06.00 – 10.00 weekday (10.30 weekend). Cemilan & snack tersedia dari pukul 10.30 – 19.00 setiap harinya. Sedangkan evening cocktail tersedia dari pukul 18.00 – 19.30.
Sayangnya tidak ada yang spesial dari benefit yang ditawarkan di properti ini. Untuk all day light bites & snacks, 1 orang diberikan 1 set makanan (tidak bisa refill) dan pilihan kopi/teh.
Untuk evening cocktail, 1 orang diberikan 1 set makanan (tidak bisa refill) dan tersedia opsi 1 red wine lokal dan 1 white wine lokal beserta pilihan jus, soft drink, kopi, dan teh. Tidak ada handcrafted cocktail atau opsi alkohol lainnya.
Fasilitas
Pada kunjungan saya, sayangnya executive lounge, gym, dan spa sedang tidak beroperasi karena alasan pandemi. Selain restoran Epice yang terletak di lantai lobi, terdapat juga restoran Agra di lantai 29 dan Sky Lounge (ditutup pada kunjungan saya) di lantai 30.
Kebetulan pada malam saya menginap, sedang ada acara live music di Agra dan ada banyak pengunjung sehinggga saya tidak diperbolehkan untuk mengambil foto.
Area kolam renang & spa terletak di lantai 6.
Penutup
Menurut saya & pendapat banyak pembaca lain, Alila Solo merupakan opsi hotel mewah terbaik di Solo. Sayangnya soft product di properti ini tidak sebanding dengan hard product-nya, dimana pelayanan yang diberikan tidak terasa genuine & ada upaya menolak memberikan upgrade kepada Globalist.
Namun saya tidak melihat hotel ini sebagai destinasi akhir untuk berwisata, melainkan hanya untuk bersinggah sebelum menuju ke Surabaya & Yogyakarta.
(+) Properti hotel terbaik di Solo dengan harga terjangkau dan lokasinya cocok untuk persinggahan
(-) Service tidak terasa genuine, tidak memberikan upgrade secara praktis, kamar mandi gelap, kecepatan internet sangat lambat pada malam hari, dan salah satu kamar berbau tidak sedap.
Saya mendapatkan pengalaman yang bertolak belakang di Hyatt Regency Yogyakarta, dimana pelayanan yang diberikan sangat luar biasa & semua staf membuat kami merasa welcomed, namun propertinya sudah berusia. Stay tuned untuk review-nya.
.
Memperlakukan top tier Hyatt Globalist member dengan full of drama suite penuh dan kedua kalinya dikasih room yang bau rokok??
Ok, informasi yang bagus untuk JANGAN PERNAH KEPIKIRAN untuk booking di hotel tsb.
Terima kasih untuk reviewnya, salam maju terus PinterPoin!
Marvin,
Alila Solo tetap merupakan properti yang menarik bagi saya, terutama dari segi harga & propertinya yang masih terasa baru. Staf di Alila Solo semuanya juga ramah, hanya saja tidak terasa “genuine” seperti properti Hyatt lainnya.
Jika lain kali saya akan melewati Solo, saya tidak akan ragu untuk kembali menginap & melihat apakah ada perbedaan servis atau tidak.
Im glad to hear im not the only one
Saya cukup pasrah sih untuk urusan upgrade. Dan seumur2 sebagai Globalist dan frequent guest di Alila Solo, mereka baru 1x memberikan suite upgrade dan service lounge dadakan di Epice yang dibawah standard
Too bad
Agus,
Wow, seharusnya Anda lebih tegas untuk meminta upgrade, terutama ketika Executive Suite masih tersedia/dijual.
Berkesempatan menginap di Alila dengan selalu memesan kamar termurah.
Level member : mendapat kamar di lantai rendah.
Masih level member, namun sdh punya riwayat menginap lebih dari 5 malam, dan atau sekali stay lebih dari 3 malam : ‘upgrade’ ke kamar di lantai yg tinggi. Pada dasarnya kamar yg sama, hanya view yg lebih baik. Ditambah welcome note dr GM dan amenity buah segar.
Saat menjadi explorist, mendapat upgrade ke kamar deluxe dgn bathup, welcome note dr GM, amenity buah segar dan 2 macam cookies.
Semenjak menjadi globalist sy belum berkesempatan lagi menginap disana.
Benar, utk soft product, sy merasa keramahan kurang genuine, sangat jauh dibandingkan Hyatt Regency Jogja.
Sy pernah jam 11.30 diingatkan waktu checkout, pdhl sy menginap 4 mlm, dan tdk ada basa basi mau extend atau tdk. Saat itu sedang ada kegiatan, dan di lantai saya kamar banyak dipakai rombongan kegiatan tersebut hahaha.
Hard product msh luar biasa karena termasuk hotel baru, kasurnya besar dan nyaman.
Benar, conditioner bau pesing hahaha.
Meski demikian dengan rate sekarang, 800ribuan permalam, sangat worth it utk stay di Alila Solo, apalagi sebagai anggota Globalist.
Apakah memungkinkan untuk mattress run di alila solo tanpa datang untuk check in? Ada yang tahu? Terima kasih
Henry,
Sayangnya tidak bisa sepengetahuan saya.