Dirut Garuda Indonesia: Maskapai Akan Bertahan & Armada Boeing 777-300ER Dipertahankan | PinterPoin

Dirut Garuda Indonesia: Maskapai Akan Bertahan & Sebagian Armada Boeing 777-300ER Tetap Beroperasi

Minggu lalu, Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra bersama dengan Sam Chui mengadakan aviation talk yang menurut saya cukup menarik & insightful. Saya cukup antusias karena obrolan tersebut tergolong casual sehingga tidak terdengar seperti materi PR hasil media training. Saya juga antusias karena Garuda Indonesia disebut akan bertahan melewati kondisi saat ini.

If somebody asks about bankruptcy, don’t worry about it. Don’t worry everybody, including the president of the republican, Garuda will be alive because Garuda is part of this nation.

Irfan Setiaputra – Dirut Garuda Indonesia

Mengetahui bahwa audience Sam adalah avgeek, Pak Irfan bahkan memilih backdrop replika DC-3 Garuda Indonesia. Bagi Anda yang tertarik, Anda bisa menonton acara lengkapnya di postingan Instagram Garuda Indonesia berikut:

Berikut sejumlah informasi menarik dari obrolan tersebut:

Garuda Indonesia Akan Bertahan & Strategi Kedepannya

Sejak tahun lalu, banyak media nasional yang mengisukan kebangkrutan Garuda Indonesia. Menariknya, Pak Irfan menyebut bahwa Garuda Indonesia akan selamat karena statusnya sebagai bagian integral dari Indonesia. Berstatus sebagai maskapai nasional, rasanya memang akan janggal jika Garuda Indonesia dibangkrutkan.

Seperti yang diketahui saat ini Garuda Indonesia sedang dalam tahap restrukturisasi besar-besaran demi bisa keluar dari jeratan hutang dan kembali ke jalur profit. Fokus utama Garuda adalah mengurangi hutang secara signifikan yang berjumlah US$10 milyar menjadi US$3,4 milyar. Berbagai upaya telah ditempuh seperti negosiasi dengan lessor untuk pengembalian pesawat dan pembatalan pemesanan pesawat.

Garuda Indonesia diketahui akan beroperasi dengan 66 unit pesawat saja kedepannya. Pada saat pengumuman restrukturisasi, Garuda Indonesia tercatat mempunyai 142 unit pesawat yang sangat tidak optimal dan strategik. Saat ini Garuda Indonesia tercatat masih memiliki 103 unit pesawat dan hanya sebanyak 30-35 unit pesawat yang aktif digunakan untuk operasional.

Melihat jumlah pesawat yang aktif beroperasi, rasanya pengurangan armada memang lebih baik jika dilakukan sedini mungkin. Mengapa sedini mungkin? Karena pesawat yang sedang terparkir masih harus memakan biaya perawatan yang tidak sedikit. Contohnya, Garuda Indonesia harus menelan kerugian sebesar US$3 juta per bulan untuk 1 unit Boeing 737 MAX 8 yang dikandangkan sejak 2019. Bayangkan berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk merawat 60+ pesawat yang terparkir & tidak mendatangkan pemasukan pada saat yang sama.

Selain itu, Garuda Indonesia akan fokus di rute domestik karena pertumbuhannya dinilai luar biasa. Sebagai contoh, sejak pemerintah mengumumkan bahwa tes COVID-19 tidak lagi diperlukan di rute domestik bagi penumpang yang telah menerima dosis vaksin lengkap, penjualan tiket Garuda Indonesia naik 20%. Hal tersebut membuat Garuda optimis akan prospek di pasar domestik.

Kemudian, Garuda Indonesia seharusnya akan melihat lonjakan penumpang dari Emirates berkat jalinan kerja sama codeshare. Penumpang Emirates kini bisa terbang dari/ke sejumlah kota di Indonesia dengan Garuda Indonesia.

Rute internasional selama ini menjadi salah satu kontributor kerugian terbesar bagi Garuda, terutama rute London yang selama ini dipandang sebagai rute “prestigius”. Garuda Indonesia akan menutup rute internasional yang tidak menguntungkan & menambah frekuensi di rute yang menguntungkan. Berkat kargo, penerbangan internasional ke Australia, Jepang, dan Eropa (Amsterdam) mulai menghasilkan profit meskipun tanpa banyak penumpang. Sektor kargo nampaknya akan ditekuni lebih dalam kedepannya.

Flight Review: Garuda A330-900neo Business Class Jakarta - Denpasar | PinterPoin
Business class Garuda Indonesia di pesawat A330-900neo. Foto: PinterPoin

Garuda Indonesia Akan Fokus di Bali

Pak Irfan terdengar sangat antusias dan optimis dengan Bali yang selama ini menjadi destinasi pariwisata andalan Indonesia. Berbeda dengan Jakarta yang orientasinya lebih ke destinasi bisnis, Bali tentunya sangat populer dikalangan turis mancanegara.

Menurut beliau, turis mancanegara akan lebih memilih untuk langsung terbang ke Bali ketimbang harus transit terlebih dahulu di Jakarta. Oleh karena itu, dalam waktu dekat Garuda Indonesia akan membuka dan menambah rute penerbangan internasional langsung ke/dari Bali. Disebutkan bahwa Garuda Indonesia ingin menghadirkan value preposition yang berbeda bagi para calon penumpang.

Menariknya, Pak Irfan menyebut bahwa orang Indonesia senang terbang dengan maskapai asing seperti Singapore Airlines karena jaringan rutenya yang luas. Kemudian, ada statement menarik dari beliau:

We are very happy for any airlines that bring people to Indonesia. We are a national flag carrier. The ultimate goal of our presence is actually the economic development of Indonesia.

Pernyataan yang diberikan Pak Irfan saya rasa sangat realistis dan nasionalis. Beliau juga menyebut bahwa Garuda saat ini cukup senang dengan jaringan rute yang ada tanpa memberikan janji ekspansi yang tidak realistis.

peta, teks, Perangkat tampilan, elektronik, multimedia, dalam ruangan, penerbangan
Bali menjadi andalan Garuda Indonesia. Foto: PinterPoin

Boeing 777-300ER Akan Bertahan

Berbeda dengan fleet plan yang sempat dirilis tahun lalu, Garuda Indonesia nampaknya akan mempertahankan sejumlah pesawat Boeing 777-300ER setelah adanya negosiasi dengan pihak lessor. Asumsi saya adalah pihak lessor memberikan keringanan bagi Garuda agar mau meneruskan sewa sejumlah pesawat Boeing 777-300ER.

Mengingat target Garuda Indonesia adalah menyisakan total 66 pesawat (saat ini masih ada 103), maka akan ada 37 unit pesawat yang dilepas, diantaranya sudah hampir bisa dipastikan adalah 12 unit ATR-72 dan 18 unit Bombardier CRJ-1000. Untuk sisa 7 slot pesawat yang akan dilepas, bisa diisi oleh Boeing 737-800, Airbus A330 atau Boeing 777-300ER.

Dengan statement bahwa sebagian armada Boeing 777-300ER akan bertahan, maka logikanya Garuda Indonesia akan menyimpan 4-5 unit Boeing 777-300ER.

Dari total 10 armada pesawat Boeing 777-300ER milik Garuda Indonesia, sebanyak 2 pesawat telah dikembalikan ke lessor. Hanya tersisa 8 unit Boeing 777-300ER yang masih terdaftar di daftar armada pesawat. Kemudian dari 8 pesawat tersebut, sebanyak 4 unit pesawat sedang dalam mode parkir jangka panjang.

  • 4 pesawat sedang dalam mode parkir jangka panjang: PK-GIA, PK-GIC, PK-GII, PK-GIJ
  • 4 pesawat sedang dalam status aktif beroperasi: PK-GIF, PK-GIG, PK-GIH, PK-GIK

Asumsi saya adalah jika Garuda Indonesia akan mengembalikan sejumlah 777-300ER, maka 4 pesawat yang diparkir jangka panjang akan dikembalikan terlebih dahulu.

Artinya ada kemungkinan bahwa produk first class yang spektakuler Garuda Indonesia akan bertahan. First class Garuda Indonesia hanya tersedia di 2 unit Boeing 777-300ER dengan nomor registrasi PK-GIF dan PK-GIG yang keduanya dalam status aktif beroperasi. PK-GIF rutin digunakan di rute Jakarta – Denpasar, Amsterdam dan Shanghai. Sedangkan PK-GIG berstatus operated for Indonesian Government dan kadang digunakan juga untuk penerbangan komersil.

Menariknya, saya menemukan bahwa Garuda Indonesia rutin menjual first class di rute Jakarta – Amsterdam (setiap hari Kamis) hingga Oktober 2022 kedepan. First class domestik di rute Jakarta – Denpasar Bali (review) juga bisa ditemukan di beberapa tanggal hingga beberapa bulan kedepan.

outdoor, transportasi, pesawat, pesawat terbang, pesawat terbang sipil, kendaraan, Perusahaan penerbangan, Perjalanan udara, landasan, rumput, Mesin jet, jalan, Mesin pesawat terbang, Pesawat lorong tunggal, Twinjet, Layanan, Terbang, Rekayasa dirgantara, Bandara, airbus, Pesawat jet, jet, besar, tarmak, tanah, penerbangan
PK-GIG disewa oleh Istana Kepresidenan. Foto: @putueka93

Armada Pesawat Garuda Indonesia Kedepannya

Garuda Indonesia akan menjadi mid-sized carrier dan hanya akan mengandalkan pesawat yang sesuai dengan kebutuhan. Spesifiknya, Garuda Indonesia hanya akan mengoperasikan 3 jenis pesawat saja; Boeing 737-800, Airbus A330 (200/300/900neo) dan Boeing 777-300ER.

Boeing 737-800 akan menjadi tulang punggung di rute domestik. Sedangkan Airbus A330 dan beberapa unit Boeing 777-300ER akan diandalkan di rute internasional dan rute domestik yang ramai penumpang.

12 unit pesawat ATR-72 Garuda akan dialihkan ke Citilink yang sepertinya akan menambahkan rute regional antar pulau dengan tambahan pesawat tersebut. Kemudian 18 unit Bombardier CRJ-1000 akan dikembalikan ke lessor.

Dengan total 66 pesawat, saya rasa angka tersebut sudah nampak sehat dan feasible bagi Garuda Indonesia. Tentunya saya berharap agar Garuda Indonesia bisa tumbuh & menambahkan armada pesawat ketika momentum telah kembali.

Erick Thohir Minta Garuda Indonesia Kembalikan Bombardier CRJ-1000 Dugaan Kasus Suap Korupsi | PinterPoin
Bombardier CRJ-1000 Garuda Indonesia akan dikembalikan ke pihak lessor seluruhnya. Foto: Ikhwan Hidayat

Penutup

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengadakan aviation talk yang menarik dengan Sam Chui. Berkat acara tersebut, publik setidaknya bisa mendapatkan update akan kondisi Garuda Indonesia saat ini dan rencana kedepannya.

Kabar bahwa Boeing 777-300ER akan bertahan di armada Garuda Indonesia tentunya menjadi kabar baik bagi para avgeek. Selain itu, optimisme Pak Irfan bahwa Garuda Indonesia akan bertahan menghadapi kebangkrutan juga menjadi angin segar. Apapun itu, saya pribadi cukup optimis dengan manajemen Garuda Indonesia saat ini dibawah kepemimpinan Pak Irfan. Sejauh ini, rencana yang dijabarkan tergolong masuk akal dan feasible. Pengurangan armada pesawat surplus dan penutupan rute internasional yang tidak menguntungkan sudah seharusnya dilakukan sejak lama.

.

Apa pendapat Anda tentang situasi Garuda Indonesia saat ini?

Share

4 comments
  1. Well apapun alasan nya kita berharap semoga garuda mempertahankan ke eksis an nya, mengingat kebanggaan rakyat Indonesia jg… disamping penukaran miles ke penerbangan agak kurang bagus kalo ga ada acAra agruda fair… hehehheehe

  2. Rencananya pak irfan mungkin feasible tp begitu 2024 ganti presiden ganti mentri bumn ganti dirut garuda eh diperlakukan semena2 lagi. Menurut saya selama garuda masih bumn susah utk profitable lah. Bukan skeptis tp lbh realistis. Garuda sengaja dipertahakan itu untuk tujuan politis bukan bisnis.

  3. Mudah mudahan bisa bertahan dan perjuangan. Jangan kalah dengan swasta yg menginginkan kebangkitan Garuda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.