Cerita pembaca kali ini berasal dari pembaca Dewi yang tertipu oleh tiket murah palsu yang ditawarkan di media sosial Instagram.
Saya merasa kisah beliau memiliki banyak sekali pelajaran yang bisa dipetik oleh pembaca PinterPoin lainnya dan oleh karena itu saya memutuskan untuk menulisnya agar kita semua tidak terjerumus pada scam serupa.
(Disunting untuk kemudahan membaca)
Jadi, ceritanya tiba-tiba saya dapat ads di Instagram mengenai flash sale tiket pesawat melalui akun IG @indoticketing (sudah hilang). Saya coba iseng lah mengecek ketersediaan jadwal Jakarta – Bangkok PP untuk tanggal 4-8 Oktober 2023 ini dan ternyata harganya murah sekali yaitu hanya Rp2.540.000 per orang untuk penerbangan PP ekonomi menggunakan Singapore Airlines.Jujur saya tertarik lalu kemudian menghubungi akun tersebut untuk membeli tiketnya.
Hebatnya adalah, mereka bisa menerbitkan booking code dari website Singapore Airlines (SQ) yang berarti booking code yang mereka berikan ke saya itu valid dan bisa diinput di website maupun apps Singapore Airlines. Setelah booking code muncul, saya diberikan waktu 1,5 jam untuk membayar tiket tersebut. Sampai di sini sih prosesnya saya pikir masih aman karena mirip dengan travel agent lainnya. Singkat cerita, saya mentransfer harga tiket pesawatnya.
Selang 1 jam berlalu, e-ticket nya tidak dikirim-kirim dan di sini saya mulai curiga dan mengecek kembali kode booking yang diberikan tadi di website Singapore Airlines. Sesuai dugaan saya, kode booking-nya sudah dihapus alias hilang.
Langsung deh saya kontak mereka dan katanya disuruh menunggu beberapa saat. Tidak lama kemudian, admin mereka memberikan screenshot seperti di bawah ini dan minta deposit uang. Kata mereka, ini adalah dari sistem Singapore Airlines dan saya harus mentransfer sejumlah deposit untuk bisa mengeluarkan kode promo dari Singapore Airlines untuk tiket tersebut.
Si admin tersebut bilang mereka memerlukan transfer Rp7.998.889 untuk menerbitkan tiket one way per person. Jadi, untuk tiket PP, diperlukan deposit sebesar kurang lebih Rp16.000.000-an totalnya. Dia juga meyakinkan saya bahwa begitu semua uang masuk dalam sistem, dalam kurun waktu 1-2 menit uang deposit ini akan dikembalikan.
Bodohanya saya adalah…. saya percaya saja dan saya ikuti semua instruksinya. Setelah saya transfer Rp16.000.000 tersebut, orangnya langsung menghilang dan disitulah saya sadar bahwa saya terkena scam sebesar Rp18.500.000 dalam waktu beberapa jam saja.
Saya sendiri sebenarnya follower lama PinterPoin dan cukup aktif mengumpulkan points & miles. Saya yakin banyak sekali followers dari PinterPoin yang memiliki interest yang sama di bidang traveling sama seperti saya dan oleh karena itu banyak dari kita pasti masuk di algoritma Instagram ads yang sama yang berarti pasti suatu saat kita akan menjumpai IG ads account-account seperti ini juga pastinya.
Ternyata memang betul Instagram account scam seperti ini tuh banyak banget dan bahkan berjamuran. Teman saya kebetulan ada beberapa yang sudah kena juga dengan skema yang sama persis dan bahkan mereka berani memakai screenshot harga yang sama persis meski di akun IG account berbeda jadi memang scam-scam seperti ini sih serem banget namun seharusnya bisa dihindari apabila kita teliti dan tidak mudah percaya.
Feeling saya sih, orang ini punya akses ke portal travel agent karena dia bisa mengeluarkan booking code yang aktif dan valid. Jadi, antara dia orang travel agent aktif atau gimana saya tidak yakin namun yang pasti adalah saya akan lebih berhati-hati kedepannya agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi.
Cerita Pembaca: Kartu kredit Dibobol 86 Juta Akibat Hong Kong Pharmacy Scam
Cerita Pembaca: Pengalaman Mengikuti Presentasi Timeshare
Penutup
Kisah yang penuh pembelajaran dari pembaca Dewi. Saya berharap pembaca PinterPoin lainnya akan bisa mendapat pelajaran yang sangat berharga dari kisah beliau dan tidak mudah percaya dengan tiket murah.
Scam tiket murah ini sebenarnya sudah ada dari dulu, hanya saja oknum-oknum tersebut belakangan ini juga turut memanfaatkan social media seperti Instagram untuk menjaring korban baru.
Selain itu, karena ‘agen tiket online’ ini tidak memerlukan kantor fisik atau sejenisnya, maka tidak mengejutkan apabila mereka cukup berjamuran belakangan ini. Akun Instagram di ban? Tinggal buat lagi keesokan harinya.
Ketika saya tanyakan kepada pembaca Dewi apa pesan yang ingin beliau sampaikan ke pembaca PinterPoin lainnya, beliau menjawab sebagai berikut:
“Hati-hati dengan apapun yang terlalu murah. Kalau teman-teman sudah merasa harga itu tidak wajar murahnya, maka sebaiknya dihindari.”
– Pembaca Dewi
Secara pribadi, saya juga ingin menyampaikan beberapa sinyal yang perlu Anda waspadai ketika Anda membeli suatu tiket secara online terutama apabila Anda tidak mengenal orang atau perusahaan tersebut:
- Meminta pembayaran dengan cara transfer ke rekening pribadi dan bukan ke rekening perusahaan.
- Meminta deposit di atas harga tiket untuk pembelian tiket yang belum issued.
- Harganya tidak wajar murahnya bahkan untuk kelas ekonomi sekalipun.
- Akun sosial media (terutama Instagram) terkesan dibuat seadanya dan followernya tidak asli. Jika follower banyak namun like atau komentar sangat sedikit, itu juga layak dipertanyakan.

Apapun itu, saya selalu menghimbau Anda untuk melakukan due diligence sebelum memutuskan untuk membeli suatu tiket secara online terlebih pada orang atau perusahaan yang tidak Anda kenal.
Ingat, if it’s too good to be true, it probably is.