abin pesawat terbang, dinding, dalam ruangan, pesawat

Cara Melakukan Valuasi Poin

Disadari atau tidak, Anda sering melakukan valuasi poin saat Anda berbelanja, terutama saat menentukan promo mana yang Anda pakai. Kali ini saya akan menjelaskan bagaimana Anda dapat menghitung valuasi versi Anda sendiri yang benar-benar menggambarkan pola konsumsi Anda.

Kenapa perlu membuat valuasi poin sendiri?

Dengan banyaknya promo maupun skema reward yang saat ini ditawarkan, Anda harus bisa memilih dan mengkombinasikan penawaran yang ada untuk mendapatkan manfaat yang paling optimal.

Sebagai contoh, Anda akan berbelanja senilai Rp 1.000.000 dengan 3 penawaran berikut yang tidak bisa saling digabungkan:
  • Cashback 10% hingga Rp 24.000 yang bisa dipakai untuk mendapatkan cashback lagi,
  • Cashback 10% hingga Rp 25.000 yang tidak bisa dipakai untuk mendapatkan cashback lagi, atau
  • 1 airline miles tiap Rp 10.000.

Tanpa mekanisme valuasi yang tepat, Anda bisa saja memilih penawaran yang tidak sesuai, dan ujung-ujungnya mendapatkan manfaat yang kurang optimal.

Bagaimana cara saya membuat valuasi poin?

Tanpa mempertimbangkan faktor lain, seperti dijelaskan di artikel tentang valuasi poin hotel dan miles rumus dasar untuk membuat valuasi adalah seperti berikut:

(Harga wajar) – (Nilai manfaat yang tidak jadi didapatkan karena menggunakan poin)

÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷DIBAGI÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷

(Jumlah poin) + (Manfaat yang didapat jika tidak menggunakan poin)

Dengan menggunakan contoh yang saya sebutkan di awal, misalkan pembelanjaan Anda berikutnya menggunakan cashback yang sebelumnya didapatkan dengan potensi cashback Rp 3.000, maka valuasi saya adalah:

  • Dengan contoh 1 (Cashback 10% hingga Rp 24.000 yang bisa dipakai untuk mendapatkan cashback lagi), Anda akan tetap mendapatkan cashback Rp 3.000 bahkan dengan menggunakan cashback yang sebelumnya, jadi nilai cashback yang katanya Rp 1 itu benar-benar Rp 1.

  • Dengan contoh 2 (Cashback 10% hingga Rp 25.000 yang tidak bisa dipakai untuk mendapatkan cashback lagi), Anda akan kehilangan cashback Rp 3.000 tersebut sehingga secara efektif nilai cashback Anda adalah (Rp 25.000 – Rp 3.000) / Rp 25.000 = Rp 0.88 per cashback yang katanya senilai Rp 1.

Selain itu, apa lagi yang bisa mempengaruhi valuasi?

Singkatnya, sangat banyak. Penawaran apapun bentuknya selalu bertujuan supaya Anda berbelanja lebih banyak dan sering, sehingga sering ada batasan yang dapat mempengaruhi valuasi. Berikut adalah beberapa contoh faktor yang dapat memengaruhi valuasi:

Masa berlaku poin

Kebanyakan penawaran berupa poin memiliki masa berlaku tertentu. Sebagai contoh, airline miles biasanya hanya berlaku selama waktu tertentu setelah diberikan (misalnya 3 tahun untuk KrisFlyer atau GarudaMiles) atau setelah aktivitas terakhir (misalnya 2 tahun untuk Alaska Mileage Plan).

Kalau Anda sampai lupa menukarkan poin yang didapatkan sampai kedaluwarsa, maka sama saja Anda tidak memperoleh manfaat dari pembelanjaan Anda. Oleh karena itu, Anda juga kadang perlu memasukkan peluang Anda gagal menukarkan poin dalam valuasi Anda.

pesawat, transportasi, kendaraan, Perjalanan udara, penerbangan, pesawat terbang, Rekayasa dirgantara, pesawat terbang sipil, Perusahaan penerbangan, Bandara, Pabrikan dirgantara, Pesawat jet, dalam ruangan, besar, malam, diparkir, jet, airbus, landasan
Apabila Anda lupa menukarkan miles sampai kedaluwarsa, tentu Anda tidak akan bisa menikmati manfaat yang ditawarkan, termasuk penerbangan ‘gratis’. Kredit: PinterPoin.
Definisi harga wajar

Harga wajar di sini berarti harga yang bersedia Anda bayar (bukan harga yang dipatok), dan angka ini bervariasi dari kasus ke kasus. Sebagai contoh, valuasi saya untuk penginapan 1 orang (tiap malam) adalah sebagai berikut:

  • Lokasi dekat pusat transportasi umum: Rp 75.000
  • Lokasi dekat tempat makan: Rp 50.000
  • Kasur bersih dan nyaman: Rp 150.000
  • Sarapan: Rp 25.000
  • Multiplier lokasi: x3 untuk Singapura/Hong Kong.

Misalkan saya akan menginap di Singapura dan memerlukan semua kebutuhan di atas, saya memberikan valuasi wajar senilai (Rp 75.000 + Rp 50.000 + Rp 150.000 + Rp 25.000) x 3 = Rp 900.000/malam. Angka tersebut tentunya cukup rendah, sehingga saya kemungkinan besar akan menginap di hostel daripada hotel mewah saat bepergian sendiri.

Walaupun Anda mungkin bisa mendapatkan valuasi poin yang tinggi di atas kertas, valuasi tersebut belum tentu relevan kalau kebutuhan Anda tidak terlalu kompleks.

Conrad Bali
Walaupun valuasi miles Anda mungkin terlihat tinggi saat digunakan untuk menginap di hotel mewah, Anda mungkin belum tentu nyaman membayar harga penuh untuk menginap di situ. Kredit: PinterPoin
Kemungkinan devaluasi

Poin bukanlah mata uang yang diatur oleh pemerintah, sehingga pihak yang menerbitkan poin tersebut berhak untuk mengubah nilai poin tersebut. Oleh karena itu, Anda harus mempertimbangkan pola penggunaan Anda terhadap valuasi poin.

Sebagai contoh, GarudaMiles mengenakan surcharge hingga 160% untuk penukaran di musim libur – misalnya saya di Jakarta dan selalu menggunakan poin saya untuk mengunjungi keluarga di Surabaya saat musim libur, valuasi GarudaMiles saya tentu harus diturunkan secara drastis.

ATR 72 Garuda Indonesia
Pola penggunaan Anda dan devaluasi poin tentu mempengaruhi valuasi poin Anda. Foto: Ikhwan Hidayat.
Fleksibilitas penggunaan

Kebanyakan manfaat yang Anda terima cukup sulit diuangkan, sehingga Anda terbatas dalam hal bagaimana Anda dapat menggunakan manfaat yang diterima. Hal ini perlu diperhitungkan juga karena ada 2 faktor:

  • Anda bisa saja kehilangan kesempatan mendapatkan penawaran yang lebih menarik saat menukarkan poin Anda, atau
  • Ada kemungkinan Anda tidak menggunakan poin yang Anda miliki karena Anda jarang berbelanja di situ.

Sebagai contoh, saya kebetulan mendapatkan poin senilai Rp 20.000 yang hanya dapat digunakan di situs X, namun saya terpaksa menukarkan poin saya di situ daripada hangus dan akhirnya tidak dapat menggunakan promosi di situs lain senilai Rp 8.000.

Dalam kasus ini, saya tentu harus menurunkan valuasi penggunaan poin saya di situs X menjadi Rp 12.000 karena ‘kerugian’ di atas kertas yang saya alami.

Penutup

Membuat valuasi poin bisa dibilang seni sekaligus sains – tidak ada satu angka persis yang bisa dianggap benar oleh semua orang. Karena kebutuhan tiap orang mungkin berbeda-beda, sudah saatnya Anda membuat valuasi poin sendiri untuk mendapatkan manfaat yang paling sesuai untuk kebutuhan Anda.

Apakah Anda sudah pernah membuat valuasi poin sendiri?

Share

2 comments
  1. Terima kasih untuk panduan valuasi dan peringatan masa berlaku poinnya Eric!

    Sedikit sharing ya mengenai cara valuasi poin yang baru saya realisasikan belum lama ini
    Saya memanfaatkan diskon 40% Accor Live Limitless (thanks infonya PinterPoin) untuk memesan hotel di Bandung. Saya dihadapkan pada 2 pilihan tarif berbeda yaitu Rp 850,661 (CIMB Niaga apapun) dan Rp 945,179 (bebas CC apa saja).

    FYI saya menargetkan penukaran GarudaMiles untuk tiket Business Class Jakarta-Bali seharga Rp 6,422,600 (Eco Flexible) atau 27500 miles. Dengan perhitungan praktis, penukaran tersebut saya valuasikan 1 poin = Rp 233.

    Saat ini saya memiliki 2 CC yaitu CIMB Mastercard Platinum (1 GarudaMiles= Rp 30,000) dan Garuda Indonesia Citi (1 GarudaMiles= Rp 10,000)

    Payment dengan CIMB akan memperoleh 28 GarudaMiles (= Rp 6,524)
    Payment dengan Citi akan memperoleh 94.5 GarudaMiles (= Rp 22,018)

    Payment dengan Citi membuat saya cuan 66.5 Miles (=Rp 15,494) tapi payment saat itu jadi lebih mahal Rp 94,518.

    Dengan pertimbangan bahwa target penukaran Miles tetap dapat tercapai sebelum expired meskipun merelakan 66.5 Miles tersebut, saya merelakan saja 67 Miles tersebut dan tetap membayar dengan CIMB hahaha

    1. Halo Brandon,

      Terima kasih untuk sharing-nya.

      Jangan lupa untuk berhati-hati terhadap valuasi tiket Garuda domestik kelas bisnis – bahkan kalau Anda bisa memperoleh penawaran yang bagus (jam strategis dan kursi flatbed), harga Rp6 juta sekali jalan menurut saya sudah tidak wajar untuk penerbangan 2 jam.

      Untuk ke depannya mungkin bisa dipertimbangkan lagi untuk mencari opsi memperoleh miles yang lebih bagus, kecuali kalau memang mepet (misalnya kurang 100 miles untuk bisa menukarkan dengan tiket.).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.