4 Maskapai profit selama pandemi covid-19 | PinterPoin

Ada 4 Maskapai yang Profit di Tengah Pandemi COVID-19!

Pandemi COVID-19 menciptakan rekor kerugian terbesar bagi banyak maskapai di dunia. Mayoritas penerbangan internasional harus dihentikan karena sejumlah alasan keamanan dan adanya regulasi dari setiap negara yang menyulitkan.

Di saat mayoritas maskapai sedang menderita, menariknya ada 4 maskapai internasional yang berhasil mencatatkan keuntungan (profit) pada kuartal ke-2 tahun 2020 (April – Juni) yang merupakan puncak krisis dari pandemi.

Maskapai-maskapai yang berhasil mencatatkan keuntungan adalah duo maskapai terbesar di Korea Selatan dan Taiwan, yakni Asiana & Korean Air serta China Airlines & EVA Air.

Pada kuartal ke-2, berikut keuntungan yang berhasil dicatatkan oleh maskapai tersebut:

  • Asiana: US$96,9 juta atau 115,1 milyar won
  • China Airlines: US$96,1 juta atau NT$2,75 milyar
  • EVA Air: US$6,43 juta atau NT$184 juta
  • Korean Air: US$125,2 juta atau 148,5 milyar won
4 maskapai mencatatkan profit pandemi COVID-19 | PinterPoin
Maskapai Korean Air berhasil mencatat keuntungan terbesar pada kuartal ke-2 tahun 2020 berkat kapasitas penerbangan kargonya. Foto: Wikimedia

Kunci = Penerbangan Kargo

Alasan penerbangan kargo menjadi sangat menguntungkan di tengah pandemi dikarenakan sebelum era COVID-19, mayoritas kargo biasanya dibawa di badan pesawat penumpang.

Oleh karena itu, ketika penerbangan penumpang menurun secara drastis, maskapai dengan armada pesawat khusus kargo bisa memanfaatkan momentum tersebut. Kapasitas dari pesawat khusus kargo bisa menyanggupi demand kargo yang membludak.

Belum lagi selama beberapa bulan terakhir, lalu lintas kargo untuk alat medis, bantuan kemanusiaan, dsb, meningkat pesat. China Airlines sendiri melihat peningkatan kargo sebesar 115% pada kuartal ke-2 tahun ini. Sedangkan kompetitornya EVA Air melihat peningkatkan 136% di sektor kargo.

Meski belum ada angka resmi, maskapai terbesar asal Afrika, Ethiopian Airlines juga diyakini mencatatkan keuntungan besar berkat kargo. Perusahaan logistik seperti FedEx, DHL, UPS, dsb, juga memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan kapasitas dan menambah armada pesawat baru.

China Airlines Cargo
China Airlines memiliki 86 pesawat kargo! Foto: SkyTeam

Baca juga: Hore: Penghapusan Pajak Bandara akan Diterapkan Mulai 23 Oktober 2020


Penutup

Duo maskapai terbesar di Korea Selatan dan Taiwan berhasil ‘melawan arus’ dengan menjadi maskapai yang mencatatkan keuntungan di tengah pandemi COVID-19. Maskapai tersebut diuntungkan oleh formasi armada pesawat khusus kargo yang siap segera melayani rute-rute strategis di dunia.

Ketika frekuensi pesawat penumpang berkurang secara drastis, maka pastinya dibutuhkan kapasitas lebih untuk memfasilitasi transportasi kargo antar negara/benua.

Selama pandemi ini, maskapai-maskapai tersebut bisa dibilang berhasil memaksimalkan kesempatan dalam kesempitan. Namun, hal tersebut diprediksi tidak akan bertahan lama karena biaya transportasi kargo yang semakin menurun yang akan berimbas signifikan pada revenue.

Seiring dengan meningkatnya arus penumpang secara perlahan, semoga maskapai lain bisa ikut kembali ke jalur profit.

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.