Part 1: Singapore Airlines Suites A380 New York to Frankfurt
Part 2: Singapore Airlines Suites A380 Frankfurt to Singapore
Part 3: Singapore Airlines Suites A380 Singapore to Hong Kong
Lounge: The Private Room Changi Airport Singapore
Penerbangan kali ini sangat spesial karena saya berkesempatan untuk terbang di kelas tertinggi milik Singapore Airlines yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan oleh saya yang terbiasa dengan kelas ekonomi. Setelah menetap 4 tahun di Amerika, akhirnya saya memutuskan untuk meninggalkan Amerika dan pulang ke Jakarta. Berhubung saya tinggal di Portland, OR, sebetulnya saya bisa terbang melalui Los Angeles (LAX). Namun saya memilih untuk terbang pulang melalui New York (JFK) karena kota tersebut merupakan satu-satunya kota di Amerika yang dilayani oleh Singapore Airlines Suites yang hanya bisa ditemui di pesawat Airbus A380.
Setelah tiba di New York pada pukul 8 pagi dari Los Angeles, saya memiliki waktu transit selama 10 jam di New York. Saya memutuskan untuk berjalan-jalan di New York City untuk terakhir kalinya sebelum meninggalkan Amerika Serikat.
Saya kembali 4.5 jam lebih awal ke bandara untuk menikmati fasilitas lounge dan mengamati pesawat-pesawat dari seluruh penjuru dunia. Penumpang Suites mendapatkan akses ke Virgin Atlantic Clubhouse. Bandara JFK memang merupakan surga bagi para aviation geek karena hampir seluruh maskapai dunia singgah ke bandara ini (halo Garuda Indonesia, kapan?)
Nomor Penerbangan: SQ 25
Registrasi Pesawat: 9V-SKT
Rute: New York (JFK) – Frankfurt (FRA)
Tanggal: Rabu, 16 Agustus 2017
Jam Berangkat: 10.55pm
Jam Sampai: 10.40am (+1 hari)
Durasi Penerbangan: 7 jam, 40 menit
Kursi: 3A, 3C, 3D
Penumpang kelas Suites mendapatkan fasilitas boarding pertama setelah penumpang berkebutuhan khusus dan ibu hamil. Beruntungnya bagi saya, hanya ada satu penumpang lain di kelas Suites, artinya hanya 2 dari 12 kursi yang terambil kali ini.
Kabin Suites terletak di bagian paling depan lantai bawah pesawat A380. Setiap kursi dilengkapi dengan pintu geser untuk privasi penuh, ranjang “terpisah” dari kursi yang bisa dijadikan double-bed, layar 23″ dan kursi kulit Aeristo selebar 35″. Kabin didesain oleh desainer Yacht mewah ternama asal Perancis, Jean-Jacques Coste.
Saya disambut dengan nama dan diantar langsung ke kursi yang saya pilih, 3C. Saya memilih kursi tersebut karena 2 kursi di tengah kabin bisa dijadikan double-bed, cocok bagi anda yang terbang dengan pasangan anda dan cocok bagi anda yang menginginkan ruang tidur yang luas untuk anda sendiri. Jika anda terbang sendirian, saya sarankan untuk memilih kursi 3A (terutama saat kabin sedang penuh) karena berada pada jarak yang cukup jauh dengan galley dan di baris ini anda bisa mendapatkan 3 jendela sekaligus pada kursi 3A dan 3F. Pada penerbangan kali ini, saya dibebaskan oleh kru kabin untuk duduk dimanapun yang saya inginkan. Akhirnya, saya memilih untuk menjadikan 3C dan 3D sebagai tempat tidur dan 3A sebagai tempat untuk makan malam dan bersantai.
Mohon diingat, anda tidak akan selalu bisa mendapatkan double-bed, terutama jika ada yang duduk di sebelah anda. Saya sarankan untuk selalu memantau seat-map sebelum penerbangan anda. Jika kabin nampak kosong, peluang anda untuk mendapatkan double-bed sangat besar.
Setelah duduk di bangku saya, Jo, pramugara senior SQ datang untuk menawarkan pre-departure beverage. Awalnya, saya memilih segelas champagne, namun sayangnya Singapore Airlines tidak menyajikan minuman beralkohol di daratan dikarenakan peraturan pajak di Amerika. Saya memilih air putih untuk memulai penerbangan kali ini. Tidak lama kemudian, saya dihampiri oleh 4-5 awak kabin dan mereka memperkenalkan diri. Kami berbincang-bincang mengenai penerbangan kali ini dan banyak dari mereka yang meminta maaf karena permintaan champagne saya tidak bisa dituruti sebelum lepas landas, mereka meyakinkan saya bahwa pengalaman yang tidak akan terlupakan akan segera datang sehabis lepas landas, tentu saya sudah tidak sabar! Menurut saya, awak kabin Singapore Airlines dan Garuda Indonesia adalah yang terbaik di dunia karena tingkat profesionalisme yang tinggi dan keramahan yang “genuine.”
Sesaat setelah lepas landas, Jo kembali dan bertanya, “Mr. Vincent, we proudly serve Dom Pérignon and Krug for our first class passenger, which champagne would you like me to serve?” Jawaban untuk pertanyaan tersebut hanya satu, both please! Tidak lama kemudian, Jo datang dengan dua botol champagne dan makanan pendamping. Kesempatan untuk melakukan wine tasting dua merek champagne vintage terbaik di dunia tentunya tidak bisa saya lewatkan.
Tidak lama kemudian, in-flight manager datang dengan sebuah amenity kit dari Salvatore Ferragamo, satu set piyama, dan juga memperkenalkan seorang pramugari yang ditunjuk khusus untuk melayani saya sepanjang penerbangan kali ini. Saya diinfokan bahwa menu makan sudah tersedia di kursi saya.
Penumpang kelas Suites mendapatkan fasilitas untuk memilih makanan sebelum penerbangan melalui Book The Cook (BTC.) Untuk penerbangan menuju Frankfurt ini, saya memilih U.S. Grilled Prime Beef Fillet yang didesain oleh selebriti chef Alfred Portale dari restoran Gotham di New York.
Makan
Terbang di kelas Suites, anda memiliki fleksibilitas untuk menentukan jam tidur, jam makan, dan kebebasan untuk memilih makanan dan minuman apapun yang ada di menu.
Jika anda terbang bersama pasangan, anda bisa makan dengan saling berhadapan satu sama lain dikarenakan ottoman yang bisa dijadikan kursi untuk teman makan anda. Sabuk pengaman juga tersedia pada ottoman tersebut.
Setelah selesai dengan makan malam, saya dipersilahkan untuk berganti ke baju tidur untuk istirahat sementara para awak kabin melakukan turn down service, yakni menyiapkan “kamar tidur” saya.
Sekembalinya dari kamar mandi, saya disuguhkan dengan pemandangan berikut. Speechless!
Bagi kebanyakan orang, ranjang di Suites mungkin terlalu keras. Secara pribadi, saya lebih memilih untuk tidur di ranjang yang cenderung keras dibandingkan ranjang yang terlalu empuk. Saya tidak sedikitpun merasa tidak nyaman saat beristirahat. Saya tertidur pulas selama 4 jam tanpa ada yang mengganggu berkat adanya pintu geser. Rasanya seperti tidur di kamar hotel, sama sekali tidak terasa seperti tidur di pesawat.
Saya terbangun saat pesawat sedang terbang diatas Inggris dengan waktu tersisa 1.5 jam menuju Frankfurt, Jerman.
Tidak lama setelah saya terbangun, seorang awak kabin datang untuk mengambil order dan menyiapkan sarapan saya sebelum mendarat di Frankfurt. Saya mengawali sarapan saya dengan segelas kopi langka yang sangat spesial, Jamaican Blue Mountain Coffee, lalu diikuti dengan buah-buahan segar, bircher muesli, roti, dan diakhiri dengan Royal Darjeeling Tea.
Tidak terasa waktu berjalan dengan sangat sangat cepat pada penerbangan ini. Menengok ke jendela, pesawat sudah bersiap untuk mendarat di bandara Rhein Main Frankfurt (FRA).
Penumpang Suites diijinkan untuk keluar paling pertama dari pesawat. Sekeluarnya dari pesawat, telah menunggu seorang staff Lufthansa yang memegang papan bertuliskan nama saya dan seorang penumpang Suites yang lain. Kami lalu diantar ke Lufthansa Senator Lounge untuk bersantai. Saya memutuskan untuk mandi dan mengganti baju baru sebagai persiapan untuk penerbangan selanjutnya menuju Singapura.
Bagi anda yang tertarik untuk melihat menu pada penerbangan ini
Kekurangan dari penerbangan ini
Satu hal yang saya sayangkan dari produk Suites Singapore Airlines lama adalah tidak adanya complimentary Wi-Fi untuk penumpang Suites. Anda harus membayar cukup mahal untuk menggunakan Wi-Fi di pesawat ini.
- 5MB internet access dihargai US $5.99
- 10MB internet access dihargai US $9.99
- Opsional US $0.15 per 100KB jika anda telah melewati batas kuota anda
Kabar baiknya adalah, Singapore Airlines akan memberikan Wi-Fi gratis kepada penumpang business class dan Suites pada seluruh pesawat A380, A350, dan 777-300ER. Penumpang Suites/first class akan mendapatkan 100MB sedangkan penumpang business class dan PPS Member yang terbang di economy atau premium economy class akan mendapatkan 30MB.
Cara saya memesan penerbangan ini
Untuk rute New York (JFK) – Frankfurt (HKG) – Singapore (SIN) – Hong Kong (HKG), saya menggunakan 104.125 KrisFlyer miles dan US $291.01 untuk biaya dan pajak. Jika saya harus membayar dengan uang, tiket penerbangan ini berada di kisaran US $13.500 sekali jalan, artinya saya mendapatkan redemption value sebesar US$ 13 sen atau setara dengan Rp 1.830 per 1 KrisFlyer miles, sebuah nilai yang menurut saya sangat outstanding untuk memanfaatkan miles.
Bagaimana cara mendapatkan KrisFlyer Miles dengan cepat?
KrisFlyer merupakan transfer partner dari 16 bank di Indonesia. Saya sarankan untuk memilih kartu kredit dengan transfer rasio 1:1 agar anda dapat mengumpulkan miles dengan cepat. Anda juga bisa memanfaatkan welcome bonus kartu kredit untuk menambah jumlah miles anda secara signifikan dalam waktu singkat. Baca selengkapnya di artikel:
Kartu Kredit Travel & Welcome Bonus Terbaik Saat Ini.
Penutup
Tidak bisa dipungkiri bahwa Singapore Airlines Suites adalah salah satu produk first class terbaik di dunia. Setiap orang memiliki ekspektasi yang tinggi saat terbang dengan Singapore Airlines. Kabin kru yang ramah, servis yang profesional, kursi dan ranjang yang nyaman, akses ke lounge-lounge terbaik, pilihan wine premium, dan makanan mewah ala restoran adalah beberapa hal yang akan anda rasakan dengan terbang di kelas Suites milik Singapore Airlines. Meskipun baru-baru ini Singapore Airlines telah meluncurkan produk Suites terbaru, bagi saya produk ini tetap akan menjadi bagian dari bucket-list kebanyakan orang. Bahkan tidak sedikit orang yang lebih memilih produk ini dibandingkan produk yang baru.