Part 1: Singapore Airlines Suites A380 New York to Frankfurt
Part 2: Singapore Airlines Suites A380 Frankfurt to Singapore
Part 3: Singapore Airlines Suites A380 Singapore to Hong Kong
Lounge: The Private Room Changi Airport Singapore
Setelah menghabiskan waktu selama 1 jam di Lufthansa Senator Lounge untuk mandi dan bersantai, saya berjalan kembali menuju ke gate yang berada persis di seberang lounge.
Sebenarnya saya berencana untuk mengunjungi Air Canada Maple Leaf Lounge yang berada di lantai atas, namun dikarenakan waktu transit yang sebentar, saya langsung menuju ke gate. Sebagai penumpang Suites, saya mempunyai akses masuk ke seluruh lounge milik Star Alliance yang ada di Frankfurt.
Saya akan kembali masuk ke pesawat sama yang membawa saya dari New York, 9V-SKT. Proses boarding telah dimulai saat saya tiba di gate. Tidak ada antrian pada jalur khusus penumpang Suites sehingga saya bisa masuk ke pesawat dalam hitungan detik.
Nomor Penerbangan: SQ 25
Registrasi Pesawat: 9V-SKT
Rute: Frankfurt (FRA) – Singapore (SIN)
Tanggal: Kamis, 17 Agustus 2017
Jam Berangkat: 12.30pm
Jam Sampai: 06.50am (+1 hari)
Durasi Penerbangan: 11 jam, 55 menit
Kursi: 3A, 2C, 2D
Seperti biasa, saya disambut dengan sangat ramah sebelum memasuki pesawat oleh kru baru. Hal yang membuat saya kagum adalah para kru telah mengetahui nama saya sebelum saya menunjukkan boarding pass. Pilihan kursi saya masih tetap 3D (karena lanjutan dari New York), namun kali ini saya langsung memilih untuk duduk di 3A agar bisa mendapatkan 3 jendela untuk mengamati pergerakan pesawat di bandara Frankfurt.
Kabin kru lalu menawarkan kursi 2C dan 2D untuk dijadikan double-bed suite untuk istirahat saya nanti. Hanya ada 2 penumpang lain selain saya di kabin Suites kali ini, 1 merupakan penumpang dari New York dan satu lagi adalah penumpang yang baru naik dari Frankfurt.
Tidak lama setelah saya duduk, Eric dan Priscilla datang untuk memperkenalkan diri dan menawarkan pre-departure beverage. Priscilla membawakan sebuah tote bag untuk menyimpan tas ransel saya. Mereka juga “memaksa” saya untuk langsung berganti ke piyama dan slippers agar penerbangan kali ini terasa lebih rileks dari awal.
Kami berbincang-bincang tentang penerbangan kali ini. Berbeda dengan di Amerika, Jerman tidak menerapkan pajak untuk membuka minuman beralkohol saat pesawat masih di darat. Saya memilih segelas Dom Pérignon untuk memulai penerbangan kali ini.
Kondisi bandara Rhein Main Frankfurt pada saat itu cukup sibuk, banyak lalu lintas pesawat yang menunggu giliran untuk lepas landas dan mendarat.
Sesaat setelah lepas landas, Eric kembali untuk menawarkan minuman dan makan siang. Saya memilih segelas cocktail terkenal yang berasal dari Singapura, Singapore Sling, dan segelas air putih untuk menemani. Saya memutuskan untuk membuka buku menu dan memulai makan siang lebih awal agar bisa beristirahat lebih lama.
Slideshow foto menu untuk penerbangan Frankfurt – Singapore.
Meja disiapkan lengkap dengan taplak meja dan handuk basah hangat. Makan siang saya dimulai dengan Canapé, Singapore Chicken and Lamb Satay.
Makan
Untuk makanan pembuka, saya kembali memilih Chilled Malossol Caviar. Priscilla menawarkan segelas vodka untuk mendampingi hidangan caviar ini, tapi saya lebih memilih segelas Krug. Biasanya untuk menikmati hidangan caviar, anda harus merogoh uang 2-3 juta per porsinya di restoran fine dining. Anda harus menghabiskan sekitar Rp 3.000.000 untuk sebotol Krug.
Jadi kesempatan untuk menikmati caviar ditemani dengan segelas vintage champagne ini tidak bisa saya lewatkan. Setelah selesai, Priscilla tampak menyadari bahwa saya sangat menikmati hidangan caviar ini dan menawarkan untuk membawakan 1 porsi lagi, namun saya memilih untuk mencoba makanan pembuka lainnya, yaitu Smoked Salmon.
Untuk hidangan sup, saya memilih Chinese Oxtail Soup yang disajikan hangat.
Kemudian dilanjutkan dengan salad, Baby Spinach, Arugula, Green Frisee, Semi Dried Cranberries, Goat Cheese and Walnuts.
Untuk hidangan utama, saya kembali menggunakan fasilitas Book the Cook (BTC.) Saya memilih Lobster Thermidor yang menjadi makanan wajib bagi setiap orang yang terbang di kelas premium milik Singapore Airlines. Hidangan lobster terasa fresh dan paduan rasanya pas ditemani oleh asparagus dan saffron rice.
Untuk dessert, saya disarankan oleh Eric untuk mencoba Coconut Panna Cotta with Blueberry-Stained Pineapple and Puffed Rice. Paduan rasanya pas, tidak terasa berlebihan sehingga mudah untuk saya habiskan.
Makan siang saya dilanjutkan dengan cheese course yang terdiri dari camembert, bavarian blue, elder cheese, dan grundlander cheeses ditemani dengan anggur, nuts, dan crackers. Untuk cheese course kali ini, Eric menawarkan saya untuk melakukan wine tasting.
Saya memulai dengan segelas Krug Grande Cuvee lalu Dow’s 20 Year Old Port, Douro, Portugal dan segelas Burgundy 2010 Louis Latour Château Corton-Grancey Grand Cru, Côte de Beaune, France.
Salah satu keunggulan first class adalah anda bisa memesan apapun yang ada di menu, bahkan anda bisa melakukan wine atau liquor tasting. Pada penerbangan ini saya melakukan wine dan TWG tea tasting.
Setelah selesai makan, Priscilla dan Eric datang memberitahukan saya bahwa suite 2C dan 2D akan mereka siapkan menjadi kamar tidur saya.
Menunggu di kamar saya adalah sebuah teddy bear yang akan menemani saya selama sisa penerbangan ini. Sebelum tidur, Priscilla menawarkan untuk membangunkan saya pada waktu yang saya inginkan. Saya meminta untuk dibangunkan 3 jam sebelum mendarat agar saya memiliki waktu cukup untuk sarapan dan bersantai.
Seakan masih tidak percaya bahwa saya sedang terbang di kelas Suites seharga US $13.500.
Saya tertidur selama 7 jam dan terbangun sesaat setelah melewati India dengan sisa waktu 3 jam 20 menit menuju Singapore.
Tidak lama setelah saya terbangun, Priscilla datang untuk menawarkan sarapan. Saya memulai dengan segelas teh Vanilla Bourbon dari TWG.
Sarapan dimulai dengan buah-buahan segar.
Untuk appetizer, saya memilih Granola with Greek Yoghurt and Berry Compote.
Untuk hidangan utama sarapan, saya memilih Scrambled Eggs with Brie Cheese, Cherry Tomatoes, Mesclun, with Bacon.
Karena masih merasa sedikit lapar, saya memilih Egg Noodles with Prawns, Vegetables, and Oriental Chicken Stock.
Setelah selesai makan, saya memutuskan untuk bersantai dan menonton ulang episode Game of Thrones Battle of the Bastards.
Tidak terasa, penerbangan yang seharusnya terasa lama sudah akan selesai. Saya mendarat dengan selamat di Singapore pada pukul 6.40 pagi. Penumpang Suites diijinkan untuk keluar dari pesawat paling pertama. Namun sayangnya, tidak seperti di Frankfurt, saat kami keluar dari pesawat di Singapore, tidak ada representatif yang menjemput dan mengantar kami ke lounge. Tetapi secara keseluruhan, penerbangan ini akan menjadi pengalaman yang tidak terlupakan.
Setelah keluar dari pesawat, saya langsung berjalan menuju The Private Room, lounge yang hanya bisa diakses oleh penumpang Suites atau First Class yang terbang dengan Singapore Airlines. Untuk memasuki lounge, anda harus melewati lounge Business Class dan lounge First Class satu lagi yang bisa diakses oleh penumpang First Class maskapai Star Alliance selain Singapore Airlines. Maka dari itu, The Private Room adalah lounge di dalam lounge di dalam lounge, eksklusif!
Saya memiliki waktu transit selama 1 jam 50 menit di Singapore. Saya memutuskan untuk mandi dan sarapan dim sum di lounge sebelum penerbangan Suites saya selanjutnya ke Hong Kong.
Kekurangan dari penerbangan ini
Satu hal yang saya sayangkan dari produk Suites Singapore Airlines lama adalah tidak adanya complimentary Wi-Fi untuk penumpang Suites. Anda harus membayar cukup mahal untuk menggunakan Wi-Fi di pesawat ini.
- 5MB internet access dihargai US $5.99
- 10MB internet access dihargai US $9.99
- Opsional US $0.15 per 100KB jika anda telah melewati batas kuota anda
Kabar baiknya adalah, Singapore Airlines akan memberikan Wi-Fi gratis kepada penumpang business class dan Suites pada seluruh pesawat A380, A350, dan 777-300ER. Penumpang Suites/first class akan mendapatkan 100MB sedangkan penumpang business class dan PPS Member yang terbang di economy atau premium economy class akan mendapatkan 30MB.
Cara saya memesan penerbangan ini
Untuk rute New York (JFK) – Frankfurt (HKG) – Singapore (SIN) – Hong Kong (HKG), saya menggunakan 104.125 KrisFlyer miles dan US $291.01 untuk biaya dan pajak. Jika saya harus membayar dengan uang, tiket penerbangan ini berada di kisaran US $13.500 sekali jalan, artinya saya mendapatkan redemption value sebesar US$ 13 sen atau setara dengan Rp 1.830 per 1 KrisFlyer miles, sebuah nilai yang menurut saya sangat outstanding untuk memanfaatkan miles.
Bagaimana cara mendapatkan KrisFlyer Miles dengan cepat?
KrisFlyer merupakan transfer partner dari 16 bank di Indonesia. Saya sarankan untuk memilih kartu kredit dengan transfer rasio 1:1 agar anda dapat mengumpulkan miles dengan cepat. Anda juga bisa memanfaatkan welcome bonus kartu kredit untuk menambah jumlah miles anda secara signifikan dalam waktu singkat. Baca selengkapnya di artikel:
Kartu Kredit Travel & Welcome Bonus Terbaik Saat Ini.
Penutup
Sekali lagi, Singapore Airlines telah membuktikan reputasi mereka sebagai salah satu maskapai terbaik dunia. Penerbangan kali ini terasa sangat cepat berlalu. Jika saya memiliki 1 keinginan yang bisa dikabulkan, saya berharap agar penerbangan ini berdurasi lebih lama.