Halo semua, selamat datang di artikel terbaru saya yang akan mengulas tentang penerbangan mudik saya menuju ke Jakarta yang sangat spesial dengan Boeing 747-400 “Queen of the Skies” milik maskapai Lion Air.
Pesawat bertingkat 2 milik Lion Air ini merupakan Boeing 747-400 yang paling terakhir di Indonesia. Sebenarnya pesawat ini sudah sempat dipensiunkan, namun pesawat ini diaktifkan kembali oleh Lion Air guna melayani peak season rute Jakarta – Denpasar Bali tahun ini. Ini merupakan kesempatan yang tidak bisa dilewatkan oleh para aviation geek tentunya karena bisa jadi ini merupakan penerbangan paling terakhir pesawat bernomor registrasi PK-LHG ini.
Perjalanan dimulai dari bandara I Gusti Ngurah Rai Denpasar, Bali. Konter check in melayani seluruh penerbangan Lion Air. Tidak ada priority line untuk check in karena Lion Air merupakan low cost carrier yang menggunakan konsep all economy class cabin.ย Gate yang digunakan kali ini adalah 1A, sesuai dengan kursi saya nanti 1A.
Pesawat Boeing 747-400 ini kini telah berusia 28.6 tahun. Pemilik sebelumnya dari pesawat ini adalah Singapore Airlines (9V-SME), Iberia (TF-AMB), Air Atlanta Icelandic (TF-AMB), Oasis Hong Kong Airlines (B-LFB), dan Lion Air (PK-LHG). Pesawat ini juga sempat disewakan oleh Lion Air ke Flynas, maskapai budget asal Saudi Arabia.
Terima kasih kepada mas Matthew Gilbert, staff Lion Air, karena berkat beliau, saya bisa memilih kursi business class 1A yang berada di bagian nose pesawat 747-400. Duduk di bagian paling depan pesawat 747-400 merupakan impian dari aviation enthusiast!
Nomor Penerbangan: JT 031
Registrasi Pesawat: PK-LHG
Rute: Denpasar (DPS) โ Jakarta (CGK)
Tanggal: Selasa, 12 Juni 2018
Jam Berangkat: 09.20am
Jam Sampai: 10.15am
Durasi Penerbangan: 1 jam, 50 menit
Kursi: 1A
Saya memasuki pesawat melalui jet bridge bagian depan yang membawa saya langsung ke bagian hidung dari pesawat 747-400 ini. Tidak ada awak kabin yang menyambut penumpang.
Lion Air mempertahankan konfigurasi kursi yang dulu digunakan oleh Singapore Airlines. Kursi business class ini merupakan kursi Raffles recliner milik Singapore Airlines.
Seluruh kursi di penerbangan ini dijual sebagai economy class dikarenakan Lion Air tidak memiliki business class.
Untuk medapatkan pemandangan mesin yang baik saat lepas landas, saya duduk di baris economy class tepat di belakang business class untuk sementara.
Pesawat Boeing 747-400 ini menggunakan mesin Pratt & Whitney PW 4000. Keempat mesin masih dalam kondisi yang baik dan terawat.
Pesawat lepas landas melalui lintasan pacu 09.ย Pesawat lepas landas pada pukul 09.35 pagi waktu Denpasar.
Sesaat setelah lepas landas, kami disuguhkah pemandangan indah dari Gunung Batukuru yang merupakan gunung kedua tertinggi di Bali dengan ketinggian 2.276 meter di atas permukaan laut.
Setelah tanda mengenakan sabuk pengaman dimatikan, saya memutuskan untuk berjalan-jalan menelusuri pesawat berjuluk “Queen of the Skies” ini.
Bagian depan dari kabin economy class memiliki konfigurasi kursi 2-4-2. Begitu juga dengan kabin paling belakang mendekati ekor pesawat.
Saya lalu naik ke lantai atas pesawat Boeing 747-400 ini. Sesampainya di atas, saya mengunjungi galley yang nampak kosong.
Saya berkesempatan untuk mencoba duduk di kursi awak kabin di lantai atas pesawat Boeing 747-400.
Pesawat ini masih mempertahankan kursi bekas dan in flight entertainment (IFE) bekas Singapore Airlines.
Setelah selesai berjalan-jalan di pesawat, sekarang adalah saatnya melakukan sedikitย lavatory inspection!
Kembali ke kursi saya 1A. Terdapat seat controller yang masih berfungsi.
Kursi business class ini bisa direbahkan namun tidak sampai menjadi flat bed. Tentunya akan lebih nyaman bila tersedia bantal dan selimut.
Penerbangan cukup kosong, menurut saya pesawat sekelas Boeing 737 sudah cukup untuk menampung seluruh penumpang penerbangan kali ini. Mungkin pesawat Boeing 737 Lion Air yang lain sedang dioptimalkan pada rute lain yang lebih sibuk.
Saya memutuskan untuk menikmati sisa penerbangan di kursi yang nyaman ini.
Dikarenakan Lion Air merupakan low cost carrier, maka tidak tersedia makanan ataupun minuman di penerbangan ini.
Persiapan untuk mendarat, saya kembali pindah ke kabin economy class untuk mendapatkan pemandangan yang lebih baik. Pesawat mendarat dengan mulus dan selamat pada pukul 10.30 pagi waktu Jakarta.
Pesawat terparkir di area kargo, artinya saya berkesempatan untuk turun ke tarmac, sebuah kebahagiaan bagi seorang aviation enthusiast!ย Jika anda berkendara melalui bandara Soekarno-Hatta, tepatnya sebelum melewati terminal 1, dan anda sedang beruntung, anda bisa melihat pesawat Boeing 747-400 milik Lion Air ini terparkir bersama pesawat-pesawat kargo.
Tidak lupa, saya menyempatkan diri untuk berfoto-foto dengan kru kabin JT031.
Saya tiba dengan bus di terminal 1B bandara internasional Soekarno-Hatta Cengkareng.
Cara Saya Membooking Penerbangan Ini
Saya membayar Rp 569.000 untuk penerbangan sekali jalan Denpasar Bali (DPS) – Jakarta (CGK) ini. Harga yang bisa dibilang murah untuk mendapat kesempatan langka terbang di Boeing 747-400 satu-satunya dan yang terakhir di Indonesia.
Penutup
Terbang di pesawat Boeing 747-400 merupakan kesempatan yang tidak bisa dilewatkan oleh saya. Fakta bahwa pesawat Boeing 747 milik Lion Air ini merupakan yang terakhir di Indonesia dan akan segera dipensiunkan membuat penerbangan ini terasa begitu spesial.
Secara keseluruhan, penerbangan ini merupakan pengalaman unik yang tidak akan terlupakan. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada mas Matthew Gilbert yang memungkinkan saya untuk duduk di kabin business class.ย Bagi anda yang tertarik untuk menonton vlog saya pada penerbangan ini:
Wow,enak sekali ya!
Kalo orang umum bisa duduk di bagian kursi business class nya juga?
Anda bisa mencoba meminta kepada pramugari untuk dipindahkan ke kursi business class apabila terdapat kursi kosong. Seluruh kursi di penerbangan ini dijual sebagai economy class.