kendaraan, outdoor, langit, pesawat, roda, Kendaraan darat, pesawat terbang, ban, mobil, jalan, transportasi, pesawat terbang sipil, Perjalanan udara, Desain otomotif, Pesawat jet, Komponen otomotif, Perusahaan penerbangan, diparkir, tanah, Bandara, jet

Trip Intro: Keliling Dunia Berburu First Class

Beberapa hari lalu, saya baru saja menyelesaikan perjalanan keliling dunia pertama saya!

Perjalanan ini sangat menarik bagi saya karena berbeda dengan perjalanan saya tahun lalu yang berfokus pada mencoba rute-rute penerbangan unik (misalnya, Alaska “Milk Run” atau United “Island Hopper”), kali ini saya lebih berfokus pada mencoba 5 produk first class, 4 diantaranya belum pernah saya coba sebelumnya.

Saya percaya banyak orang mungkin menganggap ini ide perjalanan yang gila (termasuk kebanyakan rekan di tim PinterPoin; dalam arti, siapa yang mau terbang dengan rute seaneh itu, apalagi ketika sebagian besar waktu saya dihabiskan di bandara, pesawat, atau kasur).

Hanya saja, sebagai pecinta aviasi (avgeek), kesempatan yang unik ini terlalu menggoda untuk dilewatkan.

Rencana Perjalanan
peta, Bumi, Dunia, teks
Tebal: Penerbangan First Class tipis: Penerbangan kelas lain

Perjalanan kali ini terdiri dari 14 penerbangan terpisah di mana 10 diantaranya merupakan penerbangan di business/first class:

  • Jakarta (CGK) ke Bangkok (DMK) dengan Thai Lion Air Boeing 737-800 kelas ekonomi.

  • New York (JFK) ke San Francisco (SFO) dengan American Airlines Airbus A321 First Class “Flagship Transcontinental”.

  • San Francisco (SFO) ke Houston (IAH) dengan United Boeing 737-900 kelas ekonomi.

  • Houston (IAH) ke Dallas (DFW) dengan United Boeing 737-800 kelas ekonomi.

  • Honolulu (HNL) ke Tokyo (NRT) dengan All Nippon Airways (ANA) Airbus A380 First Class “Flying Honu”.

  • Yangon (RGN) ke Singapura (SIN) dengan Singapore Airlines Boeing 737-8 kelas bisnis.

  • Singapura (SIN) ke Jakarta (CGK) dengan Singapore Airlines Boeing 777-300ER First Class.
kendaraan, outdoor, pesawat, langit, pesawat terbang, roda, ban, Kendaraan darat, mobil, pesawat terbang sipil, jalan, Perjalanan udara, Perusahaan penerbangan, transportasi, Pesawat jet, Desain otomotif, Bandara, Komponen otomotif, diparkir, tanah, jet
Saya terbang dari Frankfurt ke Washington menggunakan pesawat Boeing 747-8 milik Lufthansa

Tradisi saya sendiri selama bepergian adalah menginap di hotel yang memiliki value for money bagus.

Seperti pada beberapa perjalanan saya sebelumnya, semua menginap saya dilakukan di hotel jaringan Accor yang juga akan saya ulas dalam beberapa bulan kedepan:

  • Sofitel Bangkok Sukhumvit (dengan Stay Plus)
  • Ibis London Heathrow
  • Sofitel Washington DC Lafayette Square (dengan tarif Accor STEP)
  • Fairmont Dallas (dengan tarif Accor STEP)
  • Ala Moana Honolulu by Mantra
  • Grand Mercure Bangkok Asoke Residence
  • Novotel Yangon Max
outdoor, langit, awan, pantai, alam, tepi, bangunan, Fotografi udara, pohon, air, lanskap, kota
Ala Moana Honolulu by Mantra menawarkan pemandangan pantai yang spektakuler
Bagaimana Saya Memesan Perjalanannya?

Karena jatah cuti saya yang belum banyak (12 hari kerja/tahun seperti pegawai swasta pada umumnya) dan juga sudah dipakai untuk beberapa perjalanan saya di tahun ini seperti saat mencoba JAL atau Qantas first class), tantangan utama saya untuk perjalanan kali ini adalah mencoba sebanyak-banyaknya penerbangan yang luar biasa, terutama di First Class tanpa menjebol jatah cuti saya di tahun ini.

Selain itu, modal paspor Indonesia dan visa yang terbatas (hanya ada visa multiple-entry Australia/AS + visa waiver Jepang/Taiwan) tentu juga memberikan tantangan tersendiri saat menyusun rute penerbangan.

Berikut bagaimana saya akhirnya memesan tiap penerbangan (warning: penjelasannya panjang):

Berangkat ke Amerika

Karena rute berangkat ini lebih merupakan afterthought daripada sesuatu yang betul-betul ingin saya maksimalkan, rute awal saya adalah dari Jakarta (CGK) ke New York/Newark (EWR) lewat Singapura (SIN) dan Addis Ababa (ABB) dengan Singapore Airlines dan Ethiopian Airlines di kelas bisnis.

Saat itu, opsi Ethiopian Airlines adalah allternatif terbaik saat kehabisan award “Saver” Singapore Airlines ke New York, bukan hanya karena transitnya yang tidak terlalu lama tetapi juga karena miles yang dibutuhkan hanya berbeda sedikit dan fuel surcharge yang sangat terjangkau (119.000 KrisFlyer miles + Rp1.095.300).

peta, Bumi, Dunia, atlas, teks

Penerbangan ke Amerika melalui samudera Atlantik sendiri merupakan kesempatan yang sangat bagus untuk mencoba terbang di first class minimal sekali; Saya pun memesan dua award berikut sebagai backup agar saya bisa terbang di First Class rute transatlantik (yang akhirnya sayangnya tidak jadi diterbangi):

  • Singapura (SIN) ke Istanbul (IST) dengan Singapore Airlines kelas ekonomi premium (43.000 KrisFlyer miles + pajak S$62,2), dan
  • Istanbul (SAW) ke Boston (BOS) lewat London (LHR) dengan British Airways kelas bisnis dan first class (78.600 Asia Miles + pajak HK$2.871)
Bumi, Dunia, peta, aerial

Kurang lebih 1 minggu sebelum berangkat, ExpertFlyer memberitahu saya bahwa kursi Lufthansa First Class akhirnya tersedia dari Frankfurt (FRA) ke Washington (IAD).

Pada saat itu posisi saya masih berada di Asia, jadi untuk pergi ke Eropa saya memilih penerbangan dari Bangkok (BKK) menggunakan Thai Airways (kenapa tidak sekalian dari Jakarta, alasannya adalah saya tidak mau membayar lagi fuel surcharge Thai Airways hanya sekedar untuk penerbangan regional).

Saya sendiri mengubah tiket pertama, jadi hanya perlu menambah 48.500 miles (total 167.500 KrisFlyer miles) dan fuel surcharge.

Bumi, Dunia, peta, aerial

2 hari sebelum keberangkatan, saya sadar bahwa tidur di bangku bandara Frankfurt (FRA) bukan ide yang bagus, sehingga saya sekali lagi mengubah rute saya supaya bisa tidur di kasur tanpa perlu mengajukan visa tambahan.

Dengan memanfaatkan program transit bebas visa khusus (akan saya jelaskan di pos terpisah), saya bisa tidur 1 malam di London sebelum melanjutkan penerbangan ke Washington (IAD) lewat Frankfurt (FRA).

Bumi, Dunia, peta

Untuk pergi ke Bangkok, saya memesan tiket berbayar Thai Lion Air yang baru dipesan beberapa jam sebelum berangkat karena saya masih tidak begitu yakin apakah rencana perjalanannya akan berubah lagi.

peta, Bumi, atlas, Dunia, teks
Penerbangan Domestik

Di hari-hari pertama saya mulai membuat perjalanan ini (7 bulan sebelum berangkat) di situs British Airways muncul award American Airlines first class dari New York (JFK) ke San Francisco (SFO).

Karena ini merupakan rute nonstop premium dari ujung ke ujung daratan Amerika Serikat, produknya sendiri digolongkan sebagai “Flagship Transcontinental”, tentunya jauh diatas domestic “first class” lainnya yang bahkan tidak memberikan akses lounge. Penerbangan ini dipesan dengan 45.000 Asia Miles + pajak HK$44.

3 bulan sebelum terbang, saya kembali lagi menemukan partner award American Airlines kelas bisnis dari Dallas (DFW) ke Honolulu (HNL), yang seperti penerbangan sebelumnya termasuk dalam produk American Airlines “Flagship” (produk premium American Airlines untuk rute tertentu, diantaranya sudah termasuk akses lounge khusus dan fasilitas standar rute jarak jauh).

Karena bisa diakses oleh rekanan manapun, saya memesan tiket ini dengan 61.000 Asia Miles + pajak HK$44.

Bumi, peta, teks

Dari rute ini kemudian muncul 2 pertanyaan:

  • Bagaimana caranya terbang dari San Francisco (SFO) ke Dallas (DFW)?
  • (Setelah rutenya berubah) Bukannya kamu tiba di Washington; bagaimana caranya pergi ke New York?

Pertanyaan pertama jawabannya sederhana, beli saja tiket ekonomi dari San Francisco (SFO) ke Dallas (DFW) dan itulah yang saya lakukan – karena saya masih butuh bagasi, saya terbang dengan United kelas ekonomi “Basic” melalui Houston (IAH) supaya saya bisa memanfaatkan jatah bagasi 1×23 kg dari status Star Alliance Gold.

Pertanyaan kedua sedikit lebih kompleks. Rencana awalnya sendiri adalah saya ingin naik kereta Amtrak Northeast Regional dari Washington ke New York, tapi karena ada PinterPoin Masterclass edisi Agustus 2023 saya baru bisa terbang keesokan paginya.

Saya sendiri belum pernah mencoba domestic “first class”, jadi ini sekaligus menjadi kesempatan saya terbang dengan United Express Bombardier CRJ550 di kelas tersebut.

Bumi, peta, teks
Pulang ke Indonesia

Alasan saya mulai membuat perjalanan ini sendiri adalah adanya award ANA first class dari Honolulu (HNL) ke Tokyo (NRT) dengan pesawat Airbus A380 bertema “Flying Honu”.

Rute ini sendiri memerlukan 157.500 KrisFlyer miles + pajak, jadi saya melanjutkan lagi perjalanannya sampai ke Jakarta (CGK) hanya dengan menambah 10.000 miles (total 167.500 KrisFlyer miles; plus pajak US$296 dan bonus beberapa rambut putih karena pusingnya mencari dan memesan award).

Perjalanan lanjutannya sendiri awalnya melalui Taipei (TPE), Bangkok (BKK), dan Singapura (SIN), masing-masing menggunakan EVA Air kelas bisnis (dari/ke Taipei), Singapore Airlines kelas bisnis, dan Singapore Airlines first class.

Bumi, cuplikan layar, peta

2 minggu sebelum berangkat, saya mendadak menemukan award Thai Airways first class dari Tokyo (NRT) ke Bangkok (BKK), yang kebetulan jadwalnya masih bisa dipasangkan dengan penerbangan ANA sebelumnya.

Untuk mempertahankan segmen penerbangan Singapore Airlines first class dari Singapura (SIN) ke Jakarta (CGK), saya harus mampir ke suatu tempat di Asia Tenggara supaya saya tidak transit di Bangkok lebih dari 24 jam; saya akhirnya memilih mampir ke Yangon (RGN) untuk itu.

Perubahan ini sendiri tidak dikenakan tambahan miles, tapi saya dikenakan tambahan fuel surcharge dan pajak sebesar US$138.

peta, Bumi, cuplikan layar

Saya sendiri tidak akan mengulas penerbangan Singapore Airlines first class dari Singapura ke Jakarta; Anda bisa melihat pengalamannya di highlight Instagram PinterPoin.

Penutup

Setelah 7 bulan merencanakan dan terus mengubah rute perjalanan, akhirnya saya bisa melakukan perjalanan keliling dunia (round the world) pertama saya.

Perjalanan kali ini sangat spesial bagi saya karena saya bisa berkesempatan mencoba berbagai first class terbaik di dunia, mulai dari Lufthansa, ANA, sampai seperti biasa Singapore Airlines.

Seperti sebelumnya, ulasan penerbangan dan hotel tentunya akan dipublikasikan dalam beberapa bulan kedepan. Stay tuned!

Apakah Anda akan mencoba trip pergi keliling dunia (round the world)?
Share

8 comments
  1. sangat menginspirasi sekali buat saya yang tergolong pemula sekali,,, semoga saya bisa merasakan pengalaman seperti anda. Untuk pemula seperti saya apakah mandiri Traveloka cocok/tepat digunakan untuk belajar berkartu kredit sambil mengumpulkan miles? karena sementara hanya KK itu yg sya pegang. lalu Dibanding mandiri traveloka, SKyz dan Platinum apakah ada perbedaan dari segi miles valuenya? terima kasih sebelumnya

    1. Hi Aan,

      Bukan, karena kebetulan rutenya juga tidak cocok kalau dipaksa pakai fitur KrisFlyer “Round the World” (misalnya, penerbangan domestik di Amerika Serikat sendiri hampir pasti naik United kelas ekonomi, belum lagi rutenya yang terus berubah).

  2. Bang Eric, ini kumpulin milesnya berapa lama dan pake CC apa? Pemula pengguna CC.

    Kmrn apply BCA Krisflyer malah dikasih BCA batman.

    Mohon arahan

  3. Bro Eric, mungkin bisa bantu bahas, tip & tricks penerbangan untuk KF RTW, sarannya ke airport2 mana aja, yg lebih banyak / mudah redemption saver nya, dan termasuk negara2 yg dilewatinnya yg lebih mudah dalam pengurusan Evisa / bebas visanya, thanks very much bro!

  4. Perjalanannya mantap sekali pak eric, bolehkan saya bertanya

    Bagaimana pak eric bisa mendapatkan informasi availibity untuk rute-rute yang bisa di redeem dengan krisflyer untuk beberapa rute dalam 1 kode booking. Apakah ada website yg menyediakan itinerary secara lengkap atau dari beberapa website di gabung sendiri?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.