Dalam beberapa hari kedepan, saya akan kembali traveling dan terbang ke Bali dengan pesawat untuk pertama kalinya sejak bulan Maret 2020 lalu!
Saya akan mewujudkan pernikahan di Bali secara tertutup & intimate yang seharusnya dilangsungkan pada bulan Mei 2020 lalu. Meski agak was-was, namun jujur saya sangat excited untuk menikah dan kembali bepergian, apalagi ke salah satu destinasi favorit saya di muka bumi ini.
Saya akan mengulas penerbangan dan hotel lebih spesifik pada penanganan dan pelayanan selama pandemi COVID-19. Dari informasi yang saya dapatkan, kondisi di Bali saat ini sangat sepi. Namun mengingat adanya liburan long weekend dari cuti bersama, maka kemungkinan besar penerbangan akan penuh.
Harapan saya adalah maskapai akan menghormati peraturan wajib menerapkan social/physical distancing di pesawat.
Itinerary
Kali ini, saya akan terbang di business class Garuda Indonesia A330-900neo dari Jakarta – Bali dan economy class Garuda Indonesia A330-300 untuk rute baliknya.
Awalnya, saya tertarik untuk memesan business class Batik Air untuk rute Denpasar – Jakarta yang cukup terjangkau (sekitar Rp1,6 jutaan per orang beberapa bulan lalu). Namun Garuda Indonesia melangsungkan promo OCTOBEST yang sulit untuk dilewatkan.
Demi keperluan review, tentunya menarik juga bagi saya untuk melihat bagaimana operasional Garuda Indonesia di kedua kelas kabin selama pandemi COVID-19.
Untuk akomodasi penginapan, saya akan menginap di:
- Conrad Bali (Lagoon Suite)
- Fairmont Sanur Beach Bali (3BR Pool Villa)
- The Westin Resort & Spa Ubud
- Villa Umalas (Airbnb)
- InterContinental Bali Resort (Jivana Villa)
- Renaissance Bali Uluwatu Resort & Spa
Bisa dikatakan, saya mendapatkan banyak good deal karena banyaknya promo menarik di Bali sejak beberapa bulan lalu. Saya akan membahas lebih detil pada ulasan masing-masing resort & villa tersebut.
Selama di Bali nanti, kemungkinan besar saya akan lebih banyak menghabiskan waktu di resort & villa. Sejumlah kegiatan outdoor seperti bersepeda di Ubud mungkin akan saya lakukan. Mungkin Anda bisa menyarankan aktivitas yang bisa kami lakukan dengan aman selama di Bali ๐ .
Baca juga: Hotel Review: InterContinental Bali Resort Jimbaran
Bepergian Selama COVID-19
Berbeda dengan era normal, traveling saat ini terasa lebih merepotkan dan ‘menakutkan’ pada saat yang sama. Saya beserta keluarga sangat bersyukur karena diberikan kesehatan hingga saat ini dan tentunya akan sangat berhati-hati selama perjalanan ini.
Segala persyaratan untuk terbang sudah saya siapkan, seperti hasil rapid test non-reaktif dan mengisi sejumlah formulir seperti E-HAC.
Selama penerbangan, saya akan tetap mengenakan masker dan safety glasses. Saya juga akan sebisa mungkin tidak menggunakan kamar kecil (lavatory) selama 2 jam+. Hand sanitizer dan alcohol wipe juga menjadi barang bawaan yang wajib dibawa.
Saya percaya bahwa menaiki pesawat terbang tergolong aman asalkan protokol kesehatan diikuti dengan baik. Selalu ingat untuk rajin mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer dan hindari menyentuh wajah!
Penutup
Setelah 8 bulan lamanya, akhirnya saya akan kembali traveling & menaiki pesawat terbang ke Bali. Perjalanan kali ini akan terasa lebih spesial karena saya akan melangsungkan pernikahan yang tertunda.
Traveling rasanya menjadi sebuah kemewahan yang sulit terwujud saat ini. Oleh karena itu, saya akan memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya untuk melepas penat. Seperti biasa, ulasan penerbangan dan hotel tentunya akan segera dipublikasikan. Stay tuned!
.
Bali aman kok yg penting pakai masker yg bagus…minta duduk di bagian belakang pesawat kalau ekonomi yg sosial distancing seat, lebih sepi…dari akhir bulan juli saya sdh 4-5 kali ke bali…bali luar biasa sepi…sedih melihatnya…resort dan restoran diskon sampai 70 persen tp ngk semua fasilitas aktif…conrad benoa usaha kan minta upgrade suite dgn hilton gold member, renaissance upgrade suite dgn marriot platinum, kolam renang dan view dari bar nya bagus, ngk ada pantai.
Selama pandemi sudah pulang pergi antara Eropa dan Indonesia 2x dengan Qatar Airways, jadi SOPnya face mask DAN face shield. Setiap flight ada hygiene kit isinya face mask, hand gloves dan hand sanitizer tambahan.
Selama ini selalu merasa aman dan nyaman terbang dengan mereka, menurut saya resikonya sangat kecil di pesawat, lebih harus berhati hati di bandara, apalagi kalau transit dengan orang yang dari berbagai negara. Poin paling penting cuci tangan/pakai hand sanitizer dan hindari menyentuh wajah.
Saya pribadi justru lebih takut untuk terbang domestik sih, soalnya persyaratannya hanya rapid test, yang menurut saya tidak akurat.
teman saya sudah menghabiskan 500jt untuk biaya rumah sakit papa nya selama 1 bulan di ICU karena sering bepergian ke bali.
bukankah pasien covid ditanggung pemerinath??
Saya tinggal di Bali, saya sedih melihat Bali sepi sekali terutama di Kuta bagai kota hantu. Tapi saya lebih miris melihat kelakuan pengunjung yg tdk peduli protokol kesehatan. Setiap weekend atau long weekend, beberapa destinasi favorit orang Jkt pasti ramai, dan kami yang tinggal di Bali pilih menjauhi karena merasa tidak aman.
lagi lihat di samaya ad promo 3.5 jt pool villas with bf tp abis lihat si jedar tadinya putih jadi hitam mikir lagi dahhh