pesawat, pesawat terbang, Perjalanan udara, pesawat terbang sipil, Rekayasa dirgantara, Perusahaan penerbangan, orang, Bandara, outdoor, berdiri, jet

Rumor: Garuda Indonesia Akan ‘Cerai’ Dengan Sriwijaya Air?

Melansir dari kontan.co.id, Garuda Indonesia Group memutuskan untuk mencabut logo-nya pada armada Sriwijaya Air. Hal tersebut dilakukan menindaklanjuti perselisihan (dispute) atas kerja sama manajemen (KSM) antara pihak Garuda Indonesia Group dengan Sriwijaya Air Group.

“Pencabutan logo Garuda Indonesia pada armada Sriwijaya Air tersebut merupakan upaya dalam menjaga brand Garuda Indonesia Group khususnya mempertimbangkan konsistensi layanan Sriwijaya Air Group yang tidak sejalan dengan standarisasi layanan Garuda Indonesia Group sejak adanya dispute KSM tersebut.”

– M Ikhsan Rosan, Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia

Sebelumnya, pihak komisaris Sriwijaya Air diketahui telah memberhentikan sementara.tiga anggota direksinya yang berasal dari Garuda Indonesia pada 9 September lalu. Ketiga anggota direksi tersebut adalah direktur utama Joseph Adrian Saul, direktur human capital and service Harkandri M. Dahler, dan direktur komersial Joseph Tendean.

oRUNgutan 2019
PinterPoin bersama dengan Sam Chui sempat menghadiri peresmian livery baru Sriwijaya Air ‘oRungutan’ di bulan Agustus lalu.

Hal ini turut memperkuat dugaan saya bahwa sedang adalah masalah yang sangat pelik antara Garuda Indonesia Group dengan Sriwijaya Air Group dan sekarang kedua belah pihak saling meretaliasi satu sama lain.

Berbeda dengan Citililink yang dimiliki langsung oleh Garuda Indonesia; Kerjasama dengan Sriwijaya Air hanyalah sekedar kerja sama manajemen (KSM) dan pihak Garuda Indonesia sampai saat ini masih belum menggenggam saham mayoritas Sriwijaya Air group. Sebelumnya, dikabarkan bahwa Garuda Indonesia akan menjadi pemegang saham mayoritas Sriwijaya Air Group melalui skema debt-to-equity swap (penukaran utang menjadi saham) tapi sampai saat ini, rencana tersebut belum direalisasikan.


Baca juga: Mengenal Armada Pesawat Garuda Indonesia

Baca juga: Sriwijaya Air Resmi Terintegrasi Dengan GarudaMiles


Penutup

Saya tidak tahu asal-muasal sengketa antara Garuda Indonesia Group dengan Sriwijaya Air Group. Namun, jika boleh menebak, hal tersebut mungkin berasal dari ketidaksepahaman pihak Sriwijaya Air Group dengan Garuda Indonesia Group mengenai proses debt-to-equity swap yang tidak kunjung dilaksanakan dan juga ekspetasi yang terlalu tinggi.

Garuda Indonesia tentunya ingin memperoleh saham mayoritas saham Sriwijaya Air Group pada harga yang masuk akal; Namun pihak Sriwijaya Air Group tentunya ingin bisa melepas saham mereka pada harga yang setinggi mungkin. Masuknya Garuda Indonesia Group pada Sriwijaya Air Group juga diharapkan bisa memperbaiki kinerja operasional perusahaan tersebut, namun fakta di lapangan adalah Sriwijaya Air masih terus merugi meski sudah mengadakan kerja sama manajemen (KSM) dengan Garuda Indonesia Group pada tahun lalu.

Selain itu, saya menilai etos kerja kedua perusahaan juga sangat berbeda. Garuda Indonesia adalah BUMN dengan konsep penerbangan full service sedangkan Sriwijaya Air adalah perusahaan swasta dengan konsep medium service. Tentunya, membawa budaya dan etos kerja Garuda Indonesia ke Sriwijaya Air adalah tantangan tersendiri dan untuk kali ini, saya merasa bahwa Garuda Indonesia gagal memenuhi tantangan tersebut.

Secara pribadi, saya merasa bahwa keretakan ini akan berujung pada ‘cerai’ antara Garuda Indonesia Group dengan Sriwijaya Air Group. Pemecatan direksi dan penghilangan logo hanya merupakan prelude untuk konflik-konflik yang akan datang. Apakah perceraian ini akan benar-benar akan terjadi? Hanya waktu yang bisa menjawab.

.

Apa pendapat Anda mengenai perselisihan Garuda Indonesia Group dengan Sriwijaya Air Group ini? 

Share

2 comments
  1. Semoga harga tiket sudah tidak terbang tinggi lagi karena duopoli airliner (garida gorup vs lion group) sudah kembali ditantang sriwijaya kembali setelah putus kerjasamanya dgn Garuda

    1. Halo Ali,

      Saya rasa Sriwijaya Air tidak akan mampu bersaing dengan Garuda Indonesia maupun Lion Air Group karena secara finansial maupun operasional, mereka tertinggal sangat jauh dari kedua maskapai tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.