Setelah selesai dengan urusan di Surabaya, kami kembali mampir untuk menginap 1 malam di Alila Solo (review) sebelum melanjutkan perjalanan keesokan harinya ke Yogyakarta. Tidak terasa, sudah 10 tahun sejak saya menginjakkan kaki di Yogyakarta.
Yogyakarta Marriott Hotel pun menjadi hotel pertama pilihan kami di kota pelajar. Total, saya membayar Rp1.890.000,- nett untuk menginap 2 malam di hotel ini & mendapatkan 3.989 poin dan 4 elite night berkat promo Better Two-gether yang sudah berakhir, dimana 2x elite night & 2x poin akan diberikan untuk stay minimal 2 malam.
Check In
Yogyakarta Marriott beralamat di Jl. Ring Road Utara bersebelahan dengan Hartono Mall. Pada jam tertentu, area depan mal/hotel ini cukup macet sehingga agak sulit untuk memasuki area properti. Meskipun bersebelahan dengan mal, hotel ini mempunyai area parkiran sendiri yang tergolong luas.
Sekilas, saya agak merasa desain interior hotel ini mirip dengan Manila Marriott Hotel yang pernah saya singgahi beberapa tahun lalu.
Sesampainya di resepsionis & mengeluarkan ID, saya kemudian diarahkan untuk melakukan check in di M Club (executive lounge).
Kehadiran saya pun sudah ditunggu oleh staf di M Club, Michi, yang menyapa saya secara ramah dengan nama. Beberapa hari sebelum tiba, aplikasi Marriott Bonvoy sudah menunjukkan bahwa kamar saya telah di-upgrade menjadi Junior Suite yang harganya 4x lipat lebih mahal (Rp4,4 juta nett per malam) dari kamar biasa yang saya pesan.
Opsi welcome amenity berikut ditawarkan ketika check in:
Naturalnya saya memilih 1.000 poin yang bernilai setidaknya Rp135.000 menurut valuasi PinterPoin.
Akses M Club bisa didapatkan oleh tamu kamar Club atau anggota Platinum Marriott Bonvoy keatas. Berkat status Titanium, saya bisa mengakses lounge ini tanpa biaya tambahan meskipun memesan kamar kategori termurah.
Benefit seperti day long culinary presentation (11.30am – 5.30pm), hot hors d’oeuvres – evening food presentation (6.00pm – 7.30pm) dan evening cocktail (6.00 pm – 9.30pm) bisa dinikmati di M Club. Selengkapnya akan saya dibawah.
Setelah mendapatkan kunci, saya segera menuju ke Junior Suite yang terletak di lantai 7.
Hotel ini berbentuk letter L sehingga terdapat 2 lift yang bisa digunakan oleh tamu. Saya diarahkan menuju lift yang terletak di sebelah restoran utama Yogyakarta Kitchen.
Kamar
Mendengar banyak feedback yang positif tentang hotel ini, saya tidak sabar untuk segera memasuki kamar.
Memasuki Junior Suite, akan langsung nampak ruang tamu yang terpisah dengan kamar tidur. Sesuai reputasinya yang baik, desain kamar terasa sangat mewah dan modern.
Di sebelah kiri setelah masuk dari pintu, terdapat area mini bar & sudah disediakan welcome snack & welcome letter.
Kebetulan kamar 757 merupakan connecting suite.
Dari ruang tamu, terdapat akses ke kamar tidur atau langsung ke kamar mandi.
Saya kemudian menemukan beberapa spot bernoda di selimut yang sepertinya sudah tidak bisa dibersihkan lagi.
Marriott masih menyediakan hand sanitizer dan sanitizing wipe bagi tamunya.
Ketika memasuki kamar tidur, mata saya sebenarnya langsung tertuju pada kamar mandi yang terlihat premium dan fotogenik. Terdapat sliding door untuk memisahkan kamar mandi dengan kamar tidur dan ruang tamu.
Satu hal yang disayangkan dari kamar mandi ini adalah lantai di shower booth yang tidak dibuat miring sebagaimana mestinya. Alhasil, air mandi selalu tergenang dan tidak bisa mengalir secara natural ke saluran pembuangan air.
Setiap kali selesai mandi, saya harus menyerok air ke pembuangan dengan kaki agar tidak terlalu tergenang. Masalah ini tidak hanya ditemukan di kamar ini saja, namun juga di kamar-kamar lainnya, yang mana sangat disayangkan. Saya rasa masalah ini harus diselesaikan karena lantai yang licin bisa membahayakan.
Dari kamar mandi, terdapat akses langsung ke ruang tamu, dimana terdapat lemari dan tempat menaruh koper.
Secara keseluruhan, saya sangat menyukai desain dari Junior Suite di Yogyakarta Marriott. Satu-satunya permasalahan adalah lantai shower booth yang membuat air menggenang tidak karuan.
Breakfast
Sayangnya hotel ini tidak memberikan fasilitas in-room breakfast bagi tamu. Breakfast di Yogyakarta Marriott Hotel dihidangkan di restoran utama, Yogyakarta Kitchen. Breakfast dihidangkan dari pukul 6 – 11 pagi setiap harinya.
Protokol kesehatan COVID-19 diterapkan dengan baik di restoran ini, dimana dibuat antrian khusus dan terdapat kaca pembatas antara makanan dan tamu hotel.
Untungnya keadaan restoran cukup sepi sehingga penerapan protokol kesehatan bisa berjalan dengan baik.
Ketika sedang memfoto area restoran, salah seorang supervisor menghampiri saya dengan ekspresi terganggu atas aktivitas saya dan meminta saya untuk tidak mengambil foto dengan “kamera profesional”. Sebagai informasi, saya menggunakan kamera digital Sony Alpha A6000, bukan kamera profesional SLR atau sejenisnya. Anehnya, kamera handphone diperbolehkan, well..
Setiap kali mengambil foto untuk review, saya selalu berusaha agar tidak mengganggu privasi orang lain & seringkali menunggu hingga kondisi sepi untuk mengambil foto.
Tidak lama setelah duduk, Yolanda, staf restoran datang menghampiri & menawarkan kopi atau teh. Setelah itu kami akhirnya berbincang untuk beberapa saat mengenai kota Yogyakarta, beliau merupakan sosok yang ramah dan ceria.
Pilihan makanan untuk breakfast di Yogyakarta Kitchen sangat beragam dan menurut saya kualitas makanannya diatas standar rata-rata breakfast hotel pada umumnya.
Executive Lounge
M Club terletak diantara lobi utama dan restoran Yogyakarta Kitchen. Seperti yang sebutkan sebelumnya, akses M Club hadir dengan benefit day long culinary presentation (11.30am – 5.30pm), hot hors d’oeuvres – evening food presentation (6.00pm – 7.30pm) dan evening cocktail (6.00 pm – 9.30pm).
Pada kunjungan saya, hanya ada 1-2 meja lain yang terisi sehingga kondisi lounge selalu kondusif untuk bekerja.
Evening food presentation yang disajikan berupa buffet.
M Club juga mempunyai menu khusus dengan berbagai macam minuman. Tamu juga bisa memesan cocktail off-menu sesuai selera. Saya memesan sejumlah cocktail favorit saya seperti Whiskey Sour, Negroni dan Long Island Iced Tea.
Pada jam diluar evening cocktail, tamu tetap bisa memesan minuman non-alkohol & terdapat juga cemilan ringan seperti kue kering dan kacang.
Fasilitas
Berstatus hotel mewah, Yogyakarta Marriott Hotel memiliki fasilitas-fasilitas yang mumpuni. Kolam renang, gym, spa, dan restoran Taman Sari terletak di lantai 2 dan bisa diakses menggunakan lift. Sedangkan business center, meeting room, dan lounge terletak di lantai lobi.
Tidak ada satu orang pun di area gym, mungkin karena saya menginap pada hari biasa.
Dari gym, tamu bisa langsung mengakses kolam renang outdoor yang berukuran luas.
Kolam renang berukuran cukup luas namun dengan pemandangan yang kurang menarik: konstruksi gedung seberang.
Di sisi lain dari pintu akses dekat dengan gym terdapat Quan Spa & restoran Taman Sari.
Penutup
Yogyakarta Marriott Hotel saya rasa merupakan salah satu opsi city hotel terbaik di Yogyakarta. Jika berkunjung ke kota pelajar & mempunyai status elit Marriott, maka hotel ini patut untuk diinapi.
Overall, saya sangat puas dengan stay saya di hotel ini, Erika pun berpendapat sama. Pastinya kami akan kembali menginap di hotel ini jika berkunjung ke Yogyakarta. Selanjutnya, saya menghabiskan 1 malam di Hyatt Regency Yogyakarta yang berkonsep golf resort. Stay tuned untuk review-nya.
(+) Lokasi hotel strategis – bersebelahan dengan mal, properti masih terasa baru dan modern, makanan breakfast berkualitas dan bervariasi
(-) Air menggenang di kamar mandi
.
Good Evening, Mr Vincent.
Having a question for you, apakah dapat upgrade ke Junior Suite itu menggunakan poin atau memang free upgrade? Jika memang free upgrade, apakah sedang ada promo atau event yg berlangsung? Atau memang mendapatkan upgrade cuma cuma dari Marriot.
Looking forward for your reply.
Thanks in advance!
Regards,
Reza
Muhammad,
Bantu jawab, dengan status elit maka free upgrade akan secara otomatis didapat jika available. Kebetulan Vincent memiliki status Titanium Elite di Marriott, jadi dia memperoleh upgrade tersebut secara cuma-cuma.