Masterclass PinterPoin Offline yang diadakan pada 7 Desember 2024 membawa saya kembali ke Jakarta di bulan Desember 2024 silam. Saya berada di Jakarta selama lebih dari seminggu sehingga saya pergunakan kesempatan yang ada untuk menginap di beberapa hotel di mana salah satunya adalah The Langham Jakarta.
Sebagian adalah hotel-hotel yang sudah saya inapi dan juga sudah saya ulas sebelumnya dan menyisakan 2 hotel ‘baru’ yang akan saya ulas.
Hotel pertama adalah hotel The Langham Jakarta yang berada di bawah naungan program loyalti Brilliant by Langham dan hotel kedua adalah Sheraton Jakarta Soekarno Hatta Airport yang berada di bawah naungan program loyalti Marriott Bonvoy.
Ini adalah kali pertamanya saya menginap di brand The Langham sehingga saya excited juga pada akhirnya bisa menginap di The Langham Jakarta.
The Langham Jakarta: Pemesanan
Sebagai seorang traveler yang memiliki status elit di beberapa program loyalti hotel dunia tentunya saat bepergian ke mana saja akan bertendensi untuk menginap di salah satu hotel yang berada dalam naungan program-program tersebut.
Saya tidak memiliki keanggotaan Brilliant sehingga saya tidak memiliki alasan kuat untuk menginap di hotel-hotel The Langham. Pada akhirnya saya melihat sebuah kesempatan untuk menginap di sini melalui jalan penukaran poin rewards kartu kredit HSBC yang kebetulan akan kedaluwarsa.
Untuk menginap satu malam di The Langham Jakarta diperlukan sejumlah 425.000 poin HSBC.
Penukaran poin HSBC ke hotel stay adalah salah satu sweet spot yang dimiliki oleh HSBC yang sempat diangkat ke sebuah artikel oleh Edwin yang dapat Anda baca di sini.
Sebagai perbandingan, untuk menginap di hotel ini di periode stay saya adalah di harga Rp4.300.000. Kamar yang saya dapatkan adalah kamar base level yaitu tipe Deluxe Room tanpa sarapan. Bank HSBC menggandeng Panorama JTB untuk mengurus penukaran poin ke hotel stay.
Saya sarankan apabila Anda hendak melakukan penukaran poin HSBC seperti saya, alangkah baiknya Anda melakukan add-on sarapan langsung dengan pihak Panorama JTB.
Saya hanya di-charge senilai Rp250.000 nett untuk sarapan 2 orang, sebuah value yang bisa dibilang sangat murah untuk sarapan di sebuah hotel mewah sekelas The Langham Jakarta.
Reservasi yang dilakukan melalui program HSBC ini sifatnya sangat restriktif sehingga setelah pemesanan kamar berhasil dibuat maka bersifat final dan tidak bisa diubah ataupun dibatalkan di kemudian hari, sehingga harap dipastikan secara matang sebelum melakukan pemesanan ini.
The Langham Jakarta: Check-in
Pesawat saya tiba di bandara CGK dan saya langsung bergegas menuju ke The Langham Jakarta yang berada di sekitaran SCBD (Sudirman Central Business District).
Untungnya saya telah sampai di hotel sekitar pukul 14:30 sehingga tidak terjebak kemacetan yang biasanya mulai terjadi di sekitaran pukul 15:00 dan semakin sore hanya akan menjadi lebih parah lagi.
The Langham Jakarta berada di satu kompleks yang sama dengan pusat perbelanjaan ASHTA District 8 yang sedang hits. Petugas-petugas bell men dengan sigap membantu mengamankan barang-barang bawaan saya dan berada di dekat pintu masuk adalah mobil berwarna merah muda yang menjadi ikon penanda hotel The Langham.
The Langham kala itu tengah berkolaborasi dengan produsen kristal mewah Baccarat yang dapat dilihat dari pajangan natal yang menghiasi mobil The Langham yang ikonik ini.
Para tamu wajib melewati security check terlebih dahulu dan sampailah saya di atrium lantai dasar yang terasa sangat megah ini.
Kontras dengan gedung berwarna hitam gelap ini, publik area didisain sangat cerah dengan dominasi warna putih dan abu-abu muda. Plafon tinggi dan lampu gantung chandelier yang berukuran sangat besar dan mewah berhasil membuat area ini terlihat sangat menarik perhatian.
Hotel mewah bintang 5 ini tidak shy away dalam menunjukkan jati dirinya sebagai hotel mewah dengan pemilihan disain interior ala Eropa yang luxe dan furnishing bernuansa warna champagne.
Berada di sisi kiri dari ruangan terdapat 2 pohon natal yang bernuansa merah yang juga memperlihatkan kolaborasinya dengan Baccarat. Pohon natal ini terasa sangat kontras dan menjadikan sebuah aksentuasi warna untuk ruangan ini.
Seorang host menerima kadatangan saya dan mengantar saya menuju ke lift karena lobi penerimaan berada di lantai 62 (L). Sambil berjalan menuju lift, saya melihat adanya counter meja penitipan koper juga berada di lantai ini.
Wah, seting tempat di mana Front Desk berada lagi-lagi sangatlah menarik. Ia berada di sisi ruangan yang mengeksploitasi void antara lantai 62 dan 63 sehingga plafon terlihat sangat tinggi menjulang yang semakin meng-enhance kesan megah Sky Lobby ini. Secara pribadi ruangan lobi ini terlihat sangat mengesankan di mata saya.
Terdapat 3 meja di area Sky Lobby ini, satu meja adalah meja Concierge dan 2 meja lainnya adalah meja resepsionis.
Seorang resepsionis mengecek identitas saya dan lalu mengkonfirmasi pemesanan kamar yang telah saya buat. Saya iseng menanyakan apakah saya bisa mendapatkan upgrade kamar dan ia menjelaskan bahwa saya mendapat upgrade satu tingkat ke Deluxe Room Cityscape. Lumayan lah ya! 😉
Ia juga mengkonfirmasi bahwa reservasi yang saya buat juga termasuk dengan sarapan untuk 2 orang. Selesai check-in saya langsung bergegas turun ke lantai 39 untuk menuju kamar.
The Langham Jakarta: Deluxe Room Cityscape
Keluar dari lift dan melewati hallway lantai 39 terlihat kontinuitas disain yang dominan warna putih dengan warna hitam sebagai warna komplementernya. Karpet hitam-putih bermotif houndstooth mengesankan klasik dan timeless.
Saya mendapat kamar nomor 3919 yang merupakan kamar dengan ranjang berukuran King. Kamar yang saya tempati adalah kamar connecting sehingga terdapat pintu untuk mengakses kamar sebelah.
Sayangnya kamar ini kurang kedap suara sehingga masih lamat-lamar terdengar suara dari kamar sebelah maupun dari hallway.
Pintu connecting berada di antara 2 lemari pakaian yang di dalamnya tersimpan meja setrika dan alat setrikanya, bantal ekstra, safe deposit box, sebuah nampan dengan laundry bag, ear plugs, menu spa, dan juga sikat maupun sendok sepatu.
Kamar mandi berada berseberangan dengan lemari pakaian dan berukuran relatif besar. Kamar mandi yang cerah dan nyaman ini dilengkapi dengan double vanity, sebuah bath tub yang berada di sebelah jendela yang dapat melihat ke arah kamar, sebuah shower room, dan juga sebuah ruangan khusus kloset.
Jendela di kamar mandi ini berteknologi canggih sehingga kacanya dapat diatur untuk dijadikan bening ataupun frosted hanya dengan memencet sebuah tombol Privacy Glass.
Bath robes terlipat rapi di rak yang berada di bawah wastafel beserta handuk mandi dan juga alat pengering rambut. Kamar mandi ini juga menyediakan timbangan badan.
Shower room dengan 2 mode pancuran (pancuran air hujan dan pancuran hand held) ini bertekanan air yang keras. Toiletries yang digunakan adalah toiletries The Langham branded yang merupakan produk lokal sehingga menurut saya terasa ‘kebanting’ dengan toiletries yang dipergunakan oleh hotel-hotel mewah kompetitornya.
Kloset yang digunakan merupakan kloset dengan teknologi tinggi buatan Jepang yang tentunya adalah industry standard.
Kamar deluxe yang saya tempati ini menurut saya terdisain dengan apik, saya tidak merasa bahwa kamar ini terlalu mewah yang bisa bertendensi ‘kampungan’.
Dominasi warna putih dan tembok yang dilapis dengan profil-profil sederhana ini terlihat rapi. Lantai kamar dengan parket kayu berwarna natural juga membuat kamar kian terasa homey, semoga mereka bisa menjaga keindahan parket yang bertendensi untuk lebih mudah scratch ataupun kusam ini.
Ranjang berukuran king juga nyaman menopang badan saat tidur dan bantal-bantal juga berukuran besar dan fluffy. Sebuah televisi berada di seberang ranjang yang juga bersebelahan dengan lemari minibar.
Lemari minibar ini berbentuk seperti peti dengan 2 pintu yang dapat dibuka 180 derajat dan telah disediakan berbagai macam gelas-gelas kristal bening dan juga cangkir untuk menikmati teh dan kopi.
Hotel ini menyediakan mesin kopi kapsul dari Nespresso dan juga teh celup dari TWG. Cemilan-cemilan ringan dan juga beberapa pilihan minuman juga disediakan di sini sebagai bagian dari minibar berbayar.
Jendela floor-to-ceiling tentunya membuat pencahayaan alami di kamar terasa maksimal dengan korden dan sheers yang bisa dibuka tutup secara otomatis dengan memencet tombol di sebelah sisi ranjang.
Sebagai sebuah hotel yang berada di distrik bisnis Sudirman tentu saja gedung-gedung pencakar langit menjadi pemandangan dari kamar ini.
Di sore hari kami keluar meninggalkan hotel untuk makan malam di ASHTA District 8 dan saat kembali ke kamar, kami mendapati kamar kami telah di-turn down oleh pihak housekeeping.
Korden telah ditutup rapat, lampu diredupkan, kamar tidur dan kamar mandi telah dirapikan kembali. Alih-alih membuka kedua sisi selimut ranjang, menaruh air minum beserta gelasnya dan menata slippers di kedua sisi ranjang, anehnya housekeeping hanya melakukan turn down di salah satu sisi saja.
The Langham Jakarta: Makan Pagi
Makan pagi di hotel ini mengambil venue Tom’s by Tom Aiken yang berada di lantai 62. Seorang host mempersilahkan kami masuk setelah mengkonfirmasi eligibiltas untuk mendapat sarapan. Kami memilih untuk duduk di meja kotak yang berada di dekat jendela.
Tom’s merupakan venue yang menurut saya sangat cantik, ruangan didisain dengan dominasi warna biru tua dan warna merah marun dengan vibe yang kuat seperti brasserie-brasserie di Eropa.
Personally, saya sangat menyukai seting dari Tom’s yang terlihat klasik, up-to-date, dan cerah dengan jendela kaca floor-to-ceiling ini. Plafon yang tinggi juga membuat venue ini terasa megah dan makin mewah.
Sarapan di Tom’s disajikan secara kombinasi buffet dengan a la carte dan dibanderol senilai Rp388.000 net jika langsung dipesan on the spot.
Saya hanya membayar senilai Rp125.000 net per orang sebagai add-on dari penukaran poin HSBC sehingga uang yang dikeluarkan saat pemesanan terasa sangat worth it.
Setiap meja diberi sebuah kertas dengan peta untuk menikmati ‘Breakfast Journey’. Makanan dan minuman dikonsentrasikan di masing-masing ujung ruangan dan jika Anda menginap di akhir pekan maka Anda beruntung untuk dapat menikmati counter Live Station.
Saya menginap di sekitaran weekdays sehingga tidak dapat mendokumentasikan Live Station tersebut.
Menu a la carte juga disediakan di tiap-tiap mejanya dengan berbagai macam pilihan makanan ringan ataupun berat dan juga minuman-minuman kopi, teh, hingga cold pressed juice dan smoothies. Menu a la carte dapat diorder hingga pukul 10:00 dan keseluruhan sajian makan pagi berakhir di pukul 10:30.
Area hot buffet menawarkan banyak pilihan makanan lokal, Asia, dan western. Tidak tahu mengapa, some how seting hot buffet ini mengingatkan saya akan peron-peron di stasiun kereta api di Eropa. Variasi makanan bisa dibilang sangat variatif sehingga seharusnya dapat meng-cater preferensi makanan dari para tamu menginap.
I’m such a kid sehingga mata saya masih berbinar saat mendapati adanya counter es krim juga disediakan selama makan pagi! 😉
The Langham Jakarta: Pusat Kebugaran, Kolam Renang, dan Fasilitas Lainnya
Pusat Kebugaran
Pusat kebugaran berada di lantai 63 dan beroperasi 24 jam yang hanya dapat diakses oleh tamu menginap yang berumur 16 tahun ke atas. Gym ini berukuran relatif besar dan didisain dengan estetika clean namun tidak dilengkapi dengan peralatan olahraga yang berlimpah bahkan terkesan lumayan minimal.
Kolam Renang
The Langham Jakarta memiliki 2 kolam renang yang berada di lantai 63 dan juga di lantai 6. Kedua kolam renang ini beroperasi dari pukul 06:00 dan selesai beroperasi di pukul 22:00.
Kolam renang yang berada di lantai 63 disebut sebagai Sky Pool yang merupakan kolam renang indoor yang juga dilengkapi dengan kolam jacuzzi dan juga steam rooms. Kolam renang yang berada di lantai 6 adalah kolam renang outdoor yang juga dilengkapi dengan steam rooms.
Kolam Renang Indoor
Kolam Renang Outdoor
Berada di dekat kolam renang outdoor adalah sebuah taman bernama Hampton Garden yang difungsikan sebagai Langham Sports Club yang beroperasi khusus di hari Sabtu dan Minggu mulai pukul 08:00 hingga 18:00. Di luar jam itu, taman ini diperuntukkan untuk event-event seperti pernikahan outdoor.
Fasilitas Lainnya
Sebagai hotel mewah yang meng-occupy sebuah gedung pencakar langit seperti The Langham Jakarta, tentunya hotel ini memiliki beberapa pilihan restoran dan juga fasilitas spa berada di bawah naungannya.
Saya sendiri tidak memiliki waktu untuk menikmati fasilitas-fasilitas ini namun sempat melihat dan mendokumentasikan beberapa fasilitas ini (tidak semua).
- Chuan Spa: Berada di lantai 6 dan beroperasi dari pukul 09:00 hingga 22:00
- ALICE: Sebuah kafe bertema seperti Alice in the Wonderland yang berada di lantai dasar yang menawarkan sajian Afternoon Tea. Saat itu, Alice sedang berkolaborasi dengan Baccarat dengan Afternoon Tea yang spesial.
- T’ang Court: Sebuah restoran mewah yang menyajikan makanan khas Cantonese dan berada di lantai 61. Untuk mengakses T’ang Court dapat melewati area Sky Lobby menuruni tangga marmer mewah melingkar dengan chandelier yang tak kalah mewahnya.
- Gift Shop: Bagi Anda yang hendak membeli suvenir-suvenir yang berhubungan dengan The Langham Jakarta dapat membelinya di Gift Shop yang berada di lantai 62
- Artesian Bar: Bar ini berada di lantai 65 dan bertemakan Taman Eden dan merupakan sebuah rooftop bar yang beroperasi di hari Rabu hingga Minggu mulai pukul 17:00 ke atas.
- Morimoto: Restoran yang berada di lantai 63 ini menyajikan pengalaman makanan kontemporer khas Jepang dan western yang oleh iron chef Masaharu Morimoto
Baca juga: Hotel Review – Four Seasons Jakarta (Era Covid-19)
Baca juga: Hotel Review – InterContinental Jakarta Pondok Indah
Penutup
The Langham Jakarta telah resmi dibuka sejak tahun 2021 dan merupakan hotel mewah yang berlokasi di komplek District 8 di area SCBD (Sudirman Central Business District). Kehadiran The Langham Jakarta menambah koleksi hotel-hotel mewah yang meramaikan jajaran hotel baru sekalibernya di Jakarta.
Saya sendiri tidak memiliki status elit di program loyalti Brilliant yang menaungi grup The Langham, maka di saat ada kesempatan untuk menukarkan poin HSBC ke hotel ini dengan valuasi yang menurut saya relatif tinggi maka saya putuskan untuk menginap di sini.
Saya menggunakan 425.000 poin HSBC saya untuk ditukarkan dengan semalam menginap di kamar tipe Deluxe dan saya tambahkan membayar senilai Rp250.000 net untuk sarapan untuk 2 orang.
Menurut saya, berikut adalah kelebihan dan kekurangan hotel ini murni berdasarkan pengalaman saya kala itu:
(+) Lokasi strategis di SCBD tentunya akan sangat menarik bagi para tamu yang berada di Jakarta untuk melakukan bisnis di sekitaran distrik ini. Hotel ini juga berada di komplek District 8 sehingga bersebelahan dengan pusat perbelanjaan ASHTA yang sedang naik daun dan tentunya memberikan kemudahan bagi para tamu menginap untuk menikmati makanan, belanja groceries, ataupun hiburan-hiburan lainnya.
(+) Penukaran poin HSBC untuk menginap di hotel ini memberi valuasi poin yang relatif tinggi dan juga hanya diperlukan tambahan Rp250.000 untuk add-on sarapan untuk 2 orang. Nilai rupiah yang sangat murah untuk sarapan di hotel semewah ini yang mana seharusnya dibanderol senilai Rp388.000 per orang jika makan on the spot.
(+) Memiliki 2 pilihan kolam renang indoor dan outdoor dan juga fasilitas-fasilitas pendukung seperti steam rooms dan Jacuzzi
(+) Dilengkapi dengan restoran-restoran terkenal seperti Morimoto, T’ang Court, dan ALICE yang merupakan daya tarik tersendiri untuk target marketnya
(-) Kamar Deluxe yang saya tempati memiliki kamar mandi dengan sebuah partisi jendela besar yang pencahayaannya sangat mengganggu apabila kamar mandi dipergunakan di waktu tidur malam. Alangkah baiknya jika kamar ini memiliki pencahayaan di lantai ataupun semacam night light khusus sehingga jika ingin menggunakan kamar mandi tidak harus menyalakan lampu seterang itu sehingga tidak mengganggu yang sedang tidur. Secara disain memang partisi jendela ini terlihat estetik namun secara fungsi terasa kurang pas
(-) Toiletries kurang bersaing dengan kompetitor sekelasnya
(-) Kamar kurang kedap suara