Mengutip dari kontan.co.id, AirAsia Indonesia dikabarkan secara terang-terangan menyatakan minatnya untuk mengakuisisi Citilink. Berita ini jujur sangat mengejutkan saya mengingat kedepannya saya memproyeksikan bahwa industri penerbangan Indonesia akan lebih menuju duopoli yaitu antara Garuda Group (Garuda-Citilink-Sriwijaya-AirAsia) dengan Lion Air Group (Lion-Batik-Lion Bizjet-Malindo-Thai Lion).
Apabila AirAsia memang mengakuisisi Citilink (yang mana menurut saya probabilitasnya sangat kecil), maka AirAsia berpotensi menjadi poros ketiga di industri penerbangan Indonesia. Tapi saya meragukan hal ini akan sungguh-sungguh terjadi, berikut alasannya:
- Citilink adalah salah satu maskapai dengan pertumbuhan armada & pangsa pasar tercepat di Indonesia. Akan cukup aneh bagi Garuda Indonesia untuk melepasnya walaupun dengan harga yang bagus.
- Garuda Indonesia tidak terburu-buru memburu kinerja yang positif (baca: membukukan laba). Walaupun fresh money akan diperoleh dari hasil menjual Citilink diperoleh Garuda, mereka tidak akan cepat-cepat berekspansi karena banyak dari rute luar negeri mereka masih merugi. Akan lebih bijaksana bagi Garuda untuk lebih berfokus mengembangkan rute domestik terlebih dahulu.
- Perubahan direktur utama Garuda Indonesia pada September 2018 lalu juga memainkan peran yang signifikan. Ketika Garuda masih dikepalai oleh Pahala Mansury, pembicaraan akuisisi ini sudah ada dan berlanjut, namun karena terdapat pergantian direksi baru, maka topik akuisisi ini back to zero.
- Kembali ke poin 2, terdapat perbedaan yang signifikan antara tujuan perusahaan BUMN dengan perusahaan swasta. Garuda Indonesia sebagai BUMN beserta dengan seluruh anak usahanya lebih tidak profit-oriented namun berfokus pada pengembangan infrastruktur dan melayani masyarakat. AirAsia Indonesia sebagai perusahaan swasta adalah sebaliknya. Jika Garuda sampai menjual Citilink untuk bisa memperoleh fresh money, maka hal tersebut akan melenceng dari tujuan utamanya sebagai BUMN yang mana bisa mencoreng citra pemerintah.
- Walau sama-sama menggunakan Armada A320 sebagai backbone perusahaan, Citilink mulai mengoperasikan ATR dari induk usahanya yaitu Garuda Indonesia. AirAsia Indonesia sendiri tidak memiliki dan tidak berminat mengoperasikan pesawat jenis ATR sehingga secara praktis, time is against them.
Penutup
Tidak heran beberapa hari ini, saham dari Garuda Indonesia (GIAA) melonjak cukup signifikan. Saya sendiri tidak mengetahui alasannya sampai dengan titik di mana saya membaca berita mengenai minat akuisisi Citilink oleh AirAsia ini.

Secara pribadi, saya berpendapat bahwa AirAsia Indonesia tidak akan mengakuisisi Citilink untuk berbagai alasan yang sudah saya sebutkan sebelumnya. Tapi apabila akuisisi ini sungguh terjadi, maka hal tersebut akan menjadi bad news bagi Anda yang gemar menggunakan maskapai ini.