UPDATE: Garuda Indonesia telah mencabut larangan penumpang mengambil foto & video di pesawat. Penumpang kini hanya diimbau untuk tidak mengambil foto & video di pesawat. Via: kumparan.
Garuda Indonesia dikabarkan telah resmi melarang penumpang untuk mengambil foto & video di dalam pesawatnya.
Dilansir dari kumparan, Garuda Indonesia mengeluarkan surat edaran resmi pada tanggal 14 Juli 2019 kemarin yang berisikan instruksi kepada seluruh awak kabin untuk melarang kegiatan dokumentasi di pesawat baik dalam bentuk foto atau video.
Berikut adalah isi dari surat tersebut:

Nampaknya, keputusan ini dibuat menyusul kasus menu tulisan tangan yang menimpa salah satu YouTuber ternama, Rius Vernandes.
Pada poin ke-3, dijelaskan jika pihak yang melanggar akan dikenakan sanksi. Namun, Garuda Indonesia belum memberikan informasi lebih lanjut tentang sanksi yang akan diberikan jika penumpang melanggar peraturan tersebut.
Pengecualian diberikan kepada pihak/individu yang mengantongi izin untuk mendokumentasikan penerbangan dari perusahaan. Sepertinya sekarang saya (dan reviewer lain) harus berjuang lebih untuk bisa me-review penerbangan dengan maskapai kebanggaan nasional .

Pendapat
Larangan ini saya rasa agak berlebihan dan membuat saya cukup kecewa. Sebagai seorang flight reviewer, tentunya sudah menjadi ‘keharusan’ bagi saya untuk mendokumentasikan pengalaman terbang apa adanya tanpa dibuat-buat.
Dengan tidak adanya foto ataupun video, maka ulasan penerbangan tidak bisa dianggap otentik. Memang, ada beberapa hal yang tidak seharusnya didokumentasikan oleh penumpang, contoh:
- Aktivitas pribadi awak kabin
- Dokumen berisikan informasi penumpang atau yang lainnya
- Kegiatan penumpang lain tanpa seizin pihak bersangkutan
- dst.
Bagi saya, pelarangan seluruh kegiatan foto/video memberi kesan seolah-olah anti dengan kritik dan masukan dari pelanggan. Perlu diingat jika foto dan video dari pelanggan seringkali berbuah menjadi marketing gratis untuk perusahaan.
Padahal, di era digital ini maskapai-maskapai besar dunia terus berkembang & belajar dari masukan penumpang. Jika memang perusahaan tidak menginginkan adanya foto/video yang menunjukkan suatu kekurangan, perusahaan harus memperbaiki pelayanan sebaik-baiknya, bukan menghindari masalah.
Bagikan pendapat Anda tentang larangan mengambil foto/video ini
H/T: @sarlitodr
Garuda pengecut. Bukannya diperbaiki, malah menghindar dari masalah dan menutupi kebusukan
Opini saya:
1. Garuda ga pantes dapet 5 star skytrax (skytrax juga agak meragukan dan dari service emang agak meh..)
2. Agak aneh… Marketing gratis kok gak mau…
Menurut saya, peraturan Garuda Indonesia ini lucu dan aneh. Garuda Indonesia lebih baik menjelaskan kepada publik, mengapa dikeluarkan peraturan seperti di atas. Kalau tidak berhubungan dengan vlog Rius Vernandes, tolong dijelaskan latar belakang peraturan ini terbit. Kalau memang gara2 vlog, kan lucu… Pelayanan Garuda Indonesia di penerbangan Sidney-Denpasar memang mengecewakan menurut saya setelah melihat youtube Rius dan penumpang dari Ausie pun merasa kecewa juga. Seharsunya dengan adanya peristiwa ini menjadi pelecut Garuda Indonesia untuk membenahi management di dalam pesawat, bukan malah melarang penumpang ataupun awak kabin untuk dokumentasi foto ataupun video di dalam pesawat.
Airline sampah dibanding lain-lainnya. It’s a miracle Garuda bisa tetap jadi 5 Star Airlines, padahal airline lain seperti Etihad atau SWISS yang jauh lebih pantas jadi 5 Star Airlines daripada Garuda.
sudah lebih baik tidak usa terlalu pedas komentarnya, nanti ada yg ngambek lagi dan pada di laporkan melakukan pencemaran nama baik hahahah
Si youtuber udah dilaporin ama garuda, pencemaran nama baik. Ati-ati mas… Nanti sampeyan juga dilaporin pulisi. Tau sendiri….