Mengingat tidak ada penerbangan langsung dari Mount Isa (ISA) ke Sydney (SYD) untuk kembali ke Indonesia, saya harus kembali lagi ke Brisbane setelah mencoba penerbangan Rex Saab 340 dengan 7 perhentian; Kali ini dengan penerbangan langsung menggunakan Virgin Australia Fokker 70 yang dioperasikan oleh Alliance Airlines.
Ini adalah penerbangan ke-12 dari seri 14 penerbangan dalam perjalanan saya ke Australia di bulan Maret 2023 lalu.
Virgin Australia sendiri bukan merupakan maskapai anggota aliansi manapun, namun karena Virgin Australia merupakan maskapai rekanan Singapore Airlines tiketnya bisa dipesan dengan KrisFlyer miles, dan bahkan bisa langsung dipesan di situs Singapore Airlines untuk rute kota-kota populer.
Sayangnya, Mount Isa sendiri bukan kota yang populer, sehingga saya tidak menemukan kotanya di situs Singapore Airlines dan harus memesan penerbangan ini secara manual melalui chat dengan customer service. Tiket kali ini dipesan dengan 12.000 KrisFlyer miles + biaya dan pajak A$43.19 (~Rp450.000).
Alternatifnya, tiket ini bisa dipesan dengan harga sekitar A$320 – 450 (~Rp3.350.000 – 4.700.000), sehingga penukaran ini memberikan nilai ~Rp220-335/mile, sedikit lebih tinggi dari valuasi KrisFlyer menurut PinterPoin.
Sebelum Berangkat
Setelah turun dari area parkir mobil sewaan, saya pun pergi menuju area pengambilan bagasi untuk menaruh kunci mobil sewaan sebelum akhirnya melakukan proses check-in di area keberangkatan.
Area check-in sendiri tidak terlalu besar, sesuai dengan bandaranya sendiri yang tidak melayani banyak penerbangan.
Berikut pas naik (boarding pass) saya untuk penerbangan kali ini. Sebagai anggota KrisFlyer Elite Gold status saya dicatat sebagai Partner Gold, sehingga saya mendapatkan beberapa manfaat tambahan; lebih lanjut di bagian berikutnya.
Setelah proses pemeriksaan yang cukup cepat, saya pun masuk ke area keberangkatan. Area keberangkatan di sini cukup sederhana, dengan 1 kafe dan ruang tunggu yang memiliki cukup banyak bangku panjang.
Kurang lebih 45 menit sebelum jadwal keberangkatan kami penumpang dari Brisbane pun mulai masuk ke terminal.
Kami mulai naik pesawat 20 menit sebelum jadwal keberangkatan. Sesuai tradisi, saya memeriksa peta kursi, dan penerbangan ini sendiri cukup penuh.
Penerbangan kali ini dioperasikan oleh pesawat Fokker 70 dengan nomor seri VH-NKQ, yang berumur sedikit lebih tua dari saya.
Pesawat ini cukup rendah, jadi proses naik pesawat sendiri bisa dilakukan dengan tangga pintu pesawat.
Di Dalam Penerbangan
Perkenalan Kursi
Pesawat ini memiliki 80 kursi kelas ekonomi yang disusun dalam konfigurasi 2-3. Anda yang pernah terbang di dalam Eropa mungkin familiar dengan desain kursinya – desain bungkus kursinya sendiri merupakan desain grup Lufthansa, dengan garis merah menandakan secara spesifik Austrian, operator pesawat ini sebelum berpindah ke Star Alliance.
Kali ini saya duduk di kursi 13G, kursi kelas ekonomi jendela standar.
Fokker 70 sendiri bukan merupakan pesawat baru dan tidak diperbarui dengan kursi intra-Eropa grup Lufthansa yang baru, sehingga kesan kursi kelas ekonomi gaya lama masih sangat terasa, termasuk kursi dan sandaran tangannya yang tebal.
Ini artinya, ruang kakinya sendiri relatif standar meskipun jarak antar kursinya relatif jauh, walaupun ada masalah lain (lebih lanjut nanti).
Di belakang kursi sendiri terdapat meja lipat yang sayangnya tidak dapat disesuaikan.
Selain itu, di kantong kursi sendiri juga terdapat kartu petunjuk keselamatan bermerek Alliance dan kantong mabuk udara; di pesawat ini tidak muncul merek Virgin Australia sama sekali.
Sandaran tangannya sendiri masih memiliki asbak, dan juga seperti biasa tombol untuk merebahkan kursi. Apabila Anda perhatikan juga, sandaran tangan yang cukup tebal membuat lebar kursinya cukup sempit di bagian paha.
Keunikan lain dari kursi ini adalah sabuk pengamannya yang memiliki 2 lubang.
Tradisi mewajibkan saya untuk berfoto dengan kursi, jadi berikut foto saya – saat itu di Australia penerbangan domestik sendiri sudah tidak memerlukan masker atau syarat perjalanan apapun.
Penerbangan
Seperti pesawat berbadan sempit lainnya, pesawat ini memiliki katup pendingin udara dan lampu baca di atas kabin. Tombol lampu baca dan tampilan sekitar tanda kenakan sabuk pengaman sendiri sudah menunjukkan umur pesawat ini, walaupun memang masih berfungsi normal.
Kami mulai meninggalkan gerbang beberapa menit lebih awal dari jadwal. Dari sini nampak juga pertambangan Mount Isa dengan cerobong asap yang tinggi.
Pesawat ini belum dilengkapi dengan layar hiburan, jadi petunjuk keselamatan dilakukan secara manual.
Bandara Mount Isa (ISA) bukan bandara yang besar, jadi kami perlu melewati landasan pacu sebelum berputar arah di ujung untuk lepas landas.
Anda yang tahu saya, tentu tahu momen lepas landas dengan pesawat uzur ini sulit dilewatkan, jadi berikut rekamannya:
Kami mulai menanjak cukup cepat meninggalkan Mount Isa ke arah selatan sebelum berbelok ke arah timur menuju Brisbane.
Sesaat setelah lepas landas layanan minuman gratis pun disediakan yang terdiri dari air, teh, dan kopi. Ini juga merupakan layanan standar Virgin Australia di pesawat mainline bahkan di rute terjauhnya, yang akan saya ulas terpisah.
Sambil pesawatnya terbang di atas Queensland, ini tentu merupakan peluang yang bagus untuk melihat pemandangan langit (dan sayap/mesin pesawat).
Di pesawat sendiri tidak ada hiburan apapun, jadi saya mampir sejenak ke belakang kabin, dimana terdapat 2 kamar kecil dan 2 jumpseat.
Kamar kecilnya memang tidak terlalu tinggi atau lebar, namun masih lebih leluasa untuk berputar badan daripada di pesawat baru seperti Boeing 737 MAX.
Berikut kabinnya nampak dari belakang.
Setelah perjalanan selama kurang lebih 1 1/2 jam di atas dataran kami akhirnya mulai turun menuju Brisbane (BNE).
Lampu tanda kenakan sabuk pengaman dinyalakan 30 menit sebelum mendarat.
Karena saat itu sudah malam, saya harus berbicara juga tentang jendelanya. Jendela Fokker 70 sendiri cukup unik, dimana penutup jendela dan kaca jendela dalamnya berada di luar lubang jendela.
Ini artinya, jendelanya sangat mudah memantulkan cahaya kabin dan akhirnya beberapa foto saya terpengaruh.
Setelah sebagian besar melewati daerah yang kosong, mulai muncul daerah sekitar Brisbane saat akan mendarat.
Kami turun ke arah utara, namun menuju landasan pacu sisi kiri dimana tidak ada gedung terminal di sana.
Pendaratannya sendiri cukup lembut dan, uniknya, relatif tenang bahkan walaupun saya duduk di dekat mesin.
Kurang lebih 10 menit setelah mendarat kami tiba di tempat parkir, lalu saya pun turun dari pesawat.
Saya melanjutkan perjalanan ke gedung terminal menggunakan tangga.
Kedatangan
Dari tempat saya masuk ke gedung sebetulnya sudah cukup dekat menuju ke tempat mengambil bagasi.
Sebagai anggota KrisFlyer Elite Gold saya mampir ke lounge kelas bisnis Virgin Australia dulu yang saya manfaatkan untuk makan malam ringan dan minum.
Area pengambilan bagasi sendiri merupakan area umum, di sebelah area check-in.
Karena saya menghabiskan waktu kira-kira 20 menit di lounge, saat saya tiba di area pengambilan bagasi tas saya sudah turun; Walaupun begitu, kalau saya tidak mampir ke lounge tas saya harusnya keluar lebih awal dengan tag bagasi prioritas dari status KrisFlyer Elite Gold.
Dari sana saya kembali “pulang” ke Ibis Brisbane Airport.
Kesimpulan
Terbang dengan Virgin Australia bisa dibilang sangat sederhana, hampir seperti naik maskapai berbiaya rendah.
Virgin Australia sebagai maskapai hybrid menawarkan layanan yang jauh lebih sederhana daripada Qantas dengan tidak adanya makanan gratis, Wi-Fi (ada di armada mainline namun berbayar), dan variasi minuman yang terbatas.
Walaupun begitu, Virgin Australia masih memberikan air dan jatah bagasi check-in gratis dan ditambah dengan harga yang lebih kompetitif daripada Qantas membuat Virgin Australia memberikan value for money yang lebih menarik bagi sebagian orang.
Saya tidak keberatan untuk terbang dengan Virgin Australia Fokker 70 untuk penerbangan jarak pendek (plus tentunya ada faktor pesawat unik) walaupun untuk penerbangan rutin sendiri saya akan lebih memilih pesawat lain yang menawarkan sedikit lebih banyak ruang.
Ada apa di mount isa???
Halo,
Itu kota tambang, bisa dibilang hampir tidak ada hiburan (saya ke sana hanya untuk mencoba pesawat).
Eric,
Bracelet jam mu terlalu sempit?
Halo Herman,
Betul, agak sesak walaupun masih muat. Masalahnya, itu bracelet bawaan jam tangan saya (Grand Seiko SBGR001 yang jamnya sendiri tidak terlalu besar), jadi sayang juga kalau diganti.
Hi Eric,
Beli link tambahan aja biar lebih nyaman pas dipakai
Halo Herman,
Kebetulan saya sudah kapok pakai jam tangan setelah sekian lama, jadi di ulasan-ulasan berikutnya kemungkinan besar akan muncul tangan saya tanpa jam tersebut.