outdoor, langit, awan, air, orang-orang, orang, liburan, grup, musim panas, pantai, pakaian renang, turisme, kolam renang, berenang, tanah, matahari terbenam

BATAL: Rencana Pembukaan Kembali Bali Untuk Turis Asing Pada September 2020

Rencana pembukaan kembali Bali untuk turis asing yang seharusnya dilakukan nanti pada 11 September 2020 sudah hampir pasti akan mundur.

Rencana pembatalan ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Panjaitan dalam webinar yang digelar oleh APINDO pada kamis (13/8) lalu.

“Kami mau turis domestik itu 70 persen. Masalah turis asing, kami sampai akhir tahun belum akan terima. Biar saja kami konsolidasi dulu”

– Luhut Binsar Panjaitan

Sebelumnya, pemerintah secara perlahan berencana untuk membuka kembali Bali untuk wisatawan dimulai dari turis domestik pada 31 Juli 2020 lalu kemudian turis asing pada 11 September 2020.

outdoor, air, langit, pohon palem, kolam renang, resor, awan, Kota resor, Arecales, pohon, Tropik, Kota spa, danau, tanaman, Resor pesisir laut, Attalea speciosa, liburan, pantai, kolam, tanah, pergi, tepi
Turis asing masih tidak diperbolehkan untuk berkunjung ke Bali hingga akhir tahun ini

Apa kabar stimulus industri pariwisata?

Sebelum pandemi Covid-19 melanda Indonesia, pemerintah sebenarnya sudah memiliki rencana untuk memberikan insentif berupa penghapusan PB-1 (pajak daerah) yang biasanya selalu dibebankan pada tamu.

Sekarang, sampai Bali serta berbagai destinasi domestik lainnya sudah menerima kembali turis dan membuka kembali berbagai tourist attraction, pembahasan lebih lanjut mengenai insentif ini belum ada kelanjutannya.

“Pemerintah daerah diminta untuk tidak memungut pajak hotel dan restoran selama enam bulan. Tapi pemerintah daerah nanti diganti pemerintah pusat 10 persen sendiri.”

-Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan (26/2)

Saya hanya berharap stimulus ini atau stimulus serupa lainnya akan segera diterapkan di berbagai destinasi pariwisata mengingat saat ini industri pariwisata Indonesia terutama yang bergantung pada turis asing sudah benar-benar mendekati titik nadirnya.

InterContinental Bali
Ingin traveling? Domestik saja dulu

Bagi Anda yang mengikuti Zoom Webinar PinterPoin Sabtu lalu, Anda pasti ingat bahwa untuk saat ini PinterPoin menekankan untuk traveling domestik saja dalam rangka membantu berbagai pelaku di industri pariwisata dan membantu mereka survive melewati saat-saat sulit ini.

Tentunya akan menyedihkan apabila ada hotel favorit Anda yang bangkrut akibat pandemi Covid-19 ini bukan?


Baca juga: Great Deal – Promo ‘Recharge’ dari Alila Ubud

Baca juga: Industri Pariwisata Indonesia Setelah Pandemi Covid-19


Penutup

Jika memang benar Bali akan ditutup untuk wisatawan asing hingga akhir tahun nanti, maka tentunya hal ini akan menyulitkan pemulihan industri pariwisata Indonesia karena turis asing masih memiliki andil yang besar terhadap occupancy ratio hotel (terutama untuk hotel high-end).

Saya hanya berharap hotel-hotel maupun maskapai penerbangan di Indonesia akan bisa melewati krisis ini.

.

Apa pendapat Anda mengenai wacana pembatalan pembukaan Bali untuk turis asing pada September mendatang? 

Share

19 comments
  1. Benar sekali berita ini, posisi saya sedang kunjungan singkat di Bali dan semua staff hotel dan restaurant yang saya kunjungi mengeluhkan tidak jadinya dibuka Bali untuk turis internasional, dan mereka sangat bingung dengan nasib mereka tahun ini karena Bali saat ini benar2 seperti bukan Bali, jalanan Legian, Seminyak, Sunset Road yang biasa macet terasa sangat amat lancar. Mari kita semua yang ngebet sudah pengen jalan2 bantu pariwisata domestik dahulu dengan berkunjung ke Bali dan wilayah Indonesia lainnya setidaknya sampai akhir tahun ini. *Note: syarat terbang hanya butuh Rapid Test non reaktif saja kok tidak perlu yang lain, dan biaya rapid test sudah semakin terjangkau sekarang

    1. Maryati,

      Jika Anda merupakan pemegang paspor Indonesia yang repatriasi kembali ke tanah air, mereka hanya mensyaratkan tes PCR di bandara dan isolasi untuk 1 hari (‘pemeriksaan kesehatan’). Jika hasil tes negatif, maka Anda diperbolehkan masuk namun jika +, tentunya Anda akan dikarantina. Selain itu terdapat syarat isolasi mandiri 14 hari juga tapi setahu saya yang ini tidak terlalu ketat.

      Selengkapnya bisa Anda baca di sini: https://www.imigrasi.go.id/berita/detail/informasi-terkini-kebijakan-imigrasi-terkait-covid-19

      1. Tes PCR tidak dapat dilakukan di bandara, dan tidak ada kewajiban isolasi satu hari seperti itu. Saat sampai CGK sebagai WNI akan ada dua antrian, untuk yang bawa hasil PCR dan untuk yang tidak bawa.

        SOP sepertinya tidak konsisten, teman saya waktu sampai bulan lalu diwawancara dan rapid test di bandara saat sampai, namun saya yang sampai awal bulan kemarin tidak ada sama sekali wawancara atau rapid test.

        Yang bawa hasil negatif PCR hanya akan dicek dan apabila ok bisa langsung pulang. Saya sendiri tidak bawa jadi isi formulir pengantar karantina, bisa pilih di wisma pademangan atau hotel dengan biaya sendiri.

        Saya memilih untuk karantina di hotel (sayangnya pilihannya hampir semua accor), besok paginya ada dua pilihan untuk tes PCR, bisa yang dibiayai pemerintah (hasil keluar sekitar 3-4 hari) atau yang swasta dengan biaya sendiri (hasil keluar dalam 1 hari katanya).

        Saya memilih untuk PCR yang dibiayai pemerintah, pagi hari setelah saya sampai diambil sampel swabnya, lalu saya tunggu di kamar hotel (tidak boleh keluar kamar namun diberi 3x makan dan 2pcs laundry per hari, dan boleh terima gofood/gosend).

        4 hari setelah sampel swab saya diambil, saya ditelfon reception hotel yang menginformasikan kalau hasilnya negatif, surat clearance saya sudah ada di front desk dan saya sudah boleh untuk check out.

        1. Kevin,

          Terimakasih atas penjelasannya. Maaf jika saya salah tangkap dari penjelasan-penjelasan yang saya temukan di internet.
          Btw, apa cerita Anda boleh saya angkat menjadi kisah pembaca di PinterPoin? Mungkin bisa diceritakan sedikit lebih detail diluar yang Anda sudah tulis mengenai proses karantina (seperti apakah Anda boleh keluar kamar, seperti apa rasanya tes swab dll), lalu total biayanya berapa dan sebagainya.

          Terimakasih banyak sekali lagi atas klarifikasi dan penjelasannya pak Kevin.

        2. Edwin,

          Tidak perlu maaf, saya juga hanya ingin menceritakan bagaimana pengalaman saya dibandingkan dengan surat/SOP dari imigrasi/kemenkes dll saja. 🙂

          Boleh, mungkin Edwin bisa email ke email pribadi saya (yang saya pakai untuk mengirim komentar ini), nanti saya akan balas dengan cerita proses karantinanya beserta beberapa foto saya juga. 🙂

  2. Sekarang harus bisa muterin otak, jangan halu terus mengandalkan pariwisata sambil nungguin pandemi yang gak pasti. Kita gak bisa kontrol pandemi, mau sampe kapan berharap? Jadi harus sesegera mungkin to think out of the box supaya kita bisa survive.

  3. Prcuma aja tunda wisman dtng..toh tanpa wisman dtng jg indo msh di red zone…lgan gk mikir apa pemerintah gmn nasib rakyat yg mengandalkan wisman utk mengais krn klo cm dr wisdom aja gak akan mngkin bs stabil…udalah ngapain jg diundur2 sok2an amat nyari muka…sok care ama rakyat…!!! Fucek …

  4. di resort tempat saya kerja dah ada pemberitauan klo mereka sementara tidak menerima wisatawan dr luar negri hanya wisatawan asing yg sdh menetap di indonesia saja..sedih memang tp mo bagaimana lagi.

  5. Wisatawan asing terutama dari negara Eropa belum tentu mau berkunjung ke Bali walau dibuka 11 September. Khususnya wisatawan Jerman sangat waspada. Saya handle market Jerman sejak 2007. Tahun ini semua reservasi dibatalkan.

  6. Jadi apakah kebijakan Pak Luhut ini sudah pasti bahwa Bali tidak akan buka untuk turis internasional sampai akhir tahun? Atau masih wacana? Kerabat saya dari Belanda ingin ke bali di bulan september dan mereka sangat menanti-nantikan kejelasan dari pembatalan pembukaan bali tanggal 11.

    1. Dody,

      Rencana Bali tidak buka sampai akhir tahun masih hanya sekedar wacana, bisa saja rencana ini berubah di tengah jalan. Tapi untuk saat ini saya cukup yakin Bali tidak akan terbuka untuk turis asing pada 11 September 2020 mendatang.

  7. Sedih sekali pasti karna saya akan menggelar pernikahan dengan calon suami saya di bali di bulan Oktober. Calon suami saya orang Amerika, yang notabene kasus corona tertinggi didunia sekarang ini. Ga tau harus gimana, stress dan depresi. Semoga ini hanya wacana dan awal oktober pemerintah mau membuka kembali bali untuk turis mancanegara. Teman teman saya di Bali pun kebingungan dan tidak mengerti harus bagaimana lagi ketika mendengar Bali batal di buka untuk turis September mendatang. Semoga keadaan cepat pulih dan kita bisa beraktivitas, traveling kemana pun kita mau tanpa ada rasa takut lagi

    1. Hanwen,

      Indonesia menganut sistem single nationality sehingga seharusnya secara legal WNI tidak bisa memiliki lebih dari 1 paspor dan hanya dibatasi 1 kewarganegaraan (lihat kasus Arcandra Tahar). Saya rasa untuk saat ini pemegang paspor non-indonesia tidak bisa dan tidak diperbolehkan berkunjung ke Indonesia termasuk bali. Ya kalau mau aman harus bisa menunjukan surat naturalisasi, paspor Indonesia, KTP, dan sebagainay sih kalau mau bisa diizinkan berkunjung ke Bali.

      1. Karena saya lihat di website imigrasi.go.id
        Ada tertulis seperti ini

        MASUK WILAYAH INDONESIA
        Bagi Orang Asing
        -Orang Asing dilarang untuk masuk ke atau transit di Wilayah Indonesia
        -Pengecualian diberikan kepada:
        Anak dwikewarganegaraan dengan paspor asing yang tercatat sebagai WNI dalam aplikasi Imigrasi dan memiliki bukti tanda masuk sbg WNI.

        1. Hanwen,

          Terimakasih atas informasinya. Kalau yang sulit dibuktikan ini mungkin ‘anak dwikewarganegaraan’ ini ya. Ini di luar ranah saya sih, mungkin harus tanya langsung kepada pihak terkait yaitu dirjen imigrasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.