Ingin ke Australia? Wajib vaksin atau karantina 14 hari di hotel dengan biaya ditanggung sendiri | PinterPoin

Ingin Pergi ke Australia? Wajib Vaksin atau Karantina 14 Hari di Hotel Biaya Tanggung Sendiri

Sebagai salah satu negara yang ‘menutup diri’ pada pandemi COVID-19, bisa dibilang Australia cukup sukses dalam menghadapi pandemi ini. Seberapa sukses? Berikut statistik COVID-19 di Australia hingga saat ini:

  • 28.857 total kasus
  • 25.486 total pasien sembuh
  • 909 total kematian

Bahkan grafik penambahan kasus COVID-19 di Australia juga telah melandai sejak akhir September 2020 lalu dengan rata-rata penambahan kurang dari 10 kasus baru per harinya.

Hingga saat ini, Australia masih belum mulai memvaksinasi populasinya. Menjelang akhir Februari 2021, Australia akan mulai memberikan sebanyak 80.000 dosis vaksin Pfizer per minggu. Targetnya adalah memvaksinasi 4 juta penduduknya sebelum bulan April mendatang.

Aman untuk dikatakan bahwa Australia akan menjadi salah satu negara yang akan paling cepat pulih dari pandemi ini.

Australia COVID-19

Vaksin atau Karantina

Beberapa waktu lalu, CEO Qantas menyebut bahwa Australia akan membuka diri untuk pengunjung internasional bulan Juli 2021. Namun statement tersebut segera ditepis oleh pemerintah Australia, namun tidak ditutup kemungkinannya.

Kini, dengan mulai berjalannya proses vaksinasi global, kemungkinan besar pemerintahan Australia akan menempuh opsi ‘vaksin atau karantina’ bagi seluruh pengunjung internasional.

Setiap pengunjung akan diwajibkan untuk menunjukkan sertifikat vaksinasi atau harus menjalani karantina selama 14 hari di hotel, dengan biaya yang ditanggung sendiri. Topik ini sedang hangat dibahas oleh pemerintahan Australia yang sepertinya terus mencari opsi terbaik agar bisa kembali membuka akses masuk bagi pengunjung internasional.

The ‘vaccination or quarantine’ choice was flagged over the weekend by Stuart Robert, Minister for Government Services, who added that the government was working to make sure its own vaccination certificates would be “widely accepted” by other countries.

“It’s highly likely that a vaccination certificate or quarantine will still be required for international visitors to Australia,” Roberts said during a press conference on Queensland’s Gold Coast.

Image result for sydney wikimedia
Foto: Sydney Opera House | Wikimedia Commons

Bukti Vaksinasi

Sejauh ini, pemerintah Australia baru bisa meyakinkan bahwa warga negaranya akan menerima sertifikat vaksin yang kuat dan bisa diterima luas di belahan dunia manapun.

Bagaimana dengan hasil vaksinasi palsu yang sedang marak saat ini? Bagaimana cara pemerintah mengetahui keaslian sertifikat vaksinasi dari luar negeri? Sebelum membuka akses, pemerintah Australia pastinya harus memiliki solusi yang tepat untuk menghadapi maraknya sertifikat palsu.

Opsi yang mungkin bisa diterima secara universal adalah digitalisasi sertifikat kesehatan melalui 1 aplikasi seperti ‘Travel Pass’ yang dibuat oleh IATA dan telah digunakan oleh maskapai seperti Singapore Airlines, Emirates dan Etihad.

Bila dimanfaatkan secara luas, teknologi ini akan bisa membasmi hasil tes palsu yang selama ini marak ditemukan. Teknologi ini juga akan mempermudah setiap negara untuk mengetahui kondisi kesehatan setiap orang yang akan masuk & mengurangi proses verifikasi yang rumit.

Travel Pass IATA
Cara kerja ‘Travel Pass’ dari IATA

Penutup

Kemungkinan besar, Australia akan mewajibkan pengunjung untuk memiliki sertifikat vaksinasi sebelum memasuki negaranya atau wajib menjalani karantina selama 14 hari di hotel dengan biaya ditanggung sendiri.

Tidak akan mengherankan apabila mayoritas negara di dunia juga akan ikut mewajibkan pengunjung untuk memiliki bukti vaksinasi agar bisa memasuki suatu negara.  Untuk saat ini, mari berharap agar vaksin yang sudah ada bisa bekerja secara efektif dan bisa mengakhiri pandemi yang telah berlangsung panjang ini.

.

Apa pendapat Anda?

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.