kendaraan, pakaian, mobil, penumpang, dalam ruangan, orang, duduk

Ulasan: AirAsia Hot Seat A320 Jakarta to Kuala Lumpur, Business Class on a Budget? (+Ulasan Makanan AirAsia)

AirAsia merupakan maskapai low cost carrier terbaik di dunia selama 10 tahun berturut-turut. Secara pribadi, jika saya harus terbang dengan maskapai budget, AirAsia adalah pilihan pertama yang terlintas di benak saya.

Kali ini, saya akan mengulas penerbangan saya dari Jakarta menuju Kuala Lumpur. Penerbangan ini merupakan bagian dari perjalanan saya menuju Da Nang, Vietnam.

Terbang di low cost carrier seperti AirAsia berarti penumpang hanya harus membayar apa yang diperlukan seperti misalnya bagasi, makanan, dan pemilihan kursi. Tidak seperti penerbangan di maskapai budget biasanya, kali ini saya memutuskan untuk terbang dengan “mewah” di AirAsia. Saya menyebut penerbangan kali ini sebagai business class on a budget!

Saya memesan kursi 1A dan 1B pada penerbangan ini. Tidak lupa, saya juga memesan makanan untuk memaksimalkan pengalaman penerbangan ini.

Perjalanan dimulai dari terminal 3 Ultimate bandara Soekarno-Hatta Cengkareng. Dari segi pandang penumpang, terbang dari terminal 3 merupakan upgrade yang signifikan dari terminal 2. Terminal ini nampak modern dan masih terlihat baru. Untuk informasi, AirAsia sebelumnya menggunakan terminal 2.

img_1901
Keberangkatan terminal 3 Ultimate bandara Soekarno-Hatta Cengkareng.
img_1902
Gate 2 yang terletak cukup jauh setelah imigrasi.
img_1904
Pesawat terparkir di remote area, penumpang harus menggunakan bis untuk menuju ke pesawat.
Screen Shot 2018-08-10 at 8.39.09 AM.png
Jakarta – Kuala Lumpur dapat ditempuh dengan waktu 1.5 jam saja.

Nomor Penerbangan: QZ 202

Jenis Pesawat: Airbus A320-200

Registrasi Pesawat: PK-AXV

Rute: Jakarta (CGK) – Kuala Lumpur (KUL)

Tanggal: Minggu, 5 Agustus 2018

Jam Berangkat: 06.05am

Jam Sampai: 08.44am

Durasi Penerbangan: 1 jam, 35 menit

Kursi: 1A, 1B

Lalu lintas di bandara Soekarno-Hatta pada pagi hari ini sangat sepi. Pesawat hanya membutuhkan waktu 8 menit untuk menuju ke landasan. Jumlah penumpang hari ini hanya 128.

img_1909
Proses boarding cukup efisien dan tepat waktu.

Alasan saya membeli baris 1 pada penerbangan ini karena saya ingin mempersingkat waktu turun dari pesawat dikarenakan sedikitnya waktu transit saya di Kuala Lumpur.

Sistem pemesanan AirAsia tidak mengijinkan saya untuk membeli tiket Jakarta – Kuala Lumpur – Da Nang pada waktu yang saya inginkan dikarenakan mepetnya waktu transit. Saat saya memesan penerbangan ini, AirAsia belum menyediakan penerbangan pada pukul 5 pagi. Penerbangan ini juga aslinya dijadwalkan untuk terbang dari Jakarta pada pukul 6.25 namun kemudian diganti menjadi 6.05.

Alhasil, saya harus mengambil resiko dengan membeli penerbangan Jakarta – Kuala Lumpur dan Kuala Lumpur – Da Nang secara terpisah agar dapat tiba di Da Nang sebelum waktu check in hotel.

Screen Shot 2018-08-10 at 9.31.08 AM

Screen Shot 2018-08-10 at 9.30.52 AM

Awalnya, saya dijadwalkan tiba di KLIA2 pada jam 9.25 dan penerbangan lanjutan ke Da Nang dijadwalkan pada pukul 10.35. Jadi saya hanya memiliki waktu kurang dari 1 jam sebelum proses boarding di mulai. Untungnya, AirAsia memajukan jam keberangkatan dari Jakarta menjadi 6.05 (awalnya 6.25) sehingga saya bisa tiba lebih awal di KLIA2. Penerbangan ini juga akhirnya tiba 26 menit lebih awal. Saya tiba di KLIA2 pada pukul 8.44 waktu Kuala Lumpur!

Screen Shot 2018-08-10 at 9.33.20 AM.png
Email dari AirAsia yang menginformasikan bahwa mereka menyesal karena harus memajukan jam penerbangan. Bagi saya, ini merupakan kabar gembira karena saya memiliki waktu lebih untuk berjaga-jaga.

Baris kursi 1 akan memberikan anda ruang gerak kaki yang luas sehingga anda bisa dengan mudah keluar masuk dari kursi anda tanpa mengganggu penumpang disebelah anda. Namun, saya tidak bisa menyelonjorkan kaki saya dikarenakan adanya tembok di depan. Baris di pintu darurat akan memberikan anda ruang gerak kaki yang lebih panjang, namun untuk harga yang relatif sama, baris 1 lebih saya unggulkan karena anda bisa turun dari pesawat paling awal.

Sandaran tangan di baris 1 juga tidak dapat dinaikkan, jadi kursi di baris ini akan terasa lebih sempit.

Saya membayar kurang lebih Rp 130.000+ per kursi untuk Hot Seat di baris 1.

img_1908
Baris kursi 1 menawarkan ruang gerak kaki yang luas.
img_1910
Hot Seat baris 1.
img_1912
Anda akan bertatapan dengan kru kabin pada saat lepas landas dan mendarat.
img_1911
Keadaan kabin setelah pintu pesawat ditutup. Penerbangan pada pagi hari ini cukup sepi.

Tips: Sebelum lepas landas, kru kabin menginformasikan bahwa setiap penumpang harus duduk di nomor kursi yang tertera di boarding pass. Namun, setelah lepas landas, kru kabin mengumumkan bahwa siapa saja boleh berpindah kursi, termasuk ke kursi Hot Seat. Jika pesawat dalam kondisi kosong, anda bisa meminta kru kabin untuk memindahkan anda ke Hot Seat yang kosong.

Terdapat layanan ROKKI in flight entertainment dan Wi-Fi yang bisa diakses melalui gadget anda. Namun, setelah berkali-kali mencoba untuk menghubungkan, saya tidak bisa terhubung. Apakah anda pernah mencoba layanan ROKKI ini?

img_1917
Pemandangan setelah lepas landas dari Jakarta di pagi hari. Dikarenakan kaca berembun, foto menjadi kurang jelas.

SANTAN Hot Meal

Dikarenakan paginya jam penerbangan ini, saya melakukan pre-order makanan untuk sarapan. Harga yang ditawarkan akan lebih murah saat anda melakukan pre-order online ketimbang memesan langsung di pesawat.

Saya memesan Pak Nasser’s Nasi Lemak dan Uncle Chin’s Chicken Rice. Total harga yang saya bayarkan adalah Rp 33.900 per 1 makanan. Anda bisa memilih kopi atau segelas air mineral gratis.

Meja makan pada baris 1 atau bulkhead terletak di sandaran tangan.

img_1921
Makanan disajikan dalam kontainer plastik.

Kesan pertama yang saya dapat adalah porsi yang kecil sekali dan presentasi makanan yang cukup berbeda dengan foto promosi.

airasiaa
Uncle Chin’s Chicken Rice. Kredit Gambar: AirAsia.
img_1923
Uncle Chin’s Chicken Rice pada kenyataannya.

Rasa chicken rice sangat hambar, apalagi mengingat indera perasa anda akan berkurang kemampuannya saat berada di ketinggian.

img_1922
Pak Nasser’s Nasi Lemak.

Menurut saya, nasi lemak terasa lebih enak dibandingkan chicken rice namun tetap terasa kurang berkualitas.

Setelah selesai makan, saya menuju ke kamar mandi yang terletak persis dibelakang kokpit pesawat.

Kamar mandi

img_1924
Hanya terdapat sabun cuci tangan dan tissue.
img_1925
Tissue.

Kamar mandi terasa sempit seperti pada umumnya di pesawat A320. Namun, kamar mandi dalam kondisi bersih dan terawat pada penerbangan ini.

img_1927
Kursi 1A di AirAsia: business class on a budget. Apakah anda setuju?

Apakah worth-it untuk membeli Hot Seat?

Screen Shot 2018-08-10 at 9.59.24 AM.png
Seat map AirAsia Airbus A320-200. Kredit Gambar: Seat Guru.

Menurut saya, akan masuk akal bagi anda untuk membeli kursi Hot Seat jika anda ingin keluar dari pesawat lebih awal atau anda membutuhkan ruang gerak lebih (baris 1 dan pintu darurat.

Secara pribadi, jika akan membeli kursi di AirAsia, saya hanya akan mempertimbangkan kursi berikut:

  • Baris 1 untuk ruang gerak kaki yang luas dan kesempatan untuk keluar dari pesawat awal (berguna saat anda memiliki waktu transit singkat atau ingin menghindari antrian imigrasi)
  • Baris 6 (non Hot Seat) yang harganya 1/3 dari baris 2-5 (Hot Seat) untuk keluar dari pesawat lebih awal ketimbang penumpang lain di belakang anda

Saya akan menghindari kursi berikut:

  • Baris 11 & 12 emergency exit, dikarenakan harga yang sama dengan baris 1. Anda juga akan diharuskan untuk mempelajari prosedur duduk di pintu darurat
  • Baris 2-5 (Hot Seat) yang tidak menawarkan ruang gerak kaki lebih. Akan lebih baik untuk memilih baris 6 (non Hot Seat) yang harganya 1/3 dari kursi di depannya

Kekurangan dari Hot Seat?

Dikarenakan letaknya yang berada tepat dibelakang galley, saya sangat-sangat terganggu dengan kru kabin yang berbicara dengan keras sepanjang penerbangan. Seringkali kru kabin bercanda dan tertawa dengan keras sehingga mengganggu istirahat penumpang yang duduk di Hot Seat.

Pramugari ini bahkan bercanda dengan rekan kerjanya dengan membuka payung merchandise AirAsia di dalam pesawat!

img_1929
Saya merasa terganggu dengan interaksi antar kru kabin di penerbangan ini.

Bagaimana cara saya memesan penerbangan ini?

Saya memesan penerbangan langsung dari website AirAsia. Total, saya membayar Rp 2.237.800 untuk penerbangan pergi pulang Jakarta – Kuala Lumpur. Harga tersebut sudah termasuk 4 buah makanan, pemilihan kursi 1A, 1B, 6A, dan 6B.

Bayar dengan kartu kredit apa?

Saya sarankan untuk menggunakan HSBC Visa Signature untuk mendapatkan 1 KrisFlyer/GarudaMiles/AsiaMiles per Rp 6.375. Dari pembelian 1 tiket ini, anda akan mendapatkan 282 KrisFlyer/GarudaMiles/AsiaMiles.

Anda bisa membaca artikel PinterPoin tentang kartu kredit travel & welcome bonus terbaik di Indonesia saat ini:

Kartu Kredit Travel & Welcome Bonus Terbaik Saat Ini

Penutup

AirAsia merupakan low cost carrier terbaik di dunia versi SkyTrax selama 10 tahun berturut-turut. Gelar tersebut tentunya pantas untuk dimenangkan oleh AirAsia menurut saya. Untuk harga yang relatif murah, anda bisa terbang menjelajahi destinasi di Asia dan Australia dengan mudah. Anda juga bisa memesan kursi dan makanan dengan harga yang cukup terjangkau dan masuk akal bagi semua orang.

Saya tidak akan ragu untuk terbang lagi dengan AirAsia dan memesan kursi Hot Seat. Namun, jika tidak dalam keadaan terdesak, saya tidak akan memesan makanan di AirAsia dikarenakan rasanya yang dibawah standar.

Ceritakan pengalaman anda terbang dengan AirAsia di kolom komentar dibawah!

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.