mebel, dalam ruangan, cuplikan layar, kursi

Train Review: KAI Compartment Suites Class “Bima” Jakarta – Surabaya

Berbeda dari biasanya, kali ini saya akan mengulas pengalaman naik kereta terbaik di Indonesia yang menyandang nama Suite yaitu KAI “Compartment Suites” di perjalanan kereta api Bima, dari Jakarta (GMR) ke Surabaya (SGU).

KAI Compartment Suites sendiri merupakan layanan tertinggi kereta api di Indonesia. Dari segi produk, kereta api jarak menengah/jauh di Indonesia sendiri dibagi menjadi beberapa tingkatan:

  • Compartment Suites (1-1 dengan kamar sendiri)

  • Luxury Sleeper (1-1 flatbed reverse herringbone)

  • Luxury (1-2 recliner dengan pod partisi dan sandaran kaki yang bisa dinaikkan sampai datar)

  • Kereta wisata “Imperial” (1-2 recliner dengan sandaran kaki)

  • Kereta wisata “Priority” (2-2 recliner standar eksekutif dengan layar hiburan individu)

  • Kereta wisata “Panoramic” (2-2 recliner standar eksekutif dengan atap jendela dan jendela samping lebih besar)

  • Eksekutif (2-2 recliner)

  • Bisnis (2-2 bangku rebah)

  • Ekonomi “premium” dan “New Generation” (2-2 recliner)

  • Ekonomi reguler (2-2 bangku tegak berhadapan)

  • Ekonomi subsidi/lokal (2-3 bangku tegak berhadapan)
orang, mebel, Sandaran tangan, dalam ruangan, kulit, kursi
Kereta api “Luxury Sleeper” sebelumnya menjadi layanan terbaik kereta api di Indonesia.

KAI Compartment Suites saat ini hanya melayani satu rute yaitu Jakarta “Gambir” (GMR) ke Surabaya “Gubeng” (SGU) lewat Yogyakarta, namun dioperasikan oleh 2 layanan kereta:

  • “Argo Semeru” untuk kereta pagi, dan

  • “Bima” untuk kereta malam –> satu-satunya kereta di Indonesia yang sebelumnya pernah memiliki kereta tidur.

Karena alasan historis dan kepraktisan, saya memilih kereta malam “Bima”, yang dipesan tiketnya kurang lebih 1 minggu sebelum jadwal keberangkatan melalui aplikasi KAI Access supaya tidak terkena biaya admin.

Tiket kereta ini bisa dibilang sangat mahal (3x tiket kelas eksekutif biasa; dan ini masih harga “promo” khusus bulan pertama), bahkan hampir sama dengan kelas bisnis Batik Air di rute yang sama, jadi ekspektasi saya tentu sangat tinggi untuk perjalanan kali ini.

teks, cuplikan layar, software, Laman internet, Situs, nomor, Font
Sebelum Berangkat

Stasiun Jakarta “Gambir” (GMR) tidak memiliki parkir khusus inap (baca: parkir “inap” seharga regular Rp120.000/hari), jadi saya pergi ke stasiun menggunakan taksi online.

mobil, cermin, Kendaraan darat, outdoor, Komponen otomotif, Pelindung kaca, Cermin otomotif, Kaca spion tengah, Kendaraan bermotor, teks, jalan, Kaca spion samping otomotif, roda, Pintu kendaraan, jalanan, cermin mobil, kendaraan

Saya tiba di stasiun Jakarta “Gambir” (GMR) kurang lebih 25 menit sebelum jadwal keberangkatan. Walaupun bukan benar-benar di ujung, Stasiun Jakarta “Gambir” (GMR) sendiri merupakan stasiun terminus “premium” untuk layanan kereta api antarkota di Indonesia bagian barat.

pakaian, pria, orang, alas kaki, teks, wanita, bangunan, Mall perbelanjaan, Papan elektronik, orang-orang, plafon, keramaian, dalam ruangan, pujasera, Bandara

Berikut pas naik (boarding pass) saya untuk perjalanan hari ini.

Sesuai tradisi di PinterPoin saat mengulas kabin tertinggi, saya duduk di kursi 1A kalau memungkinkan – yang sayangnya bukan pilihan yang tepat, lebih lanjut di ulasan.

teks, elektronik, cuplikan layar, software, Sistem operasi, Ikon komputer, multimedia, Laman internet, Situs, Software multimedia

Stasiun Jakarta “Gambir” (GMR) sendiri merupakan salah satu stasiun yang sudah menggunakan sistem face recognition, jadi saya bisa langsung masuk tanpa perlu menunjukkan pas naik.

plafon, dalam ruangan, pakaian, alas kaki, orang, orang-orang, berdiri, lantai

Saya sendiri sudah mendaftarkan diri di KAI Access sebelum berangkat, tapi kalau belum proses registrasi bisa juga dilakukan di stasiun – seperti biasa, naik kereta dengan pemeriksaan manual masih tetap ada di pintu masuk sebelah.

teks, pakaian, mebel, alas kaki, dalam ruangan, orang, meja, wanita, Iklan, televisi, dinding, lantai, plafon

Begitu saya masuk ke area khusus penumpang, saya singgah sebentar ke KAI Luxury Lounge. Ini adalah satu-satunya lounge kereta api di Jakarta, dan bisa diakses gratis oleh:

  • Penumpang kereta Compartment Suites (tanpa pendamping)

  • Penumpang kereta Luxury/Luxury Sleeper (tanpa pendamping)

  • Penumpang kereta wisata (tanpa pendamping)
dalam ruangan, bangunan, plafon, tangga, Penampung limbah, pintu, dinding, lantai

Lounge-nya sendiri hanya terdiri dari beberapa sofa, walaupun salah satu sisi positifnya adalah memiliki akses langsung ke peron tertentu.

mebel, sofa, plafon, Sofa studio, dalam ruangan, meja kopi, meja, lantai, Kasur sofa, desain interior, kamar, Tempat duduk untuk berdua, Sandaran tangan, kursi, Ruang tunggu, dinding, daerah, lounge

Mau makan atau minum enak? Silakan keluar ke area umum dan beli dari restoran (bayar sendiri tentunya) – di lounge sendiri hanya ada sedikit makanan ringan dan minuman.

Saya naik ke peron 15 menit sebelum jadwal keberangkatan, dan keretanya sudah menunggu.

transportasi, bangunan, stasiun kereta, Stasiun metro, transportasi umum, Jalur kereta api, Pusat transportasi, peron, kereta, outdoor, tanda, kereta bawah tanah, trek, malam, tanah

Untuk perjalanan kali ini saya menggunakan gerbong T1 0 08 03 – ini artinya, ini merupakan kereta tidur terbaru, walaupun gerbongnya sendiri pertama dibuat tahun 2008 (baca: dari kereta biasa diubah jadi kereta tidur).

Gerbong ini merupakan gerbong yang paling depan menghadap Jakarta, jadi karena perjalanan kali ini keluar Jakarta gerbong ini menjadi gerbong paling belakang.

langit, outdoor, transportasi, biru, Jalur kereta api, transportasi umum, kereta, Bakal pelanting, kereta api, gerbong penumpang, trek, pohon, stasiun kereta, kendaraan, Pusat transportasi, Gerbong kereta api, tanah

Di Dalam Perjalanan Kereta

Perkenalan Kursi

Setelah disambut di depan gerbong saya tiba di gerbong Compartment Suites. Berbeda dari kabin kereta yang lain, kabin di sini disusun dalam konfigurasi 1-1.

dalam ruangan, pintu, dinding, Memasang lantai, desain interior, penahan perabotan, plafon, bangunan, lorong, lantai

Saya kali ini duduk di suite 1A, yang merupakan suite tertutup standar (semua suite memiliki akses lorong langsung dan jendela).

dinding, dalam ruangan, desain interior, mebel, plafon, cermin, hotel, Memasang lantai, kamar, kursi, lantai, deasin

Dari samping, ini tentu nampak sangat mirip dengan Singapore Airlines Suites.

mebel, cuplikan layar, dalam ruangan, kursi

Suite ini memiliki 1 kursi recliner.

lantai, dalam ruangan, mebel, Sandaran tangan, kursi, kulit, kamar, kantor

Ruang kakinya sendiri tentu sangat longgar.

dalam ruangan, dinding, cermin, desain interior, bak mandi, tenggelam, hotel, jendela, kamar mandi

Di dekat jendela terdapat stopkontak beserta lampu. Kalau stopkontak AC dan USB di dinding masih kurang, di sisi kiri kursi sendiri terdapat juga 2 stopkontak USB (tidak difoto karena mepet).

dalam ruangan, dinding, desain interior, televisi, cermin, kamar, mebel, kamera, lantai, dari kayu, rumah, hotel

Di bawah kursi sendiri terdapat juga tempat sampah, entah apa gunanya (dalam arti, kereta ini bukan rumah).

dinding, dalam ruangan, lantai, logam, duduk, perak, ditutup, kursi

Tablet hiburan serta tombol untuk memanggil awak kabin sendiri tidak ditaruh di dinding, melainkan di bagian tengah suite sisi jendela – kurang praktis bukan hanya karena tidak bisa dilepas, tapi juga posisinya yang membuat saya perlu menengok ke sebelah untuk menonton, walaupun memang perlu karena kursinya selalu diputar mengarah ke arah laju kereta.

teks, Perangkat tampilan, tampilan, komputer, Layar panel datar, Layar lcd led-backlit, multimedia, media, layar komputer, dalam ruangan, Peralatan elektronik, Set televisi, Perangkat keluaran, monitor, televisi, dinding, layar, dari kayu

Sesuai dengan namanya, suite ini memiliki pintu yang bisa ditutup secara otomatis, dan pintunya bahkan setinggi kabin kereta.

Pintu sendiri sangat memberikan privasi dan sedikit meredam suara, namun posisi kursi di baris 1 yang berada tepat di atas roda kereta membuat perjalanan sedikit berisik dan bergoyang (baca: lain kali pilih kursi baris tengah saja).

Di sisi lain jendela terdapat juga dimmer lampu (hanya untuk lampu di dinding) serta remote kendali ruangan.

teks, dinding, dalam ruangan, Peralatan elektronik, Ponsel, gadget, remot, kontrol

Lanjut ke kursinya sendiri. Di kursi sendiri terdapat tempat untuk menaruh minuman.

mobil, duduk, dalam ruangan, otomotif, lantai

Sandaran tangan di sisi kiri bisa digeser ke belakang (bukan dibuka ke samping, jadi awalnya saya sedikit tidak biasa), dan di balik itu terdapat meja lipat. Mejanya sendiri cukup sulit dikeluarkan, tapi seperti apa jadinya?

mobil, dalam ruangan, duduk

Mejanya sendiri cukup memadai (dalam arti, tidak licin dan relatif rata), tapi seperti tradisi kereta api di Indonesia berukuran sangat kecil. Bukan hanya kecil, saya juga kesulitan keluar kursi tanpa menutup mejanya.

dalam ruangan, dinding, kursi, duduk

Kursi ini benar bisa dikendalikan satu persatu, tapi kembali lagi kurang praktis – sebagai contoh, kalau saya mau merebahkan kursinya sampai datar kursinya harus dimajukan dulu.

Ponsel, Peralatan elektronik, gadget, Perangkat Komunikasi, dalam ruangan, multimedia, Alat komunikasi portabel, Perangkat seluler, monitor

Seperti biasa, berikut foto saya di kursi tersebut – sandaran kepalanya sendiri sayangnya tidak bisa disesuaikan.

Wajah manusia, dalam ruangan, orang, dinding, Dahi, Dagu, pakaian, alis, Selfie, rahang, perawatan penglihatan, senyum, kacamata, pipi, pria, memakai
Perjalanan

Di kursi saat saya naik sudah tersedia Headphone.

Headphone-nya sendiri bukan noise-cancelling (Audio-Technica ATH-M20x), namun sudah jauh lebih bagus daripada yang diberikan di kelas bisnis domestik (kecuali mungkin kelas bisnis domestik “Flagship” American Airlines, dan itu pun headphone-nya dikumpulkan jauh sebelum mendarat).

kabel, dalam ruangan, mobil

Beberapa saat setelah berangkat, minuman selamat datang (welcome drink) pun disajikan.

Khusus untuk kereta Compartment Suites, minuman selamat datang yang ditawarkan adalah campuran jus cold-pressed dari Re.juve. Ini merupakan satu-satunya minuman dingin yang termasuk dalam harga tiket; Minuman dingin lainnya bisa dipesan dari kereta makan melalui awak kabin (berbayar).

minum, jus, minuman ringan, meja, outdoor, dalam ruangan, Jingga, kosong, kereta

Selain itu, bantal juga disediakan.

dalam ruangan, dinding, bantal, handuk

Tak lupa saya menyempatkan diri pergi ke kamar kecil. Kereta Compartment Suites sendiri hanya memiliki 1 kamar kecil.

dalam ruangan, dinding, Perlengkapan pipa, Meja, Peralatan Rumah tangga, keran, Kabinet, cermin, Aksesori kamar mandi, kamar mandi, televisi, ubin, laci, saluran pipa, tenggelam, putih, kamar, rumah

Berbeda dari kamar kecil kereta kelas eksekutif biasa, kamar kecil ini lebih luas dan dilengkapi dengan kloset pintar.

Sambil menunggu makan malam, sekarang saat yang tepat untuk melihat hiburan yang ditawarkan. Hiburan sendiri seperti disebutkan di awal menggunakan tablet Redmi Pad, dan karena ini masih baru tentu sangat responsif.

teks, multimedia, Perangkat tampilan, Peralatan elektronik, monitor, elektronik, media, dalam ruangan, gadget, Layar panel datar, cuplikan layar, Komputer tablet, Layar lcd led-backlit, dinding, layar

Baik di darat maupun udara, di Indonesia atau di luar negeri, benchmark saya selalu sama – musik klasik dan peta perjalanan, walaupun sialnya musiknya sendiri sangat berbeda dari ekspektasi.

Peta perjalanannya sendiri memiliki resolusi cukup tinggi.

elektronik, Peralatan elektronik, multimedia, peta, Perangkat tampilan, gadget, Komputer tablet, Layar panel datar, layar, cuplikan layar, teks, dalam ruangan

Tradisi juga mewajibkan saya untuk berfoto dengan kursinya, dan sialnya nampak kursinya kurang lebar – dan ini katanya sudah di kelas tertinggi.

Kursinya sendiri sudah termasuk nyaman untuk duduk dan bersantai, walaupun masih belum cukup untuk tidur.

orang, pakaian, dinding, dalam ruangan, senyum, Wajah manusia, pria, komputer, mebel, kursi, kantor

Kembali lagi ke pelayanan selama di perjalanan.

Berbeda di kereta lainnya, di sini tidak nampak troli berkeliling gerbong menyajikan makanan – semua disajikan satu-satu. Selain itu, Compartment Suites sendiri dilengkapi dengan 3 awak kabin khusus.

dalam ruangan, desain interior, plafon, pintu, dinding, Memasang lantai, lantai, lorong, hotel

Makan malam sendiri baru dimulai 1 jam 20 menit setelah jadwal keberangkatan dari Jakarta.

makanan, hidangan, perlengkapan meja, piring, dalam ruangan, Makanan cepat saji, meja, Sarapan siang, Piring, Kudapan ringan, Masakan, roti, makan siang, Hidangan, makanan yang dipanggang, Peralatan dapur, peralatan makan, garpu, dinding, duduk, sarapan

Saya sendiri memilih sop buntut untuk hidangan utamanya, yang disajikan dengan nasi putih, emping, acar, dan sambal.

makanan, hidangan, dalam ruangan, Masakan, makan siang, Makanan cepat saji, Kudapan ringan, perlengkapan meja, Piring, piring, Hidangan, lauk tambahan, Makanan bawa pergi, Sarapan siang, Okazu, meja, baki

Rekan saya memilih pasta fettuccine dengan fillet dada ayam goreng tepung.

makanan, Masakan, dalam ruangan, hidangan, Makanan cepat saji, lauk tambahan

Makan malam diakhiri dengan teh atau kopi panas 2 jam setelah berangkat, yang disajikan dengan kuki (di balik cangkir) dan pilihan gula. Saya sendiri memilih teh, yang disajikan dalam keadaan belum diseduh.

cangkir kopi, dalam ruangan, cangkir, Tatanan meja, kopi, cawan, dinding, keramik, Perlengkapan minum, peralatan dapur, cangkir teh, teh, peralatan makan, minum, meja, lantai, perlengkapan meja

Berikut adalah menu makan malamnya:

  • Pembuka: Salad dengan saus berikut (pilih satu):
    • Saus wijen sangrai (dipilih), atau
    • Saus ala “caesar”

  • Roti: Roti roll

  • Hidangan utama: Pilih satu dari:
    • Fettuccine alfredo (pasta fettuccine dengan keju parmesan) dengan fillet dada ayam goreng tepung, atau
    • Sop buntut dengan nasi putih dan emping (dipilih)

  • Penutup: Brownie coklat

  • Minuman: Air mineral, kopi, atau teh panas.

Walaupun memang ditata cukup rapi (untuk standar kereta api; makanan di kelas Luxury disajikan dalam kardus dan makanan berbayar di kelas eksekutif kebawah hanya menggunakan kotak plastik seperti makanan siap saji di minimarket) dan pelayanannya cukup bagus, tidak dapat dipungkiri bahwa makanannya (masih) tidak enak.

Saladnya sendiri wajar kalau masih ala kadarnya (di Indonesia tidak banyak yang membuat salad enak) tapi hidangan utamanya cukup mengecewakan, baik sop buntut yang masih keras dan tidak hangat maupun fettuccine yang terlalu kering (saya sempat mencoba sedikit milik rekan saya)

Sesaat setelah selesai makan, kami pun tiba di perhentian pertama, stasiun Cirebon (CN).

bangunan, plafon, kereta, trek, dalam ruangan, malam

Sesudah makan saya pun menerima selimut khusus Compartment Suites yang cukup tebal.

dalam ruangan, dinding

Beberapa menit kemudian tak lupa saya mencoba tombol untuk memanggil awak kabin, dan hasilnya hanya memerlukan 14 detik sampai awak kabin tiba di kursi saya – termasuk cepat.

teks, cuplikan layar, Font, deasin

Setelah makan malam tentu waktunya bagi saya untuk fokus mengerjakan artikel ini – seperti beberapa artikel penerbangan baru (misalnya, TransNusa Comac ARJ21-700 atau Garuda Indonesia domestic first class yang antara ada dan tiada di tengah pandemi), perjalanan kali ini tentu perlu segera diulas.

komputer, dalam ruangan, laptop, Peralatan elektronik, Komputer pribadi, elektronik, dinding, Perangkat keluaran, gadget, Perangkat keras komputer, Netbook, multimedia, teks, meja, duduk, putaran, kursi

Wi-Fi gratis di kereta sendiri disediakan oleh Telkomsel Orbit; kecepatannya sendiri bisa sangat bervariasi tergantung posisi kereta.

teks, cuplikan layar, Font, software, deasin

Meja kursi standar kereta api (dari eksekutif sampai Suites) seburuk itu, kereta makan pun bisa menjadi tempat yang menarik untuk bekerja.

dalam ruangan, penumpang, abin pesawat terbang, plafon, kereta

Bicara tentang kereta makan, berikut menunya – bahkan di KAI Suites, selain air atau teh/kopi panas serta layanan makanan di awal, semua makanan dan minuman tambahan (termasuk minuman dingin) berbayar sesuai menu yang ada di kereta makan.

teks, Tidak bisa, Makanan cepat saji, Kudapan ringan, makanan, dalam ruangan

Perhentian berikutnya sendiri adalah di Purwokerto, dimana kereta ini berhenti paling lama (~7 menit, normalnya 5 menit namun menjadi lebih lama karena tiba lebih awal).

transportasi, kereta, kendaraan, transportasi umum, Jalur kereta api, Kendaraan darat, stasiun kereta, Bakal pelanting, kereta api, trek, Pusat transportasi, peron, Gerbong kereta api, Stasiun metro, gerbong penumpang, bangunan, Metro, outdoor, rel, merah, tanah, dalam ruangan

Kereta “Bima” sendiri selain memiliki 1 gerbong Compartment Suites juga memiliki cukup banyak gerbong kelas eksekutif standar.

penumpang, transportasi umum, abin pesawat terbang, kendaraan, dalam ruangan, kereta

Salah satu perhentian paling populer bagi kereta “Bima” adalah stasiun Yogyakarta (YK), karena jadwalnya yang cukup praktis (sore di Jakarta, makan malam dan santai di kereta, tidur di Yogyakarta) dan juga bandara Yogyakarta (YIA) yang sangat jauh dari pusat kota.

stasiun kereta, kereta, peron, Stasiun metro, transportasi, Pusat transportasi, transportasi umum, Jalur kereta api, Metro, bangunan, orang, besi, gerbong penumpang, trek, Bakal pelanting, penumpang, kereta api, orang-orang, dalam ruangan, menunggu, tanah, rel, plafon, outdoor

Hampir lupa dengan gerbong Suites-nya; walaupun seperti biasa gerbongnya dibuat di Madiun, modifikasi menjadi kereta tidur sendiri dilakukan di Balai Yasa Manggarai (makanya ada tulisan BY MRI).

teks, pintu, dinding, kereta, dalam ruangan, tanda

Rencana awal saya adalah langsung turun di stasiun Madiun (MN), tapi karena harga tiketnya sama dengan sampai ke Surabaya, ini merupakan kesempatan yang bagus untuk mampir ke Surabaya sebelum kembali lagi ke Madiun sorenya.

transportasi, bangunan, peron, kereta, stasiun kereta, Stasiun metro, transportasi umum, Pusat transportasi, Metro, besi, listrik, kereta bawah tanah, plafon, malam, dalam ruangan, trek, diparkir, kosong, outdoor

Setelah beberapa jam mencoba menulis ulasan di kereta (dan hanya setengah sukses), saya akhirnya menyerah dan memutuskan untuk tidur sebentar.

Kursi KAI Suites sendiri bisa direbahkan sampai benar-benar datar, dan ditambah dengan selimut memberikan pengalaman tidur terbaik di kereta api di Indonesia …. Atau jangan-jangan masih belum cukup?

Kenyataannya, masih belum cukup untuk membuat saya tidur nyenyak.

Saya masih belum berharap matras di kereta tidur, tapi kursinya sendiri terlalu keras untuk tidur di bagian punggung dan relatif sempit dengan sandaran tangan yang tidak bisa diturunkan (bicara soal sandaran tangan, keluar dari kursi dalam posisi tidur pun jadi agak sulit).

Saat tidur sendiri pola di langit-langit kabin juga bisa terlihat dengan jelas.

dinding, dalam ruangan, bingkai foto, desain interior, kamar, seni

10 menit sebelum tiba di Surabaya, headphone dan selimut pun diambil; sebagai penggantinya, handuk hangat dan air mineral kembali disajikan.

Di saat ini juga awak kabin pun mengucapkan terima kasih dan mengingatkan untuk men-tag Instagram KAI saat mengulas nanti.

dalam ruangan, botol, meja, minum, perlengkapan meja, struk, makanan

Kedatangan

Saya tiba di stasiun Surabaya “Gubeng” (SGU) tepat waktu.

Berbeda dengan stasiun terminus di Jakarta yang dibedakan berdasarkan layanan keretanya (“premium” atau “ekonomis”), stasiun terminus kereta jarak menengah/jauh di Surabaya sendiri dibagi berdasarkan rute:

  • Surabaya “Gubeng” (SGU):
    • Dari/ke barat lewat jalur selatan (Kertosono/Madiun/Solo/Yogyakarta),
    • Dari/ke selatan (Sidoarjo/Malang),
    • Dari/ke timur (Jember/Banyuwangi)

  • Surabaya “Pasar Turi” (SBI):
    • Dari/ke barat lewat jalur utara (Lamongan/Cepu/Semarang)
Stasiun metro, stasiun kereta, peron, Pusat transportasi, transportasi umum, Metro, kereta, bangunan, transportasi, Jalur kereta api, besi, gerbong penumpang, dalam ruangan, plafon, kereta bawah tanah, trek

Dari stasiun saya melanjutkan perjalanan dengan taksi online ke Mercure Surabaya Grand Mirama untuk beristirahat.

outdoor, kendaraan, Kendaraan darat, langit, mobil, Lampu jalan, roda, malam, bangunan, pohon, ban, jalanan, tanah, diparkir, kota

Kesimpulan

Tidak dapat dipungkiri bahwa dari segi pelayanan dan produk, KAI Compartment Suites merupakan produk terbaik kereta api di Indonesia.

Meskipun begitu, harganya yang cukup mahal membuat ekspektasi saya setinggi terbang di kelas bisnis domestik (atau bahkan sedikit lebih tinggi, karena posisinya yang di darat dan waktu perjalanan yang lebih lama), dan kereta ini sayangnya bisa dibilang sedikit dibawah ekspektasi.

Saat memesan tiket semahal ini, saya mengharapkan:

  • Kursi yang nyaman untuk bersantai, bekerja, dan tidur,
  • Pelayanan yang lengkap, dan
  • Makanan yang enak.

Betul pelayanannya lengkap dan kursinya nyaman untuk bersantai, namun kursinya tidak sesuai untuk bekerja dan tidur serta makanannya masih saja kurang enak.

Ditambah dengan jadwal kereta “Bima” dari Jakarta ke Surabaya, dan saya sampai di Surabaya masih dalam keadaan mengantuk dan perlu menginap di hotel lagi.

Saya menyarankan KAI Compartment Suites kalau Anda pergi ke Yogyakarta atau kota-kota lain yang jauh dari bandara besar, namun kalau Anda pergi ke Surabaya tentu terbang jauh lebih efisien.

Apakah Anda akan mencoba KAI Compartment Suites di kereta “Bima” dari Jakarta ke Surabaya?

Share

6 comments
  1. terima kasih review bp eric. kira2 di tahun 1982. saya pernah naik kereta tidur bima. gerbong dengan suspensi yg nyaman karena buatan jerman timur. waktu itu keberangkatan dari stasiun jakarta kota. dan untuk makan malam, disajikan prasmanan di kereta makan.

    1. Halo Mario,

      Betul, kereta tidur Bima sendiri merupakan satu-satunya kereta tidur di Indonesia pada masanya, sehingga menjadi alasan historis kenapa layanan Compartment Suites ini pertama diluncurkan di rangkaian kereta Bima.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.