Sebagai anggota Globalist World of Hyatt, Grand Hyatt Jakarta dengan mudah menjadi hotel favorit saya di ibukota. Pada bulan Februari 2021 saya sempat mengulas Grand Hyatt Jakarta yang kala itu masih dalam tahap renovasi & masih beroperasi dengan kamar model lama.
Pada bulan November 2021, saya akhirnya kembali menginap di Grand Hyatt Jakarta untuk ‘mengecek’ hasil renovasi. Ulasan kali ini akan difokuskan untuk Grand Suite Bundaran View yang diberikan kepada saya sebagai upgrade Globalist.
Check In
Berbeda dengan sebelumnya, kini area resepsionis nampak jauh lebih modern dan estetik. Meja check in yang sebelumnya nampak seperti loket karcis bioskop kini berubah menjadi lebih welcoming dan elegan.
Sebagai perbandingan, berikut penampakan meja check in sebelum renovasi:
Saya memesan kamar kategori awal yang belum direnovasi; 1 King Bed, seharga Rp1,6 juta nett per malam kala itu. Sehari sebelum menginap, aplikasi Hyatt sudah merefleksikan bahwa saya mendapatkan upgrade ke Grand Suite Bundaran View yang dikategorikan sebagai Standard Suite (alokasi upgrade Globalist).
Jika kurang beruntung, anggota Globalist bisa juga mendapatkan Grand Suite (minus Bundaran View) yang juga dikategorikan sebagai Standard Suite.
Grand Suite Bundaran View
Grand Hyatt Jakarta menjalankan renovasi per lantai. Renovasi tidak hanya dilakukan di kamar saja, tetapi juga di hallway. Keluar dari lift, saya langsung merasakan vibe Park Hyatt dengan tema warna abu dipadukan kayu yang earthy.
Saya diberikan Grand Suite 2102 yang menghadap ke Bundaran HI, sesuai dengan julukan kamar.
Memasuki suite, saya langsung disambut dengan hembusan AC kuat yang menambah kesan dramatis. Saya dan Erika sama-sama terkesima dengan interior baru ini.
Mewah & elegan, renovasi yang dilakukan oleh pihak hotel berhasil melebihi ekspektasi saya.
Grand Hyatt Jakarta juga berhasil menyulap kamar mandi menjadi lebih fotogenik dengan tema white marble.
Sayangnya Grand Hyatt membuat kesalahan fatal di kamar mandi ini, atau mungkin belum disadari karena baru selesai renovasi.
Setelah 1-2 menit menyalakan shower, air tidak mengalir ke arah pembuangan & malah terbentuk genangan air akibat permukaan lantai yang tidak dimiringkan dengan tepat. Saya sudah menyampaikan keluhan saya kepada pihak hotel dan mungkin saja sudah dibetulkan. Dari info yang saya dapatkan, masalah ini hanya terjadi di beberapa kamar saja.
Sangat disayangkan juga Grand Hyatt Jakarta masih menggunakan amenities generik yang tidak sesuai dengan kalibernya. Grand Hyatt lain yang pernah saya inapi selama ini menggunakan amenities dari Balmain.
Penutup
Renovasi yang dilakukan oleh Grand Hyatt Jakarta saya anggap sukses. Hotel ikonik yang buka pada tahun 1991 ini kini siap kembali bersaing dengan hotel-hotel baru di ibukota.
Executive lounge yang ditutup selama masa pandemi kini juga sudah dibuka kembali, yang mana menjadi kabar buruk bagi anggota Globalist ๐ .
Jika Anda pernah menginap di hotel ini sebelum renovasi, maka saya sarankan untuk mencoba menginap kembali di kamar baru.
Likeliness upgrade ke suite tsb sangat besar, atau 50-50 probability?
Can’t wait to be a globalist. Sy LT Titanium bonvoy, Hilton Diamond & Accor Plat, tapi sepertinya belum pernah dapat Steak made to order in executive lounge.