Saya tidak menduga bahwa artikel saya sebelumnya mengenai program terbaru dari Jenius yaitu penempatan dana di Flexi Rasa Maxi dengan imbalan airline miles mengundang banyak sekali kontroversi dari pembaca, member grup Telegram PinterPoin, dan bahkan masyarakat luas.
Oleh karena itu, izinkan saya menjelaskan perspektif saya mengenai program ini dan mengapa saya tetap kukuh berpendapat bahwa program ini masih menarik untuk imbalan berupa GarudaMiles.
Mungkin sebelum membahas lebih lanjut, saya ingin membantu Anda sedikit lebih paham terhadap perspektif saya dalam menyikapi points & miles atau menebus suatu penerbangan.
Metode Valuasi
Dalam menentukan apakah suatu miles layak dikumpulkan ataupun apakah suatu penerbangan layak ditebus menggunakan miles, saya memiliki 2 jenis pendekatan:
1. Pendekatan berdasarkan Cost per Mile (CPM)
2. Pendekatan berdasarkan biaya aktual pengeluaran yang dihemat (actual cost saved)
Pendekatan berdasarkan metode cost per mile memperhitungkan biaya yang harus Anda keluarkan dalam memperoleh suatu airline miles kemudian membandingkannya dengan valuasi PinterPoin.
Sebagai contoh, ambil contoh kasus pembayaran pakan ternak ayam pak Andi menggunakan paper.id yang sering saya gunakan sebagai ilustrasi metode pendekatan cost per mile. Ilustrasinya sebagai berikut:
Studi Kasus Pak Andi
Pak Andi bekerja sebagai peternak ayam. Setiap bulan, beliau harus mengeluarkan biaya sebesar 200 juta Rupiah untuk membeli pakan ayam dari salah satu supplier bernama Pak Eric.
Jika Pak Andi membayar biaya pakan ternak tersebut dengan bank transfer ataupun dengan menggunakan bilyet giro, maka beliau tidak akan memperoleh apapun dari transaksi berjumlah besar tersebut.
Sebagai perbandingan, katakan Pak Andi memutuskan untuk membayar pak Eric menggunakan Paper.id melalui fitur pembayaran invoice menggunakan kartu kredit; Maka pak Andi memiliki ‘kesempatan’ untuk bertransaksi menggunakan kartu kredit sebesar 200 juta Rupiah setiap bulannya.
Katakanlah pak Andi menggunakan kartu kredit UOB Zenith yang memiliki earning rate 1 GarudaMiles untuk setiap transaksi 7.500 Rupiah, maka beliau akan memperoleh 26.667 GarudaMiles setiap bulannya.
Memang betul terdapat biaya layanan sebesar 1,55%* (PaperPlus via BliBli/Tokopedia) namun jika dihitung-hitung lagi, 200 juta Rupiah x 1,55% hanyalah 3,1 juta Rupiah. Ini adalah biaya yang Pak Andi harus keluarkan untuk bisa mendapatkan 26.667 GarudaMiles tersebut.
Ini artinya, setiap bulan Pak Andi memiliki opsi ‘membeli’ 1 GarudaMiles di harga Rp116/GarudaMiles (3.100.000/26.667) dari aktivitas membayar pakan ternak ayam tersebut.
Dari contoh di atas, bisa diketahui bahwa CPM pak Andi adalah Rp116/GarudaMiles, berada di bawah valuasi wajar PinterPoin untuk GarudaMiles sebesar Rp135/GarudaMiles.
Secara praktis, ini artinya miles tersebut worth it untuk ‘dibeli’ di harga tersebut.
Terdapat 2 (dua) faktor yang memengaruhi nominal ini yaitu cost of acquisiton (seringkali MDR) dan kartu kredit yang digunakan. Contoh lengkap ilustrasinya bisa Anda baca di sini karena untuk menjelaskan hal ini secara detail diperlukan artikel tersendiri 😉
Lantas…. berapa CPM untuk program akuisisi Flexi Rasa Maxi (FRM) dari Jenius ini?
Dari contoh di atas, dapat diketahui bahwa program FRM Jenius dengan tenor 12 bulan dengan penempatan dana sebesar Rp2.000.000.000 berpotensi memberikan Anda bunga Rp88.000.000.
Di satu sisi, Anda bisa saja memilih mendapatkan 421.000 GarudaMiles dari program yang sama.
Ini artinya, biaya akuisisi Anda untuk 1 GarudaMiles dari program ini adalah sebesar Rp88.000.000 dibagi dengan 421.000 GarudaMiles= Rp209/GarudaMiles.
Angka tersebut berada di atas valuasi wajar PinterPoin untuk GarudaMiles sebesar Rp135/GarudaMiles yang mana berarti dengan pendekatan cost per mile, program ini tidak menguntungkan.
Hanya saja, seperti yang saya katakan di awal…. terdapat lebih dari 1 (satu) pendekatan dalam menentukan valuasi points & miles dan sekarang saya akan masuk pada pendekatan kedua yaitu metode perhitungan actual cost saved.
Sesuai dengan namanya, pendekatan ini melihat berapa biaya yang bisa Anda hemat dari menukar miles alih-alih membayarnya secara cash.
Praktisnya, pendekatan ini memperhitungkan valuasi riil untuk penukaran suatu penerbangan.
Ambil contoh di bawah yang merupakan studi kasus pada diri saya sendiri untuk pemesanan tiket penerbangan Garuda Indonesia rute Denpasar (DPS) – Incheon (ICN) di kelas ekonomi pada saat HUT GarudaMiles ke-25.
Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa saya mengeluarkan 17.500 GarudaMiles + biaya dan pajak sebesar Rp789.800 untuk menebus 1 tiket kelas ekonomi sekali jalan Garuda Indonesia dari Bali (DPS) ke Seoul (ICN).
Di saat yang sama, harga tiketnya sendiri di situs Garuda Indonesia adalah sebesar Rp8.035.100.
Ini artinya, biaya sebesar Rp7.245.300 (8.035.100 – 789.800) bisa saya tebus menggunakan 17.500 GarudaMiles. Menggunakan pendekatan ini, Anda akan bisa menemukan valuasi GarudaMiles sebesar Rp414/GarudaMiles.
Menggunakan pendekatan ini, maka 421.000 GarudaMiles yang bisa Anda peroleh dari program ini memiliki value sebesar Rp174.294.000 yang mana setara dengan bunga sebesar 8,71% nett.
Dengan pendekatan ini juga, bisa diketahui bahwa program FRM ini bisa worth it jika Anda bisa menggunakannya di momen yang tepat seperti pada contoh di atas. Menggunakan metode actual cost saved, maka program FRM ini layak dimanfaatkan.
Masih ingat kelebihan program ini? Poin diterima di depan yang artinya jika Anda membutuhkan miles dalam waktu yang singkat, maka opsi penempatan FRM untuk GarudaMiles ini memiliki value proposition yang menarik.
Baca juga: Review Kartu Kredit Jenius
Penutup
Di penghujung hari, keputusan untuk berpartisipasi di program Flexi Rasa Maxi (FRM) dari Jenius ini kembali ke diri Anda dan bagaimana pendekatan Anda terhadap valuasi airline miles.
Menarik sebuah kesimpulan, dapat diketahui bahwa program FRM Jenius dengan imbalan berupa miles ini tidak menguntungkan jika dilihat dari segi CPM namun menguntungkan jika dilihat dari segi actual cost saved.
Oleh karena itu, program FRM Jenius ini bisa saya rekomendasikan terutama dengan pertimbangan sebagai berikut:
- Anda memilih GarudaMiles dan bukan KrisFlyer Miles sebagai bentuk imbalan.
- Terdapat promo GarudaMiles yang menarik ataupun sangat menarik dengan periode penukaran yang pendek seperti pada kasus HUT GarudaMiles ke-25 untuk penukaran dengan diskon 50% yang hanya berlangsung 7 (tujuh) hari. Sifat pengkreditan yang cepat dan didepan dari program FRM akan sangat berguna untuk Anda.
- Anda ingin mengumpulkan airline miles namun khawatir terhadap penggunaan kartu kredit yang berlebihan (baca: khawatir P-A-J-A-K)
Saya tidak akan ragu untuk memanfaatkan program FRM ini jika saya membutuhkan GarudaMiles dalam jumlah besar dalam waktu yang singkat untuk mengoptimalkan promo penukaran yang ada
Lastly, saya juga meminta maaf jika memang artikel saya sebelumnya menimbulkan banyak kontroversi karena tidak terlalu eksplisit dalam menjelaskan mengapa program tersebut saya anggap masih worth it dan kurang menjelaskan perspektif pendekatan actual cost saved ini.
Apapun itu, program FRM ini bisa saya katakan menarik jika Anda bisa dimanfaatkan dengan baik.
Jika Anda belum memahami cara memanfaatkan GarudaMiles dengan baik, Anda selalu bisa belajar di sini untuk meningkatkan pemahaman Anda di dunia points & miles lebih lanjut.
Thank you Ko edwin utk artikelnya . Jadi semakin belajar mengenai itung itungan value dr miles.
Melenceng topik sedikit, utk penukaran ekonomi bali – incheon memang tdk kena fuel surcharge kah ko ? Jd cm kena tax ?
Dicky,
Kena Fuel Surcharge tapi kecil kok dan sangat masuk akal. Saya akan merekomendasikannya.
2 ember diputar beli saham lbh baik..
ah teori, ntar pas cuantoool masi koar2 gak, wkwkwk
Unknown,
Ya… tapi kan bisa turun juga?
ini yang saya sukai dari pinterpoin, tanggapan negatif selalu dibalas dengan konten positif, bahkan diterangkan lebih lanjut dan detail.
Tetaplah selalu berkarya dengan positif.
Hadeh, penjilat. Positif apaan? Isinya di grup jual beli status yang itu namanya kriminal. Kalau udah dibanned sam pihak hotel dan maskapai baru tau rasa lu pada
Hahahaha
Pak Andre Julius, jual beli status maksudnya apa? Saya awam sekali
Biasa haters gonna hate. Aku belum join kelas pinterpoin jadi belum ikutan grupnya tapi dari blognya aja infonya sangat bagus, lengkap dan mengedukasi. (Semoga suatu saat bisa)
Kalau kamu sudah join kelas dan grupnya terus masih ngehate berarti ada yang salah sama kamu. Sudah disuapi masih ga bisa
Disuapi apa ya? Ikut kelas itu bayar jon. Kalo komen kok ga mikir yah
Kirain isinya org pinter semua,ternyta ada modelan kyk gini yg masih ikut komen tp go***k
Andrew,
Terimakasih banyak.
Sudah jelas bahkan dari contoh di atas, metode actual cost saved itu susah dibuat relevan karena hanya berdasar atas 1 transaksi di 1 tanggal tertentu dan ada tidaknya 1 promo tertentu. Beda schedule untuk airline sama bisa langsung berubah kesimpulannya.
Saya yakin “KALAU GOOD DEAL DI CPM PASTI (99,9999%) GOOD DEAL DI ACTUAL COST SAVED, TAPI TIDAK SEBALIKNYA”
Makanya biar gak ada yg termislead, mending evaluasinya pake metode cpm aja.
Tony,
Memang begitu. Kalau CPM pasti good deal tapi kalau actual cost saved Mungkin bisa bagus tergantung pada promo yang ada.
Idealnya segi CPM maupun Actual Cost Saved angkanya masuk tapi kalau salah satu sudah masuk maka itu sudah menjustifikasi penukaran yang ada.
Kasian ya pak edwin, sudah susah menghitung, dikritik. Ga dapet duit lagi.
Semangat pak kerja baktinya. Semakin banyak devaluasi semakin ga ada gunanya orang ikut kelas pinterpoin berbayar.
Hi Pinterpoin
Kalo dibandingkan dengan actual cost saved, ya tentu saja hasilnya akan bervariasi dan “mungkin saja” akan menguntungkan di beberapa case,
Bukankah itu tujuan utama adanya VALUASI PINTER POIN?
Agar kita tau batas “safe” atau “fair” dari sebuah miles, yang tentunya sdh di analisis oleh pinterpoin sendiri
Bartos,
Memang, makanya itu dengan metode actual cost saved kita bisa tahu apakah sebenarnya penempatan dana FRM ini worth it atau tidak bergantung pada timing Anda.
Mungkin ketika tidak ada promo yang mendesak, program FRM berhadiah miles ini tidak worth it tapi semisal ada promo penukaran 50% seperti pada kasus DPS – ICN tersebut dan orang tidak memiliki waktu yang cukup untuk mengakumulasikan miles mereka via cc, maka program FRM ini bisa jadi worth it.
Singkat kata, memang harus punya perhitungan yang matang 🙂