Beberapa hari ini ramai berita mengenai peraturan yang membatasi jumlah penumpang tiap penerbangan yang masuk ke Indonesia. Berikut detailnya:
Pembatasan Jumlah Penumpang untuk Penerbangan ke Jakarta
Menurut akun Twitter Indoflyer, berdasarkan surat dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara mulai 30 September 2021 penerbangan yang masuk ke Indonesia dibatasi hanya menerima 90 penumpang.
Kenapa Diadakan Pembatasan Ini? Apakah Pembatasan Ini Permanen?
Menurut Direktur Jenderal Perhubungan Udara seperti dikutip dari CNN, pembatasan ini dilakukan karena 2 hal:
- Mencegah penyebaran varian baru COVID-19, dan
- Menunggu fasilitas baru selesai dalam beberapa minggu kedepan untuk tes PCR dengan kapasitas 5x lipat yang ada saat ini.
Harapannya dengan fasilitas tes PCR baru selesai, pembatasan ini bisa ditinjau kembali.
Bagaimana dengan Penerbangan ke Manado MDC?
Menurut Inmendagri No. 43 Tahun 2021, saat ini hanya ada 2 bandara yang dapat menerima penerbangan dari luar Indonesia:
- Jakarta CGK, dan
- Manado MDC.
Penerbangan ke Manado MDC tidak terpengaruh dengan pembatasan ini. Saat ini, hanya Scoot yang mengoperasikan penerbangan internasional ke Manado MDC dengan A320 berkapasitas 180 penumpang.
Pendapat
Pembatasan ini tentu akan sangat mempengaruhi penerbangan yang akan masuk ke Indonesia – secara efektif, kapasitas yang tersedia bisa turun mencapai sekitar 70%:
Bagaimana dengan Negara Lain?
Pada dasarnya beberapa negara lain sudah memiliki batasan serupa, walaupun memang itu juga salah satunya karena pembatasan kedatangan internasional mereka yang jauh lebih ketat. Sebagai contoh:
- Hingga setidaknya Oktober 2021 Australia membatasi penerbangan internasional ke negaranya menjadi hanya 3.000 penumpang per minggu, dengan batasan untuk masing-masing bandara kedatangan.
- Di bulan Maret lalu Jepang membatasi penerbangan internasional ke negaranya menjadi hanya:
- 100 penumpang per penerbangan untuk maskapai asing, dan
- 3.400 penumpang per minggu untuk maskapai Jepang.
Di sisi lain, beberapa negara sudah bahkan mulai membuka diri untuk wisata, seperti misalnya Spanyol sudah terbuka untuk wisatawan yang sudah divaksin dan Amerika Serikat yang tidak menutup perbatasan sepanjang pandemi ini.
Memangnya Seberapa Besar Pesawat yang Masuk ke Indonesia?
Pesawat yang masuk ke Indonesia dari luar negeri sebagian besar merupakan pesawat dengan kapasitas cukup tinggi. Sebagai contoh:
- Singapore Airlines (Singapura SIN): 253-264 penumpang (Airbus A350-900 konfigurasi jarak jauh/Boeing 777-300ER 4 kelas),
- Cathay Pacific (Hong Kong HKG): 280 penumpang (Airbus A350-900),
- Emirates (Dubai DXB): 427-442 penumpang (Boeing 777-300ER 2 kelas),
- Etihad (Abu Dhabi AUH): 299 penumpang (Boeing 787-9 2 kelas),
- Qatar Airways (Doha DOH): 283 penumpang (Airbus A350-900),
- KLM (Amsterdam AMS): 408 penumpang (Boeing 777-300ER).
Bahkan Garuda Indonesia pun tidak luput dari ini – alih-alih menggunakan pesawat kecil dengan frekuensi tinggi apabila melihat jadwal penerbangan Garuda:
- Seluruh penerbangan dari/ke Singapura menggunakan Airbus A330-300 (251-287 penumpang) atau A330-900neo (301 penumpang)
- 1 dari 2x penerbangan seminggu dari/ke Kuala Lumpur KUL menggunakan Airbus A330-900neo (301 penumpang),
- Seluruh penerbangan dari/ke Bangkok menggunakan Airbus A330-300 (251-287 penumpang)
- Seluruh penerbangan jarak menengah Garuda akan menggunakan Airbus A330-300 (251-287 penumpang) atau A330-900neo (301 penumpang),
- Penerbangan dari/ke Amsterdam menggunakan Boeing 777-300ER 2 kelas (393 penumpang), walaupun dalam kesempatan langka dapat juga menggunakan Boeing 777-300ER dengan kelas utama (314 penumpang).
Dengan asumsi jumlah kursi tersedia mencapai 250-300 kursi per penerbangan, maka hanya 30-36% kapasitas yang dapat ditawarkan di tiap penerbangan, dan sisanya kosong.
Bagaimana Efeknya dengan Harga Tiket ke Jakarta?
Hasil pencarian diambil pada 2 Oktober 2021. Hasil yang Anda dapatkan mungkin berbeda dengan pada saat kami mencari.
Beberapa tanda saat ini menunjukkan . Sebagai contoh, apabila saya mencari penerbangan langsung dari Istanbul IST ke Jakarta CGK (dioperasikan oleh Turkish Airlines) mulai pertengahan Oktober di situs Matrix, maka berikut hasil yang didapatkan:
Sebagai perbandingan, berikut hasilnya untuk penerbangan langsung dari Jakarta CGK ke Istanbul IST:
Hal serupa juga terjadi dari kota lain, misalnya Singapura SIN – bahkan apabila kita mempertimbangkan selisih biaya bandara sebesar kira-kira Rp300.000 selisihnya tetap signifikan.
Saya masih belum memeriksa dampak persisnya terhadap ketersediaan tiket award, namun hipotesis saya ketersediaan award tentu akan berkurang sangat drastis mengingat kursi kosong yang dapat ditawarkan juga akan berkurang. Pertimbangannya, saat ini saya sudah mulai menerima kabar dari agen travel bahwa sebagian penumpang terpaksa di-offload karena pembatasan yang sangat ketat ini.
Penutup
Walaupun cukup disayangkan dan mungkin sedikit berisiko bagi Anda yang berencana kembali ke Jakarta CGK dalam beberapa minggu kedepan, ini bisa dibilang cukup perlu mengingat terus meningkatnya jumlah kedatangan dari luar negeri seiring dipermudahnya syarat masuk ke luar negeri. Kami akan terus memantau keadaan ini, dan harapannya keadaan tes PCR di Jakarta CGK terus membaik sehingga pembatasan ini bisa dicabut atau diperlonggar.
Yang gila sih, surat edaran disebarkan tanggal 29 malam, dan mulai berlaku tanggal 1 Oktober. Teman2 saya di airline semuanya kelimpungan dan stress..
Halo Zhou,
Lebih parah lagi, mulainya 30 September 2021, bukan 1 Oktober – jadi betul, banyak maskapai dan agen travel kerepotan dengan masalah ini.
Kenijakan tanpa koordinasi yang bagus dan kuat
Yang mengeluarkan surat edaran itu mungkin tidak mengharapkan penerbangan internasional masuk ke Indonesia. Semoga harapannya terkabul membuat negara kita jadi terisolasi!!!