Cerita pembaca kali ini merupakan sambungan dari kisah Paulo (@anonymouslycurated) berkelana ke Amerika Serikat menggunakan First Class Japan Airlines.
Kali ini, di bagian kedua, beliau akan menceritakan kisahnya selama transit di Narita International Airport dan mencoba JAL First Class Sakura Lounge. Berikut adalah kisah beliau:
disunting untuk kemudahan membaca
Bukanlah rahasia jika maskapai-maskapai Jepang terkenal dengan ketepatan waktunya. Hal yang sama terjadi juga dengan penerbangan JL726 kami di mana pesawat mendarat tepat sekitar pukul 06:45 pagi di Narita International Airport (NRT). Seperti prosedur pada umumnya, penumpang di kursi bisnis dipersilahkan untuk turun terlebih dahulu baru setelah itu disusul oleh penumpang kelas lainnya.
Hal yang membuat berbeda dari penerbangan sebelum pandemi adalah pada saat kita hampir memasuki gedung utama, beberapa petugas memberhentikan kita dan membuat satu jalur antrian.
Ruangan yang kecil ini menjadi relatif penuh yang jujur membuat saya cukup heran dan berpikir apakah ini merupakan keputusan yang tepat untuk diambil di mana seharusnya strict social distancing diterapkan. Untungnya, saya termasuk di antrian paling depan akibat duduk di kelas bisnis jadi saya tidak terlalu cemas dengan overcrowding di bagian belakang saya.
Seorang petugas mengantar saya beserta penumpang-penumpang transit lainnya menuju area security check dan seorang lainnya mengantar penumpang-penumpang tujuan Tokyo ke area imigrasi. Sudah terdapat antrian yang panjang dan mengular dari sisi pintu yang berlawanan dengan pintu tempat saya datang; Untungnya antrian berjalan dengan lancar dan semua orang yang mengantri secara sadar mengusahakan jarak aman antara satu dengan yang lain.
Setelah bagasi dan bawaan kabin diperiksa di mesin X-Ray, tiba saatnya kami menuju konter transfer untuk diperiksa ulang kelengkapan dokumen seperti tiket lanjutan dari NRT ke ORD, hasil negatif rapid test antigen, formulir pernyataan bebas Covid 19, dan Visa kunjungan ke Amerika Serikat (AS) yang masih dalam keadaan aktif.
Waktu menunjukkan sekitar pukul 07:15 dan saya bergegas menuju Sakura Lounge First Class Lounge yang berada di lantai 4. Rupanya, lounge masih dalam keadaan tertutup dan baru akan dibuka pada pukul 07:30.
Sambil menunggu akses lounge dibuka, saya menyempatkan untuk berjalan-jalan sejenak di area perbelanjaan. Situasi bandara Narita sungguh sangat berbeda dengan kondisi sebelum pandemi di mana banyak toko tidak buka sementara waktu ataupun diperpendek jam operasinya. Saya memperhatikan kebanyakan toko yang buka adalah toko-toko yang menjual kosmetik, parfum, minuman keras, rokok, dan sejenisnya.
Tepat pukul 07:30 saya sudah kembali ke depan pintu masuk lounge dan segera bergegas masuk. Hal pertama yang saya lakukan adalah menuju ke kamar mandi untuk menyegarkan diri sebelum menikmati breakfast.
Saya mendatangi area kamar mandi dan lantas petugas memberikan kunci beserta cangkir kertas dan sikat gigi sekali pakai kepada saya. Ukuran kamar mandi di lounge ini tidaklah besar namun cukup besar bagi saya untuk bisamembuka koper kabin saya. Kebersihan kamar mandi sendiri cukup baik dan juga terlihat ‘baru’. Perlengkapan mandi yang disediakan juga tergolong lengkap dan menariknya terdapat kloset duduk ala Jepang dengan segala kecanggihannya.
Saya memiliki waktu transit yang cukup lama yakni sekitar 3 jam. Menurut saya, 3 jam adalah waktu yang ideal untuk menikmati lounge, berbelanja, dan menelusuri bandara.
[box] Tips: Bandara Narita untuk sementara waktu akibat pandemi Covid-19 tidak buka 24 jam. Jadi, jika Anda transit di sini, maka pastikan penerbangan lanjutan Anda tidak melewati pukul 00:00 ataupun keesokan harinya karena bandara akan ditutup dan semua orang harus meninggalkan bandara.
Untuk saat ini, WNI tidak diperbolehkan untuk masuk Jepang sehingga akan berpotensi menjadi masalah BESAR jika Anda salah memilih waktu transit yang melibatkan waktu tengah malam. Penting juga untuk diingat bahwa penerbangan yang melibatkan perpindahan bandara dari Narita ke Haneda (atau sebaliknya) juga tidak diperkenankan.[/box]
Saya jujur sangat menyukai lounge ini dikarenakan lounge ini memiliki kesan mewah tapi tidak norak, bernuansa warna bumi yang terasa ‘zen’, dan memiliki banyak sekali pencahayaan alami. Terdapat juga berbagai macam pilihan kursi yang bisa disesuaikan dengan preferensi Anda dan sudah menerapkan standar protokol kesehatan yang baik.
Seluruh karyawan yang bertugas menggunakan masker dan juga pelindung wajah serta terdapat hand sanitizer di banyak tempat yang membantu memastikan sanitasi untuk semua pengunjung lounge maupun karyawan tetap terjaga.
Lazimnya kebudayaan orang Jepang pada umumnya, karyawan di lounge terkesan ramah dan selalu siap sedia untuk membantu para pengunjung jika dibutuhkan tanpa terkesan menganggu privasi pengunjung lounge. Hari masih pagi dan perut saya juga masih cukup kenyang akibat penerbangan sebelumnya; Namun saya tetap memaksakan diri untuk mewujudkan salah satu ‘impian’ saya yaitu mensaksikan sushi chef di lounge ini membuat dan menyajikan sushi secara langsung.
Untungnya selama pandemi konsep sushi bar ini tidak dihilangkan sehingga salah satu bucket list saya bisa terpenuhi! Saya tidak makan terlalu banyak karena sengaja menyediakan tempat yang cukup untuk makanan ‘utama’ saya yang akan saya nikmati di penerbangan selanjutnya.
Saya juga menyempatkan mengambil foto makanan serta minuman keras di lounge ini yang saya pandang cukup menarik juga dari segi kualitas maupun pilihannya.
Kira-kira masih ada waktu sekitar satu jam sebelum penerbangan selanjutnya dan saya mempergunakannya untuk berbelanja barang duty free di satu-satunya toko yang menjual makanan dan oleh-oleh khas Jepang.
Toko bernama ‘Akihabara‘ ini menjual aneka snack dari biskuit, coklat, keripik kentang, hingga mie instan dalam kemasan kotak. Memang tidak selengkap jika dibandingkan di saat sebelum pandemi namun cukup lengkap hingga membuat bawaan kabin saya bertambah 1 tas belanja berukuran besar!
Seusai berbelanja, saya langsung menuju ke boarding gate 73 dan sekitar pukul 09:55 proses boarding dimulai yang mana proses ini berlangsung cukup cepat dikarenakan jumlah penumpang yang sedikit.
Sekian pengalaman saya menjalani transit di bandara Narita International Airport (NRT) selama pandemi Covid-19. Selanjutnya, saya akan menceritakan pengalaman saya terbang di Japan Airlines First Class menuju Chicago!
Baca juga: Pengalaman Terbang First Class Japan Airlines ke Amerika Serikat Selama Pandemi (Part 1)
Penutup
Bagian ke 2 dari cerita Paulo ini menurut saya adalah salah satu bagian yang paling menarik dikarenakan terdapat beberapa hal praktis yang mungkin sangat berguna untuk dipahami oleh orang Indonesia seperti:
- Anda tidak diperbolehkan untuk melakukan overnight transit karena bandara Narita tutup di malam hari
- Masih terdapat beberapa toko makanan maupun oleh-oleh yang buka di bandara Narita sehingga Anda mungkin akan mau meluangkan waktu ekstra selama transit di bandara ini untuk berbelanja
- Sakura lounge di bandara Narita memiliki penerapan protokol kesehatan yang sangat baik sehingga Anda tidak perlu khawatir untuk meluangkan waktu di tempat ini. Mereka juga memiliki konsep sushi bar yang sangat menarik.
Sekali lagi, terima kasih kepada Paulo yang mau membagikan pengalaman beliau terbang ke Amerika Serikat menggunakan First Class Japan Airlines selama periode pandemi Covid-19 ini. Saya yakin kisah beliau akan menginspirasi banyak orang serta memberikan insight yang menarik seputar dunia traveling ketika pandemi melanda.
.
Apa pendapat Anda mengenai kisah Paulo yang membahas pengalaman transit di Narita International Airport ini?
Thanks for sharing Paulo & Edwin. Apakah akan ada part 3 untuk bagian experience penerbangan First Class JAL sendiri? Thanks.
Hi Jurian, akan ada part 3 nya, ditunggu yah ๐
Jurian,
Part 3 akan terbit dalam beberapa hari kedepan. Secepatnya ๐
apakah butuh visa transit ketika sampai di bandara narita?
Ali,
Tidak perlu