Selasa, 20 Nov 2018, Singapore Airlines dengan nomor penerbangan SQ 336 tujuan Paris mendarat darurat di bandara internasional Changi, Singapura. Penerbangan ini menggunakan pesawat Boeing 777-300ER dan di jadwalkan berangkat pukul 00:15 kemudian tiba di Paris pukul 07:15 waktu setempat.
SQ 336 sempat naik sampai ketinggian 24.000 kaki (7.315m) terbang di atas Malaysia sebelum kemudian balik kembali ke Singapura. Penerbangan yang membawa 234 penumpang dan 17 kru tersebut mengalami penurunan tekanan kabin. Masker oksigen kemudian di lepaskan dan pesawat turun ke ketinggian 6.000 kaki (1.829m).
Sebelum melakukan pendaratan, pesawat harus terbang selama 1 jam terlebih dahulu untuk mengurangi bahan bakar. Prosedur ini adalah salah satu prosedur yang harus di lakukan untuk keselamatan pendaratan. Pesawat SQ 336 mendarat kembali di bandara Changi pada pukul 02:30 waktu setempat.
Penerbangan kemudian di lanjutkan kembali setelah pergantian pesawat. SQ 336 kembali terbang pada pukul 06:17 dari Singapura dan tiba di Paris pada pukul 12:21 waktu setempat. Penerbangan ini mengalami keterlambatan sekitar 5 jam dari jadwal seharusnya.
Via Twitter, seorang penumpang mengatakan bahwa beberapa penumpang seharusnya menggunakan maskapai Air France (AF0257) tujuan Singapura – Paris. Namun, karena gangguan teknis, mereka di pindahkan ke SQ 336 dan harus mengalami pendaratan darurat di bandara Changi. Kedua penerbangan tersebut menggunakan pesawat Boeing tipe 777.
Seluruh penumpang SQ336 juga mendapatkan surat permohon maaf dari pihak Singapore Airlines. Surat itu berisi informasi mengenai jadwal penerbangan yang baru dan permohonan maaf dari Singapore Airlines. Penumpang tersebut juga menyebutkan bahwa tidak ada kepanikan yang terjadi pada pendaratan darurat tersebut. Dan pihak Singapore Airlines juga mengatur penerbangan selanjutnya dengan sangat baik.
Penurunan tekanan di kabin
Para pakar mengatakan penurunan tekanan di kabin cukup membahayakan. Pada ketinggian 40.000 kaki (12.192m), penumpang hanya memiliki 18 detik untuk tetap sadar jika mereka mengalami kekurangan oksigen. Hipoksia atau kekurangan oksigen akan terjadi tanpa di sadari oleh penumpang sampai mereka tidak bisa bernafas dan kehilangan kesadaran.
Penutup
Gangguan teknis bisa terjadi di maskapai apapun. Maskapai ternama seperti Singapore Airlines pun tidak luput dari gangguan teknis. Keputusan untuk tidak melanjutkan penerbangan telah tepat di lakukan oleh para kru SQ 336. Singapore Airlines juga telah melakukan tindakan yang cepat dan tepat dengan memberikan surat permohonan maaf agar tidak terjadi kepanikan.