Merpati Nusantara Airlines, maskapai pelat merah yang berhenti beroperasi pada 1 Februari 2014 lalu dikabarkan memiliki rencana untuk beroperasi lagi. Berdasarkan informasi dari CNBC Indonesia, sebanyak 10 perusahaan BUMN menjalin kerja sama strategis dengan Merpati untuk menghidupkan kembali perusahaan tersebut.
Hanya saja, kali ini Merpati rencananya dihidupkan kembali sebagai maskapai yang.bergerak di bisnis kargo dan bukan di bisnis pengangkutan penumpang.
Garuda Indonesia Group sendiri menjadi spearhead kerja sama strategis tersebut dan diekspetasikan akan berkontribusi paling banyak dalam membangkitkan kembali Merpati Nusantara Airlines. Ke-9 perusahaan BUMN lain yang turut bekerjasama strategis tersebut antara lain adalah:
- PT Pertamina (Persero)
- PT PLN (Persero)
- Perum Bulog
- PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
- Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero)
- Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
- Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
- Bank Mandiri (Persero) Tbk
- Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
Rencananya, Merpati Nusantara Airlines akan bergerak di bisnis pengangkutan kargo di wilayah Indonesia Timur. Pesawat yang digunakan untuk mengangkut kargo tersebut sendiri berasal dari pinjaman armada Garuda Indonesia Group.
Pesawatnya dari kita semua, saat ini ada tiga armada eksisting kargo, dua konversi dari Citilink yang tadinya stand by dengan kapasitas 12 ton. Di Juni 2020 kita ada (pesawat tambahan jenis) 738 dan 1330. Jadi total 8 freighter untuk angkut kargo BUMN
-Ari Askhara, Direktur Utama Garuda Indonesia
Masih belum diketahui apakah Merpati akan mulai beroperasi kembali pada penghujung tahun ini atau pada tahun 2020 mendatang. Saya secara pribadi menebak 2020.
Baca juga: Mengenal Armada Pesawat Garuda Indonesia
Baca juga: Panduan Lengkap GarudaMiles
Penutup
Langkah sinergi BUMN untuk menghidupkan kembali Merpati Nusantara Airlines ini layak diapresiasi, terutama apabila mereka benar-benar berhasil ‘menghidupkan’ kembali maskapai tersebut.
Saya tidak sabar untuk menyambut hari di mana maskapai pelat merah tersebut benar-benar beroperasi kembali walaupun hanya melayani penerbangan untuk kargo. Keputusan Merpati untuk terjun di bisnis kargo di wilayah Indonesia Timur sendiri tidak salah, daerah tersebut masih membutuhkan logistik udara yang intensif.
.