Hotel Review: Waldorf Astoria Maldives Ithaafushi | PinterPoin

Hotel Review: Waldorf Astoria Maldives Ithaafushi

Setelah tertunda selama 3 tahun lebih, akhirnya saya dan Erika berkesempatan untuk mengunjungi properti Hilton termewah di dunia yaitu Waldorf Astoria Maldives Ithaafushi. Perjalanan ke Maldives ini merupakan bagian dari perjalanan “Round the World” saya di awal tahun 2024 ini.

Untuk saat ini, Waldorf Astoria Maldives adalah resor termewah di Maldives yang bisa ditebus dengan poin. Meski harga kamar bisa ditebus dengan poin, perlu diperhatikan bahwa masih ada biaya besar yang harus dikeluarkan untuk bisa mencapai & hidup di resor ini.

Sebagai contoh, biaya transfer yacht (sharing) dari bandara ke resort pulang pergi adalah US$1,020.80 sebelum pajak per orang dewasa. Untuk berdua, kami sudah harus menyiapkan dana $2,041.60++ hanya untuk biaya yacht transfer saja.

Selain itu, karena tamu akan “terjebak” di properti selama periode menginap, artinya tamu mau tidak mau harus makan & minum di resor, yang harganya dipatok sangat tinggi.

Apakah Waldorf Astoria Maldives melebihi ekspektasi saya yang tinggi? Berikut ulasannya.

Pemesanan

Saya sangat beruntung karena berhasil menukarkan poin untuk 5 malam berturut-turut pada periode high season di mana langit sangat cerah & terik selama 5 hari kami menginap. Pemesanan saya lakukan kurang lebih H-2 minggu sebelum menginap.

Jika terdapat ketersediaan award Standard Room, properti ini bisa ditebus dengan 150.000 poin Hilton per malam.

Base/standard room di properti ini adalah Reef Villa with Pool (1 King atau 2 Queen). Memanfaatkan fitur 5th Night Free, saya mengeluarkan 750.000 600.000 poin Hilton untuk menginap 5 malam di properti ini.

PRO-TIP

Ketika Hilton Honors sedang mengadakan promo bonus 100% pembelian poinnya, 600.000 poin Hilton bisa dibeli “hanya” dengan US$3,000. Pada kasus ini, membeli poin untuk menginap disini bisa menghemat ratusan juta Rupiah.

Sebagai perbandingan, cash rate untuk 1 King Reef Villa with Pool pada tanggalan kami adalah ~US$3,300 setelah pajak dan biaya per malamnya. Karena mendapatkan upgrade ke villa, cash rate meningkat menjadi ~US$5,490 per malamnya!

Sejauh ini, penukaran poin di Waldorf Astoria Maldives ini adalah penukaran poin hotel dengan valuasi poin tertinggi yang pernah saya lakukan.

Airport Transfer

Servis dimulai dari 1 bulan sebelum ketibaan, dengan concierge mengirimkan email untuk mengonfirmasi penerbangan kami.

Setelah tiba di bandara Malé dan melewati antrian panjang yang dipenuhi turis, kami telah ditunggu oleh staf Waldorf Astoria Maldives. Kami diantarkan ke terminal yacht yang tidak jauh dari terminal bandara. Sesampainya di sana, kami diminta untuk menunggu sejenak karena ada 2 keluarga lain yang baru tiba di Malé.

Ketika akan meninggalkan resor, Waldorf Astoria juga masih menyediakan airport transfer service. Petugas mewakili kami untuk melakukan proses check in di konter SriLankan & kemudian mengantarkan hingga imigrasi.

Yacht Transfer

Meskipun harga transfer sangat mahal, setidaknya Waldorf Astoria membuat pengalaman transfernya terasa mewah & premium. Total, Waldorf Astoria Maldives memiliki 7 unit yacht mewah. Karena bersama dengan 2 keluarga lain, kami mendapatkan yacht Azimut berukuran lebih besar.

Yacht ini dilengkapi dengan 2 kamar tidur pribadi dan 2 kamar mandi. Perjalanan dari bandara menuju ke resor kurang lebih memakan waktu selama 50 – 60 menit. Selama berada di yacht, tamu akan disuguhkan makanan ringan dan minuman seperti free flow champagne, jus dan soft drink.

Untuk perjalanan menuju ke resor, kondisi laut tergolong tenang. Namun pada perjalanan pulang 5 hari kemudian, kondisi laut sangat berombak.

AC dinyalakan hingga maksimal di dalam yacht sehingga membuat suasana lebih rileks dan kondusif untuk bersantai sambil menuju ke resor. Beberapa kru yacht menghampiri setiap tamu untuk menawarkan minuman dan cemilan.

Sembari mengisi waktu, saya menyempatkan diri untuk main ke bagian bawah yacht di mana terdapat 2 kamar tidur dan 2 kamar mandi terletak.

Mengingat ada tamu lain, kamar bisa digunakan dengan konsep first come first serve basis.

Pada kasus saya, tidak ada yang menggunakan kedua kamar di yacht sehingga saya memutuskan untuk mengisi salah satu kamar untuk bersantai.

Tiba di resor, kami disambut oleh tim manajemen hotel dan beberapa personal concierge sudah stand by dan langsung menghampiri masing-masing tamunya. Kami disambut oleh Dilafruz dari Uzbekistan yang sangat ramah & profesional.

Untuk yacht transfer kembali ke bandara, kami beruntung mendapatkan yacht Princess sendiri, yang mana terasa seperti private yacht karena tidak adanya tamu lain.

Check-in

Waldorf Astoria Maldives memiliki zona waktu (timezone) sendiri yakni 1 jam lebih awal dari Malé. Tujuannya adalah untuk “memperpanjang” sunset untuk tamu hotel. Jam 7 sore di resor sama dengan jam 6 sore di Malé.

Sebelum diantarkan ke buggy, kami diberikan welcome drink berupa jus semangka yang menyegarkan.

Sambil menuju ke villa, Dila memberikan penjelasan singkat tentang fasilitas di resor.

Kami diinfokan bahwa seminggu sekali, akan ada pengasapan (fogging) resor yang bertujuan untuk membasmi nyamuk & larvanya. Ketika fogging dilakukan, akan cukup mengganggu indera penciuman karena baunya yang tajam.

Proses check in dilakukan di dalam villa dibantu langsung oleh Dila.

Dengan metode ini, tamu tidak harus menunggu di resepsionis dan bisa langsung menuju ke villa untuk bersantai. Sesampainya di villa, kami diberikan penjelasan tentang resor dan manfaat status Diamond.

Menunggu di villa, sudah ada welcome gift berupa sebotol champagne Veuve Clicquot dan buah-buahan segar. Mengingat harga alkohol di properti ini sangat mahal, maka welcome gift ini tergolong generous.

Villa

Dari sebelum tiba hingga menginjakkan kaki di resor, saya tidak berekspektasi untuk mendapatkan upgrade karena memang tertera bahwa upgrade tidak berlaku di resor ini.

Ketika duduk di buggy menuju ke villa, Dila menginfokan bahwa kami mendapatkan upgrade dari King Reef Villa with Pool menjadi King Grand Overwater Villa with Pool yang harga per malamnya 2x lipat. Total harga menginap 5 malam di villa yang kami dapatkan adalah US$27,445.50.

Reef villa adalah jenis villa hybrid dimana villa terletak di pulau dan langsung menyambung ke laut. Sedangkan overwater villa, seluruh bangunan villa terletak diatas laut.

Kami mendapatkan King Grand Overwater Villa nomor 727 yang menghadap ke utara atau ke arah Malé. Berikut peta resor untuk keperluan ilustrasi:

Bagi penggemar snorkeling, villa dengan nomor awalan 7 bisa menjadi pilihan yang baik karena terletak cukup dekat dengan terumbu karang.

Tersedia 2 unit sepeda yang telah ditandai dengan nomor villa. Saya memanfaatkan sepeda ini untuk berkeliling resor & mengambil foto. Jika tamu secara sengaja/tidak sengaja meninggalkan sepeda di manapun, maka sepeda akan diantarkan kembali oleh staf.

Sekedar informasi, ketika sedang bersepeda, kadang saya menemukan bagian pasir yang belum dikeraskan sehingga berbahaya. Saya hampir terjatuh beberapa kali karena ban sepeda yang menyangkut di pasir halus.

Villa jenis Grand Overwater ini berukuran 334 meter persegi, yang mana sangat generous dan bisa saja menjadi presidential level villa di resor lain. Sebagai perbandingan sebelum di-upgrade, villa base level (Reef) mempunyai luas 279 meter persegi. Berikut layout villa sebagai referensi:

Terdapat pintu geser yang memisahkan area living room dan kamar tidur untuk privasi ketika ada tamu yang mengunjungi.

Bagian tengah dari meja rias berfungsi sebagai tempat penyimpanan kosmetik, perhiasan atau aksesoris.

Terdapat juga pintu geser pemisah antara kamar tidur dengan area kloset dan kamar mandi.

Waldorf Astoria menggunakan panel kaca yang berukuran cukup besar. Pada malam hari, saya memerhatikan lebih banyak ikan hiu, pari, dan ikan-ikan kecil yang berlalu lalang.

Area kloset tergolong sangat luas dan terdapat 2 lemari untuk menaruh barang bawaan. Di dalam lemari, terdapat sejumlah amenities yang bisa digunakan (dan dibeli) oleh tamu.

Setelah bagian kloset, terdapat kamar mandi dengan dual sink, bathtub berukuran besar, shower room, toilet dan outdoor shower.

Toilet mempunyai fitur penghangat kursi dan pembuka tutup otomatis dengan sensor pergerakan.

Waldorf Astoria Maldives menggunakan amenities Aēsop favorit kami yang merupakan standar Waldorf Astoria di seluruh dunia.

Terdapat dual sink (his/her) dengan amenities untuk laki-laki & perempuan.

Kamar mandi ini juga dilengkapi dengan bathtub berukuran luas dengan pemandangan yang spektakuler.

Lampu kamar mandi serta tirai penutup bisa dibuka/tutup dengan fitur tombol.

Jika ingin berganti suasana, bisa menggunakan outdoor shower yang dilengkapi dengan amenities Aēsop juga.

Villa di Waldorf Astoria tidak hanya luar biasa di bagian dalam, tetapi juga di area outdoor-nya. Area outdoor bisa diakses melalui pintu masuk utama, melalui living room, kamar tidur, dan kamar mandi.

Waldorf Astoria Maldives benar-benar menaikkan standar villa overwater mewah di Maldives. Villa entry level sekalipun mempunyai kolam renang yang bisa saja dikategorikan sebagai presidential level di properti lain.

Kedalaman kolam renang adalah 1,15m, sehingga tidak terlalu dalam. Air kolam renang juga seringkali cukup hangat berkat teriknya sinar matahari.

Pada siang hari, karena terletak tidak terlalu jauh dari Malé, saya bisa melihat secara samar bangunan-bangunan & kapal laut. Bagi tamu yang tidak ingin melihat pemandangan Malé, bisa memilih villa dengan nomor awalan 1xx.

Terkadang akan ada tetangga yang berenang melewati depan villa sehingga penting untuk menutup tirai kamar jika menginginkan privasi.

Bagi tamu yang senang berada di luar ruangan, pastinya akan mengapresiasi area outdoor di villa ini yang dilengkapi dengan perabotan berkualitas.

Ekspektasi saya adalah pasir di depan villa akan terasa lembut. Ternyata, terdapat banyak serpihan dead corals yang tajam dan melukai kaki saya beberapa kali. Sangat saya sarankan untuk menggunakan swimfin ketika snorkeling.

Dengan seluruh fitur villa yang luar biasa, terdapat sebuah kekurangan lain, yaitu suara bising dari setiap buggy yang lewat di jetty (jembatan kayu). Dikarenakan staf bekerja 24/7, suara buggy lewat bisa terdengar dengan sangat jelas setiap saat bahkan pada tengah malam.

Saya yakin akan ada tamu yang mengeluh perihal ini, terutama bagi yang mudah terbangun oleh suara kecil.

Kemudian, kecepatan internet di villa sangat lambat sehingga menghambat produktifitas. Untungnya, kebanyakan tamu yang datang kesini pastinya tidak bekerja.

Diluar dari beberapa kekurangan, villa ini melewati ekspektasi saya. Attention to detail sangat diperhatikan dan tidak ada bagian villa yang terasa murahan. Dengan kolam renang sebesar itu di setiap villa, tidak heran jika kolam renang umum di resor ini selalu sepi pengunjung.

Servis

Saya percaya bahwa staf yang diperlakukan dengan baik akan bisa melayani tamu dengan baik juga.

Dari berbincang dengan banyak staf di properti ini, semuanya berpendapat sama jika Waldorf Astoria Maldives adalah salah satu resor yang memperlakukan staf dengan sangat baik. Terdapat area kompleks untuk staf dengan kamar & kamar mandi pribadi. Selain itu, staf juga diperbolehkan untuk bermain di pantai ketika sedang tidak bekerja.

Staf hotel juga diperbolehkan untuk sarapan di Tasting Table pada jam-jam tertentu. Bahkan, saya diinfokan bahwa free flow champagne bisa dinikmati oleh staf hotel yang sedang off-duty!

Bisa dibilang, servis di Waldorf Astoria merupakan salah satu servis hotel terbaik yang pernah kami rasakan. Tamu hotel bisa memanfaatkan fitur servis melalui layanan chat WhatsApp yang tersedia 24 jam. Saya pribadi sangat menyukai fitur ini karena saya bisa menghubungi staf kapanpun melalui gadget pribadi.

Ketika ingin snorkeling di depan villa, saya hanya tinggal meminta alat snorkeling via WhatsApp dan langsung diantarkan seketika ke villa.

Sesuai standar Waldorf Astoria, turn down service dilakukan tiap malamnya. Kami juga diberikan kartu ucapan unik & kue-kue berbeda setiap malamnya.

Pada satu momen ketika sedang menaiki buggy dengan Dila, kunci kamar saya terbang & hanyut di laut karena angin yang berhembus kencang. Setibanya di restoran, staf lain sudah diinfo oleh Dila & telah menyiapkan kunci pengganti.

Berbicara tentang attention to detail, es untuk welcome gift champagne mencair karena tidak saya minum pada 2 hari pertama. Setiap kali kembali ke kamar, es sudah terisi kembali.

Karena saya sering berbincang kepada Dila, pada suatu momen, saya menyebut bahwa seharusnya kami mengunjungi properti ini pada tahun 2020 lalu untuk honeymoon. Namun akhirnya batal karena pandemi melanda kala itu.

Pada malam hari ketika kembali ke villa, kami disambut dengan kejutan tiga kali (1x di living room, 1x di kamar tidur, dan 1x di kamar mandi):

Pada pagi harinya ketika breakfast, Dila juga sudah menunggu di restoran untuk menyapa kami. Saya memberikan compliment kepada beliau yang benar-benar melayani tamunya dengan luar biasa.

Pada saat tiba di Maldives & akan pergi, pengunjung harus mengisi traveller declaration yang dijuluki Imuga. Ketika akan meninggalkan resor, tim Waldorf Astoria sudah secara proaktif mengisikan formulir tersebut untuk kami.

Dining

Salah satu kekurangan ketika menginap di resor di Maldives adalah makanan yang standar/tidak enak dengan harga yang super mahal. Untungnya, F&B di resor ini tergolong sangat baik dan Waldorf Astoria adalah resort di Maldives dengan dining outlet terbanyak, yakni 11 restoran, diantaranya:

  • Li Long
  • Terra
  • Nava
  • Glow
  • Peacock Alley
  • Yasmeen
  • The Rock
  • Amber
  • Tasting Table
  • Zuma
  • The Ledge

Selama 5 malam, saya mampir ke 7 dari 11 dining outlet (tidak mampir ke Terra, Glow, The Rock dan Amber).

Perlu diperhatikan bahwa setiap tamu harus membuat reservasi untuk makan malam (makan siang bisa walk-in). Menu-menu pada restoran tersebut bisa diakses melalui link ini bagi Anda yang tertarik.

Tasting Table

Sarapan dilangsungkan setiap harinya di Tasting Table yang menganut konsep buffet dan juga terdapat pilihan à la carte.

Terdapat banyak pilihan makanan dengan pilihan pastries yang berkualitas. Ketika berbincang dengan head chef di restoran, beliau yakin bahwa breakfast buffet di Waldorf Astoria adalah salah satu yang terbaik di Maldives.

Angin laut yang sepoi langsung terasa ketika memasuki restoran yang memiliki langit-langit tinggi.

Setiap paginya, restoran ini selalu dipenuhi oleh tamu sehingga saya mengunjungi restoran pada siang hari agar bisa memfoto tanpa mengganggu privasi tamu lain.

Selama 5 hari sarapan di sini, kami berdua tidak merasakan bosan sedikitpun karena opsi makanan yang berubah-ubah. Pastries di sini adalah salah satu yang terbaik yang pernah kami coba.

Makanan yang tersedia di buffet nampaknya memang disesuaikan dengan demografik tamu yang menginap di properti ini. Terdapat juga area makanan anak-anak yang colorful.

Setiap staf yang membantu kami sangat ramah, atentif & profesional. Sebagai contoh, pada sarapan hari terakhir, para staf sudah mengetahui hal tersebut dan pesanan kopi saya diantarkan seperti ini:

Ketika melihat Erika membawa tas, staf langsung menghampiri membawakan kursi kecil untuk menaruh tas.

The Ledge

Pemberhentian pertama kami adalah The Ledge by Dave Pynt untuk makan siang. Restoran ini terletak di daerah family pool. Chef dibalik restoran ini adalah Dave Pynt yang merupakan chef dibalik restoran Burnt Ends, restoran barbercue dengan 1 Michelin Star di Singapura yang sedang naik daun.

Berdua, saya membayar US$220.75 net untuk makan siang disini. Menu bisa diakses melalui link ini bagi Anda yang tertarik.

Kami berdua memesan:

  • Jamaican Chicken Wings and Lime Crema (8/10)
  • Beef Marmalade and House Pickles (9/10)
  • The Ledge Cheese Burger (9.5/10)
  • Wagyu Steak Sando (6/10)

Sebagai penggemar & self-proclaimed burger expert, cheeseburger di The Ledge masuk top 3 burger terbaik yang pernah saya makan. Saking enaknya hingga saya masih terbayang-bayang hingga saat ini.

Bahkan melihat fotonya kembali membuat saya ingin ke mampir ke Burnt Ends segera. Makanan yang mengecewakan adalah Wagyu Steak Sando yang secara mengejutkan agak chewy dan dipadukan dengan saus yang tidak enak.

In Villa Dining

Pada malam pertama, dikarenakan cukup lelah dari perjalanan, kami memutuskan untuk memesan in villa dining. Saya memilih Risotto Mushroom (8/10) dan Erika memesan Red Curry with Chicken (8/10).

Li Long

Pada malam kedua, kami memutuskan untuk makan di restoran Chinese, Li Long. Restoran ini nampaknya cukup populer karena ketika saya harus bergabung ke waitlist untuk makan jam 19.00. Saya diberikan reservasi jam 20.15 untuk jaga-jaga, namun akhirnya kami berhasil mendapatkan reservasi jam 19.00.

Kami berdua memilih untuk duduk di area outdoor karena cuaca yang sedang baik & tidak berangin. Kami memilih set menu 7 hidangan yang secara keseluruhan tergolong baik namun overpriced.

Setelah terduduk, kami diantarkan welcome drink teh hijau yang refreshing.

Hidangan pertama adalah Roasted Beijing Duck yang disiapkan di sebelah meja oleh chef asli dari China.

Setelah menghabiskan bebek yang lezat, selanjutnya hidangan sup dibawakan. Saya memilih Hot and Sour Soup with Seafood sedangkan Erika memilih Sweet Corn Soup with Crab Meat and Egg.

Setelah itu kami dibawakan Wok Fried Fresh Maldivian Lobster with Ginger and Spring Onions.

Hidangan selanjutnya adalah Stir Fried Mixed Seafood with Asparagus in XO Sauce.

Selanjutnya salah satu hidangan klasik favorit saya, sapi lada hitam; Wok-Fried Stone Axe Wagyu Beef Tenderloin MBS9 Black Pepper Sauce. Hidangan ini disajikan dengan BBQ Chicken Fried Rice with Egg and Vegetable (9/10).

Untuk penutup, kami dibawakan Mango Pomelo Sago (8/10) yang refreshing. Kami juga diberikan tambahan dessert berupa kue basah matcha & sesame ball (7/10).

Meskipun sangat overpriced, setidaknya setiap makanan yang dihidangkan tergolong lezat & satisfying.

Pada 2x kesempatan, kami mengunjungi Nava yang merupakan restoran di depan pantai. Menurut saya, Nava merupakan opsi dining outlet yang paling “terjangkau” di resor ini.

Sembari menunggu makanan, tamu bisa mengisi waktu dengan bermain di Nava.

Pada kunjungan pertama, kami memesan:

  • Mentaiko Prawns Poke (8.5/10)
  • Pizza Diavola (8/10)
  • Tagliatelle Alla Bolognese (9.5/10)

Servis dimulai dengan handuk basah dingin yang sangat menolong di hari yang panas.

Pada kunjungan kedua, kami memesan The Ledge Cheeseburger (untuk terakhir kalinya sebelum pulang) dan Wagyu Beef Tacos (6/10).

Yasmeen

Kami mengunjungi Yasmeen, restoran Timur Tengah untuk makan malam. Restoran ini mempunyai dekor Timur Tengah yang membuat kami lupa sejenak sedang ada di Maldives. Seluruh bahan bangunan di Yasmeen didatangkan langsung dari Timur Tengah.

Setelah duduk, kami dibawakan jus kurma yang refreshing dan Arabic coffee yang strong.

Untuk makan malam, kami memesan Kabab Halabi with Rice (8.5/10) dan Beef Cube (8/10). Total bill untuk makan malam disini adalah US$193.95 net.

Zuma

Untuk makan malam terakhir di resor ini, kami memilih zuma yang menjadi pengalaman makan di resor yang paling berkesan bagi kami. Berstatus sebagai restoran franchise ternama dunia, kebetulan mereka memilih Waldorf Astoria sebagai rumah untuk cabangnya di Maldives.

Kami tidak pernah mengunjungi lokasi zuma lainnya dan berkat pengalaman di zuma Maldives, kini kami tertarik untuk mencoba lokasi zuma lainnya seperti di New York dan Boston.

Berikut makanan yang kami pesan di zuma:

  • Salmon Aburi, Mentaiko Sauce and Lemon (9.5/10)
  • Miso Marinated Black Cod Wrapped in Hoba Leaf (9/10)
  • Spicy Beef Tenderloin with Sesame, Red Chilli and Sweet Soy (9.5/10)
  • Sweet Corn with Shiso Butter (9.5/10)
  • Off menu – zuma Mocha Bamboo, Mocha Ice Cream, Chocolate Crumble & Kinoko Flower (9/10)

Wow, makanan di zuma benar-benar melebihi ekspektasi kami dan menjadi makan malam penutup yang ideal.

Peacock Alley

Diamond Happy Hour dilangsungkan setiap hari pada pukul 9 – 10 malam di Peacock Alley.

Pemilihan jam ini saya rasa cukup disengaja agar tidak dimanfaatkan oleh tamu untuk “skip” makan malam di salah satu restoran resor. Anyway, saya mengunjungi Diamond Happy Hour selama total 2x selama menginap. Salah satu hari, kebetulan sedang diadakan fire show yang cukup menghibur.

Pada suatu malam, terdapat duet penyanyi dari UK yang membawakan live music.

Pada malam yang lain, terdapat fire show yang cukup menarik perhatian para pengunjung.

Anggota Diamond Hilton Honors bisa memanfaatkan fitur Diamond Happy Hour pada pukul 9-10 malam. Berikut menunya:

The Rock

Salah satu restoran yang tidak kami kunjungi adalah The Rock, restoran berkonsep makan steak di wine cellar bernuansa gua batu. Karena berkonsep private dining, restoran ini kebanyakan tutup/tidak beroperasi ketika tidak ada reservasi.

Amber

Waldorf Astoria mendeskripsikan Amber sebagai sunset bar. Tamu bisa datang kesini untuk menikmati cocktail atau pilihan minuman lainnya. Tempat ini cukup kecil dan seringkali sepi pengunjung.

Terra

Terra mengusung konsep duduk di atas pohon (untuk pemandangan baik) sambil menikmati tasting menu. Sayangnya, banyak yang tidak merekomendasikan outlet ini sehingga kami memutuskan untuk tidak mencobanya. Pemandangan yang didapat sebagian besar hanyalah pepohonan sehingga kurang menarik.

Fasilitas

Waldorf Astoria Maldives mempunyai deretan fasilitas yang bisa dimanfaatkan oleh tamu. Tentunya fasilitas pertama yang harus saya bahas adalah lapangan tenisnya! (Salam untuk yang pernah mengikuti MasterClass PinterPoin).

Terdapat juga kolam renang umum yang selalu sepi pengunjung. Perlu diingat jika setiap vila dilengkapi dengan kolam renang pribadi berukuran besar!

Terdapat juga kolam renang khusus orang dewasa yang juga sepi pengunjung.

Pantai & Rekreasi

Di pantai yang berdekatan dengan Nava, tersedia beberapa rekreasi berbayar & gratis. Watersport non-motorized seperti kayak bisa digunakan secara gratis. Watersport seperti jetski bersifat berbayar.

The Stars Club (Kids Club)

Saya dan Erika setuju jika resor ini mempunyai kids club dengan program yang sangat menarik dan komprehensif. Pada lain kesempatan, kami ingin berkunjung kembali dengan membawa anak-anak.

Spa & Fitness Center

Sebelum tiba di spa, kami berdua sudah melihat menu spa di villa dan memilih Water of Maldives (US$460 per orang) yang sayangnya di bawah ekspektasi kami. Berkat status Diamond, kami berdua mendapatkan tambahan 30 menit gratis, dimana kami memilih facial treatment.

Servis dimulai dengan welcome drink, pemilihan oil, dan kemudian diarahkan ke hydrotherapy pool untuk sesi massage dengan tekanan air. Saya dan Erika benar-benar menikmati sesi di hydrotherapy pool ini.

Instruksi diberikan oleh seorang staf asal Uzbekistan yang ramah. Berkat tekanan air yang kuat, bagian badan yang di pijat oleh air akan terasa gatal karena darah yang bersirkulasi. Setelah sesi usai, kami dibawa ke ruangan treatment untuk sesi massage.

Saya dan Erika mendapatkan terapis orang Bhutan dan Thailand yang sangat ramah dan profesional. Sembari dipijat, kami bisa melihat ke laut berkat lantai kaca.

Sekembalinya ke resepsionis, kami diberikan fruit platter dan teh jahe oleh staf asal Bali yang sangat friendly.

Setelah sesi pijat, saya menyempatkan diri untuk mampir ke fitness center yang terletak di dalam komplek spa untuk keperluan review.

Fasilitas Lain-lain

Memiliki lokasi yang fotogenik, Waldorf Astoria menyediakan fotografer in-house profesional.

Tamu bisa mendapatkan 1 cetak foto gratis melalui fitur complimentary photoshoot yang dikerjakan oleh in house photographer. Kami memutuskan untuk berfoto di villa dan akhirnya memilih paket 5 foto digital + 1 foto cetak.

Terdapat butik yang menjual barang desainer yang tentunya overpriced.

Bagi tamu yang gemar scuba diving atau snorkeling, resor ini mempunyai dive center yang terletak dekat dengan villa 7xx.

Pemandangan Resort

Maldives memang diberkati dengan lautan biru yang spektakuler. Di setiap sudut resor, tamu akan bisa menikmati pemandangan lautan yang luar biasa. Berikut foto-foto sekitaran resor yang saya ambil sembari bersepeda santai.

Saya juga mengambil foto 2 villa Stella Maris & Ithaafushi – The Private Island yang super ekslusif.

Pada beberapa kesempatan, saya juga berhasil melihat aktivitas ikan/makhluk laut.

Di hampir setiap sudut resor ini, pastinya akan ada spot yang fotogenik. Reputasi Maldives sebagai ultimate destination untuk honeymoon memang sulit untuk disaingi.

Kepulangan

Hari terakhir adalah hari yang paling sedih karena kami harus meninggalkan resor ini. Sisi positifnya adalah kami sudah terbebas dari “penjara mahal” 😉 .

Selama perjalanan kapal ke bandara, kami diberikan penjelasan singkat oleh kru tentang kehidupan di ibukota Malé.

Sekilas, yacht milik Waldorf Astoria Maldives adalah yang termewah jika dibandingkan dengan kapal milik resor lain yang sedang bersandar di bandara.

Setibanya di anjungan, kami sudah ditunggu oleh seorang concierge Waldorf Astoria yang membantu membawakan barang bawaan, membantu proses check in pesawat & mengantarkan hingga ke imigrasi.

Sebelum terbang kembali ke Colombo, kami menyempatkan diri untuk mampir ke Leeli Lounge yang merupakan lounge satu-satunya di bandara Malé (ulasan menyusul).

Penutup

Setelah penantian lama, akhirnya saya berkesempatan untuk menginap di Waldorf Astoria Maldives Ithaafushi.

Properti ini adalah properti termewah di Maldives untuk penukaran poin hotel dan berhasil melewati ekspektasi kami yang sangat tinggi. Menginap di properti ini betul-betul menaikkan standar kami akan resor pantai/laut yang mewah.

Selama 5 malam di resor ini, kami mengeluarkan biaya sebesar 600.000 poin Hilton Honors dan US$5,372. Angka tersebut mencakup yacht transfer pulang pergi, makan siang & malam selama di resor, sesi spa untuk 2 orang dan sesi foto singkat.

Salah satu hal favorit saya tentang resor ini adalah banyaknya dining outlet berkualitas & servis yang luar biasa.

Hanya disayangkan resor ini didirikan diatas pulau buatan yang berujung banyaknya pecahan terumbu karang di pasir. Pada lain kesempatan ke Maldives, saya akan mencoba untuk menginap di resor pulau alami agar bisa membuat perbandingan.

Apa pendapat Anda tentang Waldorf Astoria Maldives Ithaafushi?
Share

6 comments
  1. Msh bagusan Gili Lanka fushj dulu 10 THN lalu tipe residence crusoe villa hrg 14 JT stand alone villa tanpa akses jln skrg 59 JT ..pasir di laut bs jalan sangat halus dan jernih kmr 250 meter persegi

    1. SeaGate,

      Tergantung dari seberapa sering saya “merepotkan” personal concierge. Tips yang saya berikan berkisar US$40 hingga US$100 per hari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.