Selama ini, Park Hyatt New York adalah salah satu hotel mewah di New York yang saya incar. Oleh karena itu, saya sangat excited karena akhirnya bisa menginap di salah satu hotel flagship Hyatt di Amerika ini.
Masuk dalam kategori 7 di program World of Hyatt, saya menukarkan 30.000 poin Hyatt untuk tipe kamar entry level di hotel ini; 1 King Bed. Tentunya saya datang kemari dengan ekspektasi yang tinggi meskipun tahu betul akan adanya kemungkinan cost cutting selama pandemi. Ekspektasi saya tinggi karena hotel ini seringkali dihargai $1,000++ per malam, bahkan di era pandemi COVID-19 sekalipun.
2 hari sebelum tiba, kamar saya sudah di-upgrade ke 1 King Bed Studio Suite berkat status Globalist.
Namun, karena ada kerusakan pada sistem jendela di kamar (selengkapnya dibawah), saya mengajukan complaint ke pihak hotel & dipindahkan ke 1 Bedroom Suite (Premium Suite – upgrade 5 level dari tipe kamar terendah dan 1 level dari King Bed Studio Suite).
Pada saat penukaran, kamar tipe 1 King Bed dihargai US$869.06 nett (±Rp12,3 jutaan) per malamnya. Artinya saya mendapatkan valuasi sebesar Rp410 / 1 poin Hyatt, yang mana cukup besar mengingat valuasi PinterPoin untuk poin Hyatt adalah Rp270 / 1 poin.
Dengan mendapatkan upgrade ke 1 Bedroom Suite seharga US$1,794.49 nett (±Rp25,5 jutaan), maka berarti saya mendapatkan valuasi Rp853 / 1 poin Hyatt, yang mana sangat memuaskan bagi saya. Selain valuasi poin yang fantastis, saya juga mendapatkan pengalaman menginap yang memorable.
Berikut jabaran harga kamar per malam di Park Hyatt New York pada waktu saya menginap:
- 1 King Bed – US$869.06 nett
- 1 King Bed Studio Suite – US$1,086.81 nett
- 1 Bedroom Suite – US$1,794.49 nett
Check-in
Beralamat di 153 West 57th Street, Park Hyatt New York terletak di salah satu daerah paling prestigius di New York. Hotel ini berdekatan dengan Central Park, berseberangan dengan Carnegie Hall dan bertetanggaan dengan hotel paling ikonik di New York, The Plaza (Fairmont Managed).
Terdapat 2 akses masuk hotel yang satunya hanya bisa diakses oleh tamu dengan kartu kamar. Pada kunjungan ini, saya hanya menggunakan akses pintu utama yang menghadap ke Carnegie Hall.
Salah satu kendala membawa mobil sendiri di New York adalah biaya parkir yang sangat mahal. Untungnya, anggota Globalist Hyatt bisa mendapatkan gratis parkir ketika menginap di hotel Hyatt dengan menukarkan poin/sertifikat (award stay). Seingat saya, biaya parkir valet via Park Hyatt dikenakan biaya US$60 dan hanya diperbolehkan 1x masuk & 1x keluar.
Memasuki lobi, kami disambut oleh 2 orang bellman yang menawarkan diri untuk membawakan barang bawaan kami.
Dari lantai dasar, kami segera menaiki lift menuju ke lobi atas untuk melakukan check in. Desain hotel ini lebih ke sisi modern dan elegan ketimbang hotel ‘klasik’ pada umumnya di New York.
Saya merasa bisa menghabiskan waktu berjam-jam duduk di area lobi karena suasananya yang tenang dan elegan.
Di lantai yang sama, terdapat restoran utama Park Hyatt New York, The Living Room yang sayangnya sedang tidak beroperasi akibat pandemi COVID-19.
Setelah melihat-lihat sejenak, saya segera melakukan check in dan mendapatkan kamar 1 King Bed Studio Suite di lantai 11 sesuai yang tertulis di aplikasi World of Hyatt. Kali ini, tidak ada sambutan untuk anggota Globalist.
Staf yang membantu check in juga menginformasikan berbagai amenities yang tersedia di hotel dan menjelaskan mekanisme breakfast, selengkapnya akan saya jelaskan dibawah. Setelah mendapatkan kunci, kami segera bergegas naik.
Menuju ke lift, terdapat etalase yang menjual beragam perhiasan dan jam tangan Jacob & Co.
1 King Bed Studio Suite
Kamar pertama yang kami dapatkan adalah 1 King Bed Studio Suite (nomor 1103), setelah itu kami dipindahkan (di-upgrade) ke kamar 1 Bedroom Suite karena sistem gorden yang bermasalah. Namun saya sempat mengambil foto di kamar ini sebelum dipindahkan.
Memasuki kamar, terdapat sebuah trunk yang berisikan brankas dan kabinet untuk menaruh barang.
Kamar tipe Studio ini tergolong populer karena layout-nya yang unik & jendela yang Instagrammable.
Sistem gorden di kamar ini sayangnya bermasalah dan salah satu besi gorden hampir mengenai kepala saya.
Setelah melaporkan ke front desk, saya diinfokan bahwa perbaikan bisa memakan waktu 3-4 jam. Karena tidak ingin menunggu, saya meminta untuk dipindahkan ke kamar lain. Staf yang membantu kami meminta maaf dan meng-upgrade kami ke 1 Bedroom Suite.
Anyway, saya tidak akan membahas terlalu banyak mengenai kamar ini dan akan lebih fokus ke kamar ‘permanen’ kami.
Ringkasan perbandingan Studio Suite v.s. 1 Bedroom Suite:
- Sesuai namanya, Studio Suite tidak mempunyai pintu pemisah kamar & living room layaknya 1 Bedroom Suite
- Studio Suite mempunyai layout kamar yang unik sehingga mendapatkan curved window yang fotogenik
- Kloset di kamar mandi ini tidak menggunakan kloset elektronik ala Jepang
- Karena harga per malamnya yang lebih ‘terjangkau’, amenities Le Labo yang disediakan berukuran lebih kecil dan variannya adalah Santal 33 (di 1 Bedroom Suite adalah Tubereuse 40)
1 Bedroom Suite
Setelah diantarkan kunci baru ke kamar, kami berkemas dan langsung menuju ke 1 Bedroom Suite yang terletak di lantai 18 (nomor 1803).
Area living room dan kamar utama terletak di sebelah kiri setelah memasuki suite.
Menunggu di kamar, pihak hotel memberikan sebotol Prosecco, 1 kotak coklat dan strawberry segar dengan gold foil chocolate fondue.
Selain itu, pihak hotel juga memberikan saya sebuah mainan taksi New York sebagai kenang-kenangan.
Menurut website-nya, Park Hyatt New York menggunakan bedding Rivolta Carmignani dari Italia di setiap kamarnya, silahkan intip sendiri harganya jika Anda penasaran..
Suite 1803 mempunyai pemandangan menghadap ke Central Park, namun sayangnya tidak terlihat dengan jelas dari lantai 18 karena kalah tinggi dengan gedung didepannya, salah satunya adalah JW Marriott Essex House.
Saya dan Erika sama-sama merasa bahwa kamar tipe Studio lebih unik & lebih fotogenik. Lalu saya kembali teringat bahwa upgrade 5 level yang saya dapatkan ini tergolong langka.
Jika Anda perhatikan dengan seksama, di kaca (foto atas) terdapat TV ukuran kecil yang berkamuflase. Saya sendiri tidak sadar hingga melihat adanya remot TV di atas sink.
Selama di Amerika, bisa dibilang pengalaman mandi & buang air *maaf* paling menyenangkan saya terjadi di Park Hyatt New York. Rain shower dengan air yang deras, amenities dari Le Labo & fitur kursi toilet ala Jepang tentunya menjadi faktor pendukungnya.
Kursi toilet ini mempunyai sensor yang mana ketika saya membuka pintu, penutup kursi terbuka secara otomatis.
Breakfast
Selain suite yang mewah dan menyenangkan, pengalaman breakfast di Park Hyatt New York bagi anggota Globalist juga tidak kalah spektakuler.
Karena restoran utama sedang ditutup selama pandemi, breakfast akan diantarkan ke kamar a la room service. Pada saat check in, staf yang membantu saya menginformasikan bahwa anggota Globalist berhak untuk mendapatkan gratis breakfast. Berikut menu breakfast yang disediakan:
Ketika saya menanyakan apakah ada ketentuan untuk pemesanan, saya diinfokan bahwa Park Hyatt New York sebenarnya menetapkan ketentuan bahwa 1 orang hanya bisa memilih 1 dari menu “COMPLETE BREAKFAST”. Namun, staf tersebut kemudian membisikkan kepada saya bahwa biasanya total bill breakfast anggota Globalist akan digratiskan dan saya pada dasarnya bisa memesan apapun asal bisa dihabiskan.
Untuk breakfast, saya dan Erika memilih opsi berikut:
- Steak and Eggs
- Park Hyatt Omelet
- Avocado Toast
- Breakfast Parfait
- Cappuccino
- Orange Juice
Steak saya dihidangkan sempurna medium rare sesuai permintaan & well done untuk Erika karena sedang hamil pada saat menginap. Semua breakfast yang disajikan berkualitas tinggi dan rasanya sesuai dengan penampilannya.
Total bill breakfast saya dan Erika adalah US$281.98 dan digratiskan sepenuhnya! Ditambah, breakfast di Park Hyatt New York sejauh ini merupakan breakfast hotel terbaik di Amerika bagi saya.
Fasilitas
Berstatus sebagai hotel Hyatt terbaik di New York, Park Hyatt New York memiliki fasilitas yang superior ketimbang kompetitornya. Bagi saya dan Erika, fitur paling menarik dari hotel ini adalah kolam renangnya yang terletak di lantai 25. Park Hyatt New York adalah satu dari sedikit hotel di NYC yang mempunyai kolam renang.
Beruntungnya selama kunjungan saya, tidak ada orang lain yang menggunakan kolam renang sehingga rasanya seperti mempunyai kolam pribadi. Kami menghabiskan waktu selama kurang lebih 2 jam disini hingga akhirnya kembali ke kamar karena bau chlorine (kaporit) yang lama-lama menyengat dan membuat kepala terasa pusing.
Di ruangan yang sama, terdapat ruang sauna.
Di lantai yang sama, terdapat NALAI Spa yang kebetulan sedang ditutup akibat pandemi.
Gym hotel berlokasi di 1 lantai diatas kolam renang.
Park Hyatt menyediakan Peloton, Mirror, treadmill dan berbagai peralatan lainnya. Pengguna gym bisa beraktivitas sambil menikmati pemandangan Central Park dari ketinggian.
Penutup
Datang dengan ekspektasi tinggi, Park Hyatt New York berhasil melampaui ekspektasi saya. Bahkan, saya berani menyebut Park Hyatt New York sebagai hotel terbaik di Amerika yang pernah saya inapi. Namun, kami setuju bahwa cash rate di hotel ini terlalu tinggi sehingga penukaran 30.000 poin World of Hyatt terasa sangat worth it, apalagi dengan upgrade 5 kategori+ yang didapat.
Dari spektrum loyalty program hotel, saya pribadi merasa World of Hyatt merupakan program dengan elite recognition terbaik di Amerika Serikat. Dikombinasikan dengan menginap di hotel high end seperti Park Hyatt New York, anggota Globalist Hyatt hampir bisa dipastikan akan mendapatkan pengalaman menginap yang memorable. Saya dan Erika sudah menunggu-nunggu untuk kembali menginap di hotel ini.
(+) Salah satu sweet spot penukaran poin Hyatt, properti modern yang mewah dan elegan, kolam renang mewah di tengah New York City, dan breakfast spektakuler
(-) Cash rate tinggi, kerusakan pada sistem gorden di Suite pertama, kadar klorin yang tinggi di kolam renang
.
cool review… thanks for sharing
Menarik