Terlepas dari banyaknya hotel-hotel mewah di Jakarta yang tergabung dalam program-program loyalti dunia yang terbilang mainstream, seperti: Marriott Bonvoy, Hilton Honors, World of Hyatt, Accor Live Limitless, maupun IHG One Rewards. Ada terdapat beberapa hotel mewah yang masuk dalam incaran saya seperti Mandarin Oriental Jakarta (MOJ) yang tidak saya miliki tier status tinggi keanggotaannya ataupun Four Seasons Jakarta yang bahkan tidak memiliki program loyalti.
Bukan berarti semua hotel mewah yang saya miliki keanggotaan tier tinggi sudah saya coba ya! Masih banyak sekali tentunya, dan sekarang tibalah giliran MOJ yang akhirnya saya coba juga. MOJ bisa dibilang adalah salah satu hotel legendaris dan bersejarah di ibu kota yang diresmikan di tahun 1979. Lokasinya berada di sekitar Monumen Bundaran HI yang synonymous dengan kota Jakarta.

MOJ adalah salah satu hotel dengan lokasi paling ikonik yang bersanding dengan beberapa hotel seperti: Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, Grand Hyatt Jakarta, dan juga Pullman Jakarta Indonesia Thamrin CBD yang sama-sama mengelilingi monumen ini.
Di dalam post ini:
Mandarin Oriental Jakarta: Pemesanan
Seperti yang telah saya jelaskan bahwa saya tidak memiliki tier keanggotaan tinggi di program loyalti Mandarin Oriental yang disebut Fans of MO, maka dari itu salah satu travel hack yang memberi solusi untuk ‘masalah’ ini adalah dengan memesannya melalui travel advisor khusus. Memesan melalui travel advisor menjadi jawaban agar saya memperoleh beberapa macam keuntungan yang biasanya hanya diberikan kepada anggota-anggota elit saja.
Keuntungan-keuntungan yang dapat didapatkan jika memesan melalui travel advisor khusus ini berupa:
- Sarapan di Cinnamon untuk dua orang setiap harinya
- Upgrade kamar (melihat ketersediaan kamar pada saat check-in)
- Internet berkecepatan tinggi
- Welcome letter dan welcome amenity
- Welcome drinks untuk dua orang yang dapat dinikmati di MO Bar maupun in-room dining.
Rate tersebut dinamakan Fan Club yang hanya bisa dipesan melalui agen travel advisor. Menjadikannya sebuah travel hack yang sangat penting untuk diketahui bagi Anda yang hendak menginap di hotel-hotel mewah sedunia. Berbeda dengan reservasi dengan agen travel biasanya ataupun melalui OTA, reservasi ini akan diperlakukan seakan-akan pemesanan dilakukan langsung ke pihak hotel sehingga Anda juga akan eligible untuk mendapatkan Elite Qualifying Night (EQN) maupun poin seusai stay. Anda juga akan mendapatkan perlakuan lebih baik bak tamu VIP.
Saya hanya menginap selama satu malam dan saya melakukan reservasi melalui TRUVI sebagai agen travel advisor pilihan saya. Konsep travel advisory semacam TRUVI adalah konsep yang bisa dibilang baru di Indonesia dan kehadiran perusahaan-perusahaan seperti TRUVI belumlah terlalu banyak sehingga masih cukup awam untuk diketahui oleh khalayak banyak.
Anda tentu saja tidak harus memesan melalui TRUVI untuk mendapatkan keuntungan-keuntungan yang sama, Anda dapat memesan melalui travel advisor pilihan Anda namun jika memang hendak memesan melalui TRUVI, silahkan hubungi melalui: WhatsApp nomor: +62 817 0335 7777, email: info@TRUVI-vs.com atau melalui Instagram,
Dikarenakan ini adalah pengalaman menginap pertama di MOJ maka saya tidak memesan tipe kamar standar. Saya sengaja memilih kamar Urban Suite sekaligus dengan akses executive club. Nah, pada saat check-in saya diberi upgrade satu tingkat ke Urban Suite Monument View King. Beruntungnya mereka memberi upgrade lebih lanjut ke tipe Oriental Suite dengan catatan kamar baru bisa dimasuki di sore hari.
Kami diperkenankan untuk menunggu di kamar Urban Suite Monument View King sementara menunggu, dan saya menyempatkan diri untuk membuat dokumentasi kamar ini yang mungkin berguna bagi para pembaca yang kali-kali mendapat upgrade ke tipe kamar ini.





Mandarin Oriental Jakarta: Check-In
Saya menginap semalam sebelumnya di PARKROYAL Serviced Suites Jakarta (yang sempat saya ulas juga sebelumnya) sebelum berpindah ke MOJ. Dikarenakan letak hotel yang saling berdekatan dan barang bawaan yang terbilang ringkas maka saya memutuskan untuk berjalan kaki saja daripada ribet memanggil taksi. Saya hanya perlu berjalan kaki selama kurang dari 9 menit untuk mencapai hotel.
Saya akui memang cukup unik dan di luar kebiasaan (baca: ‘aneh’) untuk standar kota Jakarta untuk tiba di hotel dengan berjalan kaki dan tidak dengan mobil apalagi hotel yang dituju adalah hotel mewah berbintang lima. 😉 Berhubung saya adalah orang yang tergolong practical dan cukup acuh dengan pendapat orang lain, maka jalan kaki menjadi pilihan paling pas untuk saya.





Sesampainya di depan pintu masuk, semua tamu diwajibkan untuk melewati pemeriksaan keamanan terlebih dahulu sebelum diperkenankan untuk memasuki lobi utama. Petugas yang berjaga saat itu terlihat agak ragu untuk menawarkan bantuan, ini mungkin dikarenakan saya datang dengan berjalan kaki sehingga sepertinya petugas caught off guard dengan kedatangan saya yang tidak ‘lazim’. 😀
Saya memasukkan barang-barang bawaan saya ke dalam mesin scanner dan bergegas masuk ke dalam hotel. Saya berjalan mengarah ke meja resepsionis dan segera melakukan registrasi. Teman menginap saya kebetulan telah datang sekitar satu jam sebelumnya dan sudah menyelesaikan proses check-in sehingga saya hanya perlu mengkonfirmasi dan mendaftarkan nama saya saja.








Seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya, kami mendapat upgrade kamar ke tipe Oriental Suite namun dikarenakan kamar belum selesai dipersiapkan maka kami dipersilahkan menunggu di kamar yang sebelumnya telah di-assign untuk kami yaitu tipe Urban Suite Monument View King. Kamar ini menurut saya terasa nyaman, well designed, dan terbilang luas secara ukuran kamarnya (64 meter persegi).
Mandarin Oriental Jakarta: Oriental Suite
Menjelang sore hari kami dikabarkan bahwa kamar telah selesai dipersiapkan dan beranjaklah kami pergi ke kamar kami yang berada di lantai 25. Untuk diketahui lantai 26 adalah lantai tertinggi dari hotel MOJ ini. Kamar Oriental Suite yang kami tempati bernomor 2512 dan berada di salah satu sudut bangunan yang berbentuk segi enam (hampir menyerupai segitiga tumpul). Pintu masuk ke kamar ini berupa double doors dan berbeda dengan kamar tetangganya yang tentunya membuatnya terasa lebih spesial.



Memasuki kamar terdapat karangan bunga anggrek yang menyambut kami, layout kamar ini terasa unik dengan pembagian ruangan menjadi dua cabangan serambi. Serambi di sisi kiri diperuntukkan sebagai area ‘publik’ dengan sebuah ruang tamu yang dilengkapi dengan sofa, meja makan, work station, dan juga area mini bar lengkap dengan meja bar dengan kursi bar stools. Serambi di sisi kanan diperuntukkan sebagai ruangan tidur dengan kamar mandi dalam, walk-in closet, dan juga sebuah powder room.
Sebagai sebuah hotel yang telah beroperasi lebih dari 46 tahun maka harus dipahami bahwa sebagian hardware dari hotel ini tentu saja akan memperlihatkan umurnya. Memang hotel ini telah direnovasi di tahun 2009 silam namun tentu saja tidak dapat meng-address plafon gedung yang pendek ataupun hardware menempel lain yang sifatnya permanen.
Pencahayaan remang-remang dan perabotan old school dengan kayu berwarna coklat gelap membuat kamar ini makin terasa umurnya. Don’t get me wrong. Saya tidak mengatakan bahwa kamar ini tidak bagus, kamar ini tetaplah terasa mewah hanya saja mewah di masanya dan sepertinya sudah waktunya untuk peremajaan diri.


Area ruang tamu dilengkapi dengan sofa berkonfigurasi 2-1, menunggu di meja ruang tamu adalah welcome amenity (tambahan) yang berupa 2 buah apel, 2 botol air minum San Pellegrino berukuran besar, dan 2 botol Jamoe Lifestyle dari Sido Muncul. Saya menyebutnya welcome amenity tambahan dikarenakan di kamar sebelumnya telah disediakan welcome amenity berupa sepiring coklat beserta welcome letter yang telah saya dokumentasikan di bawah ini.
Televisi di ruang tamu ini telah diset dengan logo PinterPoin yang sepertinya dibuat atas permintaan dari TRUVI ataupun bisa juga inisiatif dari pihak hotel tentunya. 🙂



Ruang tamu ini juga berbagi space dengan sebuah work station yang terasa proper dengan meja full size, sebuah meja makan dengan dua kursi, dan juga area bar lengkap dengan meja bar dengan dua kursi tingginya.






Di serambi kanan terdapat powder room di luar ruangan kamar tidur utama yang dapat dipergunakan saat menerima kunjungan tamu sehingga privasi kamar tidur dan kamar mandi utama selalu terjaga.


Kamar tidur utama mengisi penuh serambi di sisi kanan dengan ranjang berukuran king nyaman yang dihias sebuah bed throw di bagian area kaki. Sebuah televisi disediakan dan ditaruh di seberang ranjang dan di belakang televisi adalah sebuah walk-in closet dengan lemari pakaian, rak koper, dan juga meja rias.
Di dalam salah satu lemari ditempatkan ala setrika beserta mejanya, safe deposit box, laundry bags, dua pasang slippers, sendok sepatu, dan juga shoe mitt.







Menginap di hotel dengan pemandangan Monumen Bundaran HI tentu saja memberikan pengalaman menginap yang unik dan susah ditandingi. Pemandangan ini pulalah yang membuat saya excited saat menginap di hotel ini. Sayang sekali jendela kamar yang saya tempati ini sama sekali tidak kedap suara, saya yang saat itu tengah berjibaku melawan jetlag sepulang wisata Eropa merasa sangat terganggu dengan bisingnya suara kendaraan bermotor yang berlalu lalang sepanjang malam.
Saya yang menginap di akhir pekan tentu saja dihadapkan pada situasi jalanan yang lebih ramai dari biasanya, di mana warga kota asyik menikmati malam minggu dan volume pengeras suara dari para Polisi yang sibuk mengurai kemacetan. Pihak hotel sepertinya memang telah menyadari adanya kebisingan ini dan telah menyediakan ear plugs di nakas samping ranjang. Menurut saya, poin negatif terbesar untuk kamar ini adalah tingkat kekedapan suaranya.


Kamar mandi berukuran lega dengan double vanities, sebuah bath tub, sebuah ruangan kloset, dan juga sebuah ruangan shower. Ruangan shower dilengkapi dengan dua mode pancuran, yaitu: mode pancuran air hujan dan mode pancuran genggam. Sayangnya tekanan airnya kurang kencang dan juga toiletries yang dipergunakan adalah toiletries lokal dengan merek Aromele yang menurut saya kurang merepresentasikan brand Mandarin Oriental yang notebene ultra luxe.






MOJ menyediakan layanan turndown tiap-tiap malamnya dengan membersihkan kembali kamar seperti sedia kala, meredupkan pencahayaan kamar, menutup tirai jendela, membuka selimut, meletakkan air minum di kedua nakas samping ranjang, dan juga menaruh slippers di masing-masing sisi ranjang.

Oriental Suite yang kami tempati ini berukuran 96 meter persegi yang tentunya berukuran besar namun jika memang dibandingkan dengan Urban Suite Monument View King yang merupakan tipe suite di bawahnya, sepertinya saya lebih menyukai disain kamar Urban Suite. Ini tentu saja adalah semata-mata preferensi saya pribadi, jadi jika memang saya menginap kembali di MOJ, sepertinya saya akan senang dengan tipe kamar Urban Suite saja dan akan mempertimbangkan untuk menginap di sisi yang tidak menghadap ke arah Monumen Bundaran HI untuk memitigasi kebisingan jalan raya.
Mandarin Oriental Jakarta: Executive Club
Saya memang menginap di MOJ dengan memilih kamar yang dapat mengakses executive club. Executive club ini berada di lantai 21 dan di tiap-tiap harinya menyediakan tiga kali food presentation. Berikut adalah food presentation beserta waktu-waktunya:
- Makan Pagi: 06:00-10:30
- Afternoon Tea: 14:00-17:00
- Evening Cocktail: 18:00-20:00
Selain di tiga periode tersebut, para tamu dapat menikmati makanan ringan dan juga minuman-minuman seperti teh, kopi, jus buah segar, dan minuman soda seperti lazimnya sebuah executive club hotel lainnya.
Executive club ini terasa nyaman dan para karyawan yang bekerja di sini terasa ramah dan sangat polished. Beberapa kali kami memasuki club dan mendapati para karyawan dengan penuh senyum menyambut kedatangan kami dan tak lupa meng-address kami dengan nama. Di sebuah kesempatan kami juga sempat bertemu dengan Ibu Grace yang menjabat sebagai Club Manager dan cukup lama kami berbincang-bincang dengan beliau.
Di dalam club tersedia area khusus yang dipergunakan sebagai ruangan meeting dan juga terdapat maket masterplan untuk pengembangan brand Mandarin Oriental di masa depan yang rencananya akan berlokasi di Bali. Saya tentu saja sangat excited dengan berita ini dan berharap dapat segera terealisasikan.








Afternoon Tea
Kami menikmati Afternoon Tea di saat menunggu kamar Oriental Suite selesai dipersiapkan. Telah disediakan beberapa macam kudapan manis maupun gurih yang telah ditata rapi di sebuah konter.


Evening Cocktail
Food presentation di malam hari terasa sangat beragam dan substansial dengan adanya berbagai macam makanan lengkap dari pembuka hingga penutup. Saya sangat terkesan dengan sajian Evening Cocktail di club ini karena ragam makanannya yang variatif dan bagi saya ini dapat menggantikan makan malam.
Buffet makanan seperti charcuterie, salad bar, sup, sashimi, canapés, enam jenis hot dishes, roti manis maupun tawar, hingga buah-buahan dan juga cakes tersedia di saat Evening Cocktail. Tentu saja hidangan terasa lengkap dengan adanya minuman-minuman beralkohol.
Satu hal yang noteworthy adalah hidangan hot dishes yang disediakan di sini adalah makanan yang dibuat oleh restoran-restoran yang dimiliki oleh MO Jakarta. Lyon, Cinnamon, dan Li Feng masing-masing meramaikan ‘scene‘ makan malam ini.















Makan Pagi
Kami menyempatkan diri untuk mengunjungi club untuk terakhir kalinya di saat sarapan semata-mata hanya untuk melihat presentasi makanan di club. Kami sebelumnya telah makan pagi di venue utama yaitu Cinnamon yang saya ulas di bab berikutnya.
Sajian makan pagi di club tentunya lebih sederhana jika dibandingkan dengan di Cinnamon, namun keunggulan sarapan di club adalah situasi yang jauh lebih tenang dan juga periode waktu yang lebih lama. Sarapan di hotel ini sama-sama dimulai dari pukul 06:00 dan berakhir di pukul 10:00 apabila sarapan dinikmati di Cinnamon dan berakhir di pukul 10:30 apabila sarapan dinikmati di dalam club.
Sarapan di club disajikan secara kombinasi antara buffet dan juga pilihan menu a la carte. Berikut adalah dokumentasi hidangan makan pagi di club.











Mandarin Oriental Jakarta: Makan Pagi
Venue utama untuk makan pagi berada di lantai dasar yang berdekatan dengan meja resepsionis yang dinamakan Cinnamon. Dikarenakan saya menginap di hotel MOJ dengan memesannya melalui TRUVI maka kami memperoleh gratis sarapan untuk dua orang tiap-tiap harinya. Kami memilih untuk bersantap pagi di pukul 08:00 untuk menghindari keramaian namun rupanya hari Minggu pagi itu situasi di Cinnamon sudah terasa (sangat) ramai.
Tidak ada antrian saat hendak memasuki Cinnamon dan setelah petugas mengkonfirmasi eligibilitas kami, ia mempersilahkan kami masuk dan seorang host lainnya mencarikan kami meja yang berada di dekat area buffet utama. Satu hal yang kurang membuat saya nyaman adalah restoran ini terasa terlalu hangat yang mana penyejuk ruangan tidak cukup dingin.


Cinnamon berukuran relatif besar dengan dua area tempat duduk yang berada terpisah. Tempat duduk utama (pertama) berada di dekat area buffet dengan drop ceiling berplafon kayu yang terlihat nyaman, dan tempat duduk ‘kedua’ berada di dekat konter roti. Tempat duduk utama ini tentu saja lebih populer dibandingkan tempat duduk kedua sehingga bagi Anda yang ingin menikmati suasana lebih tenang dapat memilih area ini.




Sarapan disajikan sepenuhnya secara buffet dan konter-konter makanan ini spread apart satu sama lainnya sehingga tidak terlihat adanya antrian mengular saat hendak mengambil makanan. Ragam makanannya juga terasa variatif dan akan saya jelaskan semuanya di caption di masing-masing foto di bawah ini.






























Mandarin Oriental Jakarta: Pusat Kebugaran & Kolam Renang
Pusat kebugaran, spa, dan kolam renang terletak di lantai 5 dan lokasinya saling berdekatan.

Pusat Kebugaran
Pusat kebugaran di MOJ beroperasi dari pukul 06:00 dan tutup di pukul 22:00. Selain dibuka untuk tamu menginap, pusat kebugaran ini juga menawarkan keanggotaan untuk para tamu non-menginap lainnya. Pada saat saya menginap di bulan Mei silam, pusat kebugaran ini sedang dalam proses peremajaan diri dan seharusnya sudah selesai terenovasi sekarang-sekarang ini.
Gym ini dilengkapi dengan berbagai macam alat-alat olahraga yang variatif dan mumpuni untuk disebut sebagai sebuah gym yang proper.








Kolam Renang
Kolam renang di hotel ini berbentuk sebuah outdoor pool dan beroperasi dari pukul 07:00 hingga 21:00. Hanya tersedia satu kolam renang dengan tali mengapung yang membedakan antara kolam yang lebih dalam dengan kolam yang lebih rendah.








Mandarin Oriental Jakarta: MO Bar
Keuntungan lain yang kami nikmati saat menginap adalah pemberian welcome drinks yang dapat dinikmati di MO Bar ataupun dengan memesan melalui in-room dining. Kami menyempatkan untuk mengunjungi MO Bar di sebuah kesempatan di sore hari. MO Bar hanya beroperasi mulai pukul 17:00 dan tutup di pukul 01:00 dini hari.






Penutup
Mandarin Oriental Jakarta adalah salah satu hotel mewah yang terbilang legendaris di ibu kota kita. Lokasinya berada di sekeliling Monumen Bundaran HI dan saling bertetangga dengan Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, Grand Hyatt Jakarta, dan juga Pullman Jakarta Indonesia Thamrin CBD.
Dikarenakan saya tidak memiliki tier elit di keanggotaan Mandarin Oriental yang disebut Fans of MO maka saya memesan kamar melalui agen travel advisor khusus untuk menyiasatinya. Saya memesan melalui TRUVI dan memperoleh sebuah set keuntungan yang tentunya membuat pengalaman menginap kemarin menjadi lebih menyenangkan dan hemat.
Hal ini merupakan sebuah travel hack penting bagi Anda yang ingin menginap di hotel-hotel premium dan mewah namun tidak memiliki tier elit maupun untuk memastikan uang yang Anda keluarkan untuk menginap goes a long way!

Menurut saya, berikut adalah kelebihan dan kekurangan hotel ini murni berdasarkan pengalaman saya kala itu:
(+) Hotel yang menjadi bagian dalam sejarah, salah satu hotel tertua di Jakarta maupun Indonesia yang diresmikan di tahun 1979
(+) Lokasi yang ikonik di dekat Monumen Bundaran HI dan juga strategis di Jakarta Pusat
(+) Servis yang terasa polished dan ramah
(+) Hotel ini menawarkan rate yang disebut Fan Club yang menawarkan banyak keuntungan-keuntungan penting semacam gratis sarapan untuk dua orang dan upgrade kamar yang hanya dapat dipesan melalui travel advisor pilihan Anda
(+) Executive club di hotel ini menawarkan tiga food presentations tiap-tiap harinya dengan ragam makanan yang variatif yang juga berkualitas
(-) Kamar tidak kedap suara sehingga akan mengganggu saat tidur bagi para tamu yang peka dengan suara bising
(-) Sudah waktunya untuk peremajaan agar dapat lebih bersaing dengan hotel-hotel mewah lainnya

Menurut saya untuk dapat menginap di sebuah hotel legendaris seperti Mandarin Oriental Jakarta adalah sebuah privilige tersendiri dan saya tidak ragu untuk kembali menginap di sini. Pun begitu, saya akan meminta kamar yang lebih tenang dan sepertinya tipe kamar Urban Suite akan menjadi kamar pilihan saya dibandingkan tipe kamar Oriental Suite.
Bagi Anda yang tertarik untuk ikut merasakan pengalaman saya saat menginap di hotel ini, silahkan menuju ke story highlight akun Instagram saya di tautan ini.