Perjalanan saya di benua Eropa di sekitaran bulan November dan Desember 2023 selain membawa saya ke kota Vienna juga berhasil membawa saya ke destinasi baru di kota Lyon, Perancis.
Sungguh beruntungnya saya dapat merasakan segala travel experiences ini. Selama di Lyon, saya menginap di InterContinental Lyon – Hotel Dieu yang tak kalah bersejarahnya dengan hotel Park Hyatt Vienna yang saya ulas sebelum ini.
Boleh dibilang hotel ini jauh lebih bersejarah daripada hotel sebelumnya, karena sejarah situs tempat hotel ini dibangun dapat ditarik ke belakang setidaknya dari 800 tahun yang lalu (!).
Bangunan komplek hotel ini sendiri juga adalah salah satu bangunan ikon kota Lyon. Satu hal yang mungkin Anda perlu tahu sebelum menginap di hotel ini adalah sebelum akhirnya beralih fungsi menjadi sebuah hotel InterContinental, gedung ini sebelumnya adalah rumah sakit.
This usually gives the ‘ick’ for some people tetapi saya tidak bermasalah dengan fakta ini.
Di dalam post ini:
InterContinental Lyon – Hotel Dieu: Pemesanan
Untuk menginap kali ini, pemesanan kamar tidak menggunakan keanggotaan IHG atas nama saya melainkan menggunakan keanggotaan IHG Diamond Ambassador milik teman saya yang juga berwisata dengan saya selama di Eropa. Kami berdua memiliki jenis keanggotaan yang sama.
Ia memesan kamar tipe 1 King Premium River View dengan menggunakan rate complimentary weekend night yang ia dapatkan dari keanggotaan InterContinental Ambassador.
Kebetulan complimentary weekend night telah saya pakai untuk menginap di hotel InterContinental Jakarta Pondok Indah di awal bulan November 2023 yang mana juga sempat saya ulas sebelumnya.
Harap dipahami bahwa tipe kamar yang dipesan ini bukanlah tipe kamar terendah yang dimiliki oleh InterContinental Lyon – Hotel Dieu, kami sengaja memilih untuk memesan tipe kamar ini dengan harapan untuk mendapatkan upgrade ke tipe kamar 1 King Junior Suite River View yang merupakan upgrade 1 tingkat.
Keanggotaan InterContinental Ambassador sendiri menjamin upgrade 1 tingkat sehingga setidaknya kita tidak tebak-tebak buah manggis. ๐
InterContinental Lyon – Hotel Dieu: Check-In
Kami mendarat di bandara LyonโSaint Exupรฉry (LYS) di siang hari dan memilih untuk memanggil taksi untuk membawa kami menuju hotel. Sopir taksi kami sangatlah ramah dan sepanjang perjalanan banyak bercerita mengenai kota Lyon dan juga memuji-muji hotel InterContinental Lyon ini yang sarat oleh nilai-nilai sejarah, lokasinya yang strategis, dan keindahan hotelnya.
Perjalanan menuju ke pusat kota ini melewati countryside yang terlihat charming sehingga yang walaupun jaraknya tidaklah dekat namun terasa lumayan singkat. Pada akhirnya, kami sampai juga di hotel sekitar pukul 15:00.
Suasana natal terasa dengan adanya 2 patung Nutcrackers besar yang dipajang di masing-masing sisi pintu utama memasuki hotel.
Melihat kedatangan kami dengan banyak koper, para doormen mengeluarkan troli dan dengan sigap membantu mengamankan barang bagasi kami. Kami dipersilahkan untuk memasuki area Reception yang berada di sisi kiri dari pintu masuk utama.
Kami segera ditangani oleh karyawan yang bertugas kala itu, sambil mengkonfirmasi reservasi yang telah dibuat ia meminta maaf karena masih memerlukan sedikit waktu lebih lama untuk mempersiapkan kamar.
Dikarenakan waktu kedatangan kami adalah periode jam check-in reguler maka jelas kami berharap bisa segera memasuki kamar dan tidak menunggu-nunggu lagi. Karyawan tersebut menerbitkan 2 voucher minuman yang dapat ditebuskan di Le Dรดme Bar sebagai permohonan maaf. A nice gesture!
Le Dรดme Bar sendiri adalah salah satu dari highlight hotel ini sehingga kami merasa cukuplah fair apabila harus menunggu di bar yang katanya sangat cantik tersebut.
Kami diantar menuju elevator dan dibawa menuju ke lantai 1. Untuk diingat, lobi berada di lantai 0 (lantai dasar).
Wah, rupanya tidak salah jika Le Dรดme Bar mendapatkan julukan sebagai salah satu bar tercantik di dunia! Harus diakui, venue yang dipakai sangatlah indah. (Untuk ulasan lebih lanjut mengenai bar ini dapat dibaca di bagian bawah.)
Kami menggunakan 2 voucher ini untuk 2 botol kecil minuman jus buah dari Alain Milliat yang merupakan merek favorit saya yang memang merupakan produk asal Perancis.
Rupa-rupanya mereka memerlukan waktu yang relatif lama untuk mempersiapkan kamar, maka saya mempergunakan waktu itu untuk kembali ke lantai 0 dan mulai berkeliling di sekitaran sana.
Gedung Hotel Dieu ini adalah sebuah komplek besar yang berisikan hotel InterContinental, berbagai macam rumah makan, dan juga komplek pertokoan. Tidaklah susah untuk menghabiskan waktu di area komplek ini.
Berada persis di dekat pintu masuk utama hotel terdapat pohon natal besar yang dihias sangat meriah dan dikelilingi beberapa toko-toko pop up seperti christmas market kecil-kecilan. Menarik juga!
Selain itu kami juga menyempatkan untuk pergi ke meja Concierge untuk meminta bantuan reservasi rumah makan kategori bouchon mana saja. Lyon dikenal sebagai pusat gastronomi di negara Perancis sehingga tidaklah salah jika menyempatkan untuk menikmati makanan khas Lyon yang sangat spesifik.
Sedikit travel tip: Jika bepergian ke Lyon, sempatkan untuk bersantap di rumah makan yang masuk dalam kategori Bouchon. Bouchon adalah bagian penting dari Lyon dan tidak ada bandingannya di mana pun di dunia. Bouchon telah ada berabad-abad dan merupakan pilar asli sejarah dan menjadi bagian integral dari warisan budaya Lyon. Bouchon sangat penting bagi perekonomian kota.
Singkatnya, bouchon adalah restoran tempat orang menikmati masakan khas Lyon dan hanya segelintir rumah makan yang dapat masuk di jajaran prestisius sebuah bouchon.
InterContinental Lyon – Hotel Dieu: 1 King Junior Suite River View
Tidak berselang lama kami diinformasikan bahwa kamar telah selesai dipersiapkan. Kami segera bergegas menuju kamar di lantai 2.
Saya memasuki kamar tanpa memiliki ekspektasi apa-apa bahkan tidak pernah berusaha untuk melihat foto penampakan kamar baik dari apps ataupun website, sehingga saat mengetahui bentuk kamarnya berupa sebuah duplex suite 2 lantai tentu saja cukup mengagetkan saya.
Ekspektasi saya adalah junior suite reguler dan tidak berloteng seperti ini. Pleasantly surprised!
Hal pertama yang saya perhatikan adalah jendela kamar berukuran jumbo yang menyambung dari lantai 1 hingga ke lantai 2. Jendela sebesar itu tentunya juga diimbangi dengan korden yang lebih besar lagi, di dalam hati saya berpikir berapa meter kain dibutuhkan dan kira-kira dicuci setiap berapa lama sekali ya? ๐
Tersedia sofa untuk 2 orang yang rupanya dapat beralih fungsi sebagai sofa bed lengkap dengan televisi, meja kerja, area mini bar, dan lemari-lemari pakaian.
Tidak disediakan welcome amenity khusus ataupun welcome letter selama menginap di hotel ini, hanya tersedia 2 botol air minum (still dan sparkling) dalam kemasan kaca dan sebuah coklat batang berukuran sedang yang sepertinya adalah welcome amenity standar yang diberikan untuk semua tamu menginap.
Kamar Junior suite ini berukuran antara 45-55m2 dan didisain moderen.
Menurut saya terlalu modern dan kurang jiwa old world luxury jika dibandingkan dengan bentuk bangunan yang secantik itu. Semua orang tentu punya preferensi masing-masing ya, dan saya tahu pasti ada banyak orang yang akan lebih memilih hotel dengan interior moderen seperti ini daripada hotel-hotel dengan disain klasik yang tendensi terasa ‘tua’.
Living area diplot di lantai atas dan kamar tidur beserta kamar mandi berada di lantai bawahnya yang menandakan beberapa koper kami yang berukuran besar-besar dan juga berat juga harus dibawa turun ke bawah. Wah, cukup melelahkan juga naik turun dengan koper-koper berat ini. ๐
Kamar tidur dilengkapi dengan ranjang berukuran king dengan headboard terlapis kulit berukuran besar yang tentunya dipilih agar dapat mengimbangi tingginya plafon. Terdapat kursi panjang yang diposisikan di kaki kasur.
Selain lemari-lemari di lantai atas juga terdapat 1 set lemari yang mengambil tempat di bagian bawah anak tangga.
Saya menyukai ranjang ini karena diposisikan melihat pemandangan sungai Rhรดne yang mengalir di negara Perancis dan Switzerland dan juga merupakan salah satu sungai penting di Eropa.
Kamar mandi kalau saya boleh nilai dengan jujur terlihat cukup standar dan sepertinya kurang nyambung dengan hotel InterContinental Lyon yang notabene adalah hotel termewah (dan termahal) di kota Lyon. Kamar mandi ini dilengkapi oleh double vanity, bathtub, ruang shower, dan ruang kloset.
Toiletries yang digunakan juga telah mengadopsi toiletries standar hotel InterContinental sedunia yaitu dari Byredo dengan wewangian Bal d’Afrique dalam ukuran bulk.
InterContinental Lyon – Hotel Dieu: Makan Pagi
Hal yang saya tunggu-tunggu saat menginap di hotel-hotel mewah adalah saat sarapan.
Salah satu benefit menjadi anggota Diamond IHG adalah gratis sarapan untuk 2 orang. Sarapan sendiri mengambil venue bernama Epona yang berada di lantai dasar.
Lokasi Epona sendiri berada di sayap yang sama dengan meja Concierge. Sarapan di mulai pukul 06:30 dan berakhir di pukul 10:30 (Senin-Jumat) dan di pukul 11:00 (Sabtu dan Minggu).
Seorang host membantu mencarikan meja untuk kami. Tentu saja kami berharap agar dapat mendapatkan meja yang berada bersebelahan dengan jendela dan beruntungnya kami selama 2 kali sarapan selalu mendapat meja di area yang sama.
Venue Epona berbentuk memanjang dengan lebar ruangan yang cukup sempit. Secara luas ruangan, Epona tidaklah berukuran besar dan penataan ruangannya juga terasa agak cramped. Terlepas dari itu, ruangan ini sangatlah cerah dengan berlimpah cahaya alami dari jendela-jendela besar sepanjang venue.
Makanan disajikan secara buffet dan macam makanannya bisa dibilang tidak terlalu variatif. Makanan ditata rapi menjadi 2 area yang berdekatan.
Di area pertama terdapat meja ditata dengan makanan hot dish pada umumnya seperti sosis, bacon, kentang panggang, hash brown, orak-arik telur disambung dengan sup squash, jamur sautรฉed dan berbagai macam saus condiments dalam kemasan individual.
Di sisi sebaliknya di meja yang sama terdapat 2 macam sereal, muesli, beberapa macam kacang, buah-buahan kering dengan 2 dispenser susu (susu sapi dan santan), dan juga beberapa macam roti seperti: wafel, pink praline, cake coklat, cake wortel, dan juga cake poppy seeds.
Salah satu macam roti yang menarik perhatian saya adalah Pink Praline (La Praline Rose) yang merupakan makanan khas Lyon. Pink Praline ini dapat dinikmati sebagai permen ataupun dengan dicampurkan ke resep-resep makanan lainnya.
Di Epona, Pink Praline ini disajikan dalam bentuk roti brioche yang dicampur dengan praline, kacang hazelnut, almond dan disiram gula cair. Secara visual, brioche berwarna merah muda ini terlihat sangat cantik dan rasanya juga tak kalah enak dengan penampilannya!
Di area pertama juga terdapat meja yang lain yang berisikan croissants, roti baget, berbagai macam roti tawar lainnya. Mereka juga menyediakan 1 meja kecil khusus untuk roti-roti bebas gluten.
Di area kedua terdapat beberapa macam buah potong, buah-buahan utuh, dan disambung dengan salad bar.
Sisi sebaliknya terdapat pancake, crepes, beberapa macam keju dan juga 2 jenis dipping untuk roti yang juga merupakan khas Lyon yang dinamakan Cervelle des Canuts dan Fromage Blanc.
Masih di area kedua di meja lain terdapat area jus buah, yogurt, air minum (still dan sparkling) dan juga koktil buah-buahan segar. Menyambung di daerah itu terdapat area cold dish dengan olahan daging-daging dan juga salmon asap. Terdapat juga telur rebus dan madu yang masih langsung dari honeycomb nya.
Di meja lain terdapat seorang karyawan yang siap membuat crepes langsung di tempat.
Saya menikmati waktu sarapan ini dan merasa makanan yang disajikan cukup enak walapun pilihannya cukup minimal. Sarapan dengan venue yang nyaman dengan pemandangan kota dan bincang-bincang santai tentunya hal yang sangat menyenangkan ya.
InterContinental Lyon – Hotel Dieu: Pusat Kebugaran & Spa
Pusat kebugaran dan Spa berada di lantai dasar dan kalau saya bilang, lokasinya lumayan susah dicarinya karena agak terpisah dari komplek hotel (setidaknya bagi saya terasanya begitu). Seperti kebanyakan pusat kebugaran milik hotel, ia juga buka 24 jam dan untuk mengaksesnya menggunakan kunci kamar.
Ukuran ruangan cukup lega dengan alat-alat kesehatan dari pabrikan TechnoGym. Perlengkapan yang disediakan tidaklah yang terlalu komplit namun untuk sebuah gym hotel bisa dibilang cukup lengkap.
Hotel ini juga mempunyai fasilitas spa yang dinamakan Cinq Mondes Spa yang menyambung dengan fasilitas pusat kebugaran. Mereka memiliki ruangan sauna, hammam, dan sauna infra merah pribadi. Saya sendiri tidak mengeksplor ruangan-ruangan ini, hanya melihat di area umumnya saja.
InterContinental Lyon – Hotel Dieu: Le Dรดme Bar
Le Dรดme Bar merupakan salah satu highlight terbesar dari hotel InterContinental Lyon – Hotel Dieu, di mana bar ini benar-benar menjadi sebuah tempat bertemunya orang lokal dengan para wisatawan internasional.
Sempat saya sebut sekilas di atas, pada saat check-in dikarenakan kamar belum tersedia maka kami diberikan voucher minuman yang dapat dinikmati di bar ini.
Arsitektur dari ruangan ini jelas sangatlah cantik, bar ini dahulunya difungsikan sebagai sebuah kapel sehingga memiliki kubah dengan ketinggian 32 meter yang tentunya sangat megah. Bangunan ini didisain oleh Jacques-Germain Soufflot, orang yang sama yang mendisain Pantheon di kota Paris.
Untuk makan mereka menyajikan campuran makanan yang tak melulu makanan lokal khas Lyon namun juga dengan hidangan internasional. Bar ini juga terkenal untuk afternoon tea yang dikurasi oleh pastry chef Vincent Thomassin.
Disain interior yang dipilih juga terlihat moderen, bersih, dan dapat mengimbangi keindahan gedung tanpa terlihat too much. Di sisi meja bar juga terlihat megah dengan alabaster yang disorot lampu dari bagian dalamnya, alabaster yang dipilih adalah dominan warna putih bersih dengan semburat warna kuning keemasan membuat sisi bar tersebut terlihat menarik.
Penutup
Perjalanan di Eropa kali ini membawa saya masuk ke kota-kota yang baru pertama kalinya saya kunjungi, kali ini adalah kota Lyon di Perancis. Lyon yang merupakan ibukota gastronomi-nya negara Perancis tentunya memiliki daya tarik tertentu bagi para wisatawan asing yang menyukai makanan, tak terkecuali saya tentu saja!
Selama di Lyon, kami menginap di InterContinental Lyon – Hotel Dieu yang menempati sebuah gedung bersejarah yang juga merupakan salah satu ikon dari kota ini.
Pengalaman menginap saya bisa dibilang sangat positif dan mengesankan, tidak ada kejadian yang kurang mengenakkan atau hal negatif lainnya. Namun untuk lebih berimbang, maka berikut beberapa kelebihan dan kekurangan dari hotel ini yang tentu saja dari sudut pandang saya ya.
(+) Salah satu hotel termewah di kota Lyon yang asyiknya tergabung dengan salah satu program jaringan hotel dunia, yaitu: IHG One Rewards. Sehingga Anda dapat menggunakan poin apabila tidak berkenan membayar dengan uang tunai
(+) Menempati gedung yang sarat dengan nilai sejarah tinggi yang bahkan bisa ditarik ke belakang hingga lebih dari 800 tahun. Gedung ini juga merupakan sebuah kompleks pertokoan dan makanan sehingga sangatlah convenient
(+) Lokasi hotel yang sangat strategis yaitu terletak di pusat kota Lyon dan sebagian kamar memiliki pemandangan sungai Rhรดne yang tak kalah bersejarahnya.
(+) Le Dรดme Bar yang dimiliki oleh hotel ini sangatlah cantik dan menjadi daya tarik sendiri bagi para penduduk lokal Lyon ataupun wisatawan mancanegara yang berkunjung ke kota ini
(+) Sarapan berkualitas walaupun spread nya tidak terlalu banyak
(-) Tidak memiliki kolam renang, yang sebenarnya tidak menjadi masalah buat saya sama sekali, namun tentunya akan berpotensi menjadi masalah bagi mereka yang mengira bahwa hotel berbintang 5 ini pasti memiliki kolam renang
(-) Disain kamar dan kamar mandi menurut saya terlalu ‘biasa’
(-) Bangunan ini bekas rumah sakit, yang mungkin bisa membuat sebagian orang kurang nyaman untuk menginap di sini
(-) Tidak ada welcome letter dan welcome amenity khusus buat anggota elitnya
Keren ulasannya pak Paulo. Detail dan komplet sekali. Pembaca seolah bisa membayangkan langsung berada di hotel tsb. Bahasanya runut dan terstruktur serta foto2nya ciamik. Ulasan2 seperti ini lah yang harusnya lebih banyak dapat apresiasi dan tidak minim comment. Daripada membaca ratusan komen komplain kartu JCB Ultimate, ulasan seperti ini seperti oase. Bravo pak Paulo dan tim Pinterpoin.
Devandra,
Wow, you just made my day! Terimakasih apresiasinya! ๐ Moga-moga pembaca lainnya juga bisa dapat merasakan hal yang sama ya.. Itu tujuan saya untuk menulis review-review hotel ini.. PinterPoin selain mengulas tentang poin kartu kredit dan penerbangan, juga mengulas tentang program loyalti hotel yang tentunya dengan adanya ulasan hotel bisa dipakai untuk mengeset ekspektasi bagi para pemilik status elit di jaringan-jaringan hotel tertentu saat menginap di hotel-hotel terulas ini. Saya sendiri juga terasa sedang re-living moment menginap dan menjadikan pengalaman menulis ini sebagai jurnal travel pribadi saya. Again, terimakasih apresiasinya! This means a lot.
Helooo, utk bermalam di eropa member intercon group lebih direkom ya dibanding accorplus? atau ada jenis member lain yg lebih direkom? mohon infonya yaaaa
Hi! semuanya tergantung dari ketersediaan pilihan hotel dan budget sih ya.. Kalau misalkan konteksnya di Perancis, pilihan hotel Accor jauh lebih banyak dari yang murah sampai mahal jadi.. Dan lagi, semuanya juga mengacu pada benefit-benefit yang diberikan sesuai status elit yang kita miliki.