Ulasan hotel kali ini membawa saya berkunjung ke pulau Bintan di provinsi Riau. Ini adalah kunjungan pertama saya ke Bintan dan saya berkesempatan untuk menginap di Hotel Indigo Bintan Lagoi Beach dan Holiday Inn Resort Bintan Lagoi Beach masing-masing selama satu malam.
Hotel Indigo dan Holiday Inn Resort adalah 2 brand hotel yang berada di dalam naungan program loyalti IHG One Rewards. Hotel Indigo masuk ke dalam kategori Luxury & Lifestyle Collection sedangkan Holiday Inn Resort masuk ke dalam kategori Essentials Collection.
Kunjungan ke Bintan ini bukanlah semata-mata kunjungan wisata biasanya namun juga merupakan undangan dari pihak hotel. Tentu saja saya yang awam mengenai aspek wisata ke pulau Bintan dibuat excited akan possibility untuk dapat berkunjung ke pulau ini.
Pulau Bintan memang adalah salah satu tujuan wisata ‘wajib’ bagi penduduk maupun ekspatriat yang berdomisili di Singapura karena letaknya yang sangat dekat dengan negara ini dan kemudahan untuk mencapainya.

Di dalam post ini:
Pendahuluan
Tak lama setelah ulasan Hotel Indigo Bali Seminyak Beach ditayangkan di awal bulan Maret 2025 dan mendapatkan reaksi positif, saya berkorespondensi lagi dengan pihak Hotel Indigo Bali dan diinfokan bahwa both Hotel Indigo Bintan Lagoi Beach (Indigo Bintan) dan Holiday Inn Resort Bintan Lagoi Beach (Holiday Inn Resort Bintan) juga ingin mengundang PinterPoin untuk berkunjung ke hotel-hotel mereka.
Kedua hotel ini adalah sister hotels yang berada saling bersebelahan satu sama lainnya di kawasan Pariwisata Lagoi. Indigo Bintan sudah beroperasi terlebih dahulu di tanggal 23 Oktober 2024 dan Holiday Inn Resort Bintan sendiri baru beroperasi di tanggal 18 Februari 2025.
Pihak hotel melalui Ms. Marchelin selaku Cluster Marketing Coordinator, Sales & Marketing dengan sangat cekatan, hands-on, ramah, dan mampu memberikan solusi atas semua pertanyaan saya memastikan bahwa kami tidak perlu dipusingkan akan segala bentuk transportasi maupun aspek-aspek akomodasi lainnya. Saya dibuat sangat terkesan dengan cara kerja beliau dari perencanaan awal hingga saat menginap maupun selesai menginap.



Nah, pertanyaan terbesar di benak saya adalah bagaimana cara termudah untuk bepergian ke Bintan dari Bali maupun teman saya yang akan menemani dari Jakarta. Sungguh miris walaupun Bintan adalah wisata domestik namun transportasi yang kami nilai paling mudah rupanya harus melibatkan terbang melalui negara Singapura. Bahkan lebih murah dibandingkan jika harus terbang domestik menuju ke Bandara Raja Haji Fisabilillah Tanjung Pinang (TNJ).
Saya jelaskan secara singkat mengenai aspek-aspek transportasi menuju ke Bintan via Singapura yang mungkin berguna bagi Anda yang sama awamnya dengan saya sebelum ini.
Kami memutuskan untuk masing-masing terbang dari kota asal menuju ke Singapura dengan maskapai Singapore Airlines dan bertemu di bandara Changi. Selepas itu kami memanggil taksi online dan langsung menuju ke Tanah Merah Ferry Terminal yang berada tak jauh dari bandara.

Setibanya di terminal feri kami segera beranjak ke konter Bintan Resort Ferries untuk melakukan proses check-in dan tak lama sesudahnya kami diberi boarding pass sederhana berupa kertas tercetak dan berlanjut dengan proses imigrasi.



Kapal feri berlayar tepat waktu di pukul 14:00 dan perjalanan menuju ke Bandar Bintan Telani Ferry Terminal ditempuh selama kurang lebih satu jam. Kami sudah sampai di Bintan pukul 14:10 dikarenakan perbedaan waktu di Bintan yang mana satu jam lebih lambat jika dibandingkan dengan waktu di Singapura.




Kami bergegas keluar dari kapal feri dan segera menyelesaikan proses imigrasi dan cek bagasi. Imigrasi berlangsung cepat bagi kami berdua yang merupakan WNI karena mendapatkan prioritas untuk imigrasi lebih dahulu. Sangat merasa beruntung menjadi WNI saat itu dikarenakan kapal penuh dengan turis asing baik warga negara Singapura maupun ekspatriat lainnya.
Seusai imigrasi dan cek bagasi, kami berjalan ke area kedatangan dan menghampiri ruang tunggu khusus yang dimiliki oleh Hotel Indigo dan Holiday Inn Resort Bintan. Kami menginformasikan detil nama kami kepada petugas yang bekerja saat itu dan petugas segera mengatur private transport untuk segera mengantar kami ke hotel.



Kami bersantai sejenak dan tak lama kemudian mobil telah siap membawa kami berdua menuju ke hotel. Perjalanan menuju hotel hanya ditempuh selama kurang lebih 7 menit saja dari terminal feri. Melewati jalanan yang tidak ada kemacetan, bersih, teratur, dan deretan pepohonan yang terlihat perfectly manicured.



Untuk informasi tambahan saja, jika Anda memutuskan untuk terbang menuju ke TNJ maka untuk mencapai kawasan pariwisata Lagoi diperlukan perjalanan darat tambahan sekitar kurang lebih 1.5 jam. Inilah mengapa kami lebih memilih untuk terbang melalui Singapura dan naik kapal feri saja daripada terbang dengan transit menuju TNJ ditambah dengan long commute semata-mata untuk mencapai hotel.
Hotel Indigo Bintan Lagoi Beach: Check-In
Kami tiba di Indigo Bintan disambut dengan cuaca yang cerah dan bersahabat, sangat berbeda dengan cuaca di Denpasar maupun Singapura yang hari itu sedang hujan maupun berawan gelap. Kami dibawa masuk menuju ke area Indigo Bintan dengan melewati jalanan yang di antara pepohonan tinggi ke area drop-off yang terlihat dramatis dan eksklusif.


Area drop-off terasa megah dan ‘wah’ dengan struktur kayu-kayu besar dengan finishing warna natural dan karya seni center piece berbentuk layar dengan warna senada. Struktur kayu unik ini berada di tengah-tengah kolam reflektif yang memberinya ilusi seperti terapung layaknya rumah-rumah nelayan khas Bintan yang disebut ‘Kelong’.
Ms. Marchelin telah menunggu kami di area lobi dan menyambut kedatangan kami dengan sangat hangat. Kami diberi secangkir kecil welcome drink dan juga handuk dingin, sejenak kami berbincang-bincang sambil proses registrasi berlangsung.



Beliau menjelaskan bahwa hotel moderen dengan konsep lifestyle dan mewah ini banyak mengadopsi sejarah maritim dari kepulauan Riau. Tak melulu moderen namun juga kental dengan elemen disain tradisional yang tersurat di area lobi seperti: disain atap yang terinspirasi dari rumah terapung Kelong, tali-temali sekeliling lobi terinspirasi dari kapal kolonial, dan juga peta kepulauan Riau yang terpampang di bagian lantai.



Beberapa bangku dan meja kecil berwarna hijau dan kuning menyimbolkan Kesultanan Riau-Lingga dipadukan dengan kayu berwarna natural terlihat kontras dengan kolam reflektif infinity yang menyambung ke pemandangan pantai Lagoi yang bergradasi warna biru.


Berada persis di sebelah lobi adalah ME Space yang juga difungsikan sebagai tempat untuk menunggu apabila terjadi antrian saat check-in. ME Space ini merupakan sebuah ruangan tertutup berpendingin yang digunakan untuk ajang bersosialisasi dengan tamu hotel lainnya. Fasilitas ini dilengkapi dengan beberapa meja dan kursi untuk bersantai, sebuah komputer, dan juga board games.



Meeting room berada menyambung dengan ME Space dan merupakan satu-satunya ruangan rapat yang dimiliki oleh Indigo Bintan. Hotel ini tidak memiliki convention hall ataupun banyak meeting room lainnya, untuk keperluan ini semuanya disentralkan ke Holiday Inn Resort Bintan.


Hotel Indigo Bintan Lagoi Beach: One Bedroom Suite Ocean View
Resepsionis mengabarkan kamar kami telah selesai dipersiapkan dan kami diantar menuju ke kamar kami yang berada di gedung nomor 2. Bergegaslah kami menuju ke arah elevator di sisi samping gedung dan turun menuju lantai dasar.


Sebuah buggy telah siap mengantar kami menuju gedung nomor 2 yang letaknya tidaklah jauh dari tempat diparkirnya buggy ini. Satu hal yang membuat saya kagum dengan hotel ini adalah semua kamar yang dimilikinya memiliki pemandangan ke arah laut.

Total 120 kamar yang tersebar ke beberapa gedung ini memiliki pemandangan yang sama dan mereka menyiasatinya dengan menempatkan gedung paling rendah berada di lokasi terdekat dengan bibir pantai dan gedung terjauh dibuat lebih tinggi menggantung di atas pilar-pilar besar. Tentu saja ini masih satu konsep dengan pengadopsian rumah Kelong yang merupakan rumah nelayan yang ‘terapung’ di atas permukaan laut.



Kami di-assign kamar nomor 210 yang berada di lantai dasar. Gedung nomor 2 yang kami tempati ini hanya memiliki total 2 lantai saja.




Kamar 210 adalah kamar dengan tipe One Bedroom Suite Ocean View yang berukuran 102 meter persegi. Ini bukanlah tipe suite standar yang dimiliki oleh Indigo Bintan, ia memiliki entry level suite yang dinamakan One King Suite Ocean View yang berbentuk junior suite. Jika saya berbincang dengan pihak hotel, anggota tier Diamond di IHG One Rewards berkesempatan untuk mendapatkan upgrade ke tipe kamar yang saya tempati ini dengan catatan kamar tersebut tersedia pada saat check-in. Semoga beruntung!
Suite ini memiliki kamar tidur yang terpisah dengan ruang tamu maupun meja makan sehingga menjadikannya sebuah tipe kamar yang ideal untuk menerima tamu. Powder room juga disediakan untuk melengkapi living area.


Bintan tengah panas-panasnya saat itu dan beruntung sekali kamar yang saya tempati ini memiliki pendingin ruangan yang sempurna! Hotel lifestyle yang design forward ini didominasi dengan warna putih dan permainan warna kuning di beberapa sisi tembok yang membuatnya hangat dan nyaman.
Ruang tamu dilengkapi dengan sofa berukuran besar yang juga merangkap sebagai sebuah day bed. Jendela kaca floor-to-ceiling membuat ruangan terlihat makin cerah dan kolam renang maupun pantai bisa langsung terlihat saat duduk bersantai di sofa. Kamar ini dipenuhi hiasan pernak-pernik dan furnishing nuansa maritim khas kepulauan Riau.




Menunggu di meja makan adalah welcome amenity berupa cemilan manis dan juga semangkuk buah-buahan segar beserta sebuah welcome letter.

Mini bar dengan sebuah mesin kopi kapsul, teh celup dari TWG, poci dan cangkirnya, air minum botol kaca, bucket es batu, dan pelengkap lainnya ditata di atas meja. Lemari di bawahnya dipergunakan untuk menampung kulkas model showcase yang dipadati dengan berbagai macam minuman berbayar. Cemilan-cemilan ringan tersedia juga sebagai bagian dari mini bar berbayar.




Kamar tidur didisain unik dengan sebuah bath tub yang diletakkan di sudut ruangan kamar tidur dan tidak menjadi satu dengan kamar mandi utama. Ranjang diletakkan di tengah-tengah ruangan sehingga para tamu saat tidur dimudahkan saat hendak mengakses kamar mandi. Di ujung kaki ranjang juga terdapat sofa kecil untuk 2 orang lengkap dengan meja kecil dan sebuah kursi tunggal.




Kamar tidur juga memiliki jendela dengan kaca floor-to-ceiling yang juga merangkap pintu geser menuju ke balkoni. Balkoni memanjang ini dilengkapi dengan beberapa kursi sofa dan juga jemuran pakaian.




Kamar mandi berukuran besar dengan double vanities, meja rias, lemari pakaian lengkap dengan luggage rack-nya, ruangan kloset, dan juga ruangan shower. Kamar mandi terasa fungsional dan terlihat terdisain dengan apik.


Dua lemari pakaian terbuka tanpa pintu mengapit luggage rack di tengah-tengah. Bath robe dari bahan katun berwarna oranye dan biru, alat setrika beserta mejanya, slippers, timbangan badan dan perlengkapan lainnya ditata di kedua sisi lemari pakaian.
Bath robe model Yukata batik ini merupakan karya seniman dari Bali yang memadukan elemen ‘gong-gong’ dan ‘dugong’. Gong-gong adalah kuliner siput khas Riau dan dugong adalah ikan duyung (sapi laut) yang hampir punah. Bath robe ini juga dijual dan hasil penjualannya akan membantu pelestarian dugong beserta habitat rumput laut.

Safe deposit box berada di atas permukaan luggage rack yang sayangnya mengganggu fungsi dari rak koper ini karena memakan separuh permukaan rak tersebut. Alangkah baiknya peletakan safe deposit box diubah ke tempat lain agar 2 koper dapat ditata ke rak tersebut. A minor design flaw.



Di sisi seberang lemari pakaian adalah double vanities yang menyambung dengan meja rias. Toiletries yang dipergunakan oleh Indigo Bintan adalah dari Sensatia Botanicals dalam kemasan bulk.



Ruangan shower menggunakan 2 mode pancuran yaitu mode air hujan dan mode hand-held tergantung dengan tekanan air yang tergolong standar. Ruangan kloset berada dibalik ruangan shower dan terpisahkan oleh partisi kaca.



Di malam hari sebelum menikmati makan malam di Sugarbeats, saya iseng menghubungi hotel melalui WhatsApp untuk menanyakan apakah Indigo Bintan memiliki fasilitas turn down service. Rupanya memang ada sehingga kami mengatur waktu agar petugas housekeeping dapat masuk ke kamar di saat kami keluar bersantap malam.
Selesai makan malam kami mendapati kamar telah usai mendapat turn down service dengan pencahayaan kamar yang diredupkan, korden ditutup rapat, selimut dibuka dengan masing-masing sebotol air minum dan slippers ditaruh di meja samping kasur.



Hotel Indigo Bintan Lagoi Beach: SugarBEATS
Undangan menginap yang kami terima adalah juga untuk menikmati hidangan secara full board sehingga usai menyelesaikan dokumentasi berbagai fasilitas hotel kami pergunakan untuk bersantai di salah satu kolam renang yang berada dalam komplek SugarBEATS.
SugarBEATS adalah sebuah komplek rumah makan yang didalamnya terdapat 3 venue, yaitu: Ocean Kitchen, Tiki Bar, dan Stix Satay Bar. Jika tidak dijelaskan oleh pihak hotel maka saya akan mengira bahwa ketiganya adalah satu kesatuan rumah makan yang sama, hal ini menurut saya tidak terasa necessary untuk harus dipisah-pisahkan.
Kami memesan sedikit makanan ringan dan minuman karena di malam harinya sudah memiliki reservasi untuk bersantap malam. Makanan disediakan oleh Ocean Kitchen dan minuman cocktails disajikan oleh para bartender dari Tiki Bar.



SugarBEATS juga dibuka untuk umum dengan area parkir yang berdekatan dengan restoran ini. Di beberapa kesempatan saya mendapati restoran sedang dalam keadaan ramai dan sepertinya juga populer untuk tamu non-menginap.
Seting dari SugarBEATS menurut saya sangat menarik dan penataan interior ruangannya juga bisa dibilang visually pleasing, tidak kalah dengan restoran-restoran serupa di Bali yang seringkali dipakai sebagai tolok ukur.









Pantai Lagoi juga bisa dapat langsung diakses dari SugarBEATS yang menjadikannya sebagai tempat yang ideal untuk menikmati matahari terbenam. Kami yang menginap di akhir pekan berkesempatan untuk menikmati matahari terbenam dengan alunan band musik akustik, membuat vibe liburan terasa makin kental.
SugarBEATS tidak hanya memiliki pemandangan menuju ke pantai Lagoi saja namun juga ke laut Cina Selatan dan Selat Singapura.




Di malam hari kami menikmati hidangan makan malam di Stix Satay Bar yang tentunya menawarkan sajian sate. Stix tidaklah berukuran besar dan seting restorannya berbentuk bar dengan meja dan kursi tingginya. Kami diperkenankan untuk memilih makanan maupun minuman sesuai selera kita dan kualitas makanannya juga memuaskan dengan pilihan seafood yang segar. Saya juga sempat memilih hidangan di luar menu Stix yaitu menu pasta dari Ocean Kitchen yang tak kalah enaknya, setidaknya ini menurut selera pribadi kami ya!









Hotel Indigo Bintan Lagoi Beach: Makan Pagi
Di pagi hari kami kembali ke SugarBEATS untuk menikmati sarapan. Sarapan dimulai di pukul 06:00 dan berakhir di pukul 10:30 (Senin-Jumat) atau 11:00 (Sabtu dan Minggu). Semua reservasi di hotel Indigo Bintan sudah termasuk sarapan untuk 2 orang jadi tidak jadi masalah apabila Anda tidak memiliki status Diamond di IHG One Rewards. 🙂
Tentu saja informasi mengenai gratis sarapan ini adalah valid pada saat artikel ulasan ini dibuat, tidak ada salahnya untuk memastikan reservasi Anda agar tidak terjadi kesalahpahaman.














Kami memilih untuk duduk di area semi terbuka karena pagi itu terasa terlalu terik untuk menikmati makan pagi secara alfresco. Sarapan di SugarBEATS disajikan secara kombinasi antara menu a la carte dan juga buffet.
Hidangan buffet sebagian besar disajikan di dalam sebuah ruangan kecil berpendingin. Variasi makan buffet bisa dibilang cukup banyak dan penataan makanannya juga terlihat atraktif. Sebuah meja besar ditengah digunakan untuk menata kue-kue manis, konter sereal, buah-buahan kering, dan juga beberapa pilihan selai.




Berbagai macam hidangan hot breakfast disediakan di sini, dari konter bubur congee, semur daging, ikan bakar ala Jimbaran, cap cay, sosis ayam, nasi goreng, dan bihun goreng. Kesemuanya itu mengisi satu sisi meja.





Di seberang sajian hot breakfast dipergunakan untuk menata salad bar, aneka ragam yogurt, buah-buahan segar utuh maupun potong beserta olahan buah compote, charcuterie, dan juga jus buah-buahan segar dalam kemasan botol individual.



Selain sajian buffet yang ditempatkan di ruangan berpendingin, juga terdapat sebuah meja yang digunakan untuk memajang berbagai macam roti tawar, hard dan soft rolls, croissants, maupun waffles dan pancakes. Nasi lemak dengan pernak-perniknya menjadi pelengkap sajian buffet yang ditawarkan oleh SugarBEATS.




Sajian a la carte juga terlihat menarik dengan adanya beberapa menu spesifik yang menarik perhatian saya. Saya memesan Powerhouse yang merupakan hidangan Sirloin steak dengan telur mata sapi dan juga Mixed Forest Mushroom yang berupa jamur sautéed dengan cottage cheese di atas selembar roti sourdough.






Hotel Indigo Bintan Lagoi Beach: Pusat Kebugaran & Kolam Renang
Pusat Kebugaran
Pusat kebugaran dapat diakses oleh para tamu menginap dengan menggunakan kunci kamarnya dan beroperasi 24 jam. Saya sengaja mendokumentasikan pusat kebugaran di malam hari saat tidak ada pengunjung. Ruangan pusat kebugaran yang berbentuk kotak sederhana ini dilengkapi dengan alat dan mesin kesehatan yang optimal.
Variasi alatnya bisa dibilang cukup minimal namun menurut saya adalah alat-alat ‘penting’ yang biasanya diperlukan bagi para serious gym goers seperti: treadmills, elliptical bike, squat rack, dumbbells, kettlebells, dan beberapa alat lainnya.





Kolam Renang
Selain kolam renang yang berada di dalam komplek SugarBEATS, Indigo Bintan juga memiliki kolam renang utama yang berukuran relatif besar dan juga kolam anak-anak terpisah. Tersedia cukup banyak sun beds dan cabana di sekitaran kolam renang berbentuk infinity pool ini dan juga sebuah bar yang dinamakan Voyage Pool Bar.






Hotel Indigo Bintan Lagoi Beach: Sekisah Pavilion and Garden
Fasilitas lainnya yang mungkin berguna untuk diketahui oleh sebagian pembaca PinterPoin adalah adanya Sekisah Pavilion and Garden yang merupakan sebuah wedding chapel yang dimiliki oleh Indigo Bintan. Kapel dengan pemandangan pantai Lagoi jernih kebiruan dengan pasir bubuk putih dan pepohonan tinggi tentunya menjadikan backdrop untuk matrimony yang indah.




Penutup
Kami mendapat undangan untuk berkunjung ke pulau Bintan dan menginap di Hotel Indigo Bintan Lagoi Beach dan Holiday Inn Resort Bintan Lagoi Beach masing-masing selama satu malam. Hotel Indigo dan Holiday Inn Resort adalah 2 brand hotel yang berada di dalam naungan program loyalti IHG One Rewards. Hotel Indigo masuk ke dalam kategori Luxury & Lifestyle Collection sedangkan Holiday Inn Resort masuk ke dalam kategori Essentials Collection.
Saya yang belum pernah berwisata ke pulau yang berada tak jauh dari Singapura ini tentu saja merasa excited akan prospek kunjungan ini. Hotel Indigo Bintan Lagoi Beach ini merupakan hotel Indigo ketiga yang berada di Indonesia setelah Hotel Indigo Bali Seminyak Beach dan Hotel Indigo Bandung Dago Pakar. Selesai menginap di 2 hotel Indigo membuat saya semakin penasaran dengan hotel-hotel Indigo lainnya!

Menurut saya, berikut adalah kelebihan dan kekurangan hotel ini murni berdasarkan pengalaman saya kala itu:
(+) Hotel baru dan mewah yang mengetengahkan gaya hidup dengan elemen disain tradisional yang kental. Kehadirannya menambah opsi hotel mewah yang tergabung dalam program loyalti dunia IHG yang tentunya akan menarik para anggota loyalisnya untuk menginap di sini
(+) Hotel ini menyediakan gratis private transfer menuju hotel (dan kembali ke terminal) bagi para tamu menginap yang datang menggunakan kapal feri dari Singapura
(+) Semua reservasi kamar mendapatkan gratis sarapan untuk 2 orang
(+) Semua kamar dari total 120 kamar yang tersedia di hotel ini memiliki pemandangan ke arah laut jadi bisa dibilang tidak ada kamar yang memiliki pemandangan ‘jelek’
(+) Servis dari para karyawan yang bekerja terasa hangat dan murah senyum tentunya
(-) Dikarenakan konsep hotel berbentuk resort sehingga cuaca akan berpotensi mempengaruhi mobilitas para tamu menginap, terutama di saat hujan apabila hendak makan di SugarBEATS ataupun hendak berolahraga di pusat kebugaran. Thus said, untuk memitigasi hal itu, selalu tersedia payung dan juga buggy.
(-) Hanya memiliki 2 restoran (Ocean Kitchen dan Stix) yang keduanya berada menjadi satu lokasi di SugarBEATS sehingga opsi makanan terasa limited yang mungkin menjadi nilai minus bagi long stay guests

Terima kasih kepada pihak hotel Indigo Bintan dan Holiday Inn Resort Bintan khususnya untuk Ms. Marchelin yang telah mengundang kami. Saya berharap dapat kembali mengunjungi hotel ini karena kunjungan kemarin terasa terlalu singkat. 😉