Hotel Review: Hilton Colombo

Hotel Review: Hilton Colombo

Setelah penerbangan business class SriLankan Airlines yang medioker dari Kuala Lumpur, akhirnya saya dan Erika tiba di Colombo, ibukota Sri Lanka, untuk pertama kalinya. Kami akan menginap 1 malam di Colombo sebelum mengejar penerbangan ke Maldives esok pagi. Untuk akomodasi, kami memilih untuk menginap di Hilton Colombo yang terletak di tengah kota Colombo.

Sebenarnya, terdapat opsi penginapan Serenediva Airport Transit Colombo Hotel di dalam bandara Colombo yang sempat saya pertimbangkan karena tidak harus clear imigrasi. Namun untuk harga yang cukup mahal dan fasilitas yang buruk, saya lebih memilih untuk keluar ke Colombo dan menginap di Hilton.

Stay di Hilton Colombo ini merupakan bagian dari perjalanan selingan ke Maldives pada edisi Round the World saya awal tahun ini.

Saya tidak akan mengulas hotel ini secara menyeluruh karena keterbatasan waktu. Sebagai contoh, kami tidak sempat breakfast karena sudah harus menuju ke airport pada pukul 04.30 pagi.

Untuk menginap 1 malam, saya membayar 43.511,32 Sri Lankan Rupee atau setara dengan ~US$140 per malam termasuk pajak. Jika menukarkan poin, hotel ini memerlukan 30.000 poin Hilton Honors yang dihargai US$150 jika dibeli pada waktu promo bonus 100% pembelian Hilton Honors.

Selain itu, saya juga memesan airport transfer service dari hotel untuk perjalanan pergi pulang dari bandara ke hotel di mana Hilton mematok 18.500 Sri Lankan Rupee atau setara dengan ~US$60 per sekali jalan.

Total, saya mengeluarkan biaya sebesar US$260 untuk akomodasi dan airport transfer. Dari stay ini, saya mendapatkan 7.306 poin Hilton Honors dan tambahan 3.640 poin dari membayar menggunakan kartu kredit Hilton Honors American Express Aspire.

Airport Transfer

Karena tidak familiar sama sekali dengan Colombo dan Sri Lanka, saya mencari aman dengan memesan airport transfer langsung dari Hilton. Kami sudah ditunggu oleh staf Hilton yang sangat ramah di area kedatangan bandara Colombo.

Setelah bertemu, kami diminta untuk menunggu di depan terminal sembari beliau mengambil mobil di parkiran.

Tidak lama berselang, beliau kembali dengan mobil van Mercedes-Benz Hilton. Awalnya, saya memesan Mercedes-Benz E-Class, namun ternyata mobil tersebut tidak tersedia sehingga kami diberikan mobil berkapasitas besar ini.

Perjalanan mobil dari bandara menuju ke hotel kurang lebih memakan waktu selama 40 menit dan untungnya tidak ada kemacetan sama sekali.

Sekilas, berkendara di Colombo rasanya seperti bernostalgia ke Indonesia pada masa 20-25 tahun silam.

Keamanan hotel sangat ketat bagi tiap mobil pribadi yang akan masuk ke hotel. Dikarenakan mobil kami adalah mobil hotel, kami langsung diizinkan untuk lewat.

Check In

Meskipun bangunan hotel sudah nampak berumur, namun untungnya area lobi dan resepsionis hotel sudah di renovasi sehingga terasa modern dan lebih upscale.

Kehadiran kami sudah dinantikan karena mungkin staf resepsionis sudah diinfo oleh driver hotel.

Saya disambut dengan nama dan diberikan ucapan terima kasih karena sudah menjadi anggota Diamond Hilton Honors. Tidak lama kemudian, kami diantarkan welcome drink berupa jus jeruk nipis yang menyegarkan.

Saya diinfokan bahwa berkat status Diamond Hilton Honors, saya mendapatkan upgrade ke kamar suite.

Terdapat lantai/kamar yang sudah direnovasi dan yang masih belum di hotel ini. Namun, staf tidak menginfokan bahwa saya mendapatkan kamar yang belum direnovasi. Sialnya, saya ternyata mendapatkan suite yang belum direnovasi.

Kamar

Sesaat setelah masuk ke kamar, kami langsung mencium bau lembab dan bau dari perabotan yang sudah tua.

Saya segera menelpon ke resepsionis untuk minta dipindahkan ke suite yang sudah direnovasi. Sayangnya, tidak ada ketersediaan suite baru sehingga saya meminta untuk dipindahkan ke kamar biasa yang telah direnovasi.

Seperti apa penampilan suite yang belum direnovasi? Berikut foto-fotonya:

Tidak lama kemudian, staf yang membantu kami check in naik ke kamar untuk melakukan follow up. Staf terkejut karena saya menolak “upgrade suite” dan malah meminta dipindahkan ke kamar biasa yang sudah di renovasi. S

Staf bertanya bagaimana saya bisa tahu jika ada kamar baru yang sudah di renovasi & apakah saya sudah pernah menginap disini sebelumnya. Eh?

Anyway, kami kemudian diberikan kunci baru dan langsung menuju ke kamar baru di lantai 10.

Seketika setelah keluar dari lift & menginjakkan kaki di lantai 10, rasanya seperti kembali dari masa lalu! Kami diberikan kamar 1012 yang terletak tidak jauh dari lift.

Menunggu di meja, terdapat menu room service, informasi tentang renovasi hotel, welcome gift bunga dan informasi tentang executive lounge hotel.

Saya mendapatkan kamar dengan pemandangan menghadap ke gedung sekretariat presiden & kementerian keuangan dan juga pemandangan laut partial.

Secara keseluruhan, kamar baru di Hilton Colombo melebihi ekspektasi saya.

Tentunya renovasi sudah harus segera dirampungkan secara menyeluruh agar bisa tetap kompetitif melawan hotel mewah lainnya di Colombo seperti Shangri-La dan ITC Ratnaipa (Luxury Collection Marriott).

Executive Lounge

Hilton Colombo mempunyai fasilitas lounge yang termasuk baik dan “berstandar Asia” (baca: jauh lebih baik ketimbang lounge hotel di Amerika pada umumnya). Lounge ini bisa diakses oleh tamu yang membeli kamar dengan akses lounge dan pemegang status elit Hilton Honors Diamond dan Gold (jika di upgrade ke kamar suite).

Awalnya, kami berencana untuk makan malam di salah satu restoran hotel di bawah. Namun ternyata kualitas makanan di lounge ini tergolong baik sehingga kami memutuskan untuk makan di lounge saja.

Hilton Colombo sebelumnya menutup lounge yang terletak di lantai 16 dan kini mengoperasikan lounge yang baru di lantai 2. Tamu yang mempunyai akses bisa menikmati fasilitas free breakfast, afternoon tea dan evening cocktail.

Karena saya tidak membawa celana panjang sama sekali ke Maldives, saya sadar bahwa seorang manager menunjuk ke arah saya sambil berbicara kepada seorang staf. Tidak lama berselang, staf tersebut menghampiri dan menginfokan bahwa saya tidak diperkenankan untuk mengenakan celana pendek di dalam lounge.

Karena tidak ada solusi, staf akhirnya datang membawakan sarung untuk saya gunakan selama di lounge. Selama berada disini, saya cukup menjadi pusat perhatian tamu-tamu lain yang mayoritas merupakan orang Eropa.

Meskipun tiba 10 menit sebelum sesi evening cocktail dimulai, makanan dan minuman yang beraneka ragam sudah tertata dengan rapi.

Berkat porsian yang kecil, saya hampir mencoba seluruh hidangan makanan yang tersedia didampingi dengan Lager Sri Lanka yang spicy.

Tamu bisa menikmati pemandangan ke taman hotel, gedung sekretariat Presiden dan beberapa gedung pencakar.

Penutup

Jika mendapatkan kamar/suite yang telah direnovasi, Hilton Colombo akan menjadi opsi hotel yang sangat solid di ibukota Sri Lanka. Fasilitas executive lounge juga diatas rata-rata sehingga menambah kesan baik dari hotel ini.

Kekurangan hotel ini adalah letaknya yang cukup jauh dari bandara (bagi yang transit) dan adanya lantai/kamar yang belum direnovasi dan bangunan yang sudah berumur. Diluar dari itu, saya tidak akan ragu untuk kembali ke hotel ini jika berkesempatan untuk mengunjungi Colombo kelak.

Apa pendapat Anda tentang Hilton Colombo?
Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.