Selama berada di Amerika, kami masih menyempatkan diri untuk ‘staycation’ di area New York. Hotel paling pertama yang saya kunjungi adalah Gild Hall, a Thompson Hotel yang terletak di downtown Manhattan, sekitaran Wall Street.
Sebagai informasi, pada bulan Oktober 2018 lalu, Hyatt resmi mengakuisisi Two Roads Hospitality, perusahaan yang menaungi brand hotel seperti Alila, Thompson Hotel, Destination dan Joie de Vivre. Alhasil, Gild Hall, a Thompson Hotel kini merupakan bagian dari World of Hyatt dan kebetulan masuk dalam kategori 4 penukaran poin (15.000 poin per malam).
Untuk stay kali ini, saya menggunakan sertifikat kategori 4 yang didapat ketika mencapai 30 malam di program World of Hyatt.
Kebetulan, cash rate di hotel ini sedang tinggi pada kunjungan saya. Kamar yang saya pesan, King Room, dihargai hingga $401.83 nett per malam. Kamar King Bed Deluxe yang saya dapatkan berkat upgrade status Globalist dihargai US$426.51 nett per malam.
Menukarkan sertifikat 15.000 poin untuk kamar seharga US$426.51 tentunya menguntungkan, dimana saya mendapatkan valuasi kurang lebih Rp410 per 1 poin Hyatt. Terlebih, saya juga mendapatkan 2.000 poin kembali berkat promo Bonus Journeys World of Hyatt yang telah berakhir.
Selain itu, alasan saya memilih hotel ini adalah demi menyelesaikan program Brand Explorer milik World of Hyatt, dimana saya akan mendapatkan sertifikat gratis menginap 1 malam setiap kali menginap di 5 brand hotel Hyatt yang belum pernah dikunjungi sebelumnya.
Check-In
Beralamat di 15 Gold Street, New York, Gild Hall mempunyai lokasi strategis bagi tamu yang ingin menjelajahi downtown New York (Wall Street, Liberty, WTC, Oculus, dsb.).
Memasuki lobi Gild Hall, terasa suasana seperti cabin lodge di pegunungan khas Amerika diikuti dengan aroma parfum maskulin seperti memasuki toko Abercrombie & Fitch. Mungkin lobi hotel seperti ini tidak akan disukai oleh semua orang. Saya sendiri cukup menyukai lobi hotel ini karena setting-nya yan unik untuk berada di downtown Manhattan.
Waktu check-in standar hotel adalah pukul 3 sore. Sebelum tiba, saya meminta early check-in pada pukul 12 siang. Setibanya di hotel pada pukul 12 kurang, saya diinformasikan bahwa kamar baru akan siap pada pukul 1 siang dan ternyata kunci kamar baru diberikan kepada saya pada pukul 1.20 siang. Sebagai catatan juga, tidak ada sambutan untuk Globalist.
Gild Hall mempunyai total 130 kamar, 6 diantaranya adalah suite. Di hari saya menginap, okupansi di hotel ini sedang 100% berkat libur Memorial Day. Alhasil, tidak ada suite yang tersedia untuk upgrade Globalist. Namun, saya masih mendapatkan upgrade 1 kategori+ ke kamar King Bed Deluxe yang terletak di lantai 5.
Tidak hanya lobi, hampir semua bagian dari hotel ini terasa unik bagi saya. Misalnya hallway menuju kamar yang terasa nyentrik.
Uniknya, kamar 51 terletak di paling ujung lorong & terdapat pintu pemisah untuk kamar 50 dan 51.
Kamar
Bagi saya, kamar ini tergolong sempit dan mempunyai layout memanjang yang kurang saya senangi. Namun untuk standar New York & Financial District, kamar ini bisa dibilang sudah termasuk luas.
Suasana kamar juga terasa remang berkat lampu kuning dan warna dinding beserta perabotan yang earthy.
Setiap tamu akan diberikan guest wellness kit yang berisikan masker dan sanitizing wipe.
Internet di Gild Hall sayangnya termasuk lambat, apalagi untuk standar New York.
Salah satu nilai plus dari kamar Gild Hall adalah langit-langitnya yang tinggi (ingat, ini di New York) sehingga kamar tidak terasa claustrophobic.
Setelah beberapa menit di kamar, saya merasa hotel Thompson ini semakin ‘unik’ dan ternyata juga ‘nakal’.
Perlu diketahui bahwa kamar di hotel ini sangat tidak kedap suara hingga ke level saya bisa mendengarkan percakapan orang di kamar sebelah. Anyway, untungnya saya tidak mendengar suara ♥ selama menginap disini ๐ .
Selama pandemi, Gild Hall menerapkan sistem amenity by request. Contohnya di kamar tidak disediakan air minum, hanya terdapat 1 botol Fiji ukuran 1 liter yang dihargai $9 per botol. Ketika saya menelpon untuk menanyakan, ternyata hotel menyediakan Fiji berukuran 500ml secara gratis kepada setiap tamu..
Jika malu bertanya, maka besar kemungkinan tamu akan menghabiskan $9 untuk sebotol air minum.
Untuk meminta sesuatu seperti air botolan dan sendal, saya harus menelpon untuk mengingatkan hingga 3x. Maklum, sedikitnya staf yang bekerja di hotel ini membuat servis menjadi berantakan.
Breakfast
Gild Hall tidak menyediakan breakfast di restoran hotel. Servis breakfast diambil alih oleh third party provider yang berjuluk “Room Service by Butler”.
Anggota Globalist berhak mendapatkan breakfast gratis meskipun menginap dengan menukarkan poin sekalipun. Kupon breakfast akan diberikan sesuai dengan jumlah tamu yang menginap di kamar & pemesanan bisa dilakukan dengan mengakses barcode menu.
1 voucher bisa digunakan untuk memesan 1 minuman (non-alkohol) dan 1 breakfast sandwiches/mains.
Anehnya, 2 menu dengan harga termahal tidak bisa dipesan.
Akhirnya saya memilih untuk mencoba Impossible Sausage, Egg & Cheese yang rasanya mirip seperti breakfast sandwich serupa pada umumnya. Pada akhirnya, saya terkagum-kagum dengan Impossible Sausage (vegetarian) yang terasa sama persis dengan sausage daging.
Malam sebelumnya, saya memilih untuk diantarkan breakfast pada pukul 6.45 – 7.00. Keesokan harinya, breakfast diantarkan pada pukul 7.17 dan terdapat notifikasi real time yang dikirimkan via SMS.
Meski tergolong sederhana jika dibandingkan dengan setting-an breakfast hotel di Asia, saya dan Erika sangat menikmati breakfast sandwich tersebut.
Fasilitas
Gild Hall mempunyai 1 restoran; Felice Ristorante di lantai dasar dan bar La Soffitta yang terletak tepat diatas Felice Ristorante. Tamu hotel akan mendapatkan diskon 10%.
Gym dibagi menjadi 3 ruangan di 3 lantai berbeda. Sayangnya gym sedang ditutup pada kunjungan saya. Berikut foto yang saya temukan di Internet:
Penutup
Gild Hall, a Thompson Hotel adalah opsi hotel yang menurut saya cukup unik & solid untuk standar New York. Gaya hotelnya yang seperti cabin lodge sejenak membawa saya kabur dari hiruk pikuk New York.
Bagi orang yang sudah terbiasa dengan hotel di Asia, terutama di Indonesia, maka tentunya pelayanan hotel di Amerika dan Eropa tidak akan terasa spesial. Tidak terkecuali untuk Gild Hall, saya tidak merasakan pelayanan yang spesial meskipun mempunyai status Globalist sekalipun.
Datang dengan eskpektasi sedang, saya tentunya sudah sangat puas karena bisa menukarkan sertifikat 15.000 poin untuk kamar seharga US$426.51 nett per malam di Gild Hall, a Thompson Hotel. Apakah saya akan kembali ke hotel ini? Jawabannya adalah iya, namun hanya ketika saya kembali mempunyai sertifikat 15.000 poin lagi.
saya rasa hotel ini adalah sweet spot untuk penukaran kategori 1-4 dari Hyatt yang susah di dapat di New York. saya juga berencana untuk stay di sini sambil mendapatkan tambahan brand explorer lagi. rupanya pemikiran kita serupa ๐
Agus,
Benar, hotel ini saya anggap sebagai sweet spot di NY.
Berhubung saya belum pernah ke US, service apa saja yang “mewajibkan” untuk di tip ya? apakah yang mengantar makanan itu harus di tip juga? Kalau misal daily maid yg membersihkan kamar, atau bell boy yang membawakan tas setahu saya memang harus di tip ya? Berapa $?
Thanks sharingnya, ditunggu review hotel US di kota lainya!
Kam,
Tip sebenarnya tidak diwajibkan di hotel (kecuali di Restoran).
Untuk service makanan dari Butler, kru yang mengantar mengetok pintu kamar & langsung meninggalkan makanan di depan pintu sehingga tidak ada kesempatan untuk memberikan tip.
Saya tahu banyak orang yang meninggalkan tip untuk maid. Saya sendiri selalu meninggalkan tip
$5-10 di kamar.
Gara2 heboh di group FB HRI akhirnya mamopir kesini. Dan ternyata benar tulisan2 dan foto2 dari anda yg di comot buanyak bangett. Mungkin perlu di kasih Watermark kali ya untuk foto2nya. Sangat di sayangkan.