Berselang dua minggu usai menginap di COMO Shambhala Estate dan COMO Uma Canggu, kami melanjutkan COMO journey edisi Bali dengan hotel ketiga dan terakhir yaitu: COMO Uma Ubud. Seperti COMO Uma Canggu, saya juga sempat menginap di hotel ini sebelumnya di bulan Juni 2023. Pengalaman kali itu sangatlah mengesankan sehingga sangat senang saya berkesempatan untuk kembali menginap di sini.
Letak hotel COMO Uma Ubud ini sangatlah strategis dan bisa dibilang berada di pusat kota Ubud, sangatlah mudah untuk berjalan kaki di sekitaran hotel dan menemukan restoran-restoran ternama dan ‘legendaris’ di sekitaran sini. Setidaknya ada Naughty Nuri’s, Room 4 Dessert, Mozaic, dan Warung Pulau Kelapa kesemuanya berada sangat dekat dengan hotel sehingga ini menjadikan daya tarik sendiri dari hotel mewah ini.

Di dalam post ini:
Pendahuluan
Dalam rangka kerjasama eksklusif antara COMO Hotels & Resorts bersama-sama dengan PinterPoin dan TRUVI, maka saya diundang oleh pihak hotel melalui Bapak Taufik Rahman selaku Senior Global Director of Sales – Asia Pacific untuk menginap di beberapa COMO Hotels & Resorts dan salah satunya adalah COMO Uma Ubud. Terima kasih Pak Taufik untuk undangan dan hospitality-nya!
Untuk diketahui, ada terdapat 3 hotel COMO di Indonesia dan semuanya berada di Bali, dengan diterbitkannya ulasan hotel COMO Uma Ubud ini maka lengkaplah rangkaian ulasan hotel COMO di Indonesia, berikut adalah daftar urutannya:
- Hotel Review: COMO Shambhala Estate, Bali
- Hotel Review: COMO Uma Canggu, Bali
- Hotel Review: COMO Uma Ubud, Bali
Jika Anda tertarik untuk menginap di hotel-hotel COMO sedunia, pergunakan kesempatan ini untuk memesan melalui TRUVI dengan menghubungi: WhatsApp nomor: +62 817 0335 7777, email: info@TRUVI-vs.com atau melalui Instagram, dan menyebut kode promosi: ‘PINTERPOIN’ untuk menikmati keuntungan-keuntungan tambahan yang sangat menguntungkan. Baca informasi selengkapnya melalui tautan ini.
Benefit Pemesanan Melalui PinterPoin
Berikut adalah daftar keuntungan yang akan Anda dapatkan jika menginap COMO Uma Ubud, melalui TRUVI dengan kode promosi ‘PINTERPOIN‘:
- Early check-in dan late check-out sesuai ketersediaan
- Kredit resor senilai US$50 untuk pemesanan minimum 2 malam (tidak berlaku untuk pemesanan tipe Ubud Room)
- Gratis upgrade kamar sebanyak 1 tingkat melihat ketersediaan pada saat check-in
Anda hanya membayar dengan harga yang sama yang tertera di website resmi hotel (tidak ada tambahan biaya sama sekali) dan Anda akan mendapatkan berbagai macam benefit dengan pengeluaran menginap yang sama.
Saya sendiri juga dapat membantu Anda untuk melakukan reservasi ataupun untuk menjawab pertanyaan mengenai pengalaman stay di hotel ini, silahkan hubungi saya melalui akun Instagram saya di tautan ini. Untuk stay kali ini saya mendapatkan kamar tipe Terrace Room yang kebetulan adalah tipe kamar yang berbeda dengan yang saya tempati saat menginap dulu. Saat itu saya menginap di tipe Ubud Room.


COMO Uma Ubud: Check-In
Tanggal menginap kami kebetulan masuk dalam periode high season yaitu di awal bulan Juli 2025 dan kami sengaja datang ke hotel di tengah hari sebelum jam check-in reguler yang jatuh di pukul 14:00. Masa liburan sekolah di Bali untuk tahun 2025 ini sangatlah happening dan kemacetan sangatlah sulit untuk dihindari. Kemacetan yang sama tentu saja juga kami alami saat berkendara menuju hotel.
Pergi ke Ubud semakin pagi adalah semakin baik karena kami hanya terkena macet beberapa saat saja dan tak terasa sudah sampai di pintu portal hotel sekitar pukul 11:45. Berbeda dengan COMO Shambhala yang berada di off beaten path, lokasi COMO Uma Ubud sangatlah center sehingga lalu lintas di sekitaran hotel di beberapa kesempatan bertendensi terasa padat juga.


Petugas keamanan mengecek mobil dan mempersilahkan kami masuk, sebelum sampai di area drop-off, saya memutuskan untuk memarkir mobil saya terlebih dahulu karena lokasi parkiran mobil sangatlah dekat dengan lobi penerimaan hotel.



Lobi hotel ini tidaklah berukuran besar namun terasa nyaman dan cukup sejuk dikarenakan hawa dingin mulai terasa di Bali di sekitaran bulan ini. Para petugas resepsionis yang bertugas saat itu menyambut kami dengan ramah dan penuh senyum. Kami menyerahkan kartu identitas dan petugas segera membantu melakukan registrasi.
Sambil menunggu proses registrasi, kami diberi dua gelas minuman selamat datang yang menyegarkan dan kami duduk menunggu di tempat yang tersedia. Mengingat kami datang di tengah hari dan di saat musim liburan tentu saja kami tidak berharap banyak untuk mendapatkan early check-in. Untuk diketahui tingkat hunian selama periode tersebut sedang sangat tinggi.





Petugas menjelaskan bahwa kami telah di-assign ke kamar tipe Terrace Room sesuai reservasi internal yang telah dilakukan oleh pihak hotel namun kami mendapatkan kamar yang spesial. Mengapa spesial? Karena kami memperoleh satu-satunya Terrace Room yang dilengkapi dengan kolam renang pribadi. Jadi, jika memang Anda menginap di hotel ini dan mendapatkan kamar tipe yang sama, cobalah keberuntungan Anda untuk meminta kamar yang kami tempati ini, yaitu kamar nomor 50.
Ia juga menjelaskan bahwa kamar masih belum dapat dimasuki sekarang ini, tak mengapa tentunya, kami sengaja datang awal agar dapat mendokumentasikan area-area hotel mumpung cuaca sedang cerah bersahabat. Sangatlah odd melihat cuaca di Bali yang masih kerap turun hujan di bulan Juli!


COMO Uma Ubud: Terrace Room
Mendekati pukul 14:00 kami mendapat kabar bahwa kamar telah selesai dipersiapkan dan bergegaslah kami menuju ke kamar dengan dibantu oleh ibu Ayu dari bagian front desk. Layout hotel ini adalah seperti di dalam sebuah rumah keluarga khas Bali yang spread out dan kamar kami yang bernomor 50 berada di sisi lumayan jauh jika diukur dari lobi hotel.

Sebagai sebuah hotel yang telah berdiri lebih sekitar 21 tahun ini tentu saja tanaman dan pepohonan di dalam hotel ini telah ‘jadi’ dan membuat perjalanan menuju ke kamar terlihat asri dan hijau. Kesan otentik dan menyatu dengan alam sekitar sangatlah terasa di hotel ini terlihat dari bebatuan yang dibiarkan berlumut, tembok-tembok dengan tanaman rambat, banyak macam tanaman hijau tumbuh dengan rimbun dan terlihat ter-manicured dengan baik. Kebersihan lingkungan sekitar sangat terasa dengan banyaknya pekerja yang bekerja di berbagai sudut hotel.



Tibalah kami di depan pintu kamar nomor 50, jujur jika saya melihat tampilan dari Terrace Room yang kami tempati ini sepertinya lebih cocok jika digolongkan sebagai sebuah villa daripada sebuah room (kamar). Untuk memasuki bagian utama kamar kami harus melewati angkul-angkul (istilah untuk pintu gerbang utama dalam arsitektur rumah adat Bali) dan kemudian di dalamnya terdapat pintu kedua yang berbentuk pintu konvensional untuk masuk ke area utama kamar.





Sesaat setelah pintu kamar dibuka, saya ‘diserang’ dengan segarnya dingin AC yang telah dinyalakan sebelumnya. Saya sangat menikmati ruangan kamar yang dingin sehingga kontras dengan suhu luar yang sebenarnya cukup sejuk namun matahari tetaplah terik.
Berada di dekat pintu masuk ini adalah sebuah foyer yang menyambung dengan nook berjendela yang dipergunakan untuk menaruh lemari mini bar. Mesin kopi beserta kopi kapsul dari Nespresso, bucket es batu, dua botol air minum, dan juga cangkir maupun gelas telah ditata rapi di satu sisi permukaan lemari.


Di bagian dalam lemari mini bar telah disediakan makanan-makanan kecil berbayar beserta teh celup dari Sir Thomas Lipton dan juga teko pemanas air elektrik. Berbagai macam gelas-gelas kaca dan juga mug juga telah tersedia di sini. Kulkas mini bar telah terstok dengan berbagai macam minuman ringan maupun beralkohol dan juga cemilan dingin yang kesemuanya merupakan bagian dari mini bar berbayar.


Terrace Room yang kami tempati ini berukuran sebesar 64 meter persegi dan dilengkapi dengan ranjang berukuran king. Kamar ini terasa sangat cerah dengan dominasi warna tembok dan perabotan berwarna putih washed keabuan, ditambah pula adanya French door dengan kaca-kaca bening berukuran besar membuat cahaya alami berlimpah dapat menembus masuk ke dalam ruangan.


Ranjang ini merupakan sebuah four poster bed dengan kelambu tipis dengan dua side tables mengapitnya. Bluetooth speaker dari Bose disediakan dan ditaruh di salah satu side table ini.





Meja kerja ditempatkan di seberang ranjang dan di atasnya telah disediakan sebuah welcome amenity berupa beberapa buah segar seperti jeruk dan apel. Flyer untuk promosi event makan malam harian dan juga daftar aktivitas resor ditata rapi di atas meja.
Ruang tidur ini terasa nyaman, namun akan lebih nyaman lagi apabila disediakan sebuah kursi sofa atau semacamnya agar tamu dapat memiliki opsi untuk duduk bersantai di dalam kamar berpendingin dan tidak melulu harus duduk di teras luar kamar.



Kamar ini memiliki walk-in closet berukuran lega yang menyambung dengan kamar mandi. Dua bath robes, gantungan baju, tas anyaman untuk dipakai selama menginap, yoga mat, dua pasang slippers, safe deposit box, laundry bags, dan alat pemadam kebakaran ditaruh di dalam lemari semi terbuka ini.




Sebuah pintu geser anyaman menerawang memisahkan walk-in closet ini dengan kamar mandi. Kamar mandi ini berukuran lega dengan single vanity dengan sebuah mesin pengering rambut yang diletakkan di dalam salah satu rak dorong yang berada di sisi kiri vanity.




Sebuah bath tub tersedia dan posisinya berada di sebelah jendela kaca menghadap ke arah taman kecil di luar kamar. Sabun mandi cair dari toiletries COMO Shambhala dan juga garam mandi telah disiapkan untuk dapat dipergunakan saat berendam. Keranjang anyaman untuk handuk bekas pakai tersedia dan diletakkan di dekat bath tub.



Kloset berada di dalam sebuah ruangan tersendiri dan shower room ditempatkan di sebuah ruangan terpisah. Shower room ini semi terbuka dengan akses menuju ke taman kecil, jika Anda menginginkan privasi maka Anda dapat menutup tirai bambu yang disediakan di sini. Toiletries COMO Shambhala seperti sabun mandi, sampo, dan conditioner tersedia dalam bentuk bulk.





Teras di kamar nomor 50 ini dilengkapi dengan sebuah day bed dan juga meja pendek bundar dengan dua kursi. Saya sangat terkesan dengan fitur-fitur yang dimiliki oleh tipe kamar tipe Terrace Room ini. Untuk diingat, ini adalah tipe kamar kedua terendah yang dimiliki oleh COMO Uma Ubud, di mana Ubud Room adalah tipe kamar terendahnya.
Semua tipe Terrace Room memiliki taman sendiri sehingga privasi lebih terjaga, pun begitu untuk kamar nomor 50 ini berbagi tembok dengan Terrace Room lain bernomor 49 dengan pintu connecting yang berada di sekitaran taman.


Seperti yang sempat saya jelaskan sebelumnya, kami sangat beruntung untuk berhasil mendapatkan satu-satunya Terrace Room yang dilengkapi dengan sebuah plunge pool pribadi, tipe ini sama sekali tidak disebutkan di dalam website sehingga dengan adanya kolam renang dan seting dari kamar yang menyerupai villa ini sangat mengejutkan bagi saya. Plunge pool berukuran kecil dan dilengkapi dengan dua sun beds yang nyaman.





Menjelang malam tiba, pihak hotel menyediakan fasilitas turn down service di mana tim housekeeping kembali merapikan setiap sisi ruangan kamar kami. Selimut kamar dibuka, ikatan kelambu juga dicopot dan diurai menutup kasur, slippers ditaruh di kedua sisi ranjang, pencahayaan ruangan diredupkan, dan korden ditutup. Air minum dalam botol yang biasanya ditaruh di masing-masing sisi ranjang uniknya ditaruh di meja kerja di dekat televisi. Hal spesifik lainnya adalah tim housekeeping menyalakan lilin yang dibiarkan menyala di atas meja yang berada di teras luar kamar.




COMO Uma Ubud: Kemiri
COMO Uma Ubud memiliki tiga venue rumah makan dan salah satunya dinamakan Kemiri. Kemiri sendiri adalah venue untuk sarapan bagi para tamu menginap, selain beroperasi untuk makan pagi, Kemiri juga dibuka di jam makan malam. Hidangan yang ditawarkan di rumah makan ini adalah hidangan khas Indonesia.
Lokasi Kemiri berada di dalam lingkungan hotel dan setingnya boleh dibilang sangat charming. Terdapat dua akses menuju ke Kemiri dan akses utamanya adalah melalui pintu angkul-angkul yang akan membawa para tamu ke area Kemiri yang bertaman hijau dan rimbun dengan sebuah kolam ikan Koi yang membuat nyaman di mata. Akses kedua berada berdekatan dengan beberapa kamar tipe Terrace Room bernomorkan 22, 23, dan 24.



Area utama dari Kemiri berupa sebuah bangunan tradisional Bali berupa paviliun atau bale besar tanpa dinding yang kerap kali disebut sebagai wantilan. Wantilan ini beratapkan alang-alang dan ukuran venue-nya cukup besar, selain wantilan yang semi terbuka ini juga tersedia sebuah bale makan berukuran kecil yang juga private dan sebuah area terbuka dengan halaman yang diseting dengan beberapa tenda payung bagi yang hendak menikmati makanan secara al fresco.



Makan Pagi
Makan pagi tiap-tiap harinya dimulai dari pukul 06:30 dan berakhir di pukul 10:30. Sarapan di Kemiri ini disajikan secara kombinasi antara buffet dan juga pilihan menu a la carte.




Pilihan buffet disajikan di sebuah meja panjang yang dimulai dengan salad bar sederhana, roti-rotian tawar, beberapa pilihan yogurt, roti-rotian manis seperti banana bread dan muffin, sereal, buah-buahan baik buah segar, salad buah, dan juga compote buah, dan ditutup dengan jus buah segar dan air kelapa yang dikemas dalam botol-botol kaca individual.





Pilihan makanan yang lebih ‘berat’ dapat dipesan melalui menu a la carte. Mereka menyediakan beberapa macam pilihan makanan dari dapur Kemiri dan juga beberapa pilihan lainnya dari COMO Shambhala Kitchen. Tiap-tiap harinya juga disediakan menu-menu spesial dan di saat kami menginap adalah Nasi Lemak dan Bubuh Bali.
Presentasi makanan a la carte disajikan secara menarik dengan rasa yang enak juga. Masakan Indonesia di sini dibuat berbumbu relatif ‘medok’ nah untuk tingkat rasa asin tentu saja sangat subyektif, menurut saya beberapa terasa kurang asin namun tidaklah masalah karena disediakan garam di tiap-tiap mejanya.
Servis di Kemiri sangatlah baik, selama dua kali bersarapan di sini kami selalu mendapatkan pelayanan yang memuaskan, di sebuah kesempatan seorang pelayan menanyakan nama-nama kami dan semenjak setelah itu selalu meng-address kami langsung sesuai nama dan itu juga saya perhatikan ia terapkan ke meja-meja tetangga. Obrolan kecil dengan para pekerja juga seringkali terjadi selama sarapan, encounters seperti ini sangatlah saya nikmati.












Makan Malam
COMO Uma Ubud mengadakan event makan malam spesial di tiap-tiap harinya dan mengambil tempat di restoran-restoran yang ia miliki. Selama menginap kami diundang untuk mengikuti sajian makan malam di Uma Cucina dan juga di Kemiri. Saat itu untuk event makan malam di hari Rabu diadakan di Kemiri dan dinamakan ‘Balinese-Inspired Dinner’, sesuai dengan namanya maka hidangan yang disajikan adalah hidangan lokal khas Bali dan juga diiringi dengan tari-tarian tradisional Bali.
Pada saat check-in kami telah diberitahu terlebih dahulu bahwa sajian utama makan malam adalah sajian olahan betutu dengan pilihan protein berupa ayam dan bebek. Kami diminta untuk memilih terlebih dahulu dan kami memutuskan untuk masing-masing memilih ayam dan bebek agar dapat mencicip keduanya.
Saat mengetahui bahwa akan ada tari-tarian tradisional sebagai hiburannya maka kami memutuskan untuk datang sebelum pukul 19:00 agar mendapatkan meja yang strategis. Setelah mendapatkan meja yang kami inginkan, kami dipersilahkan memilih hidangan pembuka dan sekitar pukul 19:10 tari-tarian dimulai. Ada tiga macam tari-tarian yang diiringi oleh alat musik tradisional sehingga memberikan pengalaman makan malam dengan hiburan yang sangat otentik Bali. Kami adalah satu-satunya tamu lokal dan selebihnya adalah tamu wisatawan manca negara, semua terlihat sangat terkesan dengan hiburan yang disediakan ini.







Sambil menunggu makanan dihidangkan, kami diberi makanan kecil (amuse bouche) berupa emping goreng dengan sambal dan secara bertahap hidangan makan malam dimulai dengan makanan pembuka, makanan utama, dan makanan penutup. Happy to report, makanan yang disajikan sangatlah lezat dengan bumbu yang ‘medok’ dan tidak terasa seperti makanan khas ‘hotel’. Usai makan chef keluar dari dapur dan menghampiri setiap meja untuk berbincang-bincang sejenak dan berterima kasih kepada para tamu yang telah datang bergabung untuk bersantap malam di Kemiri.
Saya sangat menyarankan untuk mengikuti sajian makan malam ini jika memang Anda menginap di hotel COMO Uma Ubud dan di hari yang menyajikan Balinese-Inspired Dinner ini. Sajian ini dibanderol senilai Rp600.000++ untuk dua orang yang menurut saya value for the money untuk sajian makanan lezat dengan hiburan tari tradisional sebagus ini.






COMO Uma Ubud: Uma Cucina
Uma Cucina adalah restoran kedua yang dimiliki oleh COMO Uma Ubud, lokasinya berada di pinggir jalan sehingga keberadaannya tidak hanya untuk menyasar tamu menginap saja namun juga untuk menarik tamu non-menginap. Saya sendiri sudah beberapa kali bersantap di Uma Cucina sebagai tamu non-menginap, hidangan Italia yang disajikan di sini menurut saya enak dan worth the visit.
Lagi-lagi kami mendapat undangan untuk menikmati makan malam sesuai dengan sajian spesial harian di hari Selasa. Event sajian makan malam saat itu mengambil venue Uma Cucina dengan tajuk ‘Twilight Pasta Feast’ yang dibanderol senilai Rp300.000++ per orang.
Seting dari Uma Cucina juga berupa sebuah wantilan dan ia beroperasi di tengah hari pukul 12:00 dan selesai beroperasi di pukul 23:00. Sajian Twilight Pasta Feast sendiri dimulai dari pukul 18:00 dan berakhir di pukul 22:30. Kami memilih untuk makan malam lebih awal saat mengetahui sajian utamanya adalah pasta agar tidak terlalu stuffed jika makan terlalu larut malam.










Petugas mempersilahkan kami memilih tempat duduk yang kami kehendaki dan kami memilih untuk bersantap secara al fresco mumpung cuaca cerah di sore hari itu. Masing-masing dari kami disodori menu dan segeralah kami memilih hidangan yang kami inginkan. Kami hanya perlu memilih hidangan utama saja yang mana tersedia tiga pilihan dan kami memilih Black Ink Linguine dan Tortellini.








COMO Uma Ubud: Uma Bar & Kolam Renang
Restoran ketiga yang dimiliki oleh COMO Uma Ubud adalah Uma Bar yang berada sangat dekat dengan satu-satunya kolam renang yang dimiliki oleh resor ini. Dikarenakan proximity kedua fasilitas ini maka saya memutuskan untuk menjadikan ulasan Uma Bar dan kolam renang ini menjadi satu bagian yang sama.
Menurut pengamatan selama saya menginap di hotel ini, kolam renang dan Uma Bar adalah jantung utama dari resor COMO Uma Ubud. Menginap di sebuah resor terlebih lagi di resor senyaman ini tentu saja menjadi kesempatan yang sangat tepat untuk bersantai dan leyeh-leyeh. Fasilitas yang paling tepat (dan gratis!) untuk melakukan relaksasi ini sepertinya adalah di sekitaran kolam renang. Terlihat dengan populernya kolam renang dengan para tamu yang bersantai bahkan sebagian tertidur pulas di atas sun bed ataupun yang hanya sekadar membaca buku. Staying in resorts done right!








Uma Bar bisa dibilang adalah sebuah pool bar karena lokasinya bersebelahan dengan kolam renang, ia beroperasi dari pukul 10:00 dan tutup di tengah malam tiap-tiap harinya. Seting yang chill membuat para tamu betah berlama-lama di Uma Bar (kami berdua juga masuk dalam kategori tamu yang kerap menyatroni Uma Bar!). Satu hal yang menarik perhatian saya, makanan dan minuman yang ditawarkan di sini menurut saya harganya affordable untuk ukuran sebuah hotel terlebih lagi sebuah hotel berbintang lima sekaliber COMO Uma Ubud.
Hidangan utama dibanderol di kisaran harga Rp120.000-Rp180.000, inilah mengapa menurut saya ini harganya terjangkau dan masuk akal. Adalah keputusan yang sangat tepat sehingga menarik para tamu menginap untuk dine-in di dalam hotel saja daripada harus ke luar hotel untuk sekadar bersantap.










COMO Uma Ubud: Pusat Kebugaran
Berbeda dengan pengalaman menginap pertama saya di tahun 2023 silam, pusat kebugaran kini telah menempati lokasi baru dan berada di bangunan baru yang terletak tak jauh dari lobi utama hotel. Wah, pusat kebugaran ini sangatlah cantik! Ukurannya besar dan dilengkapi dengan mesin-mesin olahraga berteknologi mutakhir dan juga sepertinya hampir keseluruhannya adalah mesin baru.
Pusat kebugaran ini beroperasi 24 jam dan tidak diperlukan kunci kamar untuk mengaksesnya. Walaupun tidak pernah tutup namun kami diberitahu bahwa pintu masuk dikunci pukul 21:00 sehingga apabila ada tamu yang berkeinginan untuk mengakses gym ini dapat memberi tahu pihak hotel dan mereka akan dengan senang hati membukakan pintu.
Jauh berbeda dengan pusat kebugaran sebelum ini bisa dibilang sangat mungil, pusat kebugaran terbaru ini sangatlah lega dengan area olahraga full karpet karet yang dilengkapi dengan TRX training dan area steril untuk melakukan olahraga functional lainnya. Harap diketahui tidak ada ruangan studio di dalam pusat kebugaran ini, sehingga apabila hendak melakukan yoga dapat memilih melakukannya di Yoga Studio dan Yoga Pavilion yang dimiliki oleh hotel ini.











COMO Uma Ubud: COMO Shambhala
Tidaklah sempurna jika menginap di hotel-hotel COMO yang berfokus pada aspek wellness yang komprehensif dan tidak menikmati perawatan badan di COMO Shambhala. Beruntungnya kami diajak kembali untuk menikmati pijat berdurasi selama 60 menit di sini, kami kembali dipilihkan terapi pijat signature yang disebut ‘COMO Shambhala’ yang sudah pernah kami cicipi saat menginap di COMO Shambhala Estate beberapa minggu sebelumnya.
Sebenarnya kami diperkenankan untuk memilih jenis terapi pijat lainnya, namun kami memutuskan untuk tetap dengan treatment COMO Shambhala karena kami merasa bahwa treatment ini sangatlah interesting dan sangat merelaksasi. Wellness center ini sangatlah populer bagi para tamu menginap terbukti dengan sama sekali tidak adanya slot pengganti saat kami berencana untuk mengubah jadwal yang telah ditentukan sebelumnya.







Kami hadir di COMO Shambhala persis di jam dimulainya treatment karena sebelumnya kami memutuskan untuk mengikuti aktivitas harian resor yaitu Yoga yang diadakan di Yoga Pavilion yang memang berada di lokasi yang sama dengan COMO Shambhala.
Petugas meminta kami mengisi kuesioner sambil diberi handuk dingin dan minuman jahe panas, tak berselang lama para terapis datang menyapa dan mengantar masuk ke ruangan-ruangan yang telah dipersiapkan untuk kami. Saya mendapatkan ruangan nomor 3 yang merupakan ruangan treatment untuk dua orang. Tentu saja saya mendokumentasikan ruangan terlebih dahulu mumpung masih dalam keadaan rapi.
Tak terasa 60 menit berlalu sangat cepat dan usai sudah pijit COMO Shambhala dan saya kembali mengenakan pakaian dan kembali ke lobi. Kami diberi minuman jahe panas dan kami berpamitan meninggalkan COMO Shambhala menuju ke kamar.






COMO Uma Ubud: Resort Activities
Seperti kebanyakan hotel dan resor, COMO Uma Ubud juga memiliki berbagai macam resort activities harian yang dapat diikuti oleh para tamu menginap baik aktivitas tersebut gratis maupun berbayar. Adanya aktivitas-aktivitas harian semacam ini membuat pengalaman menginap semakin mengesankan dan juga membantu mengisi waktu selama para tamu menginap di sini.
Anda dapat mengikuti aktivitas pagi hari seperti Yoga dan juga jalan pagi yang diadakan secara gratis, namun Anda harus memilih salah satu karena jadwal kedua aktivitas tersebut saling beririsan di mana yoga berlangsung dari pukul 07:30 hingga 08:30 dan jalan pagi berlangsung dari pukul 08:00 hingga 09:00. Resor juga menyediakan yoga di sore hari namun sayangnya hanya tersedia di hari Rabu, Jumat, dan Minggu yang dilangsungkan dari pukul 16:00 hingga 17:00.
Saya menyempatkan diri untuk mencoba kedua aktivitas tersebut di saat menginap, saya mengikuti jalan pagi hari dan juga yoga di sore hari masing-masing sekali waktu. Berikut adalah jadwal harian dari aktivitas di resor.

Yoga
COMO Uma Ubud memiliki dua tempat untuk kegiatan yoga yang dinamakan Yoga Pavilion dan Yoga Studio. Yoga Pavilion berukuran lebih kecil dan berlokasi di dekat COMO Shambhala.
Lokasinya yang berada di ujung resor membuatnya terasa makin tenang dengan pemandangan hijau dari lingkungan sekitarnya. Kami menyempatkan diri untuk mengikuti yoga sore hari persis sebelum treatment pijat di COMO Shambhala, kebetulan yoga yang ditawarkan adalah Vinyasa Yoga (Flow Yoga) yang menantang bagi saya yang jarang yoga. 😉






Tempat yoga lainnya adalah Yoga Studio yang berada persis di atas Uma Bar. Lokasi dari Yoga Studio ini menurut saya lebih strategis dan ukurannya pun lebih besar daripada Yoga Studio. Aktivitas yoga sekarang-sekarang ini dipusatkan di Yoga Pavilion dan tidak di studio ini.





Morning Walk
Aktivitas harian gratis di pagi hari yang menarik untuk dicoba adalah Morning Walk yang dimulai di pukul 08:00. Saya sangat menyarankan untuk mengikutinya dan untungnya saya berkesempatan mengikutinya. Pagi itu hujan cukup deras mengguyur sekitaran hotel dan saya sempat mengira bahwa kegiatan ini akan dibatalkan namun sekitar 15 menit menjelang pukul 08:00 hujan telah mereda maka saya ‘memaksakan diri’ untuk keluar dari nyamannya selimut dan mengikuti kegiatan jalan kaki pagi hari ini.
Rupanya saya satu-satunya tamu menginap yang bergabung dengan kegiatan ini dan segeralah dimulai kegiatan jalan kaki sekitar dua kilometer ini. Morning Walk ini dimulai dengan memasuki desa yang berada di seberang hotel dan petugas yang membimbing menjelaskan mengenai aspek-aspek desa dan kebudayaan Bali secara fasih. Di sepanjang jalan ia juga memungut sampah plastik sesuai inisiatif dari pihak hotel mengenai pelestarian lingkungan sekitar.
Saya dibawa berjalan-jalan melewati pematang sawah, memasuki pekarangan Warung Pulau Kelapa yang memiliki ladang tanaman organik, dan juga ke Ananda Resort. Selesai dengan itu kami berjalan kembali ke jalan raya dan selesailah Morning Walk satu jam tersebut.













COMO Uma Ubud: COMO The Shop
Berada tak jauh dari lobi adalah COMO The Shop yang merupakan butik yang menjual berbagai macam pakaian resort wear, pernak-pernik, dan juga toiletries COMO Shambhala.




Penutup
COMO Uma Ubud menjadi properti COMO ketiga dan terakhir yang saya kunjungi dalam rangkaian mengulas hotel-hotel COMO yang berada di Bali. Ini adalah kali kedua saya menginap di COMO Uma Ubud dan saya menginap pertama kali di bulan Juni 2023 silam. Saat itu pengalaman menginap saya sangatlah positif dan mengesankan maka dari itu saya looking forward untuk kembali mengunjungi hotel ini, apalagi saya sangat menyukai daerah Ubud. Klop!
Menginap kali kedua ini merupakan undangan dari pihak COMO dalam rangka memperkenalkan brand COMO Hotels & Resorts secara lebih baik lagi ke komunitas PinterPoin. Kebetulan COMO Hotels & Resorts global telah menunjuk PinterPoin dan TRUVI sebagai partner eksklusif dengan memberikan kesempatan menginap di 18 COMO Hotels sedunia secara lebih ekonomis dan lebih ‘pinter’. Baca artikel partnership eksklusif ini selengkapnya di sini.

Menurut saya, berikut adalah kelebihan dan kekurangan hotel ini murni berdasarkan pengalaman saya kala itu:
(+) Hotel mewah yang terletak di pusat kota Ubud dan cukup dengan berjalan kaki saja dapat membawa para tamu sampai ke jantung kota Ubud. Uniknya, dengan lokasinya yang berada di jalan yang cukup ramai ini namun suasana di dalam hotel terasa sangat serene seperti sebuah sanctuary. Untuk diketahui, pihak hotel menyediakan shuttle menuju ke pusat keramaian Ubud.
(+) Servis yang sangat-sangat-sangat memuaskan dari semua karyawan yang berinteraksi dengan kami, di hotel ini sangatlah terasa keramahan dari para karyawan. Mereka terlihat bahagia bekerja di hotel ini, faktanya sebagian (besar) karyawan telah bekerja belasan tahun atau bahkan sejak hotel pertama kali dibuka 21 tahun lalu. Selain ramah mereka terlihat polished dalam melakukan pekerjaannya. A true great service!
(+) Kami di-assign di kamar tipe Terrace Room dan kami beruntung mendapatkan satu-satunya tipe Terrace Room yang dilengkapi dengan kolam renang, saya sangat terkesan dengan fasilitas yang dimiliki oleh tipe kamar ini karena tidak terasa seperti sebuah ‘room’ biasa namun lebih cocok dibilang sebagai sebuah ‘villa’
(+) Makanan dan minuman yang ditawarkan di restoran-restoran dalam hotel ini menurut saya relatif terjangkau harganya sehingga menarik bagi para tamu menginap untuk mengkonsumsi makanan di dalam hotel. Salah satu restoran yang bernama Uma Cucina merupakan salah satu restoran yang terkenal di sekitaran Ubud dan banyak menjadi tujuan makan bahkan bagi tamu non-menginap
(+) Memiliki pusat kebugaran dengan alat-alat canggih yang berlokasi di gedung baru berukuran besar, gym ini menggantikan yang lama yang mana berukuran kecil sehingga semakin in line dengan brand COMO yang memiliki emphasize di aspek wellness yang komprehensif
(-) Sebagai sebuah hotel bergaya resor tentu saja berbagai fasilitas berada tersebar di berbagai tempat sehingga apabila turun hujan akan mengganggu mobilisasi. Walaupun begitu, payung tersedia di setiap sudut untuk membantu para tamu tetap kering.
(-) Layout hotel yang spread out dengan jalan-jalan setapak sepertinya kurang accessible friendly sehingga mungkin kurang cocok bagi para tamu yang memiliki keterbatasan gerak, tidak ada salahnya untuk menghubungi hotel terlebih dahulu untuk menanyakan opsi kamar yang convenient apabila hendak menginap di sini.


Jika Anda tertarik untuk menginap di hotel-hotel COMO sedunia, pergunakan kesempatan ini untuk memesan melalui TRUVI dengan menghubungi: WhatsApp nomor: +62 817 0335 7777, email: info@TRUVI-vs.com atau melalui Instagram, dan menyebut kode promosi: ‘PINTERPOIN’ untuk menikmati keuntungan-keuntungan tambahan yang sangat menguntungkan.
Saya juga dapat membantu Anda untuk melakukan reservasi ataupun menjawab pertanyaan mengenai pengalamanstay di hotel ini, silahkan hubungi saya melalui akun Instagram saya di tautan ini, Anda juga dapat melihat Instagram story highlight saat menginap di sana melalui tautan ini.