Garuda Restrukturisasi | PinterPoin

Garuda Indonesia Akan Restrukturisasi & Pensiunkan Lebih dari 70 Pesawat

Kondisi keuangan Garuda Indonesia yang kian memburuk, apalagi sejak diterjang pandemi COVID-19, memaksa perusahaan untuk menjalankan restrukturisasi.

Terkini, Garuda Indonesia mencatatkan hutang kurang lebih 70 triliun Rupiah & terus bertambah sebanyak 1 triliun setiap bulannya. Padahal tahun lalu hutang Garuda hanya tercatat sebesar 16-17 triliun Rupiah.

Ada kemungkinan Garuda Indonesia akan berhenti beroperasi sepenuhnya jika tidak segera bertindak. Sebagai solusi untuk bertahan hidup, Garuda Indonesia dikabarkan akan menjalani restrukturisasi besar-besaran, mengurangi armada pesawat dan menawarkan pensiun dini kepada karyawannya.

Rencana tersebut diumumkan oleh Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, pada rapat virtual dengan karyawan Garuda Indonesia pada 19 Mei 2021 lalu.

Pengurangan Armada Pesawat

Per 23 Mei 2021, Garuda Indonesia mempunyai 141 armada pesawat secara keseluruhan. Dilansir dari Bloomberg, Garuda Indonesia akan mengoperasikan tidak lebih dari 70 armada pesawat secara total. Artinya sebanyak 70 pesawat yang surplus akan dikembalikan ke pihak lessor atau dipensiunkan.

“We have to go through a comprehensive restructuring, a total one,”

“We have 142 aircraft and our preliminary calculation on how we see this recovery has been going, we will operate with a number of aircraft no more than 70.”

Irfan Setiaputra, Direktur Utama Garuda Indonesia

Prediksi saya, Garuda Indonesia akan ‘menyingkirkan’ armada pesawat berikut:

  • 18 pesawat Bombardier CRJ-1000 (seperti yang diberitakan)
  • 10 pesawat Boeing 777-300ER
  • Sejumlah armada Boeing 737 (dari total 74 unit)
  • Setengah dari armada Airbus A330-200 dan A330-300
  • Setengah dari armada ATR-72

Pengurangan setengah armada ini akan menjadikan Garuda Indonesia sebagai mid-sized carrier dan akan bergantung pada beberapa jenis maskapai pesawat saja. Prediksi saya Garuda akan fokus pada Boeing 737, Airbus A330-800neo dan Airbus A330-900neo untuk rute medium & long haul.

Ada kemungkinan juga restrukturisasi ini akan menjadi akhir dari first class Garuda Indonesia yang spektakuler. First class Garuda Indonesia sebelumnya tersedia di 8 dari 10 pesawat Boeing 777-300ER, kemudian berkurang menjadi 2 pesawat saja hingga saat ini.

Penutup

Sejak lama, saya sudah berfirasat bahwa Garuda Indonesia akan menjalani restrukturisasi & mengurangi surplus armada pesawat yang kurang efisien.

Kabar ini tentunya menyedihkan karena Garuda Indonesia akan mengurangi kapasitas secara besar-besaran. Namun hal tersebut tentunya wajar melihat saat ini Garuda hanya mengoperasikan 40+ pesawat karena kendala rendahnya demand penumpang & tuntutan dari lessor pesawat.

Semoga saja restrukturisasi ini bisa menjadi awal yang baik bagi Garuda Indonesia untuk bangkit kembali. Tidak lupa juga, semoga pandemi ini bisa segera berlalu agar kondisi bisa cepat membaik.

.

Apa pendapat Anda tentang rencana Garuda Indonesia ini?

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.