Menyusul dengan adanya peraturan terbaru dari pemerintah yang menurunkan tarif batas atas penerbangan sebanyak 12 hingga 16%, Garuda Indonesia dikabarkan telah menurunkan harga tiket & memprediksi hilangnya pendapatan perusahaan sebesar 7 hingga 8%.
Dikutip dari Tempo.co, Garuda Indonesia memutuskan untuk menekan pengeluaran perusahaan dengan mengurangi beberapa komponen.
Area yang akan ditekan oleh Garuda Indonesia adalah layanan in-flight dan ground handling.
Komponen in-flight yang dimaksud adalah layanan dan fasilitas yang diberikan kepada penumpang pada saat penerbangan seperti makanan & minuman, penyediaan majalah, dan hiburan. Sedangkan komponen ground handling mencakup layanan di luar pesawat seperti bagasi, kargo, pos, dan lain-lain.
Meski dalam tahap penekanan biaya, Direktur Niaga Garuda Indonesia, Pikri Ilham Kurniansyah, memastikan jika komponen operasional & keamanan tidak akan dipangkas. Keselamatan penumpang akan tetap di nomor satukan.
Baca juga: Tarif Batas Atas Penerbangan Akan Turun Sebanyak 12 – 16%
Pendapat
Tidak bisa dipungkiri jika jumlah penumpang terbukti menurun secara drastis dengan semakin mahalnya harga tiket pesawat. Maskapai dan pemerintah akhirnya semakin terdorong untuk menurunkan harga tiket pesawat demi melihat kenaikan jumlah penumpang.
Demi bisa membayar tiket pesawat yang lebih murah, saya pribadi tidak masalah dengan tidak mendapatkan beberapa fasilitas atau makanan ringan pada saat penerbangan. Bagi saya, penghilangan majalah gratis, snack, atau pengurangan jumlah makanan seharusnya tidak menjadi masalah besar bagi penumpang jika memang harga tiket benar-benar menjadi lebih murah.
Hal terpenting adalah keselamatan penumpang dan kesejahteraan pegawai/awak kabin Garuda Indonesia yang menjadi tulang punggung perusahaan. Untungnya, Garuda Indonesia berkomitmen dengan tidak mengurangi pengeluaran operasional dan biaya untuk para pegawai dan awak kabin.
Saya berharap agar badai harga tiket mahal ini bisa segera berlalu!
Saya heran, emang segitu tinggi nya kah Cost nya? Sampe dipaksa turunin harga dikit aja, langsung “Ngambek” istilahnya. Saya heran dibanding negara tetangga seperti Malaysia & Thailand ataupun Singapore.
Mengapa harga tiket mereka masih bisa jauh lebih murah dibanding di Indonesia dengan durasi flight yang sama untuk saat ini?
Saya mencium ada yang gak beres di negeri ini.
Seharusnya dalam jajaran group garuda, Citilink dan Sriwijaya yang diperkuat fokus penerbangan short-medium haul untuk sektor internasional dengan menambah rute dan juga menggunakan pesawat yang lebih besar dan lebih fuel efficient seperti A350/ 787-8 seperti apa yang telah dilakukan jetstar by qantas dan scoot by SQ dari dan ke singapore jadi harga terjangkau dan bisa menopang ekspansi garuda group pada saat yang sama.
Online travel agent juga seharusnya mulai memasukkan kembali Air Asia supaya persepsinya lebih kompetitif dan jamin harga akan turun.
Dan daripada penambahan bagasi, aku pribadi mending diberi lounge access sebagai gold member.
Di lounge garuda di terminal 3 soekarno hatta sudah tidak ada makanan berat lagi
Frank,
Lounge domestik kah?
Masih ada. Lokasinya di bekas gold lounge.
Inflight drink yg udah ga ada. Sedih deh. Udah beli tiket jauh2 hari.
Gaji pegawai nya terlalu tinggi
Serasa aneh sekarang naik Garuda
Beberapa bulan lagi tiket Batam -jakarta masih sering di angka 900rb++ walaupun umumnya diatas 1jt..tapi tidak semahal saat ini..selalu diangka diatas 1,5jt++ .saya setiap bulannya saya sering trip dengan Garuda..tapi untuk saat ini menu makan dan minumannya benar benar miris,serasa bukan naik garuda.hanya dapat air mineral kecil ,roti sepotong,dan sebungkus kecil kacang..
Padahal tarif nya saat ini sudah jauh lebih tinggi dari pada beberapa bulan yang lalu.
Apakah semahal itu harga makanannya ?
Saya pikir perlakuan seperti ini sangat tidak memberikan kenyamanan pada penumpang..
Bukan kelas Garuda seperti itu.
Trimkasih