Menyampingkan berita pemecatan Dirut Garuda Indonesia, kini Garuda Indonesia dikabarkan akan menjual seluruh pesawat Bombardier CRJ-1000.
Diketahui, alasan Garuda ingin menjual pesawat tersebut karena dianggap tidak sesuai dengan landasan pacu di Asia Tenggara. CRJ-1000 diketahui membutuhkan panjang landasan pacu minimal 2.120 meter untuk lepas landas.
Garuda memang selama ini kesulitan dalam memaksimalkan Bombardier CRJ-1000. Pesawat tersebut seringkali terlihat hanya diparkirkan di bandara dan hanya beberapa unit yang aktif digunakan di rute tertentu. Beberapa unit pesawat seperti PK-GRC tercatat melakukan penerbangan codeshare untuk Batik Air.
AvGeek: Mengenal Armada Pesawat Garuda Indonesia
Menurut beberapa sumber berita, Garuda dikabarkan akan melepas seluruh unit CRJ-1000. Garuda Indonesia diketahui saat ini mempunyai 18 unit pesawat CRJ-1000:
- 6 pesawat dimiliki oleh Garuda Indonesia
- 12 pesawat di sewa dari Nordic Aviation Capital (NAC)
Setelah masa kontrak berakhir, maka Garuda Indonesia bisa mengembalikan 12 unit CRJ-1000 ke kreditor NAC. Tantangan Garuda Indonesia adalah menjual 6 unit pesawat CRJ-1000.
Bombardier CRJ-1000
CRJ-1000 merupakan varian yang lebih besar dibandingkan dengan dua adiknya, yakni CRJ-700 dan CRJ-900. Pesawat buatan pabrikan Bombardier asal Kanada tersebut memang nampak ideal untuk penerbangan jarak pendek dengan konfigurasi kursi penumpang yang lebih banyak.
CRJ-1000 awalnya dipandang cocok sebagai pesawat bermesin jet pengganti Boeing 737 yang tidak bisa masuk ke bandara-bandara kecil, namun nyatanya malah tidak sesuai dengan kebutuhan.
Baca juga: Ulasan: Garuda Indonesia “Explore” Business Class CRJ1000 Lampung to Jakarta
Calon Pembeli?
Hingga saat ini, belum ada kabar tentang calon pembeli yang tertarik untuk mengakuisisi CRJ-1000 milik Garuda Indonesia. Hanya terdapat segelintir maskapai di dunia yang menggunakan CRJ-1000:
- Air Nostrum (Spanyol) – 25 unit
- Garuda Indonesia – 18 unit
- HOP! (Perancis) – 14 unit
- Binter Canarias (Spanyol) – 3 unit
- Hibernian Airlines (Irlandia) – 2 unit
- Arik Air (Nigeria) – 1 unit
Melihat sedikitnya maskapai yang mengoperasikan varian tersebut, maka Garuda dipastikan akan kesulitan mencari calon pembeli meskipun usia rata-rata CRJ-1000 Garuda Indonesia masih relatif muda, yakni 6,2 tahun.
Perusahaan BUMN sebesar Garuda Indonesia seharusnya melakukan research menyeluruh sebelum mendatangkan pesawat. Anehnya, setelah 7 tahun sejak mendatangkan unit pertama, Garuda Indonesia baru menyadari dan akan menjual pesawat tersebut karena alasan kondisi runway.
Jika panjang runway minimal sepanjang 2 km menjadi alasan utama Garuda untuk menjual pesawat tersebut, maka bisa dibilang Garuda telah melakukan blunder besar. Seharusnya Garuda mendatangkan lebih banyak unit ATR 72 atau setidaknya varian CRJ-700 yang memiliki kemampuan lepas landas dengan panjang runway yang lebih pendek, yakni 1.605 meter.
.
Haduuh… Garuda, Garuda….
Gak sangka, Arik Air yang pernah kunaiki adalah bombardier satu2nya disana hahaha… Kirain memang di Afrika sana populer ternyata cuma sebiji hahahhaa…
First time onboard CRJ-1000 (Aug-2012) tersebut bakal tidak terlupakan sebab itu adalah maskapai Afrika pertama yang pernah kunaiki.. Aapagi pas ingat toiletnya yang “minimalis ukurannya” hahhaa…
Julius,
Wow, what an experience! CRJ-1000 Arik Air hanya digunakan di 1 rute?
Secara saya pertama kali naik maskapai Afrika plus baru sampai di Afrika(Nigeria) sehari sebelumnya jadi kurang tahu juga. Saat itu kami terbang dari kota Lagos menuju ke Cross River State alias domestik saja.
Kejadian lucunya adalah awalnya kami sudah boarding ke pesawat dengan type 737-800 namun mendadak 10 menit kemudian disuruh turun kemudian diantar naik bus ke pesawat CRJ-1000 ini yang awalnya saya kira MD-82 sebab pesawat bertampang “pensil” itu mirip awal pertama kali lihat hahaha..
Kalau berkenan, saya bisa share foto yang sempat saya ambil di bandara Lagos tahun 2012 itu kepada tim pinterpoin via DM HAHAHA…
But overall Arik Air saat itu merupakan maskapai full service (dapat snack dan juga ada busniess classnya) dan sangat terkenal di benua hitam tersebut. Jadi secara soft product dan hard product lumayan bagus meskipun belum bisa dibandingkan dengan maskapai full service benua Asia pada umumnya.
bukannya crj-1000 itu cocok untuk rute rute di timur Indonesia, seperti dps ke Labuan bajo, lombok, etc. ataupun cgk ke tanjung pinang etc