pesawat, outdoor, transportasi, Perjalanan udara, pesawat terbang, pesawat terbang sipil, Perusahaan penerbangan, kendaraan, penerbangan, langit, Pesawat jet, Mesin pesawat terbang, Mesin jet, Layanan, Bandara, Rekayasa dirgantara, Terbang, Pelataran pesawat, airbus, Pesawat lorong tunggal, Twinjet, Pabrikan dirgantara, landasan, jet, tanah, diparkir, tarmak, udara

Flight Review: SriLankan Airlines Business Class A320 Kuala Lumpur – Colombo – Kuala Lumpur

Setelah makan siang di Malaysia Airlines Platinum Lounge, selanjutnya kami akan terbang dari Kuala Lumpur menuju ke Colombo, Sri Lanka dengan business class SriLankan Airlines. Penerbangan ini merupakan bagian dari perjalanan selingan ke Maldives pada edisi Round the World saya awal tahun ini.

Saya akan mengulas penerbangan 2 segmen sekaligus; Kuala Lumpur – Colombo dan Colombo – Kuala Lumpur (6 hari kemudian). Selain itu, saya juga akan membagikan ulasan super singkat SriLankan Airlines Serendib Lounge Colombo pada artikel ini. Saya tidak diizinkan untuk mengambil foto di dalam lounge & sempat ditegur karena sempat mengambil beberapa foto.

Alasan saya terbang dari Kuala Lumpur, bukan dari Jakarta, dikarenakan saya menemukan tiket business class diskon SriLankan di rute Kuala Lumpur – Malé pulang pergi seharga USD$734 per orang. Jika memulai dari Jakarta / Singapura, tiket business class SriLankan dipatok 2x lipat di kisaran ~USD$1,400 – 1,700 per orang. Kami melakukan positioning flight ke Kuala Lumpur dengan business class Garuda Indonesia.

Menurut saya, harga tiket tersebut sangat good deal karena jika harus menukarkan miles, saya harus menukar 80.000 American miles + US$167.60 untuk penerbangan pulang pergi per orang. Valuasi 80.000 miles American versi PinterPoin adalah Rp20.000.000 atau setara dengan ~US$1,200. Selain itu, tidak ada ketersediaan kursi untuk 2 orang pada waktu perjalanan saya.

    Dari tiket ini, saya mendapatkan 4.034 miles American Airlines yang bernilai ~Rp1 juta menurut valuasi PinterPoin.

    Boarding

    Setelah menghabiskan waktu ~2 jam di Malaysia Airlines Platinum Lounge, kami menuju ke gate kurang lebih 10 menit sebelum waktu boarding. Saat mengecek aplikasi Flightradar24, saya melihat bahwa ternyata pesawat kami belum mendarat di KLIA.

    Tidak lama berselang, pesawat A320-200 SriLankan tanpa livery pun tiba di gate. Pesawat ini sebelumnya beroperasi untuk Royal Brunei hingga akhirnya berpindah tangan ke SriLankan pada Desember 2023. SriLankan masih menggunakan konfigurasi kabin orisinil.

    Boarding akhirnya berlangsung pada pukul 02.35 siang dengan penumpang berkebutuhan khusus & yang membawa anak-anak dipersilahkan untuk masuk duluan.

    SriLankan Airlines Business Class Kuala Lumpur – Colombo

    • Nomor Penerbangan: UL315
    • Jenis Pesawat: Airbus A320-200
    • Registrasi Pesawat: 4R-ABS
    • Rute: Kuala Lumpur (KUL) – Colombo (CMB)
    • Tanggal: Minggu, 21 Januari 2024
    • Waktu: 03.15pm (Kuala Lumpur) – 03.48pm (Colombo)
    • Durasi Penerbangan: 3 jam 4 menit
    • Kursi: 7A & 7C

    Kursi

    SriLankan masih menggunakan penomoran kursi lama dari era Royal Brunei, kursi business class dimulai dari angka 6 – 7 – 8. Saya memilih kursi 7A dan 7C yang terletak di baris kedua atau baris tengah di kabin business class.

    Bantal dan selimut sudah menunggu di tiap kursi. Kondisi kabin bisa dibilang cukup terawat dan bersih.

    Setelah duduk, seketika muncul perasaan bahwa penerbangan ini akan sangat membosankan karena tidak adanya IFE dan konfigurasi kabin yang outdated.

    Remot pengatur IFE (yang tidak ada) terletak di bagian samping beserta dengan tombol pengatur sandaran kursi. Selain tidak adanya IFE, pesawat ini juga tidak dilengkapi dengan WiFi.

    Majalah, kantong mual dan kartu petunjuk keselamatan terselip rapi di sleeve kursi.

    Servis

    Di tengah-tengah proses boarding penumpang economy class, pramugari menyempatkan diri untuk menghampiri dan menawarkan welcome drink beserta handuk basah panas. Saya memilih segelas jus jeruk yang disajikan dengan gelas wine pendek.

    Salah satu kekurangan kursi ini adalah tidak adanya meja kecil diantara kursi yang berfungsi untuk menaruh minuman. Alhasil, saya harus menaruh minuman dengan hati-hati di sandara tangan agar tidak terjatuh.

    Tidak lama kemudian, kami dibawakan masing-masing sebotol air kemasan.

    Pushback berlangsung pada pukul 03.03 sore dan kemudian lepas landas pada pukul 03.14 sore waktu Kuala Lumpur.

    Makan & Minum

    Setelah lampu tanda sabuk pengaman dimatikan, pramugari langsung membagikan menu kepada setiap penumpang. Menu yang diberikan cukup sederhana, berupa secarik kertas HVS yang dilipat dua dan nampaknya di cetak menggunakan printer komersial.

    Saya memilih Coconut Bumbu Chicken (6/10) untuk sekedar mengulas dan Erika memutuskan untuk beristirahat karena masih kenyang dari makan di lounge. Untuk minuman saya memilih segelas champagne yang disajikan dengan kacang mede khas Sri Lanka.

    Setelah makan, saya memesan Sunny Lemon Black Tea yang menyegarkan. Sebagai informasi, negara Sri Lanka terkenal dengan produk teh dan kacang mede-nya.

    Lavatory

    Lavatory business class terletak di bagian kiri depan kabin. Tidak ada fitur spesial dari lavatory di pesawat ini, positifnya, kondisi lavatory cukup bersih dan tidak berbau.

    Lavatory dilengkapi dengan beberapa amenities seperti lotion, parfum dan mouth wash.

    Ketibaan

    Setelah terbang hampir 3 jam, akhirnya pesawat mulai mendekat ke Colombo, ibukota Sri Lanka. Saat descending, pesawat sempat mengalami turbulensi yang cukup keras. Sebelum mendarat, kru kabin menyemprotkan disinfectant spray ke arah overhead compartment.

    Pesawat akhirnya mendarat pada pukul 03.47 sore waktu Colombo dan proses taxi menuju ke gate memakan waktu 6 menit.

    Setelah tiba di terminal, saya menyempatkan diri untuk memfoto pesawat yang membawa kami dari Kuala Lumpur.

    Kami kemudian melewati imigrasi Sri Lanka memanfaatkan fitur transit visa gratis (maksimal durasi 2 hari) untuk bermalam di Hilton Colombo (ulasan menyusul). Saya sengaja memilih jadwal overnight agar bisa berkunjung ke Colombo dan agar bisa tiba di Maldives pada pagi hari untuk memaksimalkan waktu.

    Serendib Lounge Colombo

    Sebelum penerbangan kembali ke Kuala Lumpur, saya mengunjungi Serendib Lounge yang merupakan lounge flagship milik SriLankan. Lounge ini dikhususkan untuk penumpang business class SriLankan dan maskapai oneworld lainnya. Pemegang status elit oneworld yang terbang di economy class bisa menggunakan Serenediva Lounge yang terletak di lantai 2.

    Setelah sempat mengambil beberapa foto, saya ditegur oleh seorang staf dan diminta untuk berhenti mengambil foto. Ternyata, foto dan video tidak diperbolehkan karena alasan keamanan.

    Lounge ini berkapasitas maksimal 80 orang, meja makan untuk 20 orang maksimal. Suasana di lounge bisa dibilang sangat hening dan remang.

    Berstatus sebagai lounge terbaik di bandara Colombo, tamu bisa memanfaatkan koneksi WiFi yang cukup baik di lounge ini. Selain itu, kualitas makanan yang tersedia juga cukup menarik dan beragam.


    Pada penerbangan pulang 6 hari berselang, kami dikagetkan dengan antrian security yang super panjang dan tidak teratur di bandara Colombo. Penyebabnya? Ada tiga penerbangan SriLankan dengan waktu keberangkatan yang berdekatan dan lambatnya proses screening.

    Hampir semua penumpang yang mengantri merasa gelisah & takut ketinggalan pesawat karena antrian yang berlangsung sangat lambat. Alhasil, ketiga penerbangan harus tertunda (termasuk penerbangan kami ke Kuala Lumpur) karena banyaknya penumpang yang belum melewati security. Ketika berbincang dengan salah satu staf di gate, ternyata hal ini sudah lumrah terjadi di bandara Colombo.

    Setelah 1 jam lebih, akhirnya kami berhasil melewati security check dan tiba di gate. Tidak lama berselang, proses boarding dimulai dan penumpang diarahkan untuk menaiki bus untuk menuju ke pesawat yang terparkir cukup jauh dari terminal.

    SriLankan Airlines Business Class Colombo – Kuala Lumpur

    • Nomor Penerbangan: UL318
    • Jenis Pesawat: Airbus A320-200
    • Registrasi Pesawat: 4R-MRE
    • Rute: Colombo (CMB) – Kuala Lumpur (KUL)
    • Tanggal: Minggu, 28 Januari 2024
    • Waktu: 01.56am (Colombo) – 07.45am (Kuala Lumpur)
    • Durasi Penerbangan: 3 jam 19 menit
    • Kursi: 3A & 3C

    Karena penerbangan red eye, tidak ada makan malam yang berat pada penerbangan ini. Berikut menu yang tersedia pada penerbangan ini:

    Saya memesan Chicken Malai Kebab, Chicken Patty and Vegetable Skewer (5/10) yang rasanya sangat hambar dan tidak memorable.

    Bantal, selimut, penutup mata dan kaus kaki juga tersedia pada penerbangan ini. Setelah makan, saya segera tidur agar mempunyai energi untuk menghabiskan setengah hari di Kuala Lumpur nantinya.

    Penutup

    Berkat harga tiket yang murah, akhirnya saya berkesempatan untuk terbang dengan SriLankan Airlines dan menyempatkan diri berkunjung ke Colombo. Pengalaman terbang di segmen Kuala Lumpur – Colombo – Kuala Lumpur ini bisa dibilang sangat medioker dan tidak memorable. Sedangkan penerbangan di rute Colombo – Malé – Colombo jauh lebih berkesan karena menggunakan pesawat flagship A330-300. Stay tuned untuk ulasannya.

    Apa pendapat Anda tentang SriLankan Airlines?

    Share

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.