Setelah puas menghabiskan waktu yang cukup lama di SilverKris First Class Lounge Hong Kong, akhirnya saya boarding juga untuk Suites Singapore Airlines dari Hong Kong menuju ke Singapore!
Penerbangan ini juga sangat berkesan karena saya akan mencoba first class untuk pertama kalinya di pesawat A380 (yang mana juga tidak pernah saya coba).
- Trip Intro: Sebuah Ulang Tahun di Langit
- Flight Review: Cathay Pacific Business Class A330-300 Surabaya – Hong Kong
- Hotel Review: Cordis Hong Kong
- Lounge Review: SilverKris First Class Lounge Hong Kong
- Flight Review: Singapore Airlines Old Suites A380-800 Hong Kong – Singapore
- Lounge Review: The Private Room Changi Airport
- Flight Review: Singapore Airlines First Class Boeing 777-300 Singapore – Jakarta
- Hotel Review: Aston Pluit
- Flight Review: Garuda Indonesia Business Class Jakarta – Surabaya
Sebelumnya, Vincent sudah pernah me-review Old Suites dari Singapore Airlines ini. Hanya saja, terdapat beberapa perbedaan antara review saya kali ini dengan review dari bro Vincent sebelumnya yang mana adalah:
- Bro Vincent duduk di window seat (1F) sedangkan saya duduk di kursi tengah (2C) yang mana merupakan kursi yang bisa diubah menjadi double bed.
- Rute yang beliau review adalah Singapura – Hong Kong sedangkan rute saya adalah Hong Kong – Singapura.
- Course menu yang disajikan pada penerbangan Bro Vincent adalah brunch sedangkan untuk penerbangan saya course menu-nya adalah dinner.
Jadi, terdapat beberapa perbedaan antara review bro Vincent dengan review saya kali ini. Selain itu, di penerbangan ini saya beruntung sekali untuk mengetahui bahwa kabin kelas suites ini hanya terisi 5 dari 12 penumpang. 4 diantaranya merupakan sekeluarga yang langsung tidur dengan sangat pulas begitu penumpang sudah diperbolehkan untuk melepas sabuk pengaman.
Flight Review
Nomor Penerbangan: SQ 861
Jenis Pesawat: Airbus A380-800
Nomor Registrasi: 9V-SKH
Rute: Hong Kong (HKG) – Singapura (SIN)
Tanggal: Senin, 22 Juli 2019
Waktu Berangkat: 15:40
Waktu Tiba: 19:35
Durasi Penerbangan: 3 jam 55 menit
Kursi: 6C
Begitu saya masuk ke dalam pesawat, full team dari kabin kelas suites langsung menyambut saya dengan nama. Saya segera diantar ke kursi 6C yang merupakan kursi yang terletak di tengah-tengah kabin yang bisa diubah menjadi double bed.
Tidak lama berselang, satu per satu cabin crew memperkenalkan diri mereka pada saya. Saya mengingat kabin kelas suites kali ini dilayani oleh satu pramugari dengan kebaya warna biru (‘Flight Stewardess’) dan satu pramugari dengan kebaya warna merah (‘Chief Stewardess’).
Tidak lama berselang setelah saya duduk, cabin crew segera menawarkan saya segelas sampanye. Kalimat yang saya tunggu akhirnya keluar “Mr Santoso, do you fancy a Dom Perignon or a Krug?”. Saya menjawab saya ingin mencoba keduanya karena saya tidak pernah meminum kedua sampanye tersebut.
Setelah sampanye dituangkan (saya lebih menyukai Dom btw), cabin crew kemudian menghidangkan kacang-kacangan sebagai kudapan.
Hard Product
Bicara mengenai hard product, kursi old suites dari Singapore Airlines ini terasa empuk walaupun terkesan agak kuno. Di sebelah kanan kursi, terdapat berbagai charger yang bisa Anda gunakan untuk mengisi daya perangkat elektronik Anda. Di sebelah kiri kursi, terdapat tombol yang bisa Anda tekan untuk mengatur angle kursi maupun pencahayaan kabin.
Di bagian depan kursi ini, terdapat IFE dengan ukuran layar yang cukup besar. Dibawah IFE, terdapat sejenis storage compartment yang saya tidak tahu fungsinya. Saya rasa storage compartment tersebut mungkin berhubungan dengan bassinet.
Singapore Airlines menggunakan Bang & Olufsen (B&O) sebagai perangkat headset di first class. Kualitas suaranya sangat jernih dan sangat nyaman untuk dipakai terutama apabila Anda dalam posisi setengah tidur.
Hidangan
Sebagai seorang foodie, hidangan di atas pesawat adalah sesuatu yang saya sangat tunggu-tunggu. Sayangnya, untuk kali ini saya merasa kurang puas dengan course menu dari Singapore Airlines dari appetizer sampai dengan hidangan utama yang saya pesan melalui fasilitas Book the Cook yaitu Boston lobster thermidor karena rasanya cukup standar.
Menu untuk penerbangan saya kali ini adalah sebagai berikut:
Saya melewati menu salad karena sudah cukup kenyang akibat terlalu banyak makan di SilverKris First Class lounge dan juga kombinasi antara roti + appetizer + sup namun masih menyisakan tempat untuk main course dan dessert. Begitu juga untuk keju maupun buah-buahan.
Entah kenapa Boston lobster thermidor yang saya makan ini tidak terasa terlalu enak. Kualitas lobsternya tidak perlu diragukan, hanya saja saya merasa bahwa saus keju yang terlalu overpowering membuat Anda cepat jenuh/bosen/eneg dengan hidangan ini. Saya rasa lobster ini lebih cocok disajikan dengan cocolan sambal dabu-dabu dan kecap manis 🙂
Lain-lain
Kamar kecil dari kabin kelas suites ini didesain lebih besar dan lebih mewah daripada kamar kecil di pesawat pada umumnya. Dari gambar dibawah, Anda bisa melihat bahwa terdapat space lebih untuk berdandan maupun berkaca.
Birthday Greeting & Turndown Service
Beberapa saat setelah dessert disajikan, semua kru di kabin first class tiba-tiba mengejutkan saya dengan membawakan kue ulang tahun lengkap dengan birthday greeting yang ditulis di kartu ucapan Singapore Airlines.
Saya merasa bahwa mereka sebenarnya merayakan dan mengucapkan selamat ulang tahun dengan lebih semangat dan meriah lagi jika keempat penumpang kabin lainnya tidak tidur dengan sangat lelap. Ah biarlah, saya sudah cukup bahagia dengan kue dan birthday card tersebut 🙂
Saya tidak memakan kue tersebut sama sekali karena saya sudah sangat sangat kenyang. Saya meminta kepada cabin crew untuk membungkus kue tersebut agar bisa saya bawa pulang setelah turun dari pesawat dan makan sesampainya di akomodasi saya di Singapoura
Dan keputusan saya ternyata salah. Kue ini menjadi setengah meleleh ketika berada di suhu ruangan dan ketika saya santap, tekstur-nya sudah cukup hancur dan saya yakin rasanya tidak akan seenak jika saya menyantapnya selama penerbangan.
Penerbangan masih tersisa sekitar 1 jam dan 50 menit ketika saya meminta turndown service, saya menebalkan muka dan meminta cabin crew untuk melakukan turndown service pada kedua kursi agar tercipta sebuah double bed 🙂
Setelah kursi saya diubah menjadi double bed, saya segera mencoba untuk tidur sore. Sayangnya, saya tidak berhasil tidur dengan nyenyak karena mungkin terlalu kenyang dan juga kasur yang agak keras dan kurang sesuai dengan preferensi saya. Selang 30 menit sebelum pesawat landing, cabin crew membangunkan saya dan mengubah kembali double bed ini menjadi kursi biasa.
Soft Product
Saya tidak pernah mendapatkan atensi di penerbangan sebanyak atensi yang saya peroleh di penerbangan kali ini. Namun hal tersebut juga mungkin disebabkan oleh faktor lain yaitu 4 penumpang selain saya tidur pulas dan meminta agar mereka tidak diganggu sama sekali (ya, mereka bahkan melewati meal service kecuali 1 orang).
2 pramugari melayani 2 orang memang boleh dikata memberikan atensi yang sangat berlebih. Hal tersebut membuat saya merasa memiliki asisten pribadi selama penerbangan. Terutama untuk chief stewardess, saya merasa bahwa pelayanan beliau sangat flawless, tidak ada satu momen di mana saya merasa kurang nyaman ataupun kurang perhatian (LOL).
Ketika mengetahui bahwa saya adalah seorang blogger, pihak cabin crew malah semakin proaktif mendorong saya mengambil foto sebanyak-banyaknya. Bahkan, pihak cabin crew menawarkan untuk mengambil foto saya di momen apapun dan memberikan masukkan bagaimana cara mengambil angle foto yang bagus terutama ketika saya mengambil foto kue ulang tahun dan tidur di double bed.
Penutup
Saya tidak bisa membandingkan penerbangan ini dengan penerbangan First Class lain karena ini adalah pengalaman pertama saya naik first class. Hanya saja, dalam 2 kata saya akan mendeskripsikan pengalaman naik Suites Singapore Airlines dari Hong Kong ini sebagai luar biasa.
Dari bagaimana Anda disambut di dalam pesawat, pelayanan flight attendant yang sangat ramah dan atentif, sampanye mahal di penerbangan, kursi yang bisa diubah menjadi double bed, hidangan yang (cukup) lezat; Semuanya membuat pengalaman saya di penerbangan ini menjadi salah satu yang paling tidak terlupakan.
Sayangnya, salah satu kegiatan favorit saya di pesawat yaitu makan kurang terpuaskan di first class ini. Seperti yang sudah saya sampaikan, kualitas makanan yang saya santap biasa-biasa saja, terutama untuk Boston lobster thermidor yang saya rasa terlalu overrated.
Jika ada satu kesalahan, maka hal tersebut mungkin adalah fakta bahwa saya makan & minum terlalu banyak di SilverKris First Class Lounge sebelum saya boarding penerbangan ini. Hal tersebut membuat saya melewati beberapa menu yang seharusnya bisa saya coba seperti menu salad, keju, dan pralines.
Untuk 40.500 KrisFlyer Miles, rute Hong Kong – Singapore atau sebaliknya ini bisa menjadi opsi pertama Anda dalam mencoba kabin Suites Singapore Airlines baik untuk old suites maupun new suites. Plus, dengan jumlah miles yang sama, Anda bisa menambahkan penerbangan First Class ke Jakarta yang mana adalah good deal.
.
Koh Edwin,
klo Champagne nya boleh dibungkus ga sih? Jadi pas ditawarin saya minta dibawa pulang aja buat diminum sm keluarga. wkkwkwkw.
Aduh random banget nanya nya. Gara2 kue ultah yg dibungkus itu.
Halo Zavier,
Anda tidak boleh membungkus sampanye tersebut. Sampanye tersebut sudah dalam kondisi terbuka btw, jadi Anda tidak bisa minta untuk dibawa pulang.
Hi Bro Edwin,
Waktu booking reward flight nya langsung confirm atau waitlist ya?
Saya coba cari untuk flight SQ 861 (HKG-CGK) yang SAVER selalu waitlist atau not available 🙂
Thanks
Halo Heri,
Ketika booking reward flight, saya masuk dalam waitlist.
Dan waitlist tersebut sangat lama, saya mengingat sekitar 6 bulan-an sebelum waitlist tersebut clear.
Untuk SQ 856/861 yang menggunakan pesawat Airbus A380 memang akan selalu waitlist btw.
Hi bro Edwin,
Noted with thanks.
Saya sempat waitlist SQ 861 tapi gak ada update jadi saya ganti ke SQ1 777-300ER yang langsung confirm, padahal pengen banget cobain suite di A380 nya.
Halo Hari,
Better luck next time. Memang untuk bisa naik suite di A380 untuk rute ini dibutuhkan kesabaran ekstra.
Dear Edwin
Menurut anda, service first class/business class mana yang terbaik dari keramahan, genuinity, attention to detail antara Garuda/ANA/SQ? KArena biasanya 3 pesawat ini yang mendapat review bagus dari blogger2.
Diantara 3 ini, ada lagi kah yang bagus lagi dan worth it untuk redeem hard earned miles kita di Oneworld atau Star Alliance?
Lee,
Menurut saya pribadi kalau dari segi hospitality, Garuda adalah nomor 1. Singapore Airlines unggul dari segi ‘classy’ sedangkan Cathay Pacific menang dari segi ‘human interaction’ yang benar-benar genuine. Itu dari pengalaman pribadi saya sih. Tapi kalau dari segi Value/Price menurut saya Garuda adalah yang terbaik meskipun rute yang tersedia hanya untuk ke/dari Jepang.
Untuk hard earned miles penukaran ke flight di aliansi-nya menurut saya pribadi AsiaMiles adalah yang terbaik dengan opsi JAL dan Qatar.
Selengkapnya sih biasanya kita bahas pada workshop PinterPoin.